Anda di halaman 1dari 29

Forensik Mobile Layanan Twitter Berbasis Android

Menggunakan Metode Digital Forensics


Research Workshop (DFRWS)

Mirawati
1600016018

Skripsi diajukan kepada


Fakultas Sains dan Teknologi Terapan
sebagai bagian persyaratan untuk meraih derajat

Sarjana Komputer

pada Program Studi Sistem Informasi

Universitas Ahmad Dahlan


Yogyakarta

Oktober, 2019
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latarbelakang

Teknologi mengalami perkembangan yang pesat dan juga diikuti oleh

meningkatnya perkembangan perangkat seluler yaitu smartphone. Smartphone

masa kini tidak hanya digunakan untuk melakukan panggilan dan berkirim pesan

singkat saja namun sudah mengalami perkembangan dari segi fungsi, aplikasi,

fitur, spesifikasi dan sistem operasi. Perkembanagn teknologi smartphone

khususnya sistem operasi android sudah banyak dilengkapi dengan fitur-fitur

canggih.

Perkembangan teknologi smartphone selalu diikuti dengan banyaknya

pengguna media sosial untuk mempermudah berinteraksi antar pengguna.

Berdasarkan hasil riset Wearesosial dan Hootsuite pada awal januari 2019

pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta pengguna, ini berarti

membuktikan mayoritas penggunaan teknologi internet untuk bersosialisasi

melalui media sosial. Jumlah pengguna media sosial yang mencapai 56% dari

jumlah total penduduk Indonesia dengan pengguna berbasis mobile mencapai 130

juta pengguna, ini berarti mayoritas pengggunaan media sosial menggunakan

perangkat berbasis mobile untuk mengakses internet. Aplikasi Twitter salah satu

2
3

aplikasi media sosial yang populer yang sering digunakan oleh pengguna

perangkat smartphone android. Berdasarkan hasil riset Wearesosial dan Hootsuite

pada awal januari 2019 jumlah pengguna aplikasi ini memiliki pengguna aktif

sebesar 52% berada diposisi keenam. Youtube menepati posisi pertama sebesar

88% pengguna, posisi kedua WhatsApp sebesar 83% pengguna, diikuti Facebook

81% pengguna, posisi keempat Instagram 80% pengguna dan LINE 59%

pengguna. Daftar pengguna aktif apliaksi media sosial 2019 dapat dilihat pada

Gambar1.1 bersumber https://wearesocial.com/blog/20 19/01/digital-2019-global-

internet-use-accelerates.

Gambar 1.1 Daftar pengguna aktif apliaksi media sosial 2019

Hal ini menjadikan Twitter salah satu jejaring sosial dengan

perkembangan pengguna yang cukup pesat. Twitter adalah salah satu aplikasi

jejaring sosial yang berfungsi untuk berbagi informasi yang terdiri dari pesan

dengan 140 karakter yang disebut tweet secara real time. Twitter tidak hanya

untuk berbagi informasi menggunakan teks namun pengguna juga bisa

mengirimkan gambar, video, lokasi yang bisa dibagikan kepada pengguna lain

yang diikuti oleh pengguna. Twiiter juga memiliki fitur pesan pribadi yang dapat

digunakan untuk memberi pesan pribadi kepada pengguna yang ingin dituju,

selain itu Twitter memiliki fitur yang berguna untuk menjamin keamanan data
4

pengguna yaitu Twitter oAuth. Fitur –fitur yang tersedia pada aplikasi ini bisa

berpotensi menjadi tempat kejahatan seperti penipuan, pornografi, cyberbulling,

penyebaran infomasi Hoax. Berdasarkan survei yang dikeluarkan oleh

Hackmageddon, menyatakan bahwa pada agustus tahun 2019 telah terjadi tindak

cybercrime sebesar 82,6 persen. Grafik presentase kejahatan cyber 2019 dapat

dilihat pada Gambar1.2 bersumber https://www.hackmageddon.com/2019/10/07/

august-2019-cyber-attacks-statistics/.

Gambar 1.2 Grafik presentase kejahatan cyber 2019

Kasus cybercrime khususnya aplikasi media sosial membutuhkan penanganan

dengan melakukan analisis terhadap perangkat korban untuk menemukan jejak

bukti digital secara lengkap pada perangkat yang digunakan. Bukti digital

diharapkan dapat mencegah dan membantu proses penegakan hukum untuk

mengungkapkan kejahatan digital.

