Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO KASUS

Nama Peserta : dr. Monalyza Anggraeni


Nama Wahana: RSI Hasanah Mojokerto
Topik: Lipoma
Tanggal (kasus) : 05 Desember 2019
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr.
Tempat Persentasi : RSI Hasanah Mojokerto
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Perempuan, 61 tahun, terdapat benjolan sebesar telur puyuh di panntat sudah 1
tahun
Tujuan: Mengetahui gejala klinis dan Mengetahui pemeriksaan fisik pada Lipoma
Bahan Bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos
Data Pasien: Nama: Ny.S Umur : 61 th No.Registrasi: 146928
Nama klinik RSI Hasanah Mojokerto
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis
Seorang perempuan 61 tahun datang dengan benjolan di pantat. Benjolan tersebut sudah
dirasakan sejak 1 tahun lalu. Mula-mula sebesar ibu jari tangan, sekarang sebesar telur puyuh,
lonjong. Penderita tidak tahu mengapa timbul benjolan tersebut. Riwayat trauma disangkal.
2. Riwayat pengobatan: Selama ini pasien belum mengobati sakitnya.
3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien belum pernah mengalami ini sebelumnya.
4. Riwayat keluarga: Saudara pasien tidak ada yang menderita penyakit sama dengan pasien
5. Riwayat pekerjaan: Pasien seorang ibu rumah tangga.
6. Kondisi lingkungan, sosial dan fisik: Pasien tinggal di rumah bersama kedua anaknya.
7. Lain – Lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di IGD RSI Hasanah Mojokerto pada tanggal 05 Desember 2019.

PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 89 x/menit Suhu : 36,70C
Tekanan darah : 110/70 mmhg Respirasi : 20x/menit

STATUS GENERALIS
 Kepala : Nyeri tekan kepala (-), rambut tidak mudah dicabut, alopecia -.
 Wajah : Nyeri tekan sinus -.
 Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.
 Telinga : Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid -/-, serumen -/-, sekret -/-,
Membran timpani intak/intak.
 Hidung : Sekret -/-, deviasi septum (-), mukosa hiperemis -.
 Mulut : sianosis (-)
 Leher : pembesaran KGB (-)
 Dada :
1. Paru
I: Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), tertinggal (-), pectus excavatum (-),
pectus carinatum(-), spider nevi (-), sikatriks (-).
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
A: Sp vesikuler +/+, Rh-/-, Wh-/-
2. Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat.
P: Ictus cordis teraba di SIC 5 medial linea midklavikula kiri.
P: Batas jantung kiri di SIC 5 medial linea midklavikula kiri, batas jantung
kanan di ICS 5 linea sternalis kanan.
A: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).

 Abdomen :

I : Abdomen datar, tidak tampak membuncit.


A : Bising usus +, 7 kali per menit.
P : Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan regio epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik (-),
hepar dan lien tidak teraba, H/L: tidak teraba besar
 Ekstremitas:
CRT <2", Tidak ada edema, akral hangat

STATUS LOKALIS
1. Regio Gluteus (s).
I : Tampak benjolan, ukuran sebesar telur puyuh.
P : Teraba benjolan berlobus-lobus, konsistensi lunak, didapatkan pseudodimpling, mudah
digerakkan (mobile), batas tegas, dan tidak ada nyeri tekan. Ukuran 3x5 cm.

PEMERIKSAAN LAB :
Laboratorium
JENIS PERIKSA NORMAL
Hemoglobin 12,6 11,4-15,1 gr/dL
Lekosit 7,2 4,3-11,3x109/L
Hematokrit 37,2 40-47 %
Trombosit 328 150-450 x10 9/L

