Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteoartritis (OA, dikenal juga sebagai artritis degeneratif, penyakit degeneratif
sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena
gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis (OA) adalah bentuk
dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering
terjadi pada usia lanjut. Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif,
artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah
kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut
maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita,
dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih
dari 65 tahun. Lebih dari
sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang
bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan
dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya
dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan
sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine,
meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini
meningkat dengan bertambahnya usia.
B. Tujuan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087).

Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki


urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui
pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor
umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon,
1997).

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang
dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan
kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sistemik atau infeksi.Osteoartritis merupakan penyakit sendi degenaritif yang
berkaitan dengan kerusakan kartiloago sendi.Lutut, punggung, tangan, dan pergelangan kaki
paling sering terkena.

Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis


merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan,
terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa
buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan
tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia,
metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan
subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo &
Martono Hadi ,1999)

2
B. Etiologi

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:

1. Usia/Umur

Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50tahun). Karena pada lansia
pembentukkan kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang dan terjadi
fibrosis tulang rawan.

2. Jenis Kelamin

Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih banyak
pada wanita pascamenopause (osteoartritis primer).Osteoartritis sekunder lebih banyak
ditemukan pada pria.

3. Ras

Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan Amerika daripada
kulit hitam.

4. Faktor Keturunan

Faktor genetik juga berperang timbulnya OA.Bila ibu menderita OA sendi interfalang
distal, anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena OA 2-3 kali lebih sering.

5. Faktor Metabolik/Endokrin

Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA. Berat badan
berlebihan akan meningkatkan resiko OA, baik pada pria maupun wanita.

6. Faktor Mekanis

a. Trauma dan Faktor Predisposisi

Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi merupaan
predisposisi OA. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang menggunakan sendi
berlebihan, dan gangguan kongruensi sendi akan meningkatkan OA.

b. Cuaca dan Iklim

OA lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin atau lembab.

3
7. Diet

Salah satu tipe OA yang bersifat umum di Siberia disebut penyakit Kashin-Beck yang
mungkin disebabkan oleh menelan zat toksin yang disebut fusaria.

4
C. Pathway

Reaksi faktor resiko dengan antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus

Nyeri Reaksi peradangan (osteoartritis)

Sinovial menebal

kurang informasi tentang proses penyakit Infiltrasi ke dalam Os. Subcondria

Kurang Hambatan nutrisi pada kartilago artikularis


pengetahuan

kerusakan kartilago dan tulang Kartilago nekrosis

tendon dan ligamen melemah Erosi kartilago

hilangnya kekuatan otot mudah luksasi Adhesi pada permukaan sendi


dan sublukasi
Ankilosis fibrosa
Resiko
cidera

kekakuan sendi terbatasnya gerakan sendi

Gg. Mobilitas fisik Deficit self care

D. Klasifikasi
5
Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis yaitu:

1. Osteoartritis Primer

OA Primer tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, dapat mengenai satu atau
beberapa sendi. OA jenis ini terutama ditemukan pada pada wanita kulit putih, usia baya,
dan umumnya bersifat poli-articular dengan nyeri akut disertai rasa panas pada bagian
distal interfalang, yang selanjutnya terjadi pembengkakan tulang (nodus heberden).

2. Osteoartritis Sekunder

OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada


sinovia sehingga menimbulkan osteoartritis sekunder. Beberapa keadaan yang dapat
menimbulkan osteoartritis sekunder sebagai berikut:

a. Trauma /instabilitas.

OA sekunder terutama terjadi akibat fraktur pada daerah sendi, setelah


menisektomi, tungkai bawah yang tidak sama panjang, adanya hipermobilitas,
instabilitas sendi, ketidaksejajaran dan ketidakserasian permukaan sendi.

b. Faktor Genetik/Perkembangan

Adanya kelainan genetik dan kelainan perkembangan tubuh (displasia epifisial,


displasia asetabular, penyakit Legg-Calve-Perthes, dislokasi sendi panggul bawaan,
tergelincirnya epifisis) dapat menyebabkan OA.

c. Penyakit Metabolik/Endokrin

OA sekunder dapat pula disebabkan oleh penyakit metabolik/sendi (penyakit


okronosis, akromegali, mukopolisakarida, deposisi kristal, atau setelah inflamasi pada
sendi. (misalnya, OA atau artropati karena inflamasi).

