Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan bahwa indikator pembangunan Kependudukan dan KB yang menjadi
tanggung jawab BKKBN seperti Total Fertility Rate (TFR) yaitu jumlah anak yang
akan dipunyai seorang wanita selama masa reproduksinya per 1000 wanita, Age
Spesific Fertility Rate (ASFR) yaitu banyaknya kelahiran per 1000 wanita pada
kelompok usia tertentu antara 15-49 tahun, Contraceptive Prevalency Rate (CPR)
yaitu persentase wanita pada usia subur yang tengah menggunakan alat
kontrasepsi, atau yang pasangannya menggunakan salah satu metode kontrasepsi
dan keinginan untuk ber-KB namun belum terpenuhi oleh berbagai sebab (Unmet
need) belum tercapai dengan sasaran yang ditetapkan pada akhir RPJMN III (2015
– 2019). Target menurunkan TFR menjadi 2,31 anak per PUS pada tahun 2018
menurut hasil SDKI 2017 masih berada pada angka 2.4; ASFR 15-19 tahun yang
seharusnya sebesar 30/1000 wanita baru tercapai 36/1000 wanita; penurunan
target angka pemakaian kontrasepsi (CPR) sebesar 61,1 persen pada tahun 2018
pada SDKI 2017 baru tercapai 60,9 persen; sedangkan unmet need yang
seharusnya pada level 5 persen masih pada angka 11,0 persen.
Banyak yang telah dicapai namun masih memerlukan upaya konkrit dalam
memberikan kontribusi yang nyata terhadap cakupan pelayanan KB dan Kesehatan,
yang dilakukan melalui Kelompok Dasawisma, Posyandu, Institusi Masyarakat
Pedesaan/Perkotaan (IMP), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) dan lain-lain, terutama pelayanan pada daerah terpencil,
daerah tertinggal, daerah pengungsian, daerah perbatasan dan kepulauan
khususnya masyarakat/keluarga miskin.
Kegiatan ini diharapkan menjadi motor penggerak partisipasi semua pihak dalam
wadah pembinaan bagi instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, LSM,
Ketua Umum,
PUSAT
Joko Widodo
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Cuplikan Pidato Presiden .............................................................................. iv
Daftar Isi .................................................................................................... v
LAMPIRAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini PKK telah menjadi agen pembangunan dan agen perubahan terdepan terutama
dalam peningkatan kesejahteraa keluarga. Kiprah PKK di lingkungan masyarakat juga
merupakan salah satu ikon bergeraknya civil society dalam peningkatan kesejahteraan
keluarga dan menjadi lebih terasakan efektivitasnya dengan adanya kader-kader yang
menjangkau sampai di tingkat Desa/Kelurahan.
Visi Misi Presiden R.I yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
tahun 2015 - 2019, diantaranya menyebutkan bahwa salah satu prioritas pembangunan
nasional adalah mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera. Untuk itu perlu mengupayakan Penduduk Tumbuh Seimbang, Keluarga Sadar
Kesehatan, Masyarakat Berdaya dan Sejahtera.
Upaya tersebut tetap diadakan dengan periode waktu khusus dalam bentuk intensifikasi
lintas sektor di bidang pemberdayaan keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan Kesehatan melalui Kegiatan Kesatuan Gerak PKK-
KKBPK-Kesehatan. Kegiatan yang telah dimulai sejak Tahun 1994, merupakan salah satu
Dengan dukungan keterpaduan lintas sektor, kegiatan ini akan bertumpu pada kegiatan-
kegiatan kelompok swadaya masyarakat, PKK, institusi KKBPK dan Kesehatan di desa
dengan kader-kader sebagai ujung tombak serta keluarga sebagai fokus sasaran utama.
Masalah kesehatan saat ini masih menjadi masalah yang membuat kita harus lebih
berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk berperilaku
sehat dan menciptakan lingkungan sehat pula. Masih tingginya AKI dan AKB, kurang gizi
hingga gizi buruk, penyakit menular dan penyakit tidak menular menunjukan trend yang
terus naik. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan
sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakat terhadap fasilitasi pemerintah dalam
bentuk pemberdayaan masyarakat dan demikian halnya di bidang kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat yang sesungguhnya akan berdampak pada keberhasilan
pemerintah mencapai target program peningkatan kualitas kesehatan keluarga termasuk
gizinya.
Upaya tersebut di atas dilaksanakan secara berjenjang dan terintegrasi sesuai dengan
peran dan fungsi masing-masing jenjang administrasi dan jenjang paling bawah yaitu
B. LANDASAN HUKUM:
1. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
2. Undang - Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
3. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
4. Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga;
5. Undang Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
6. Undang - Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial;
7. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
8. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Lembaga Non Kementrian;
10. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional;
11. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan;
12. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (
Germas)
13. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Pembangunan Kependudukan
Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga (SIGA);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Reproduksi;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan;
Khusus:
1. Meningkatkan kemitraan PKK, BKKBN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam
Negeri dan organisasi kemasyarakatan, LSM, swasta dan dunia usaha;
2. Meningkatkan jumlah Kelompok Dasawisma;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Posyandu;
4. Meningkatkan pembinaan Pokjanal/Pokja Posyandu;
5. Meningkatkan jumlah kader yang terampil;
6. Meningkatkan jumlah Rumah Tangga ber PHBS di Kabupaten dan Kota;
7. Meningkatkan jumlah peserta KB baru dan peserta KB aktif;
8. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan dan Program KKBPK;
9. Meningkatkan kualitas pemberdayaan dan ketahanan keluarga melalui kegiatan Bina
Keluarga;
10. Memantapkan peran kelembagaan dan 10 Program Pokok PKK, khususnya di bidang
KB dan Kesehatan;
11. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor dalam Revitalisasi Posyandu
dan Program KKBPK-Kesehatan lainnya;
12. Meningkatkan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS);
13. Terlaksananya upaya kesehatan lingkungan di rumah dan permukiman di seluruh
wilayah Indonesia;
14. Meningkatkan kualitas yang sehat melalui pencapaian standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan pada media lingkungan yang meliputi air,
udara, tanah dan pangan;
15. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor dalam mewujudkan
lingkungan bersih sehat; dan
16. Melaksanakan Lomba Pelaksana Terbaik Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan,
Pelaksana Terbaik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga,
Lingkungan Bersih Sehat (LBS) serta Pelaksana Terbaik Posyandu mulai dari tingkat
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
D. TEMA
Kita gerakkan keluarga dan masyarakat hidup sehat menuju Indonesia sejahtera
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan
berdasarkan:
2. Wilayah Jangkauan:
Kegiatan ini mencakup seluruh wilayah Indonesia mulai dari desa dan kelurahan,
kecamatan, kabupaten dan kota, serta provinsi.
