Menetapkan :
Kedua : Kebijakan pola asuhan dan pelayanan Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Sulawesi Tenggara.
I. Pelayanan berkesinambungan
II. Keseragaman Pelayanan
III. Pelayanan anestesi Lokal, Sedasi, dan Bedah Minor
IV. Asesmen Pasien
Ditetapkan di : Kendari
Pada tanggal : 7 Januari 2019
Nomor :
Tanggal :
1. SKRINING
a. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam atau diluar rumah sakit untuk
menentukan kebutuhan pasien sesuai dengan kriteria skrining kasus yang tidak dapat
dilayani di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara.
b. Kriteria skrining di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara:
1. Pasien dengan penurunan sistem imun.
c. Proses melengkapi skrining dengan hasil tes diagnostik yang diperlukan sebagai
penunjang dalam pengambilan keputusan pasien dirawat atau dirujuk;
d. Pemilihan jenis pelayanan atau unit pelayanan berdasar temuan pemeriksaan hasil
skrining;
e. Kebutuhan pasien yang berkenaan dengan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif
dan paliatif dipriorotaskan.
3. TRIAGE
a. Triage adalah suatu sistem pembagian / klasifikasi prioritas pasien berdasarkan berat
ringannya kondisi pasien / kegawatannya yang memerlukan tindakan segera.
b. Triage di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara menggunakan Australian
Triage Scale (ATS).
c. Semua tenaga medis dan paramedis Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
harus mampu melakukan triage;
d. Proses triage didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
4. TRANSFER
a. Proses transfer dilakukan setelah kondisi pasien stabil;
b. Proses transfer keluar Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan
setelah ada kejelasan bahwa rumah sakit tempat rujukan mampu menyediakan
kebutuhan pasien;
c. Dalam proses transfer tentukan terlebih dahulu level kondisi pasien;
d. Proses transfer dilakukan sesuai level kategori kondisi pasien yang terdiri dari 4
(empat) level;
e. Proses transfer Intra Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara untuk kasus jiwa
menggunakan instrumen PANSS EC;
f. Semua staf medis dan paramedis harus mampu melakukan proses transfer sesuai
level kondisi pasien;
g. Proses transfer didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
5. PENUNDAAN PELAYANAN
a. Pasien dan keluarganya diberi informasi bila akan terjadi penundaan pelayanan atau
pengobatan;
b. Pemberian informasi kepada pasien tentang alasan penundaan dan tentang alternatif
yang tersedia sesuai keperluan klinik pasien;
c. Pemberian informasi penundaan pelayanan dan pengobatan didokumentasikan di
dalam rekam medis pasien.
6. PEMBERIAN INFORMASI
a. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya dilakukan saat proses admisi;
b. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya tentang pelayanan yang
ditawarkan;
c. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya tentang hasil pelayanan yang
diharapkan;
d. Pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya tantang estimasi biaya;
e. Pemberian informasi yang memadai bagi pasien dan keluarganya untuk mengambil
keputusan secara benar.
8. RENCANA PEMULANGAN
a. Rencana pemulangan (Dischard Planning) dapat diproses lebih awal saat
melakukan pengkajian awal dengan mengikut sertakan keluarga;
b. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara tidak mengijinkan pasien
meninggalkan rumah sakit untuk waktu tertentu (cuti perawatan);
c. Pasien dirujuk dan dipulangkan berdasarkan atas kebutuhannya;
d. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan
kelanjutan pelayanan medis;
e. Identifikasi organisasi dan individu penyedia layanan kesehatan dilungkunagn
sekitar pasien yang berkaitan dengan kebutuhan pasien akan pelayanan
berkelanjutan.
9. TRANSPORTASI
a. Pelayanan ambulan adalah suatu prosedur pemindahan pasien dengan
menggunakan kendaraan ambulan yang memiliki fasilitas yang lengkap dan
didampingi oleh perawat atau dokter yang mampu menangani keadaan gawat
darurat untuk tujuan pemeriksaan penunjang, tindakan medis dan alih rawat ke
rumah sakit lain;
b. Pelayanan ambulan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara secara
operasional menjadi tanggung jawab Instalasi Gawat Darurat;
c. Pelayanan ambulan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara secara teknis
menjadi tanggung jawab urusan rumah tangga;
d. Pemeliharaan dan pengadaan fasilitas medis/ non medis di ambulan menjadi
tanggung jawab kepala ruang IGD;
e. Pembersihan mobil ambulan (bagian luar dan dalam) menjadi tanggung jawab
urusan rumah tangga (pengemudi yang sedang bertugas pada shiftnya);
f. Untuk kelengkapan alat tenun (laken, boven laken, selimut, bantal, dll) bagi pasien
yang akan menggunakan ambulan harus disiapkan oleh perawat ruangan;
g. Perawat ruangan yang akan membawa pasien dengan ambulan harus bertanggung
jawab atas penggunaan semua fasilitas medis/ non medis yang ada di ambulan;
h. Bila ada kerusakan alat medis/ non medis yang ada di ambulan setelah
penggunaan mobil ambulan harus segera dilaporkan pada kepala ruang UGD / PJ
Shift UGD yang bertugas;
i. Pengadan kendaraan ambulan harus sesuai standar dan peraturan yang berlaku;
j. Evaluasi dan monitor kualitas dan keamana ambulan harus dilakukan secara
berkala.
10. RUJUKAN
a. Rujukan pasien berdasarkan atas kebutuhan pasien untuk pelayanan
berkelanjutan;
b. Proses rujukan mencakup pengalihan tanggung jawab kerumah sakit yang
menerima;
c. Proses rujukan menunjuk orang/ siapa yang bertanggung jawab selama proses
rujukan serta perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi;
d. Proses rujukan menjelaskan situasi dimana rujukan tidak mungkin dilaksanakan;
e. Pasien di rujuk secara tepat ke rumah sakit penerima;
f. Rumah sakit yang merujuk menentukan bahwa rumah sakit penerima dapat
menyediakan kebutuhan pasien yang akan di rujuk;
g. Kerjasama yang resmi atau tidak resmi dibuat dengan rumah sakit penerima
terutama apabila pasien sering dirujuk ke rumah sakit penerima;
h. Di Rekam Medis pasien yang pindah di catat nama rumah sakit dan nama staf yang
menyetujui penerimaan pasien;
i. Di Rekam medis pasien yang pindah di catat hal-hal lain yang perlu sesuai dengan
kebijakan rumah sakit yang merujuk;
j. Di Rekam Medis pasien yang di rujuk di catat alasan rujukan;
k. Di Rekam Medis pasien yang di rujuk di catat kondisi khusus sehubungan dengan
proses rujukan;
l. Di Rekam Medis pasien yang di rujuk di catat segala perubahan dari kondisi pasien
selama proses rujukan.