Penelitian forensik digital aplikasi media sosial sudah dilakukan dengan

berbagai metode seperti National Institute Standartd Technology (NIST),

Nastional Institute Of Justice (NIJ) dan Digital Forensics Research Workshop

(DFRWS). Penelitian dengan metode tersebut diantaranya, penelitian dengan

judul Perancangan Digital Forensik pada Aplikasi Twitter Menggunakan Metode


5

Live Forensics, penelitian ini untuk mendapatkan bukti digital menerapkan

metode Nastional Institute Of Justice (NIJ) dengan live forensics, Metode NIJ

terdiri dari beberapa tahapan yaitu preparaton, collection, examination, analysis,

dan reporting. Analis bukti digital menggunakan perangkat lunak FTK Imager

sebagai pengelola data yang akan dianalisis. Bukti digital yang didapatkan data

berupa file dan log yang menjelaskan type file, stronge location dan file name

(Ikhsan Zuhriyanto:2018). Penelitian dengan judul Analisis dan Perbandingan

Bukti Forensik Aplikasi Media Sosial Facebook dan Twitter pada Smartphone

Android, penelitian ini menggunakan metode simulasi untuk melakukan proses

pencarian dan analisa bukti forensik dan disimpulkan bahwa data-data media

sosial tidak sepenuhnya tersimpan pada server, namun data juga tersimpan pada

memeori internal perangkat android. Bukti digital dapat diakses setelah perangkat

android melalui proses root (Wisnu Ari Mukti:2017).

Forensik dengan metode NIST terdiri dari beberapa tahapan yaitu

collection, examination, analysis, dan reporting sedangkan metode Metode NIJ

terdiri dari beberapa tahapan yaitu preparaton, collection, examination, analysis,

dan reporting. Penelitian Forensik Mobile Layanan Twitter Berbasis Android

Menggunakan Metode Digital Forensics Research Workshop (DFRWS) ini

bertujuan untuk mendapatkan dan memperoleh barang bukti seperti riwayat

percakapan, gambar, dan video digital melalui tahapan identifikasi, pemeliharaan,

pengumpulan, pemeriksaan, analisis dan mempresentasikan barang bukti digital

untuk membantu proses penegakan hukum untuk mengungkapkan kejahatan

digital.
6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah

penelitian sebagai berikut :

a. Peningkatan pengguna aplikasi twitter dapat menyebabkan

meningkatnya penyalahgunaan aplikasi twitter untuk tindak kejahatan

digital.

b. Potensi terjadi cybercrime seperti penipuan, pornografi, cyberbulling,

penyebaran infomasi Hoax melalui aplikasi twitter.

c. Penggunaan metode Digital Forensics Research Workshop (DFRWS)

untuk mendapatkan barang bukti digital

1.2 Batasan Masalah

Batsan masalah pada penelitian ini terdiri dari :

a. Aplikasi twitter pada smartphone berbasis android sebagai objek

penelitian

b. Penggunaan metode Digital Forensics Research Workshop (DFRWS)

untuk mendapatkan barang bukti digital


7

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini yaitu :

a. Bagaimana proses forensik pada aplikasi Twitter untuk mendapatkan

sebuah bukti digital ?

b. Bagaimana menggunakan metode Digital Forensics Research

Workshop (DFRWS) untuk mendapatkan barang bukti digital ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian forensik mobile pada aplikasi twitter sebagai berikut :

a. Melakukan proses analisis data untuk menemukan bukti digital pada

aplikasi twitter

b. Menerapkan metode Digital Forensics Research Workshop (DFRWS)

untuk mendapatkan barang bukti digital pada saat investigasi


8

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian adaah :

a. Bagi penyidik

Manfaat bagi penyidik adalah untuk membantu menemukan jejak

barang bukti yang akan digunakan untuk membantu dalam proses

penegakan hukum untuk mengungkapkan kejahatan digital.

b. Bagi penulis

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber rujukan mengenai teknik

pada forensik yang digunakan pada penerapan forensik mobile

khususnya aplikasi twitter pada smartphone berbasis android


9

Bab 2

Kajian Teori

2.1 Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu adalah bagian yang menjelaskan mengenai

kajian terdahulu yang akan di jadikan acuan dalam penelitian ini yang berfokus

pada layanan aplikasi Twitter dengan menggunakan metode Digital Forensics

Research Workshop (DFRWS).

Ikhsan Zuhriyanto (2018) penelitian dengan judul Perancangan Digital

Forensik Pada Aplikasi Twitter Menggunakan Metode Live Forensics, penelitian

ini bertujuan untuk mendapatkan bukti digital dengan menerapkan metode

Nastional Institute Of Justice (NIJ) dengan live forensics. Metode NIJ terdiri dari

beberapa tahapan yaitu preparaton, collection, examination, analysis, dan

reporting. Analis bukti digital menggunakan perangkat lunak FTK Imager sebagai

pengelola data yang akan dianalisis. Bukti digital yang didapatkan data berupa file

dan log yang menjelaskan type file, stronge location dan file name.