F. BATASAN PENGERTIAN
1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
3. Bina Keluarga Balita (BKB) adalah wadah kegiatan untuk orang tua dengan balita
untuk mendukung stimulasi dan perkembangan anak.
5. Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah wadah kegiatan yang mempunyai lansia dan
lansia itu sendiri yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku/keterampilan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
6. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan
dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
7. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah pengembangan dari Desa Siaga, yaitu
Desa atau Kelurahan yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah
pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut
seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya. Serta penduduknya mengembangkan
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan survailans
berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi,
lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana,
serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
10. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) adalah suatu tindakan yang
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup.
11. Gerakan PKK adalah Gerakan Nasional yang tumbuh dari, oleh dan untuk
masyarakat menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju dan mandiri.
13. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
14. Kampung KB adalah satu wilayan setingkat RW, Dusun atau setara yang memiliki
kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga
berencana dan pembangunan keluarga serta sektor terkait yang dilaksanakan secara
sistemik dan sistematis yang direncanakan, dilaksanakan dan dievalusi oleh dan
untuk masyarakat.
16. Keluarga Berencana adalah program upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi dalam mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
18. Keluarga Harmonis adalah keluarga yang ditandai dengan terjalinnya kasih
sayang, saling pengertian, mempunyai waktu bersama, adanya kerja sama,
komunikasi dan setiap anggota dapat mengaktualisasi diri dengan baik, serta
minimnya konflik, ketegangan dan kekecewaan.
19. Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan,
sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.
20. Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan serasi, selaras dan
seimbang antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
23. Keluarga Sejahtera Tahap III adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan
pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang
maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur (waktu tertentu) memberikan
sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial
kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga
kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan
dan sebagainya.
24. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun yang
bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata
dan berkelanjutan bagi masyarakat.
27. Kesehatan Reproduksi adalah keadaan kesehatan yang sempurna baik secara
fisik, mental, dan sosial serta bukan semata-mata terbatas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya (WHO, 1992, Reproductive Health).
28. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan
dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan
dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan dalam
menikmati hasil pembangunan.
29. Ketahanan Keluarga adalah suatu program untuk menciptakan kondisi yang
dinamis suatu keluarga agar memiliki keuletan dan ketangguhan serta memiliki
kemampuan fisik, material dan psikis mental spiritual untuk mengembangkan
keluarganya agar dapat hidup mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin.
30. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah proses penyampaian pesan
kepada orang atau pihak lain dengan maksud terjadi peningkatan pengetahuan dan
perubahan sikap.
31. Lingkungan Bersih Sehat (LBS) adalah upaya kesehatan lingkungan yang
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
maupun sosial sehingga memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Upaya tersebut diselenggarakan melalui penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian faktor risiko lingkungan air, udara, pangan, tanah,
sarana dan bangunan serta vektor dan binatang pembawa penyakit di rumah dan
permukiman.
32. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang adalah metode kontrasepsi yang masa
efektifnya relatif lama dan terdiri dari Implan/Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
dengan masa pemakaian 3 (tiga) tahun, IUD / Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
dengan masa pemakaian 8 (delapan) sampai 10 (sepuluh) tahun, Tubektomi/Metode
Operasi Wanita (MOW) dan Vasektomi/Metode Operasi Pria (MOP).
34. Pakarti Utama adalah penghargaan yang diberikan kepada Kabupaten dan Kota
untuk pencapaian target yang dihasilkan dari berbagai upaya inovasi yang
memudahkan masyarakat untuk mengikuti program tersebut.
40. Pendekatan Keluarga Sehat adalah suatu pendekatan pelayanan oleh Puskesmas
yang mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga. Bertujuan
meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif,
mendukung pencapaian SPM Kabupaten/Kota dan Provinsi, meingkatkan
kemampuan masyarakat menjadi peserta JKN, Program Indonesia Sehat.
41. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia
kawin pertama saat mencapai usia minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun
untuk laki-laki.
43. Peserta KB Aktif adalah peserta KB yang sedang menggunakan salah satu metode
kontrasepsi secara terus menerus tanpa diselingi kehamilan.
44. Peserta KB Baru adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan alat/cara
kontrasepsi dan atau PUS yang kembali menggunakan kontrasepsi setelah
melahirkan atau keguguran.
45. Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu
bertugas membantu Kepala Desa/Lurah dalam peningkatan pelayanan masyarakat
desa.
46. Posyandu Aktif adalah Posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya
(KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dn
penanggulangan diare) secara rutin setiap bulan dengan cakupan minimal 50% dan
melakukan kegiatan tambahan.
48. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) adalah wadah berbasis institusi
dengan kegiatan dan/atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan
dalam bentuk Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), konsultasi, konseling,
pembinaan serta rujukan.