Daftar Pustaka:
1. Olmstead PM, Graham WP. Kelainan Bedah pada Kulit. In : Sabiston DC. Buku Ajar
Bedah. 1st ed. Jakarta: EGC.1994: 424-5.
2. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2003: 321.
3. Cuschieri A, Grace P, Darzi A, Borley N, Rowley D. Clinical Surgery. 2nd ed. Oxford:
Blackwell Publishing. 2003: 7-9.
4. Moraru RA. Dermatologic Manifestations of Lipomas.
http://emedicine.medscape.com/article/1057855-overview Last Updated January 12,
2012. Accessed on November 4, 2012.
Hasil Pembelajaran
1. Mengetahui gejala klinis dan Pemeriksaan Fisik pada kasus Lipoma
2. Memberikan penatalaksanaan yg tepat terhadap kasus Lipoma
3. Mengetahui Prognosis Lipoma
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
SUBJEKTIF
Seorang perempuan 61 tahun datang dengan benjolan di pantat. Benjolan tersebut sudah
dirasakan sejak 1 tahun lalu. Mula-mula sebesar ibu jari tangan, sekarang sebesar telur puyuh,
lonjong. Penderita tidak tahu mengapa timbul benjolan tersebut. Riwayat trauma disangkal.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 89 x/menit Suhu : 36,70C
Tekanan darah : 110/70 mmhg Respirasi : 20x/menit
2. Status Lokalis
1. Regio Gluteus
I : Tampak benjolan, ukuran sebesar telur puyuh.
P : Teraba benjolan berlobus-lobus, konsistensi lunak, didapatkan pseudodimpling,
mudah digerakkan (mobile), batas tegas, dan tidak ada nyeri tekan. Ukuran 3x5 cm.

3. Pemeriksaan Laboratorium :
Laboratorium

JENIS PERIKSA NORMAL


Hemoglobin 12,6 11,4-15,1 gr/dL
Lekosit 7,2 4,3-11,3x109/L
Hematokrit 37,2 40-47 %
Trombosit 328 150-450 x10 9/L

ASSESMENT
Lipoma adalah tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah kulit yang tumbuh
lambat, berbentuk lobul masa lunak yang dilapisi oleh pseudokapsul tipis berupa jaringan
fibrosa. Penyebab lipoma belum diketahui dengan pasti, akan tetapi ada kecenderungan
lipoma dapat diturunkan. Beberapa jenis lipoma dapat terjadi akibat trauma tumpul. Orang
yang gemuk tidak meningkatkan kemungkinan terjadinya lipoma.
Pada pemeriksaan secara mikroskopis akan ditemukan suatu tumor yang berbentuk
lobulus yang mengandung sel lemak yang normal. Pada pemeriksaan secara sitogenetik,
lipoma sering sekali berhubungan dengan alterasi dari kromosom 12q, 6p, dan 13q.

Gejala Klinis
Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri.
Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan
berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. Biasanya
suatu lipoma dikulit hanya dirasakan mengganggu kosmetik oleh penderitanya. Suatu lipoma
sangat jarang berubah menjadi suatu keganasan, misalnya suatu liposarkoma. Liposarkoma
praktis tidak pernah timbul dari suatu lipoma.

Pemeriksaan Fisik
- Nodul subkutan ukuran rata-rata 2 – 10 cm
- Sering berlobus
- Mobile
- Konsistensi kenyal
- Kulit diatas lesi normal

Diagnosis
Lipoma bisa ditegakkan dari anamnesa dan gambaran klinis atau dari fine needle biopsy.
Perbedaan tumor jinak dan keganasan :
Ciri Jinak Ganas

Diferensiasi/Anaplasia Berdiferensiasi baik; strukturnya Beberapa berdiferensiasi


serupa dengan jaringan asal buruk, anaplasia; strukturnya
sering atipikal
Laju Pertumbuhan Biasanya progresif dan lambat; Tidak beraturan (dari lambat
dapat berhenti atau beregresi; sampai cepat); banyak
jarang dijumpai gambaran dijumpai gambaran mitotik
mitotik, dan kalaupun ada, yang abnormal
gambarannya normal

Invasi Lokal Biasanya berupa massa berbatas Secara lokal, invasif,


tegas, kohesif dan ekspansif, menginfiltrasi jaringan normal
tidak menginvasi atau di sekitarnya; kadang terlihat
menginfiltrasi jaringan normal di kohesif dan ekspansif tetapi
sekitarnya disertai invasi mikroskopik