Wisnu Ari Mukti (2017) penelitian dengan judul Analisis dan

Perbandingan Bukti Forensik Aplikasi Media Sosial Facebook dan Twitter pada

Smartphone Android, penelitian ini menggunakan metode simulasi untuk


10

melakukan proses pencarian dan analisa bukti forensik pada facebook dan twitter.

Disimpulkan bahwa data-data media sosial tidak sepenuhnya tersimpan pada

server, namun data juga tersimpan pada memeri internal perangkat android. Bukti

digital dapat diakses setelah perangkat android melalui proses root.

Anton Yudhana (2019) penelitian dengan judul Analisis Live Forensics

Aplikasi Media Sosial Pada Browser Menggunakan Metode Digital Forensics

Research Workshop (DFRWS). Metode DFRWS memilki beberapa tahapan yaitu

identification, preservation, collection, examination, analysisi dan presentation.

Pada awal penelitian akan dibuat akun twitter terlebih dahulu. Selanjutnya

mencari akun media sosial dengan melakukan cloning dan hashing data berfungsi

untuk mempresentasikan string asli atau akun palsu. Menggunakan perangkat

FTK Imager sebagai pencari bukti digital yang akan dianalisis. Tahap terakhir

dilakukan laporan hasil penelitian mengenai data berupa barang bukti dan

menjelaskan tahapan-tahapan yang digunakan untutk menemukan barang bukti.

Hijrah Nurhairani (2018) penelitian dengan judul Forensik Mobile Pada

Aplikasi Twitter Menggunakan Metode National Institute Of Justice (NIJ).

Metode NIJ memiliki beberapa tahapan yaitu identifikasi, pengumpulan data,

pemeriksaan data, analisis dan laporan yan didapat melalui proses akuisisi data

menggunakan perangkat Wondershare Dr.Fone for android, SQLite Manager

dan DB Browser for SQLite. Data yang dihasilkan merupakan bukti digital yang

terdapat pada smartphone tersebut.


11

Rahulloh Ayatulloh Khomeini Noor Bintang (2018) penelitian dengan

judul Perancangan Pebandingan Live Forensics Pada Keamanan Media Sosial

Instagram, Facebook Dan Twitter Di Windows 10. Metode yang digunakan yaitu

NIJ yang terdiri dari beberapa tahapan meliputi collection, examination, analysisi

dan reporting. Perangkat lunak FTK Imager digunakan sebagai pendukung

untukmngetahuin keamanan masing-masing media sosial. Dilakukannya cloning

data dan hasing data untuk meyakinkan bahwa akun media sosial menjadi nilai

merepresentasikan string asli atau akun palsu. Perbedaan penelitian terdahulu

dapat di klasifikasikan seperti pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu

Kriteria Kajian 1 Kajian 2 Kajian 3 Kajian 4 Kajian 5 Topik yang


akan
dikembangk
an

Peneliti Ikhsan Wisnu Ari Anton Hijrah Rauhulloh Mirawati


Zuhriyant Mukti, Siti Yudhana, Nurhairani, Ayatulloh (2019)
o, Anton Ummi Imam Imam Riadi Khomeini
Yudhana,I Masruroh, Riadi, (2018) Noor
mam Dewi Ikhsan Bintang,
Riadi Khairani Zuhriyant Rusydi
(2018) (2017) o (2019) Umar,
Anton
Yudhana
(2018)
Judul Perancang Analisis dan Analisis Forensik Perancanga Forensik
an Digital Perbandinga Live Mobile n Mobile
Forensik n Bukti Forensics Pada Pebandinga Layanan
Pada Forensik Aplikasi Aplikasi n Live Twitter
Aplikasi Aplikasi Media Twitter Forensics Berbasis
Twitter Media Sosial Mengguna Pada Android
Mengguna Sosial Pada kan Metode Keamanan Menggunak
kan Facebook Browser National Media an Metode
Metode dan Twitter Mengguna Institute Of Sosial Digital
Live pada kan Justice Instagram, Forensics
Forensics Smartphone Metode (NIJ) Facebook Research
Android Digital Dan Workshop
Forensics Twitter Di (DFRWS)
Research Windows
Workshop 10
(DFRWS)
12

Tools FTK SQLite FTK Wondersha FTK -


yang Imager Manager, Imager re Dr. Fone Imager
digunaka DB Browser for android
n for SQLite, SQLite
Wondershar Manager,D
e Dr. Fone B Browser
for android for SQLite,