Menurut Kellgren dan Lawrence, secara radiologis Osteoartritis di klafikasikan menjasi:

1. Grade 0 : Normal

2. Grade 1 : Meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat osteofit

Minim

3. Grade 2 : Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan permukaan
sendi menyempit asimetris.
6
4. Grade 3 : Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa tempat,
permukaan sendi menyepit, dan tampak sklerosis subkondral.

5. Grade 4 : Berat, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit


secara komplit, sklerosis subkondral berat, dan kerusakan permukaan sendi.

E. Manifestasi Klinis

1. Rasa nyeri pada sendi

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.

2. Kekakuan dan keterbatasan gerak

Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.

3. Peradangan

Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.

4. Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang
pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah
lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang
terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di
lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin,
akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

5. Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam


ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6. Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.


7
7. Gangguan Fungsi

Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Serologi (untuk indikasi inflamasi) dan cairan sinovial dalambatas
normal, pemeriksaan mikroskopis
2. Foto rontgen polos menunjukan penurunan progresif masa kartilago sendi sebagai
penyempitan rongga sendi
3. Pemeriksaan zat besi dan kalsium
G. Penatalaksanaan
1. Terapi Non-Farmakologi

Ada beberapa cara dalam penanganan osteoarthritis non farmakologi, diantaranya:

a. Olahraga

Olahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol barat
badan.Olahraga untuk osteoarthritis misalnya berenang dan jogging.

b. Menjaga sendi

Menggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan stres pada sendi.

c. Panas/dingin

Panas didapat, misalnya dengan mandi air panas.Panas dapat mengurangi rasa
sakit pada sendi dan melancarkan peredaran darah.Dingin dapat mengurangi
pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit.Dapat didapat dengan
mengompres daerah yang sakit dengan air dingin.

d. Viscosupple mentation

Merupakan perawatan dari Canada untuk orang yang terkena osteoarthritis pada
lutut, berbentuk gel.

8
e. Pembedahan

Apabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu kuat, akan
dilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat memperbaiki bagian dari tulang.

f. Akupuntur

Dapat mengurangi rasa sakit dan merangsang fungsi sendi.

g. Vitamin D,C, E, dan beta karotin

untuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis.

h. Teh hijau

Memiliki zat anti peradangan.

2. Terapi Farmakologi

Semua obat memiliki efeksamping yang berbeda, oleh karena itu, penting bagi
pasien untuk membicarakan dengan dokter untuk mengetahui obat mana yang paling cocok
untuk di konsumsi.Berikut adalah beberapa obat pengontrol rasa sakit untuk penderita
osteoarthritis.

a. Acetaminophen

Merupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman
dan efektif untuk mengurangi rasa sakit.

b. NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)

Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi.Mempunyai efeksamping,


yaitu menyebabkan sakit perut dangan gangguan fungsi ginjal.

c. Topical pain

Dalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang
terasa sakit.

d. Tramadol (Ultram)

Tidak mempuyai efeksamping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.

9
e. Milk narcotic painkillers

Mengandung analgesic seperti codeinatau hydrocodone yang efektif mengurangi


rasa sakit pada penderita osteoarthritis.

f. Corticosteroids

Efektif mengurangi rasa sakit.

g. Hyaluronic acid

Merupakan glycosamino glycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic


aciddan N-acetygluosamine.Disebut jugavis cosupplementation.Digunakan dalam
perawatan pasien osteoarthritis.Dari hasil penelitian yang dilakukan, 80% pengobatan
dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil dibandingkan
pengobatan dengan menggunakan placebo.Makin besar molekul hyaluronic acid yang
diberikan, makin besar efek positif yang di rasakan karena hyaluronic acid efektif
mengurangi rasa sakit.

h. Glucosamine dan chondroitin sulfate

Mengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.

H. Masalah Yang Lazim Muncul


1. Nyeri akut b.d penurunan fungsi tulang
2. Hambatan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi, kerusakan intergritas struktur
Tulang
3. Resiko cidera b.d penurunan fungsi tulang
4. Defisit perawatan diri b.d penurunan fungsi tulang
5. Defisensi pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit
I. Discharge planning
1. Obat nyeri
2. Excercise, menghilangkan kekakuan dan lingkup sendi lebih luas
3. Suplemen sendi : Glukomasin dan chondroitin, masing masing memiliki fungsi
yaitu : chondroitin sulfat berguna untuk merangsang pertumbuhan tulang rawan dan
menghambat perusakan tulang rawan. Glukomasin adalah pembentukan