Metastasis Tidak dijumpai Sering; semakin besar dan


tidak berdiferensiasinya lesi
primer, semakin besar
kemungkinannya
bermetastasis
PLAN :
Diagnosis klinis : Lipoma
Rencana Penatalaksanaan :
Farmakologi :
- Eksisi lipoma
- Inf Rl 14tpm
- Inj Cefotaxime 1gr
- Kontrol post eksisi 5 hari kemudian
Non Farmakologi :
- Diet rendah karbohidrat tinggi protein
- Luka post eksisi tidak boleh terkena air
- Rajin makan buah, sayur dan berolahraga supaya lipoma tidak muncul lagi.
Indikasi eksisi lipoma adalah sebagai berikut:
• Alasan kosmetik.
• Untuk mengevaluasi gambaran histologinya
• Ketika menyebabkan gejala-gejala.
• Ukuran lebih dari 5cm.
Pembuangan lipoma pada pasien ini dapat dengan dua teknik yaitu teknik non eksisi dan
teknik eksisi.
Teknik Non-Eksisi
• Injeksi steroid
Injeksi steroid akan mengakibatkan atrofi lemak lokal, dengan demikian terjadi penyusutan
dari lipoma. Terapi ini terbaik dilakukan pada lipoma yang berdiameter kurang dari 2,5cm.
Bahan yang digunakan adalah campuran 1:1 dari 1% lidokain dan triamcinolone acetonide,
dalam dosis 10mg/mL. Prosedur ini dapat diulang beberapa kali dengan interval 1 bulan.
• Liposuction
Liposuction dapat digunakan untuk menghilangkan lipoma kecil maupun besar, khususnya
pada lokasi-lokasi dimana jaringan parut yang besar harus dihindari. Eliminasi total dari
lipoma masih sulit dicapai dengan teknik ini.

Teknik Eksisi
• Persiapan
Bedah eksisi lipoma seringkali menghasilkan kesembuhan total. Sebelum pembedahan, perlu
dilakukan pemberian garis outline dari lipoma, dan perencanaan eksisi kulit dengan tanda pada
permukaan kulit. Outline dari tumor sering membantu menggambarkan batas, yang seringkali
menjadi tidak jelas setelah pemberian anestesi. Eksisi dari sebagian kulit dapat membantu
mengeliminasi kelebihan kulit pada saat penutupan.
 Pencucian kulit dengan povidone iodine.
 Area pembedahan kemudian disampirkan dengan handuk steril.
 Pemberian anestesi lokal menggunakan 1 atau 2 persen lidocaine dan epinefrin,
lakukan dengan cara field block. Infiltrasi zat anestesi ke jaringan subkutan sekitar lapangan
operasi untuk menciptakan field block.
• Enukleasi
Lipoma yang kecil dapat dihilangkan dengan enukleasi. Insisi 3-4mm dibuat diatas lipoma,
curette ditempatkan di dalam luka dan digunakan untuk membebaskan lipoma dari jaringan
sekitar. Setelah dibebaskan, tumor dienukleasi melalui luka insisi. Secara umum, penjahitan
tidak diperlukan, pressure dressing diaplikasikan untuk mencegah pembentukan hematom.
• Eksisi
Lipoma yang lebih besar paling baik dihilangkan melalui insisi-insisi dari kulit di atas lipoma,
yang dibuat seperti eksisi fusiformis mengikuti garis tegangan kulit dan lebih kecil dari ukuran
tumor. Area sentral kulit yang akan dieksisi, dipegang dengan sebuat hemostat atau Allis
clamp, yang bertujuan menciptakan traksi untuk pembuangan tumor. Diseksi kemudian
dilakukan untuk memisahkan lipoma dengan jaringan sekitar dengan menggunakan gunting
atau scalpel. Ketika semuanya telah terbebaskan, lipoma dikeluarkan secara utuh. Setelah
pengangkatan lipoma, hemostasis yang adekuat dapat tercapai dengan menggunakan hemostat
atau suture ligation. Area yang kosong di bawah kulit kemudian ditutup dengan menggunakan
burried, interrupted 3-0 atau 4-0 Vicryl sutures. Kemudian, kulit ditutup dengan interrupted 4-
0 atau 5-0 nylon sutures. Pasien kemudian diberikan edukasi mengenai perawatan luka, lalu
luka di cek kembali dalam waktu 2-7 hari. Jahitan dilepas setelah 7-21 hari.

VII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Konsultasi / Rujukan :
Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
 Follow up klinis  Lima hari post eksisi  Terjadi proses
pasien penyembuhan

Mojokerto, __ Januari 2020

Peserta Pendamping

( dr. Monalyza Angraeni ) (dr)

Anda mungkin juga menyukai