Metode/T National Metode Digital National National Digital


eori yang Institute Simulasi Forensics Institute Of Institute Of Forensics
digunaka Of Justice meliputi 11 Research Justice Justice Research
n (NIJ) skenario Workshop (NIJ) (NIJ) Workshop
(DFRWS) (DFRWS)

Hasil Data pada Menemukan Menemuk Menemuka Menghasilk Menemukan


media dan an barang n barang an barang barang bukti
sosial membandin bukti data bukti bukti data yang valid
Twitter gkan barang yang valid berupa yang valid direct
berupa bukti pada yang tweet atau pada message
barang apikasi didapatka postingan aplikasi pada
bukti yang facebook n pada pada facebook, apliaksi
valid dan twitter proses apliaksi twitter dan Twitter
analisis Twitter instagram
data pada
media
sosial
Twitter

Perbedaan dengan peneliti yang disudah di uraikan pada Tabel 2.1. Penelitian ini

melakukan analisis forensik khususnya mobile yang berbasis android pada

layanan aplikasi twitter dengan menerapkan metode Digital Forensics Research

Workshop (DFRWS). Penelitian bertujuan untuk mendapatkan barang bukti

seperti riwayat percakapan, gambar, dan video digital melalui tahapan identifikasi,

pemeliharaan, pengumpulan, pemeriksaan, analisis dan mempresentasikan barang

bukti digital untuk membantu proses penegakan hukum untuk mengungkapkan

kejahatan digital.
13

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Forensik digital

Forensik adalah suatu proses ilmiah yang didasar oleh ilmu pengetahuan

dalam mengumpulkan, menganalisa, dan menghadirkan berbagai barang bukti

dalam sidang pengadilan terkait adanya kasus hukum. Komputer forensik adalah

pengumpulan dan analisa data dari bebagai sumber daya komputer. Ini mencakup

sistem komputer, jaringan komputer, jalur komunikasi dan berbagai media

penyimpanan (Feri Sulianta, 2008).

Istilah forensik dapat didefinisikan sebagai aplikasi ilmu pengetahuan untuk

masalah hukum, definisi forensik digital yang paling diterima berasal dari definisi

forensik komputer. forensik komputer adalah pengumpulan, pelestarian, analisis,

dan penyajian bukti elektronik untuk digunakan dalam masalah hukum

menggunakan proses, alat, dan praktik yang forensik yang dapat diterima secara

umum. Secara khusus, forensik digital adalah penerapan teknologi komputer

untuk masalah hukum di mana bukti mencakup kedua item yang dibuat oleh orang

dan item yang dibuat oleh teknologi sebagai hasil dari interaksi dengan seseorang

(Larry Daniel, 2012). Proses tahapan dalam forensik digital menurut Larry Daniel

terlihat seperti pada gambar 2.1


14

Gambar 2.1 Proses tahapan dalam forensik digital.

Proses tahapan dalam forensik digital menurut Larry Daniel terdiri dari :

1. Acquisition (Akuisisi), yaitu proses mengumpulkan data elektronik.

membuat salinan forensik dari hard drive komputer juga merupakan

bagian dari proses akuisisi. dalam bidang forensik digital, penguji merujuk

untuk membuat salinan bukti forensik ini sebagai memperoleh hard drive

daripada menyalin hard drive. Akuisisi adalah langkah pertama dalam

proses forensik dan sangat penting untuk integritas bukti. karena perolehan

adalah kontak pertama dengan bukti, itu adalah titik di mana bukti

kemungkinan besar akan rusak atau hancur

2. Preservation (pelestarian), yakni adalah proses menciptakan rantai

penahanan yang dimulai sebelum pengumpulan dan berakhir ketika bukti

diserahkan ke pemilik atau dihancurkan. Pemutusan dalam rantai proses

pengumpulan barang bukti dapat menimbulkan pertanyaan tentang

validitas bukti. selain itu, pelestarian mencakup menjaga bukti aman dari
15

kehancuran yang disengaja oleh orang jahat atau modifikasi tidak

disengaja oleh pihak yang tidakbertanggung jawab.

3. Analysis (analisis), analisis adalah proses menemukan dan mengumpulkan

barang-barang bukti dari bukti yang telah dikumpulkan dalam suatu kasus.