A. PERSIAPAN
1. Berkoordinasi dengan sektor terkait secara berjenjang (PKK, unsur kependudukan,
KB dan pembangunan keluarga, unsur kesehatan, unsur Pemda lainnya, dan lain
lain) berkaitan dengan rencana pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-
Kesehatan;
2. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran untuk PKK dan sektor terkait;
3. Menentukan target sasaran dan jadwal kegiatan;
4. Sosialisasi kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan;
5. Membentuk Tim Pelaksana dan Tim Penilai; dan
6. Merencanakan evaluasi dan penilaian.
B. PELAKSANAAN
Rangkaian Pelaksanaan Kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan dilaksanakan
setiap tahun diawali dari Bulan Januari pada tahun berjalan. Untuk meningkatkan
pencapaian target dari indikator kegiatan PKK-KKBPK-Kesehatan, maka dilaksanakan
suatu upaya percepatan melalui gerakan bersama yang disebut Kesatuan Gerak PKK-
KKBPK-Kesehatan. Pelaksanaan gerakan bersama dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
Agustus dan September :Persiapan di Tingkat Provinsi
tahun berjalan
Maret Minggu ke-I :Verifikasi Data oleh Tim Pusat ke Daerah (Penilaian)
s.d Juni (Minggu ke-I)
b. Posyandu
1) Jumlah Posyandu dengan kegiatannya yang terintegrasi dalam layanan sosial
dasar terpadu;
2) Jumlah kader Posyandu, dan kader lainnya;
3) Jumlah Ibu hamil, menyusui dan nifas;
4) Jumlah bayi 0-24 bulan dan anak 24-59 bulan;
5) Jumlah keluarga yang mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
terintegrasi dengan Posyandu; dan
6) Jumlah "Posyandu Aktif".
c. Revitalisasi Posyandu
Melaksanakan kegiatan pelayanan sosial dasar yang terintegrasi sesuai dengan
keperluan daerah:
1) Adanya dukungan kebijakan Pemda terhadap kegiatan dan pengembangan
Posyandu(anggaran, sarana, dan prasarana);
2) Hasil kegiatan dan dukungan data yang tersusun dalam SIP;
3) Pelatihan Kader;
d. Penyuluhan-Penyuluhan
1) Penyuluhan Kesehatan Lingkungan;
2) Penyuluhan PHBS dan perilaku yang menjadi target GERMAS;
3) Penyuluhan Gizi dan KIA;
4) Penyuluhan Ketahanan Keluarga dan Narkoba;
5) Penyuluhan Keluarga Berencana pada keluarga dan kelompok remaja;
6) Penyuluhan tentang kanker leher rahim (IVATest) dan kanker payudara;
7) Penyuluhan Peningkatan Ekonomi Keluarga, Koperasi;
8) Penyuluhan Kesejahteraan Sosial;
9) Penyuluhan tentang Kepesertaan BPJS;
10) Penyuluhan Ketahanan Pangan;
11) Penyuluhan tentang Pendidikan dan Perkembangan Anak;
12) Penyuluhan Keagamaan; dan
13) Penyuluhan 10 Program Pokok PKK.
Unsur di atas dapat terwujud dengan melibatkan peran serta aktif seluruh
anggota keluarga dan masyarakat baik melalui penyuluhan akan pentingnya
menjaga lingkungan yang bersih dan sehat, maupun dengan memanfaatkan
kegiatan/gerakan yang sudah ada seperti : Gerakan Jum’at Bersih dan Budaya
Bersih.
b. Pengendalian Penyakit
1) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
a) Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue (DD/ DBD);
b) Malaria;
c) Filariasis;
d) Rabies;
e) Antraks; dan
f) Chikungunya.
3) Imunisasi
a) Mendorong tercapainya Universal Child Immunization (UCI) dengan
cakupan imunisasi dasar lengkap termasuk Hepatitis B sebesar 80 persen
merata di seluruh desa/kelurahan;
b) Melaksanakan sosialisasi imunisasi Hepatitis B (HB Nol) pada bayi sedini
mungkin (0-7 hari);
c) Membantu menemukan kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP/lumpuh layuh
akut) untuk membuktikan keberhasilan eradikasi Polio di Indonesia;
d) Mempercepat tercapainya Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) dengan
meningkatkan cakupan Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada ibu hamil dan
calon pengantin, serta Wanita Usia Subur (WUS);
e) Mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Campak; dan
f) Mempercepat tercapainya Eradikasi Polio.
c. Gizi
Meliputi:
1. Percepatan Perbaikan Gizi Melalui Program Seribu Hari Pertama Kehidupan
(1000 HPK);
2. Ibu hamil, Ibu menyusui, Bayi, Balita, Usia Subur, Produktif dan Lansia;
3. Menyusui secara eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan;
4. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) kepada bayi mulai usia 6
bulan;
5. Pemantauan pertumbuhan dan konseling balita;
6. Pengisian KMS berdasarkan jenis kelamin;
7. Penerapan konsumsi dengan gizi seimbang;
8. Pemberian suplemen zat gizi seperti Kapsul Vitamin A, Tablet Tambah Darah,
Garam Beryodium;
9. Pelacakan kasus gizi kurang oleh kader;
10. Tata laksana pemantauan gizi buruk untuk dirujuk ke sarana pelayanan
kesehatan; dan
11. Pemanfaatan data gizi dan kegiatan Posyandu bagi desa.
2) Kesehatan Anak
a) Meningkatkan pelayanan neonatal minimal 3 (tiga) kali yaitu 1 (satu) kali
pada 6-48 jam, 1 (satu) kali pada 3-7 hari dan 1 (satu) kali pada 8-28 hari
dengan target yang akan dicapai yaitu KN : 90 persen;
b) Meningkatkan pelayanan bayi minimal 4 (empat) kali, yaitu satu kali pada
29 hari – 2 bulan, 1 (satu) kali pada 3 – 5 bulan, 1 (satu) kali pada 6 – 8
bulan, dan 1 (satu) kali pada 9 – 11 bulan;
c) Meningkatkan cakupan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang Balita
80 persen menjangkau sasaran yang datang ke fasilitas kesehatan; dan
d) Meningkatkan cakupan penanganan Balita sakit dengan pelayanan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) menjangkau 80 persen sasaran
yang datang ke fasilitas kesehatan.
Catatan :
Apabila di dalam rumah tangga tersebut tidak ada ibu yang pernah melahirkan
dan tidak ada balita, maka pengertian PHBS di rumah tangga adalah rumah yang
memenuhi 7 indikator.