10
proteoglycan,berkerja dengan merangsang pembentukan ytulang rawan, serta
menghambat kerusankan tulang rawan.
4. Berhenti merokok, program penurunan BB dan melakukan latihan aerobik ‘low
impact’ (bersepeda berenang)
5. Konsultasikan kedokter jika gejala yang di timbulkan semakin parah

BAB III

KONSEP RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus Pemicu

Ny. N umur 64 tahun di bawa ke RS Medistra datang dengan keluhan nyeri pada saat bergarak,
keletihan, merasa kaku waktu pagi hari, sakit dan linu pada bagian lututnya, pasien tampak
memegangi lututnya karena mengeluh sakit, pasien mengatakan malas berjalan karena kaku sendi
yang dialaminya. Anaknya mengatakan Ny. N membutuhkan bantuan ketika beraktifitas seperti
berjalan saat gejalanya timbul, Postur tulang belakang pasien tampak sceleosis. Pasien mengatakan
pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya. Setelah di lakukan pemeriksaan di dapatkan hasil
TTV :
TD : 120/80 mmHg

N : 80x/menit

RR : 20x/menit

S : 36,5 oC

TB :

BB :

11
I. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : Ny. N
Tempat tanggal lahir : Bekasi
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : sudah menikah
Alamat : Kp. Sasak Jarang Jatimulya
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Keluarga terdekat yang bisa dihubungi : Anak
Alamat : Kp. Sasak Jarang Jatimulya
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Anak

12
II. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama
dengan keluhan nyeri pada saat bergarak, keletihan, merasa kaku waktu pagi hari, sakit
dan linu pada bagian lututnya.
2. Faktor Pencetus
Keluarga pasien mengatakan Ny. N sering berjualan sayur keliling dengan berjalan
kaki.
3. Lamanya Keluhan
Keluhan dirasakan sejak 3 minggu yang lalu
4. Timbulnya Keluhan
Pasien mengatakan jika beraktivitas seperti berjalan lututnya terasa linu
5. Upaya Untuk Mengatasinya
Pasien mengatakan jika terasa sakit dia mengistirahatkan kakinya dan memijit bagian
lututnya
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Penyakit Yang Pernah Dialami
a. Kanak kanak:
Pasien mengatakan waktu kecil tidak memiliki penyakit yang serius
b. Kecelakaan:
Pasien mengatakan baru pertama kali dirawat
c. Operasi:
Pasien mengatakan belum pernah di operasi
2. Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi apapun
3. Imunisasi
Pasien mengatakan pernah diimunisasi tapi tidak lengkap
4. Kebiasaan
Aktivitas sehari hari Ny. N berjualan sayur keliling
5. Obat Obatan
Pasien mengatakan tidak pernah mengonsumsi obat obatan kecuali obat warung

13
6. Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan
Sebelum sakit: pasien mengatakan makan 2x sehari
Saat sakit : pasien mengatakan makan 2x sehari
b. Berat badan
Sebelum sakit: pasien mengatakan berat badannya 75 kg
Saat sakit : pasien mengatakan berat badanya tidak turun tetap 75 kg
c. Nafsu makan
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan selalu habis
Saat sakit : pasien mengatakan makan selalu habis
7. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
o Sebelum sakit
 Frekuensi : 1x sehari
 Waktu : pagi
 Warna : kuning kecoklatan
 Konsistensi: lembek
o Saat sakit
 Frekuensi : 1x sehari
 Waktu : pagi
 Warna : kuning kecoklatan
 Konsistensi: agak sedkit keras

14
b. Buang air kecil
 Sebelum sakit
 Frekuensi: ± 4𝑥 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖
 Warna : kuning jernih
 Bau : khas urine
 Saat sakit
 Frekuensi: ± 4𝑥 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖
 Warna : kuning jernih
 Bau : khas urine
8. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit:
Pasien mengatakan tidur ± 6 𝑗𝑎𝑚 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 diwaktu siang dan malam dan tidak ada
kesulitan tidur
 Saat sakit:
Pasien mengatakan tidur ± 6 𝑗𝑎𝑚 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 dan diwaktu siang dan malam dan tidak ada
kesulitan tidur
9. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan beraktivitas seperti ibu rumah tangga lainnya
Saat sakit
Pasien mengalami kesulitas saat beraktivitas
IV. GENOGRAM
V. RIWAYAT LINGKUNGAN
a. Kebersihan Lingkungan:
Pasien mengatakan rumahnya bersih
b. Bahaya:
Pasien mengatakan lingkungannya tidak terdapat bahaya
c. Polusi:
tidak terpapar polusi udara

