Transport Division
Daftar Isi
2. 0 PROSEDUR UMUM 5
3.3 LEPASNYA UAP BARANG BERACUN / MUDAH TERBAKAR DALAM JUMLAH BANYAK 8
3.4.2 Nama Prosedur : Kecelakaan Kerja karena Terkena Aliran Listrik ..................................................11
2
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 3 dari 31
Plan)
6.0 Lampiran 28
3
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 4 dari 31
Plan)
1.2 Definisi
Incident Controller
Adalah orang yang mengepalai Emergency Response Team dan usaha penanganan kondisi darurat di
lokasi kecelakaan. Incident controller tidak harus seorang kepala transport. Kepala transport dapat
menugaskan seseorang dari staffnya atau operator untuk menjadi incident controller untuk suatu jenis
kondisi darurat tertentu.
Incident Commander
Adalah orang yang memfasilitasi pekerjaan Incident Controller dan mengkoordinasi bantuan dari luar
PT. IRON BIRD LOGISTIC. (Ambulans, Polisi, atau Pemadam Kebakaran).
Organisasi Penanganan Kondisi Darurat di Transport dijelakan sebagai berikut
Transport Head/
Incident
Commander • Menentukan tingkat bahaya dan tindakan
yang perlu diambil
• Membunyikan alarm bahaya
Incident • Berkomunikasi dengan pihak eksternal
Controller mengenai adanya bahaya.
4
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 5 dari 31
Plan)
2. 0 PROSEDUR UMUM
a. Tindakan Segera, adalah tindakan yang perlu dilakukan untuk meminimisasi resiko kerugian dan
mengurangi korban akibat kecelakaan atau kondisi darurat yang terjadi. Misalnya, dalam kasus
kebakaran, tindakan segera adalah melakukan pemadaman kebakaran, memanggil ambulans jika
terjadi korban, pemadam kebakaran, jika terjadi kebakaran yang tidak bisa diatasi sendiri, atau
polisi jika menyangkut keamanan dan evakuasi lingkungan setempat.
b. Konsultasi, adalah usaha untuk menghubungi pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini PDH
(Product Division Head) atau SCM Manager yang bersangkutan untuk menginformasikan kepada
pihak pemilik barang dan menentukan langkah-langkah internal yang perlu diambil.
c. Penentuan Solusi, pihak PDH atau SCM Manager menginformasikan kepada pemilik barang,
melakukan janji meeting bersama-sama dengan pihak operasi IRON BIRD untuk bertemu dengan
pihak marketing dan operasi dari pemilik barang. Tujuannya adalah untuk menjelaskan kronologi
kejadian dan mendiskusikan langkah-langkah pemecahan.
d. Perbaikan Permanen, dari hasil diskusi usulan perbaikan, disusun rencana perbaikan yang
permanen terhadap fasilitas atau metode kerja untuk menghindari kejadian darurat yang sama
terjadi kembali.
Secara khusus, semua transport harus memiliki prosedur yang siap untuk diimplementasi dalam kasus
darurat. Prosedur tersebut harus mengantisipasi dan meliputi seluruh jenis keadaan darurat yang dapat
terjadi dalam aktivitas khusus dari Transport. Walaupun tujuan utama dari prosedur adalah respon
terhadap api, tetapi kemungkinan kondisi darurat lain seperti pecahnya flexible hose atau jalur pipa di
tanki truck, tekanan cairan yang berlebihan, orang yang terkena ekspos cairan, juga perlu dijelaskan.
Alat-alat pelindung seperti alat bantu pernapasan, dan pelindung diri yang lain juga perlu disediakan,
disertai dengan detail dari metode keluar dari lokasi atau evakuasi.
5
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 6 dari 31
Plan)
Iron Bird
1. Ketika terjadi kerusakan pada bagian fisik dari tank (atap, dinding, lantai) dimana terdapat barang di
dalam tank, langkah-langkah berikut harus dilakukan:
a. Incident Controller dan Incident Commander atau pihak yang berwenang (Manager Transport dan
Manager Teknik) segera meneliti akibat kerusakan dan menilai apakah tank masih bisa digunakan
atau tidak (terjadi kebocoran, keretakan, dan lain sebagainya).
b. Jika terjadi kerusakan yang menyebabkan keluarnya uap atau cairan dari tank, Incident Controller
menutup kebocoran lebih lanjut, pada saat yang sama menampung produk yang bocor ke dalam
kontainer yang telah disediakan dan sesuai dengan karakteristik dan sifat barang
Catatan : Tindakan pengelasan tidak diijinkan dalam kondisi barang yang dapat terbakar
(flammable)
c. Bila tindakan menutup kebocoran tidak dapat dilakukan, Incident Commander harus
menginstruksikan pemindahan barang ke tank lain untuk meminimisasi kehilangan barang yang
lebih banyak. Pengosongan dan pemindahan barang harus mengikuti prosedur yang tertulis di
prosedur Pemindahan dan Pengosongan Tanki
d. Bila tidak ada tank yang tersedia dan layak untuk menampung barang yang mengalami kerusakan,
6
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 7 dari 31
Plan)
maka pihak Terminal harus menghubungi PDH bersangkutan untuk menentukan lokasi
pemindahan alternatif.
2. Incident Commander melaporkan kejadian kepada pihak PDH/SCM Manager dan Dept. Finance
(Account Payable/Insurance) dan memberikan laporan tertulis yaitu Surat Keterangan Kejadian sesuai
dengan format yang disediakan. Paling lambat 1 hari setelah kejadian kerusakan.