C. PEMANTAUAN
Pemantauan dilaksanakan secara terpadu dan berjenjang oleh Tim terpadu lintas
sektoral sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Di Pusat, pemantauan dilakukan
oleh Tim Pusat yang terdiri dari BKKBN, Kementerian Kesehatan, Tim Penggerak PKK
Pusat, dan Kementerian Dalam Negeri. Sedangkan di Daerah dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Prov/Kab/Kota, Dinas BKKBN Prov/Kab/Kota, Pemerintah Prov/Kab/Kota dan
TP PKK setempat sesuai dengan kondisi dan kepentingan masing-masing wilayah.
A. PENGORGANISASIAN
Dalam rangka lebih menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-
KKBPK-Kesehatan, maka dibentuk pelaksana kegiatan di setiap wilayah yang terdiri dari
unsur-unsur PKK, Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana (OPD KB),
dinas/instansi Kesehatan, Pemerintah Daerah, dinas/instansi terkait, LSM, Dunia
Usaha/Swasta dan lain-lain disesuaikan dengan kepentingan masing-masing wilayah.
1. Di Pusat:
Pelaksana kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan Pusat adalah sebagai
berikut:
a. Pembina:
- Menteri Kesehatan
- Menteri Dalam Negeri
- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
b. Penasihat:
- Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan.
- Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Kementerian Kesehatan
- Dirjen Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri.
- Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, BKKBN.
- Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN.
- Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN.
c. Pengarah:
- Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian
Kesehatan.
- Direktur Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan.
- Direktur Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan.
- Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan.
- Direktur Kelembagaan dan Kerja sama Desa, Kemendagri.
- Direktur Bina Lini Lapangan, BKKBN.
- Direktur Bina Hubungan Antar Lembaga, BKKBN.
C. OPERASIONALISASI KEGIATAN
Dalam melaksanakan sosialisasi Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan agar
memanfaatkan mekanisme operasional yang telah ada seperti Rakor, Rapat Konsultasi,
staff meeting, pertemuan Institusi dan sebagainya. Mekanisme operasional dari pusat
sampai ke kecamatan pada dasarnya meliputi penentuan sasaran, perencanaan
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan, serta pelaporan dan evaluasi.
D. DUKUNGAN OPERASIONAL
Dukungan dana, daya dan sarana di setiap wilayah pada dasarnya bersumber dari
masing-masing pihak yang dipadukan dalam suatu kegiatan dengan memperhatikan
kemampuan masing-masing serta atas dasar kesepakatan.
2. PELAPORAN
a. Pada akhir pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan setiap
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan menyusun laporan
kegiatan dan hasil yang diterima laporan matrik dari desa/kelurahan dan
kecamatan serta dilaporkan secara berjenjang berisi:
1) Uraian tentang rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sejak persiapan
sampai dengan evaluasi, dilampiri dengan rekapitulasi catatan data hasil
kegiatan secara kumulatif termasuk penonjolan hasil kegiatan.
2) Data hasil kegiatan pembinaan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan, Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga.
Pencatatan dan pelaporan tersebut agar dibuat perjenis lomba sebagai bahan
penilaian.
b. Sistematika Pelaporan
Laporan Hasil Pelaksanaan:
1) Pendahuluan;
2) Dasar Pelaksanaan;
3) Proses Pelaksanaan Kegiatan;
4) Hasil Kegiatan (berupa matrik sesuai buku pedoman);
5) Penonjolan/Keberhasilan;
6) Hambatan;
7) Penutup;
8) Lampiran:
a) Fotokopi administrasi kegiatan;
b) Foto/dokumentasi kegiatan;
c) Kliping koran; dan
d) SK Tim Pelaksana.
Setiap laporan agar tercermin dan fokus pada satu jenis lomba yang diikuti.
c. Laporan Pelaksanaan Kegiatan dikirimkan kepada Tim penggerak PKK Pusat dengan
tembusan Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Desa Adat dan Sosial Budaya
B. PENILAIAN LOMBA
1. Kategori Lomba :
Mengingat kondisi kabupaten dan kota berbeda, maka lomba diadakan dengan dua
kategori yaitu Kabupaten dan Kota.
2. Jenis Lomba
Penilaian lomba Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan dibagi dalam 4 (empat) jenis
Lomba dengan Kategori Kabupaten dan Kota, yaitu:
a. Pelaksana Terbaik Kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK-Kesehatan.
b. Pelaksana Terbaik Lingkungan Bersih dan Sehat.
c. Pelaksana Terbaik Posyandu.
d. Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga.
3. Sasaran Lomba
Sebagai sampel dari setiap provinsi adalah satu kabupaten dan kota, satu kecamatan
dari kabupaten/kota tersebut dan satu desa/kelurahan dalam kecamatan tersebut.
4. Sistematika Pelaporan
Laporan Hasil Pelaksanaan harus fokus pada jenis lomba yang diikuti dengan
sistematika:
a. Pendahuluan;
b. Dasar Pelaksanaan;
c. Proses Pelaksanaan Kegiatan;
d. Hasil Kegiatan (berupa matrik sesuai buku pedoman);
e. Penonjolan/Keberhasilan/Inovasi;
f. Hambatan;
g. Penutup;
h. Lampiran:
1) Fotokopi administrasi kegiatan;
2) Foto/dokumentasi kegiatan;
3) Kliping koran;
4) Fotokopi penghargaan yang pernah diterima;
5) Fotokopi SK Tim Penilai dari tingkat Kecamatan s/d Provinsi;
6) Fotokopi SK pemenang dari tingkat Kecamatan s/d Provinsi;
7) Berita acara;
8) SK Tim Penilai/Pelaksana dari tingkat desa/kelurahan;
9) Laporan tersebut dilengkapi dengan Profil Ketua TP PKK dan Profil Daerah;
dan
10) Pendukung lainnya.