4. Presentation (presentasi), yakni langkah terakhir dalam proses analisis

forensik bukti elektronik yaitu untuk melaporkan hasil analysyi pada

barang bukti. Ini tidak hanya mencakup temuan tertulis atau laporan

forensik, tetapi juga membuatan pernyataan tertulis, deposisi para ahli, dan

kesaksian pengadilan laporan dan juga harus mencakup metode

pengumpulan yang digunakan, termasuk langkah-langkah spesifik yang

diambil untuk melindungi dan melestarikan bukti asli dan bagaimana

verifikasi bukti dilakukan

2.2.2 Forensik mobile

Forensik mobile merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk

memulihkan bukti digital dari perangkat mobile dengan metode yang diterima

secara umum serta memperhatikan aspek legal. Forensik mobile sendiri tidak

hanya bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan bukti digital di pengadilan (proses

litigasi), namun dapat juga digunakan untuk proses non-litigasi. Terlepas dari

tujuan akhirnya, seluruh prosedur dan pelaksanaan forensik mobile harus

berlandaskan metode yang umum diterima oleh ilmu forensik digital (Andri Puspo

Heriyanto, 2016).
16

2.2.3 Cybercrime

Cybercrime merupakan jenis kejahatan yang berkaitan dengan pemanfatan

sebuah teknologi informasi tanpa batas serta memiliki karateristik yang kuat

dengan sebuah rekayasa teknologi yang mengandalkan pada tingkat keamanan

yang tinggi dan kredibilitas dari sebuah informasi yang disampaikan dan diakses

oleh pengguna internet. Cybercrime bukan hanya menggunakan kecanggihan

teknologi komputer, akan tetapi juga melibatkan teknologi telekomunikasi

didalam pengoperasiannya (Maskun 2014). Menurut Maskun terkait dengan jenis

cybercrime memiliki beberapa kategori terdiri dari :

1. Illegal access (akses tidak sah), yakni memasuki sistem komputer seperti

data penyimpanan rahasisa suatu lembaga atau individu yang sudah

dilengkapi oleh sistem keamanan tanpa izin pemilik. Dalam jenis ini juga

dimasukkan adanya upaya menggunakan akses komputer untuk

melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Beberapa kejahatan

misalnya penyadapan tidak sah (intercepting), penipuan melalui bank

(banking fraud), pencucian uang (money laundring), dan penggunaan

jaringan milik orang lain (phreaking).

2. Illegal content (konten ilegal), yakni kejahatan dengan memasukkan data

atau informasi ke internet yang tidak benar, tidak etis, melanggar hukum,

atau melanggar ketertiban hukum. Kejahatan ini juga bisa berupa

penggunaan data milik orang lain untuk kepentingan pribadi atau lembaga

serta bisa juga disebarkan kepada orang atau lembaga lain. Beberapa
17

kejahatan ini misalnya pornografi, pelanggaran hak cipta (copyright),

perjudian dengan menggunakan sarana media siber.

3. Illegal data (data ilegal) yakni kejahatan dengan menggunakan data secara

ilegal. Beberapa kejahatan ini misalnya pemalsuan kartu kredit (carding),

dan penjiplakan situs (typosquating).

4. Cyber sabotage, yakni tindakan secara tidak sah menyerang atau

mensabotase sehingga menyebabkan gangguan, kerusakan, bahkan

penghancuran suatu data. Beberapa kejahatan ini misalnya prusakan data

(defacing atau craking), penyebaran virus (worm), dan perusakan sistem

komputer.

2.2.4 Android

Sistem operasi Android dirancang oleh Open Handset Alliance dan

dikembangkan untuk smartphone Android dan komputer tablet. Android berjalan

diberbagai platfrom seluler dan bersifat open source. Android merupakan

perangkat lunak berlapis yang menyediakan sekumpulan kerangka kerja yang

kaya untuk mengembangkan aplikasi seluler (Zaid Romager Mair, 2018).

Android merupakan sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasis linux yang

mencakup operasi, middleware dan aplikasi. Android merupakan platfrom terbuka

(open source) bagi para pengembang untuk membuat sebuah aplikasi. Andorid

bukan bahasa pemograman, tetapi hanya menyediakan lingkungan hidup atau run

time evironment yang disebut DVM (Dalvik Virtual Machine) yang telah di
18

optimasi untuk alat dengan sistem memori yang kecil (Yuniar Supardi, 2014).

Arsitektur android terlihat seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Arsitektur android

Secara garis besar menurut (Nazruddin Safaat, 2015) Arsitektur android terdiri

dari Applications dan Widgets, Application Framework, Librraies, Android Run

Time, dan Linex Kernel.

1. Applications dan Widgets merupakan layer (lapis) dimana hanya

berhubungan dengan aplikasi saja. Aplikasi yang sudah di download akan

di instalasi dan dijalankan.

2. Application Framework merupakan Open Development Platfrom yang

ditawarkan android untuk dapat dikembangkan guna membangun aplikasi.