15
VI. PENGKAJIAN FISIK
1. Kepala
Inspeksi : bentuk normocepal
Palpasi : tidak terdapat benolan dan memar
2. Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis tidak terdapat benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak terdapat sekre, lesi/kemerahan, sinus.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus
4. Telinga
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi atau kemerahan
5. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi : bibir simetris, mukosa bibir kering.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Sistem kardio vaskular
Sirkulasi Perifer
 Nadi : 80x/menit
 Tekanan Darah : 120/80mmHg
 Distensi vena jugularis : tidak
 Temperature kulit : hangat
 Warna kulit : kemerahan
 Pengisian kapiler : 4 detik
 Edema : tidak ada

Sirkulasi jantung

 Kecepatan denyut apical : 80x/menit


 Irama : teratur
 Kelainan bunyi jantung : tidak ada
 Sakit dada : tidak ada

16
7. Sistem Saraf Pusat
 Keluhan sakit kepala : tidak ada
 Tingkat kesadaran : Compos mentis
 GCS : E: , M:, V:
 Tanda-tanda PTIK : tidak ada
 Pemeriksaan reflex : positif
8. Sistem pencernaan
 Gigi : Terdapat karies gigi
 Penggunaan gigi palsu : tidak
 Lidah kotor : tidak
 Salifa : Normal
 Muntah : tidak ada
 Nyeri daerah perut : Tidak
 Bising usus : 15x/menit
 Hepar : tidak
 Abdomen : Normal
9. Sistem Muskuloskeletal
 Kesulitan dalam pergerakan : iya
 Sakit pada tulang, sendi, kulit : Iya
 Fraktur : tidak
 Kelainan lainya : terdapat sceleosis pada punggung belakang
 Keadaan tonus otot : lemah

17
VII. STATUS FUNGSIONAL
Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari hari)

Aktifitas Score

Makan
0 = Bantuan penuh
10
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet
10 = independent

Mandi
0 = Membutuhkan bantuan 5
5 = independent

Berdandan
0 = Perlu bantuan 5
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur

Memasang Baju
0 = Dengan bantuan
10
5 = Dengan bantuan 50%
10 = independent

Buang Hajat (buang air besar)


0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)
10
5 = Kadang tidak tertahan
10 = Dapat mengontrol

Buang Air Kecil


0 = Menggunakan kateter
10
5 = Kadang ngompol
10 = Bisa mengontrol

Ke Toilet
0 = Butuh Bantuan Penuh
5
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)

Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur


0 = Bantuan penuh
5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu 10
10 = Bantuan minimal 1 orang
15 = independent

Berjalan di jalan yang datar


10
0 = immobilisasi

18
5 = Selalu menggunakan kursi roda
10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang
15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards

Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
0
5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent

TOTAL (0 - 100) 75

Penilaian : 0 – 20 : Ketergantungan penuh


21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat kemandirian
dalam kehidupan sehari-hari, Ny. Ndi dapatkan hasil 75 itu artinya Ny.N memiliki
tingkat ketergantungan moderat.
VIII. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF
1. Short Portable Mental Status Questionare (SPMSQ)
Tanggal : 15 Januaei 2020
Nama Pasien : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Suku : Sunda
Pertanyaan :

Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban


√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 15 januari 2020
√ 2 Hari apa sekarang ? Rabu
√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah sakit
√ 4 Dimana alamat anda ? Kp. Sasak Jarang
Jatimulya
√ 5 Berapa umur anda ? 64 tahun
√ 6 Kapan anda lahir ? 1948
√ 7 Siapa presiden Indonesia ? Jokowi

19
√ 8 Siapa presiden Indonesia Jokowi
sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ? Kamsiyah
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11, 8, 5,
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun
JUMLAH Benar : 10
Salah : 0

Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 10 benar
dan 0 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny.m masih Utuh.
IX. STATUS FUNGSIONAL
APGAR Keluarga :
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) Selalu : 2
saya untuk membantu pada waktu sesuatu Kadang – kadang : 1
menyusahkan saya (adaptasi) Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara keluarga ( teman ) saya Selalu : 2


membicarakan seuatu dan mengungkapkan Kadang – kadang :
masalah dengan saya ( hubungan ) 1
Tidak Pernah : 0

Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) Selalu : 2


menerima dan mendukung keinginan saya Kadang – kadang : 1
untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan ) Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) Selalu : 2


mengekspresikan afek dan berespons terhadap Kadang – kadang :
1

20
emosi saya, seperti marah, sedih, atau Tidak Pernah : 0
mencintai. ( Afek ).
Saya puas dengan cara teman saya dan saya Selalu : 2
menyediakan waktu bersama – sama. Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0

Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada
X. DATA PENUNJANG
No. Lab : LAB. 1570440294.0049
Nama Pasien : Ny. S
Tanggal Pemeriksaan : 07/10/2019
Diagnosa Medik : CKS

NO NAMA PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL


HEMATOLOGI
Hemogblobin
Lekosit
Trombosit
Hematokrit

XI. PENATALAKSANAAN
XII. THERAPY SAAT INI
I. Data Fokus
Nama pasien :Ny. N
No RM : 00376

Data Objectif Data Subjektif


1. lututnyapasien tampak memegangi 1. Pasien mengeluh nyeri pada saat
lututnya karena mengeluh sakit bergarak, keletihan, merasa kaku waktu
pagi hari, sakit dan linu pada bagian

21
II .Analisa Data

1. Nama Pasien : Tn. Z

No Data Problem Etiologi


1 DO :
DS :

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


NAMA Pasien : Tn. Z
NO Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi

A. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan inflamasi
2. Imobilisasi berhubungan kekakuan sendi.
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang penyakit.
B. Recana asuhan keperawatan
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut/kronis 1. Kriteria hasil: 1. Kaji keluhan nyeri; 1. Mengetahui status


berhubungan dengan Menunjukkan nyeri catat lokasi dan nyeri pasien
inflamasi berkurang atau intensitas nyeri 2. Memberikan rasa
terkontrol (skala 0 – 10). nyaman
2. Terlihat rileks, dapat 2. Tinggikan tempat 3. Mengurangi rasa
istirahat, tidur dan tidur sesuai nyeri dan
berpartisipasi dalam

22
aktivitas sesuai kebutuhan saat klien mengurangi
kemampuan. beristirahat/tidur. pembengkakan
3. Mengikuti program 3. Bantu klien untuk 4. Mengurangi rasa
terapi. mengompres hangat nyeri
pada sendi-sendi 5. Memberikan
yang sakit beberapa kenyamanan saat
kali sehari. beraktivitas
4. Berikan masase yang
lembut.
5. Beri obat sebelum
aktivitas/latihan yang
direncanakan sesuai
petunjuk.
2. Imobilisasi Kriteria hasil: 1. Pantau tingkat 1. Mengetahui
berhubungan dengan 1. Melakukan aktifitas inflamasi/rasa sakit perkembangan
kekakuan sendi kehidupan sehari-hari pada sendi penyakitnya
secara mandiri 2. Pertahankan tirah 2. Mengurangi
dengan alat bantu baring/duduk jika aktivitas berlebih
2. Memperlihatkan diperlukan 3. Untuk proses
mobilitas yang baik 3. Kolaborasi ahli terapi penyembuhan
fisik/okupasi dan
spesialis vasional.
3. Kurang pengetahuan Kriteria hasil: 1. Berikan bimbingan 1. Untuk menambah
berhubungan dengan 1. Menunjukkan dan pengalaman pengetahuan pasien
kurangnya informasi pemahaman tentang belajar tentang mengenai prilaku
tentang penyakit kondisi/pragnosis dan perilaku kesehatan kesehatan dirinya.
perawatan. yang kondusif 2. Pasien mengetahui
2. Dapat 2. Berikan pemahaman tentang prosedur
mengidentifikasi kepada pasien secara dan penanganan
kebutuhan terhadap mental tentang penyakitnya.
informasi tambahan

23
tentang program prosedur dan
terapi penanganan

C. Implementasi

Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan dan di lakukan
sesuai dengan kebutuhan klien/pasien tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien
meliputi peredaan nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan penanganan,
pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan isolasi sosial, dan
upaya komplikasi.

D. Evaluasi

Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah
dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan terhadap klien. Hasil yang di
harapkan :
 Mengalami peredaan nyeri
 Tampak tenang dan bebas dari ansietas
 Memperhatikan aktifitas perawatan diri secara efektif

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang
dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan
kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sistemik atau infeksi.

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut: Usia/Umur, Jenis Kelamin,
Ras, Faktor Keturunan, Faktor Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik, Diet.

25
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn, Doenges E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Mukulosketal.
Jakarta: EGC.

Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

26

Anda mungkin juga menyukai