7. Bentuk Penghargaan
Terdiri dari pelaksana terbaik:
1) Pakarti Utama
Pakarti Utama diberikan kepada daerah yang menunjukkan:
1) Peningkatan jumlah Kelompok Dasawisma sesuai jumlah KK yang ada;
2) Peningkatan kinerja Kader Kelompok Dasawisma sehingga adanya
peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti program;
3) Peningkatan cakupan Program KKBPK-Kesehatan sesuai yang ditetapkan; dan
4) Jumlah inovasi di berbagai kegiatan yang mampu memberi perubahan nyata
terhadap peningkatan kondisi masyarakat di wilayah tersebut dan lingkungan
sekitarnya.
2) Pakarti Madya
Pakarti Madya diberikan kepada daerah yang menunjukkan :
1) Peningkatan cakupan Program Pemberdayaan Masyarakat, KKBPK-Kesehatan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan; dan
2) Jumlah beberapa inovasi yang ada di berbagai kegiatan dan mampu
memberi perubahan nyata terhadap peningkatan kondisi masyarakat di
wilayahnya.
8. Indikator Penilaian
2) Indikator Proses
a) Adanya pelaksanaan penyuluhan:
(1) Bagi keluarga yang mempunyai balita;
(2) Bagi keluarga yang mempunyai remaja;
(3) Bagi keluarga yang mempunyai lansia;
(4) Bagi keluarga tentang Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS); dan
(5) Bagi Pasangan Usia Subur (PUS) tentang kesehatan reproduksi dan
alat/obat kontrasepsi.
b) Pelayanan konseling pada remaja generasi muda tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) pendewasaan usia kawin;
c) Pelayanan konseling pada calon-calon peserta KB dan pembinaan Peserta
KB lama;
d) Pemberian modal usaha bagi kelompok UPPKS;
e) Pemberian bantuan/sarana dan tanaman untuk kelompok Bina
Lingkungan Keluarga;
f) Pembentukan kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga
Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL); dan
g) Pembentukan kelompok/institusi masyarakat seperti kader, PPKBD, Sub
PPKBD (bagi yang belum ada) dan pembinaan peningkatan kualitas bagi
yang sudah ada.
3) Indikator Output
a) Peningkatan jumlah kader/pengelola program pada masing-masing
kelompok kegiatan;
b) Peningkatan kualitas dimasing-masing kelompok kegiatan;
c) Peningkatan jumlah keluarga yang ikut dalam kelompok masing-masing
kelompok kegiatan;
Kampung KB
1) Indikator Input
a) Adanya kebijakan tentang Kampung KB;
b) Adanya Pokja Kampung KB disetiap jenjang;
c) Adanya Kepengurusan Kampung KB (di tingkat kampung);
d) Tersedianya sarana dan prasarana Kampung KB (sekretariat, data, peta,
papan nama/gapura/prasasti, pembukuan kegiatan, dll);
e) Jumlah kader/tokoh yang terlibat dalam pengelolaan kampung KB; dan
f) Pembiayaan (sumber dan besarannya).
2) Indikator Proses
a) Pelaksanaan kegiatan operasional yang mencerminkan implementasi
Fungsi Keluarga (Agama, Agama, Reproduksi, Kasih Sayang,
Perlindungan, Pendidikan, Sosial Budaya, Ekonomi, Pelestarian
lingkungan);
b) Pelaksanaan kegiatan yang mencerminkan mekanisme pengelolaan
kampung KB (Pertemuan rutin pengurus, Musyawarah Kampung,
Advokasi & KIE);
c) Pelaksanaan kegiatan operasional yang mencerminkan pembangunan
lintas sektor oleh mitra/lintas sektor di Kampung KB;
d) Pelaksanaan kegiatan gotong royong masyarakat; dan
e) Pembinaan secara berjenjang dari tingkat Kab/Kec/Desa di Kampung KB
(Pelatihan, orientasi, Bimtek).
3) Indikator Output
a) % Kesertaan ber-KB (MKJP & Non MKJP);
b) Ketersedian Kelompok-kelompok KKBPK dan cakupan Partisipasi keluarga
terhadap poktan tersebut (BKB, BKR, BKL, UPPKS, Posyandu, dll);
c) % Kepemilikan keluarga terhadap administrasi kependudukan (KK, KTP,
Akta kelahiran, karytu BPJS, KIS, dll);
d) Kondisi infrastruktur Kampung KB (Jalan, sarana air bersih, lingkungan,
rumah tempat tinggal, dll);
e) Ketersediaan sarana-prasarana yang menggambarkan sosialisasi/KIE
below the line di Kampung KB (papan nama jalan/gang, poster, banner,
baliho, dll);
f) Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan gotong royong; dan
g) Inovasi yang dihasilkan.
2) Indikator Proses
a) Adanya pelatihan PHBS di Rumah Tangga untuk kader dari Kabupaten/
Kota;
b) Adanya Rencana Kegiatan PembinaanPHBS di Rumah Tangga;
c) Adanya Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga;
d) Adanya Pencatatan awal dan perkembangan PHBS di Rumah Tangga
untuk setiap Rumah Tangga;
e) Adanya Frekuensi Pembinaan PHBS Di Rumah Tangga dalam 3 bulan – 1
tahun terakhir;
f) Adanya kegiatan inovatif dalam membina PHBS di Rumah Tangga;
g) Adanya keterampilan kader untuk menghitung rumah tangga sehat; dan
h) Adanya Forum Musyawarah Desa membahas upaya pemecahan masalah
PHBS.
3) Indikator Output
Indikator keluaran dibagi atas Indikator Tunggal PHBS dan Indikator Koposit
PHBS yang disebut sebagai rumah tangga sehat.
a) Indikator Tunggal
(1) Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan;
(2) Persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif;
(3) Persentase balita yang ditimbang setiap bulan;
(4) Persentase Rumah Tangga yang menggunakan air bersih;
(5) Persentase Rumah Tangga yang mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun;
(6) Persentase Rumah Tangga yang menggunakan jamban sehat;
2) Indikator Proses
a) Adanya pelatihan kader kesehatan lingkungan dan Jumantik;
b) Adanya rencana kegiatan kesehatan lingkungan oleh masyarakat;
c) Adanya pembinaan dan penyuluhan kesehatan lingkungan;
d) Adanya pencatatan kondisi kesehatan lingkungan di rumah tangga;
e) Adanya ketrampilan kader untuk menghitung rumah sehat; dan
f) Adanya rapat kesehatan lingkungan di desa.