Pengembang memilki akses penuh menuju API Frameworks seperti yang


19

dilakukan oleh aplikasi dengan kategori inti. Komponen-kompenon yang

termasuk di dalam Application Framework seperti Views, Content

Provider, Resource Manager, Notification Manager, dan Activity

Manager.

3. Librraies merupakan layer dimana fitur-fitur Android berada, biasanya

para pembuat aplikasi mengakses librraies untuk menjalankan aplikasinya.

Berjalan diatas kernel, layer ini meliputi berbagai library seperti C/C++

inti seperti Libe dan SSL.

4. Android Run Time merupaka layer yang membuat aplikasi Android dapat

dijalankan dimana dalam prosesnya menggunakan implementasi Linux.

DVM (Dalvik Virtual Machine) merupakan mesin yang membentuk dasar

kerangka aplikasi Andoid. Didalam Android Run Time dibagi dua yaitu

Core Libraries dan DVM (Dalvik Virtual Machine)

5. Linex Kernel merupakan layer dimana inti dari operating sistem dari

Android itu berada. Berisis file-file sistem yang mengatur sistem

processing, memory, resource, drives, dan sistem-sistem operasi android

lainnya.

2.2.5 Twitter

Twitter adalah salah satu layanan jaringan sosial dan micro blogging

untuk dapat saling berkomunikasi sesama pengguna. Twitter dalam bahasa inggris

artinya berkicau, dimana anda dapat mengatakan apa saja yang sedang anda

lakukan dan akan diketahui oleh banyak orang. Twitter merupakan situs micro
20

blogging artinya menggunakan posting singkat dengan maksimal 140 karakter

(Duwi Priyanto, 2010). Fitur fitur yang terdapat pada Twitter menurut Duwi

Priyanto terdiri dari :

1. @, yakni fitur yang digunakan untuk tag pengguna lain.

2. Tweet, yakni fitur yang digunakan untuk menulis postingan.

3. Membalas pesan (RT Retweet), yakni fitur untuk membalas postingan atau

tweet ke sesama pengguna.

4. Favorit (Fav), yakni memberi like pada postingan pengguna lain.

5. Pesan Pribadi (Direct Messages), yakni fitur untuk berkirim pesan ke

pengguna lain.

6. Hapus (Del) , yakni menghapus update postingan dan menghapus pesan

pada halaman direct messages.

7. Ikuti (Follow), yakni fitur yang digunakan untuk menambah atau

mengikuti pengguna lain.

8. Tidak Mengikuti (Unfollow), yakni fitur yang digunakan untuk berhenti

mengikuti pengguna lain.

9. Pengikut (Followers), yakni fitur yang yang menampilkan pengikut anda

di Twitter.
21

10. Search, yaitu fitur untuk pencarian pesan atau informasi dengan

mengetikkan kata di kotak search, selanjutnya akan ditampilkan pesan-

pesan pada halaman tersebut yang memuat kata yang sudah diketikan.

11. Profil, yakni halaman yang menunjukkan profil anda, dimana nama dan

foto profil tertera di sana.

12. Topik, yakni fitur untuk melihat Tweet yang populer tentang topik yang

ada ikuti dan ada di timeline beranda.

13. Trending, yakni fitur dengan menampilkan informasi terupdate mengikutu

trending berdasarkan lokasi dan siapa yang diikuti.

14. Find People, yakni halaman untuk mencariteman yangterdiridari beberapa

bagian yaitu Find on Twitter, Find on othernetwork, Invite by email dan

Suggested Users.

15. Settings, yakni halaman untuk mensetting profil anda, yangtediri dari

Account, Password, Device, Notices, Picture, dan Design.

16. Help, adalah TwitterSupport, yang berisi bantuan artikel dan video cara

penggunaan Twitter, bantuan tentang permasalahan anda menggunakan

Twitter dan sebgaianya.

2.2.6 Barang bukti digital

Bukti digital didefinisikan sebagai setiap data yang disimpan atau

ditransmisikan menggunakan komputer yang mendukung atau menyangkal teori


22

tentang bagaimana suatu pelanggaran terjadi atau yang membahas elemen-elemen

kritis dari pelanggaran seperti niat atau alibi data yang dimaksud dalam definisi

ini pada dasarnya adalah kombinasi angka yang mewakili informasi dari berbagai

jenis, termasuk teks, gambar, audio, dan video (Eoghan Casey, 2011). Menurut

Larry Daniel bentuk barang bukti digital yaitu sebagai data elektronik, baik dalam

bentuk, dokumen, atau beberapa jenis media seperti rekaman audio atau video

(Larry Daniel, 2012). Karateristik barang bukti digital dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Karateristik bukti digital

Menurut (Jannifer Richter, 2010) karateritik bukti digital terdiri dari lima bagian

yaitu :

1. Admissible (Layak dan dapat diterima) artinya barang bukti yang diajukan

harus dapat diterima dan digunakan demi hukum, mulai dari kepentingan

penyididkan sampai kepengadilan.