3) Indikator Output
a) Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih;
b) Persentase rumah tangga yang menggunakan jamban sehat;
c) Persentase rumah tangga yang menggunakan sistem pembuangan air
limbah memenuhi syarat;
d) Persentase rumah tangga yang telah memilah, mengolah dan
memanfaatkan sampah; dan
e) Persentase rumah tangga yang bebas jentik (ABJ).
2) Indikator Proses
a) Frekuensi hari buka Posyandu;
b) Kegiatan penimbangan;
c) Kegiatan Imunisasi;
d) Kegiatan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS);
e) Kegiatan rujukan balita ke Puskesmas;
f) Pelayanan Ibu Hamil/Ibu Nifas/Ibu Menyusui;
g) Pelayanan KB;
h) Penyuluhan di Posyandu;
i) Pelacakan kasus gizi buruk;
j) Ketrampilan Kader dalam Pengisian KMS, KKA, checklist TAT; dan
k) Ketrampilan Kader dalam Konseling (Langkah ke-IV).
3) Indikator Output
a) Persentase kehadiran balita di Posyandu (D/S);
b) Persentase balita yang naik berat badannya (N/S);
c) Persentase kehadiran kader;
d) Persentase bayi yang di imunisasi;
e) Persentase KK yang menjadi peserta dana sehat;
f) Persentase balita yang dirujuk;
g) Persentase kasus gizi buruk yang dilacak;
h) Persentase rumah ibu hamil yang memakai stiker P4K; dan
i) Persentase kehadiran Ibu Hamil/Ibu Nifas/Ibu Menyusui.
C. NILAI TAMBAH
1. Pembobotan penilaian:
a. Input 3
b. Proses 4
c. Output 3
3. Kegiatan Inovasi
Memberikan tambahan nilai 10 (sepuluh) pada setiap kegiatan inovasi yang
mempunyai keterkaitan terhadap kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan jenis lomba.
4. Kegiatan Kreatifitas/Duplikasi
Memberikan tambahan nilai 5 (lima) pada setiap kegiatan kreatifitas maupun
replikasi yang mempunyai keterkaitan terhadap kegiatan-kegiatan sesuai dengan
jenis lomba.
D. EVALUASI
Pada akhir kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KKBPK Kesehatan dilakukan evaluasi secara
berjenjang meliputi seluruh rangkaian kegiatan, yang dituangkan dalam laporan. Hasil
evaluasi ini dijadikan masukan bagi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
2. Posyandu
Kepada Ketua Umum Tim Penggerak PKK
Tembusan Ditjen PMD, Sub Direktorat PKK
Kementerian Dalam Negeri - Jl. Raya Pasar Minggu Km. 19, Jakarta Selatan dan
Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan - Gedung Baru Lt. X Jl. Rasuna
Said – Kuningan Jakarta Selatan.
Selanjutnya pedoman ini agar dapat dibahas, dikembangkan dan disepakati bersama
sebagai acuan dasar kerja sama pihak yang terkait, sehingga pelaksanaan kegiatan ini dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kelurahan/Desa : ……………………………………………………………………………
Kecamatan : ……………...............................…………………..…..………
Kabupaten/Kota : ……………………………………………………………………………
Propinsi : ……………………………………………………………………………
Tahun : ……………………………………………………………………………
B. Jumlah Bayi, Ibu Hamil, Lansia dan WUS (selama kegiatan ini)
No Kegiatan Sasaran Hasil Kegiatan (s.d) Bulan... Ket
(3 bln) Oktober November Desember
Jml % Jml % Jml %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bayi Baru Lahir
2 Bayi dari Keluarga
Pra S dan KS I
3 Bayi Meninggal
4 Anak Balita
5 Ibu Hamil
6 Ibu Hamil yang
meninggal
7 Ibu meninggal saat
C. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Sasaran Hasil Kegiatan (s.d) Bulan... Ket
(3 bln) Oktober November Desember
Jml % Jml % Jml %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pendewasaan usia
perkawinan
2 Penggunaan Alat
Kontrasepsi
3 Kesehatan
Reproduksi
4 Bina Keluarga Balita
5 Bina Keluarga
Remaja
6 Bina Keluarga Lansia
7 Kesehatan Ibu dan
Anak
8 Bina Keluarga Lansia
9 Imunisasi
10 Gizi
11 Kesehatan
Lingkungan
12 Pemberantasan
sarang Nyamuk
(PSN) DBD
13 Kesehatan gigi dan
Mulut
14 Pemberian ASI
Ekslusif
15 Pembinaan PHBS di
Rumah Tangga
16 Pengendalian
Penyakit Menular
dan Tidak Menular
17 Kegiatan Ekonomi
produktif
Keterangan: Hasil kegiatan diisi dengan frekuensi atau persentase dan atau angka
JUMLAH
JUMLAH KK JUMLAH KELUARGA JML KK JUMLAH RUMAH
DASAWISMA JUMLAH KADER JUMLAH IBU
PUNYA MENGGUNAKAN PUNYA PESERTA KB TANGGA BER
JUMLAH
NO KARTU PHBS
POSYANDU
BEBAS
Anggot Melahirkan Sumber JENTIK
Jml. Jml. Posy KKBP Beri ASI Dana
Kesling a Pokja PHBS dgn SPAL air Jamban PB PA Jml %
KLP Kader andu K Kp.KB Nakes Eksklusif Sehat bersih
Nama Penilai :
Tanggal Penilaian :
Tanda tangan penilai :
B INDIKATOR PROSES
1 Adanya Pelatihan Catatan TP PKK
Kader Posyandu dalam satu tahun : Desa/Kelurahan
a. 4 kali atau lebih 100 4
b. 3 kali 75 4
c. 2 kali 50 4
d. 1 kali 25 4
Catatan:
2 Jumlah kader yang terlatih Catatan TP PKK
a. 5 orang atau lebih 100 4 Desa/Kelurahan
b. 4 orang 75 4
c. 3 orang 50 4
d. 1-2 orang 25 4
Catatan:
3 Jenis pelatihan yang telah diikuti kader Catatan TP PKK
Posyandu: Desa/Kelurahan.