2. Authentic (Asli) artinya barang bukti harus dapat dibuktikan dalam

pengadilan bahwa barang bukti tersebut masih asli bukan hasil rekayasa.
23

3. Complete (Lengkap) artinya barang bukti harus lengkap dan dapat

membuktikan tindak kejahatan yang dilakukan oleh pelaku.

4. Reliable ( Dapat dipercaya) artinya barang bukti yang dikumpulkan harus

terpercaya. Pengumpulan barang bukti dan analisis dilakukan sesuai

dengan prosedur.

5. Believable (Terpecaya) artinya barang bukti dan presentasi yang dilakukan

dipengadilan harus dapat dimengerti oleh hakim dan dapat dipercaya.

2.2.7 Digital Forensics Research Workshop (DFRWS)

Digital Forensics Research Workshop (DFRWS) merupakan model

metode forensik yang digunakan untuk proses investigasi untuk membantu

mendapatkan barang bukti digital yang terdiri dari beberapa tahapan proses

(Muhammad Nur Faiz, 2018). Tahapan proses investigasi pada metode Digital

Forensics Research Workshop (DFRWS) terlihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Tahapan metode Digital Forensics Research Workshop

(DFRWS)
24

Tahapan proses investigasi pada metode Digital Research Workshop (DFRWS)

Terdiri dari :

1. Identification (identifikasi), merupakan tahapan untuk melakukan apa saja

kebutuhan yang akan dibutuhkan untuk melakukan invetigasi pada studi

kasus dan pencarian barang bukti digital.

2. Preservation (Pemeliharaan), merupakan tahapan proses untuk menjaga

barang bukti digital dan memastikan keaslian ataupun integritas barang

bukti digital sehingga barag bukti benar-benar valid.

3. Collection (Pengumpulan), merupakan tahapan untuk mengidentifikasi

dan mengumpulkan sumber bukti yang akan berpotesi menjadi barang

bukti yang valid dan kuat

4. Examination (Pemeriksaan), merupakan tahapan untuk menentetukan hal-

hal yang akan di analisis atau melakukan filterisasi data agar tahap

penyelidikan akan lebih fokus pada tahap selanjutnya.

5. Analysis (Analisis), merupakan tahapan untuk mencari jejak dan

mengolah data hasil identifikasi, pengumpulan, dan pemerikasaan data

dari proses sebelumnya.

6. Presentation (Presentasi), merupakan tahapan terakhir yaitu melaporkan

hasil analisa dan mempresentasikannya.


25

Bab 3

Metodologi

3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dibahas untuk penelitian ini mengenai forensik

mobile berbasis android yang bertujuan untuk mendapatkan barang bukti seperti

riwayat percakapan, gambar, dan video digital untuk mengungkapkan cybercrime.

Forensik mobile akan dilakukan pada aplikasi Twitter sebagai aplikasi jejaring

sosial yang berpotensi digunakan sebagai media cybercrime dengan menggunakan

metode Digital Forensics Research Workshop (DFRWS) merupakan model

metode forensik yang digunakan untuk proses investigasi untuk membantu

mendapatkan barang bukti digital.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk penelitian yang terdiri dari perangkat keras

(hardware) berupa laptop dan smartphone sedangkan peangkat lunak (software)

berupa aplikasi Twitter sebagai subjek penelitian sistem operasi pada laptop dan

database tools. Hardware dan software relihat seperti pada tabel 3.1 dan tabel 3.
26

Tabel 3.1 Perangkat keras (Hardware)

Perangkat keras (Hardware) Keterangan

Laptop Laptop : spesifikasi Merk Acer Aspire V5-132

Processor : Intel® Celeron® CPU 1019Y @ 1.00GHz (2


CPUs), ~1.0GHz

Memory :2 GB Memory DDR3

Hardisk :500 GB

Smartphone Smartphone : Oppo Neo 7

Android : OS Android OS, v5.1 (Lollipop)

CPU : CPUQuad-core 1.3 GHz Cortex-A7 – 3G model

Internal : 16 GB

RAM : 1 GB

Tabel 3.2 Perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak (Software) Keterangan

Twitter Aplikasi jejaring sosial

Sistem operasi Operating system Windows 7 Ultimate 32-bit (6.1, Build


7601)

SQLite Manager Yaitu database tools yang digunakan untuk melakukan


analisa dan mencari bukti yang tersimpan di database.