a. 3 pelatihan atau lebih 100 4 Jenis pelatihan
b. 2 pelatihan 75 4 (sertifikat):
c. 1 pelatihan 50 4 1. Manajemen
d. tidak ada 25 4 Posyandu
2. pelatiahan
system
pelaporan
Posyandu
3. Pelatihan
teknis
Posyandu
(Gizi, KIA,
Penyuluhan,
dll)
Catatan:
4 Pelatihan diselenggarakan oleh berbagai Catatan TP PKK
pihak: Desa/Kelurahan
a. 5 penyelenggara atau lebih 100 4 Pihak
b. 4 penyelenggara 75 4 penyelenggara
c. 3 penyelenggara 50 4 pelatihan:
d. 1-2 penyelenggara 25 4 1. Manajemen
Posyandu
2. SIP
3. Pelatihan
teknis
4. TP PKK
Kabupaten/
Kota
5. Swasta/duni
a usaha
6. Lain-lain
(LSM, NGO,
dll)
Catatan:
C INDIKATOR OUTPUT
1 Persentase Persalinan yang ditolong 1. Catatan
FASILITAS kesehatan selama satu tahun kegiatan TP
a. 90 – 100 % 100 3 PKK Desa/
b. 70 – 89 % 75 3 Kelurahan
c. 51 – 69 % 50 3 2. Catatan
d. < 50 % 25 3 kader
Catatan:
2 Persentase bayi diberi ASI Eksklusif a. Catatan
selama satu tahun kegiatan TP
a. 90 – 100 % 100 3 PKK Desa/
b. 70 – 89 % 75 3 Kelurahan
c. 51 – 69 % 50 3 b. Catatan
d. < 50 % 25 3 kader
Catatan:
3 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi LIL SIP
selama satu tahun
a. 90 – 100 % 100 3
b. 70 – 89 % 75 3
c. 51 – 69 % 50 3
d. < 50 % 25 3
Catatan:
4 Persentase Sasaran yang menggunakan Catatan kader
Buku KIA selama satu tahun
a. 90 – 100 % 100 3
b. 70 – 89 % 75 3
c. 51 – 69 % 50 3
d. < 50 % 25 3
Catatan:
5 Persentase Bumil yang menggunakan Register SIP
Buku KIA selama satu tahun Lihat Jumlah Ibu
a. 90 – 100 % 100 3 Hamil
b. 70 – 89 % 75 3
c. 51 – 69 % 50 3
d. < 50 % 25 3
Catatan:
6 Persentase rumah sasaran yang ditempel Catatan Kegiatan
stiker P4K Kader
a. lebih dari 90-100% 100 3
PROVINSI :
KAB/KOTA :
KECAMATAN :
DESA/KEL :
NILAI CEK
No INDIKATOR BOBOT TOTAL
DASAR LIST
A INDIKATOR INPUT
1 Dukungan kebijakan pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak
1.1. Surat Keputusan/Edaran tentang Pelaksanaan
Kegiatan Kesrak PKK-KKBPK-Kes
a. Provinsi 25 3
b. Kabupaten /Kota 25 3
c. Kecamatan 25 3
d. Hanya Satu/Tidak Ada 25 3
*(Jika berupa Berita Acara/lainnya catat di keterangan dan
siapa yg menandatangani)
a. Lurah/Kades/Kadus/RW 30 3
b. TP PKK Desa/Kelurahan 20 3
c. BPD 20 3
d. PPKBD/Toma/Toga dan Kader Poktan 20 3
e. Kader Kesling/Posyandu/PHBS/lainnya 10 3
B INDIKATOR PROSES
1 Apakah ada momentum pencanangan kegiatan Kesrak PKK-
KKBPK-Kes?
a. Ada (jelaskan)* 100 4
b. Tidak ada 0 4
*copy dari dokumen jika ada
C INDIKATOR OUTPUT
1 Apakah ada peserta KB baru Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) pada 3 bulan pelaksanaan kegiatan Gerak
PKK-KKBPK-Kes (tulis jumlahnya)
a. MOP 25 4
b. MOW 25 4
c. IUD 25 4
d. Implant 25 4
JUMLAH
1 10 1
2
3
4
5
NILAI JUMLAH
NO Kreatifitas/Duplikasi*: BOBOT TOTAL
DASAR INOVASI
1 5 1
2
3
4
5
Desa, Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Nama Penilai :
Tanggal Penilaian :
Tanda tangan penilai :
B Indikator Proses
1 Pelatihan PHBS untuk kader 100 4 Catatan TP PKK
Desa
a. Ada, untuk 5 kader atau lebih 75 4
b. Ada, untuk 3-4 kader 50 4
c. Ada ,untuk 1-2 kader 25 4
d. Tidak ada pelatihan
b. 7 – 8 masalah 75 4
c. 4 – 6 masalah 50 4
d. 1 – 3 masalah 25 4
C Indikator Luaran
Indikator Tunggal
1 % Persalinan yang ditolong di fasilitas 1. Catatan TP-
kesehatan PKK Desa
a. 100 % 100 3 2. Catatan
kader
b. 81-99 % 75 3
c. 71-80 % 50 3
d. 70 % 25 3
2 % Bayi diberi ASI Eksklusif 1. Catatan TP-
PKK Desa
a. 100% 100 3
2. Catatan
b. 81-99 % 75 3 kader
c. 71-80 % 50 3
d. 70% 25 3
3 % Rumah Tangga yang menimbang 1. Catatan TP-
balita PKK Desa
a. 100% 100 3 2. Catatan
kader
b. 81-99 % 75 3
c. 71-80 % 50 3
d. 70% 25 3
4 % Rumah Tangga yang menggunakan 1. Catatan TP-
air bersih PKK Desa
a. 90-100% 100 3
2. Catatan
b. 61-89 % 75 3
kader
b. 51-60 % 75 3
SUB TOTAL
Nilai Tambah
a. Kegiatan Inovasi
(kegiatan pembaharuan atau