Wondershare Dr. Fone for Yaitu apikasi yang digunakan untuk meminta akses root
android
27

Daftar Acuan

Aziz, M. A., Riadi, I., & Umar, R. 2018. Analisis Forensik Line Messenger
Berbasis Web Menggunakan Framework National Institute Of Justice. 2018
(November), 51–57.

Bintang, R, A, K, N., Umar, R., & Yudhana., A. 2018. Prosiding SNST ke-9
Tahun 2018 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim 125. 125–128.

Casey, Eoghan. 2011. Digital Evidence and Computer Crime: Forensic Science,
Computers, and Internet. USA: Liberty Elsevier Inc.

Daniel, Larry. 2012. Digital Forensics for Legal Professionals: Understanding


Digital from the Warrant to the Courtroom. USA: Elsevier Inc.

Faiz, M. N., Prabowo, A., W., & Sidiq, M., F. 2018. Studi Komparasi Investigasi
Digital Forensik pada Tindak Kriminal. 2018 (November).

Heriyanto, Andri., Puspo. 2016. Mobile Phone Forensics: Theory: Mobile Phone
Forensics dan Securuty Series. Yogyakarta: Penerbit C.V Andi Offset

Kasemin, Kasiyanto. 2015. Agresi Perkembangan Teknologi Informasi. Jakarta:


Kencana Prenada Media Grup.

Kemp, Simon 30 Januari 2019. Digital 2019 Global Internet Use Accelerates.
Ditemukenali pada 01 November 2019 dari https://wearesocial.com/blog/20
19/01/digital-2019-global-internet-use-accelerates.

Mair, Z., R. 2018. Teori dan Praktek Sistem Operasi. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish Grup Penerbitan CV Budi Utama.

Maskun. 2014. Kejahatn Siber (Cyber Crime) Suatu Pengatar. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.

Maskun. 2014. Kejahatan Siber: Cyber Crime Jakarta: Penerbit Kencana Prenada
Media Group.
28

Mukti, W. A., Masruroh, S. U., & Khairani, D. 2018. Analisa dan Perbandingan
Bukti Forensik Aplikasi Media Sosial Facebook dan Twitter pada
Smartphone Android. Jurnal Teknik Informatika, 10(1), 73–84.
https://doi.org/10.15408/jti.v10i1.6820.

Nurhairani, H., & Riadi, I. 2018. Forensik Mobile pada Aplikasi Twitter
Menggunakan Metode National Institute of Justice (NIJ). 2018 (November).

Passeri, Paolo 07 Agustus 2019. Agustus 2019 Cyber Attacks Statistics.


Ditemukenali pada 01 November 2019 dari https://www.hackmageddon.co
m/2019/10/07/august-2019-cyber-attacks-statistics/.

Prasongko, R.Y., Yudhana, A., & Fadil,A. 2018. Analisa Forensik Aplikasi
Kakaotalk Menggunakan Metode National Institute Standard Technology.
2018 (November), 129–133.

Priyanto, Duwi. 2010. Asyiknya Mencari Teman dan Berburu Dollar diSitus
Pertemanan Twitter. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Richter, J., Kuntze, N., & Rudolph, C. (2010). Securing Digital Evidence. 119–
130. https://doi.org/10.1109/SADFE.2010.31

Safaat, Nazruddin. 2015. Android: Pemograman Aplikasi Mobile Smartphone dan


Tablet PC Berbasis Android. Bandung: Informatika Bandung.

Sulianta, Feri. 2008. Teori Komputer Forensik. Jakarta: Penerbit PT Elex Medi
Komputindo.

Supardi, Yunair. 2014. Semua Bisa Menjadi ProgrammerAndroid Case Study.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Syahib, M. I., Riadi, I., & Umar, R. 2018. Analisis Forensik Digital Aplikasi
Beetalk Untuk Penanganan Cybercrime Menggunakan Metode NIST. 2018
(November), 134–139.

Wijaya, H., Riadi, I., & Sunardi. 2017. Analisis Forensik Digital Aplikasi
Telegram pada Smartphone Berbasis Android . 95–98.

Yudhana, A., Riadi, I., & Zuhriyanto, I. 2019. Menggunakan Metode Digital
Forensics Research Workshop ( DFRWS ). 20(2), 125–130.

Yudhana, A., Riadi, I., & Anshori,I. 2017. Analisis Forensik Aplikasi Instant
Messenger Pada Smartphone Berbasis Android. 2(2), 25–32.

Zuhriyanto, I., Yudhana, A., & Riadi., I. 2018. Perancangan Digital Forensik
pada Aplikasi Twitter Menggunakan Metode Live Forensics. 2018
(November), 86–91.
29

Anda mungkin juga menyukai