pengembangan yang belum
pernah ada)
TOTAL
Catatan :
1. Urutan nilai dimulai dari nilai terendah yaitu : 25, 50, 75 dan 100 (sesuai kondisi di
lapangan) selanjutnya dikalikan dengan nilai bobot = nilai tertimbang
2. Petugas penilai sudah mengisi nilai tertimbang pasca verikasi di lapangan
3. Untuk Desa/kelurahan yang memiliki kegaiatan inovasi diberikan penambahan nilai 500
DESA/KELURAHAN :
KECAMATAN :
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI :
JUMLAH
NO INDIKATOR NILAI BOBOT KETERANGAN
NILAI
I INPUT
1 Dukungan kebijakan pelaksanaan
lingkungan bersih dan sehat
Desa/Kelurahan, Kecamatan, - Catat SK yang ada
a. Kab/Kota dan provinsi 10 3 di pokja atau
Desa/Kelurahan, Kecamatan, seketariat PKK
7 3 - Jika SK desa siaga
b. Kab/Kota
atau lainnya harus
c. Desa/Kelurahan, Kecamatan, 5 3 tersedia kegiatan
d. Desa/Kelurahan 3 3 LBS
e. Tidak ada 0 3
2 Dukungan Dana dari Pemerintah
a. Ada 10 3 - Lihat Perencanaan
b. Tidak ada 0 3
3 Dukungan masyarakat
a. Dana/material, tenaga 10 3 - Lihat Perencanaan
b. Dana/material 7 3
c. Tenaga 5 3
d. Tidak ada 0 3
4 Ada pokja kesling
a. Ada dan aktif 10 3 Lihat SK di Pokja
Kesling dan bukti
b. Ada dan kurang aktif 7 3
keaktifan (Absensi,
c. Ada dan tidak aktif 5 3 dsb)
d. Tidak ada 0 3
5 Jumlah dasa wisma yang aktif
dibanding jumlah yang ada
a. >75% 10 3 - Lihat Catatan
Kerja
b. 50-75% 7 3
c. < 50% 5 3
d. Tidak ada 0 3
6 Kader kesling yang aktif
a. >75% 10 3 -Lihat Catatan Kerja
b. 50-75% 7 3
c. < 50% 5 3
d. Tidak ada 0 3
7 Dukungan kemitraan
a. Ada 10 3 -Bukti perjanjian
b. Tidak ada 0 3
8 Ada media penyuluhan kesling
(Poster, leaflet, banner, lembar
balik, brosur, spanduk, media
elektronik, media cetak, kesenian
lokal)
a. Lebih dari 7 jenis 10 3 Yang paling banyak
b. 5 – 7 jenis 7 3 Jenis media
c. Kurang dari 5 5 3 menjadi
d. Tidak ada 0 3 acuan penilaian
Jumlah nilai
Rata-rata nilai
II PROSES
1 Perencanaan di bidang kesling
a. Ada perencanaan dan, 10 Lihat perencanaan
melibatkan masyarakat, 4 dan daftar hadir
b. Ada perencanaan 5 4
c. Tidak ada 0 4
2 Pelaksanaan
a. Seluruh rencana kegiatan 10 Lihat dilapangan,
dilaksanakan 4 wawancara
b. Rencana kerja dilaksanakan 5
sebagian 4
c. Tidak dilaksanakan 0 4
3 Frekuensi Pembinaan 1 Tahun
terakhir
a. 8 kali atau lebih 10 4 Lihat catatan
b. 4-7 kali 7 4
c. 1-3 kali 5 4
d. Tidak ada 0 4
4 Pemantauan dan penilaian
a. Dilaksanakan oleh petugas Lihat hasil & format
dan kader/masyarakat 10 4 pemantauan/
b. Dilaksanakan oleh petugas 7 4 kartu rumah
c. Dilaksanakan oleh
kader/masyarakat 5 4
d. Tidak Ada 0 4
Jumlah nilai
Rata-rata nilai
III OUTPUT
1 Cakupan Rumah sehat
a. 100% 10 3 Memenuhi kriteria
b. 90-99% 7 3
c. 70-89% 5 3
d. <70% 2 3
2 Akses air bersih/minum
a. 100% 10 3
b. 90-99% 7 3
c. 70-89% 5 3
d. <70% 2 3
3 Akses Sanitasi/Jamban
a. 100% 10 3
b. 90-99% 7 3
c. 70-89% 5 3
d. <70% 2 3
4 Cakupan SPAL
a. 100% 10 3
b. 90-99% 7 3
c. 70-89% 5 3
d. <70% 2 3
5 Pengelolaan Sampah
a. Ada pemilahan pemanfaatan,
TPS, TPA dan pengangkutan
terjadwal 10 3 Bukti fisik (Foto)
b. Ada pengumpulan dan 5 3
pengangkutan (kota), dan ada
lubang sampah (desa)
c. Dikumpulkan saja 2 3
6 Jalan Lingkungan
a. Semua Lingkungan Bersih,
Rapih dan tidak ada
genangan 10 3 Bukti fisik (Foto)
b. Sebagian jalan lingkungan
bersih dan rapi tidak ada
genangan 5 3
c. Sebagian jalan lingkungan
bersih dan rapi, tetapi ada
genangan 2 3
7 Drainase
a. Mencakup seluruh wilayah 10 3
desa/kelurahan aliran air
lancar tidak tergenang Bukti fisik (Foto)
b. Mencakup sebagian wilayah 5 3
desa/kelurahan aliran air
lancar tidak tergenang
c. Mencakup sebagian wilayah
desa/kelurahan aliran air
kurang lancar, ada genangan 2 3
Jumlah nilai
Rata-rata nilai
Nilai Akhir
Catatan:
1 Inovasi : Kegiatan yang belum ada di tempat lain
2 Kreativitas : Kegiatan yang sudah ada di tempat lain