3. Jika terjadi kebocoran dan perlu dilakukan tindakan pemindahan tank, pihak PDH atau SCM Manager
segera melaporkan kebocoran tersebut kepada pihak pemilik barang dan mengirimkan Surat
Keterangan Kejadian kepada Pihak Pemilik barang.
4. Pihak PDH atau SCM Manager, Manager Transport, beserta Incident Commander menemui pihak
pemilik barang untuk menjelaskan kronologi kejadian dan tindakan yang telah dilakukan.
6. Pihak Manager Transport dan Divisi Teknik menginvestigasi kejadian lebih lanjut dan merencanakan
tindakan perbaikan yang permanen untuk menghindari kejadian yang sama terjadi.
7. Jika dibutuhkan, Document Controller merevisi dan mensosialisasikan perubahan prosedur kerja
sehubungan dengan tindakan perbaikan yang dilakukan.
8. Pihak Divisi Teknik dan Manager Transport melakukan implementasi perbaikan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
9. Pihak Divisi Teknik dan Transport melakukan pengecekan secara reguler atas implementasi tersebut
untuk memastikan bahwa hasil perbaikan berjalan dengan lancar.
2. Incident Commander harus membunyikan alarm di transport, meminta bantuan pemadam kebakaran.
3. Evakuasi seluruh karyawan dan penduduk lingkungan sekitar mengenai kejadian tersebut jika
dibutuhkan.
4. Incident Commander melaporkan kejadian kepada pihak PDH/ SCM Manager dan Dept. Finance
(Account Payable/Insurance) dan memberikan laporan tertulis yaitu Surat Keterangan Kejadian sesuai
dengan format yang disediakan. Paling lambat 1 hari setelah kejadian.
6. Pihak Manager Transport dan Divisi Teknik menginvestigasi kejadian lebih lanjut dan merencanakan
tindakan perbaikan yang permanen untuk menghindari kejadian yang sama terjadi.
7. Jika dibutuhkan, Document Controller merevisi dan mensosialisasikan perubahan prosedur kerja
7
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 8 dari 31
Plan)
8. Pihak Divisi Teknik dan Manager Transport melakukan implementasi perbaikan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
9. Pihak Divisi Teknik dan Transport melakukan pengecekan secara reguler atas implementasi tersebut
untuk memastikan bahwa operasi baru berjalan dengan lancar.
Jika timbul api atau kebakaran yang berukuran kecil terjadi di workshop, atau fasilitas lainnya, langkah-
langkah berikut harus dilakukan:
1. Incident Controller segera melakukan langkah-langkah berikut:
a. Menghentikan seluruh aktivitas yang sedang berlangsung.
b. Mengambil Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang tersedia di tempat yang terdekat.
c. Memadamkan api secepat mungkin.
2. Jika resiko kebakaran dapat meluas, Incident controller harus membunyikan alarm di transport,
meminta bantuan pemadam kebakaran jika dibutuhkan. Evakuasi seluruh karyawan perlu dilakukan jika
kebakaran meluas.
3. Incident Commander melaporkan kejadian kepada pihak PDH/ SCM Manager dan Dept. Finance
(Account Payable/Insurance) dan memberikan laporan tertulis yaitu Surat Keterangan Kejadian sesuai
dengan format yang disediakan. Paling lambat 1 hari setelah kejadian.
5. Pihak Manager Transport dan Divisi Teknik menginvestigasi kejadian lebih lanjut dan merencanakan
tindakan perbaikan yang permanen untuk menghindari kejadian yang sama terjadi.
6. Jika dibutuhkan, Document Controller merevisi dan mensosialisasikan perubahan prosedur kerja
sehubungan dengan tindakan perbaikan yang dilakukan.
7. Pihak Divisi Teknik dan Manager Transport melakukan implementasi perbaikan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
8. Pihak Divisi Teknik dan Transport melakukan pengecekan secara reguler atas implementasi tersebut
untuk memastikan bahwa operasi baru berjalan dengan lancar.
8
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 9 dari 31
Plan)
Catatan : Tindakan pengelasan tidak diijinkan dalam kondisi barang yang dapat terbakar
(flammable)
c. Bila tindakan menutup kebocoran tidak dapat dilakukan, Incident Commander harus
menginstruksikan pemindahan barang ke tank truck lain untuk meminimasi kehilangan barang
yang lebih banyak.
2. Incident Commander melaporkan kejadian kepada pihak PDH/SCM Manager dan Dept. Finance
(Account Payable/Insurance) dan memberikan laporan tertulis yaitu Surat Keterangan Kejadian sesuai
dengan format yang disediakan. Paling lambat 1 hari setelah kejadian.
3. Pihak PDH atau SCM Manager segera melaporkan kebocoran tersebut kepada pihak pemilik barang
dan mengirimkan Surat Keterangan Kejadian kepada Pihak Pemilik barang.
4. Pihak PDH atau SCM Manager, Manager Transport, beserta Incident Commander menemui pihak
pemilik barang untuk menjelaskan kronologi kejadian dan tindakan yang telah dilakukan.
5. Pihak Manager Transport dan Divisi Teknik menginvestigasi kejadian lebih lanjut dan merencanakan
tindakan perbaikan yang permanen untuk menghindari kejadian yang sama terjadi.
6. Jika dibutuhkan, Document Controller merevisi dan mensosialisasikan perubahan prosedur kerja
sehubungan dengan tindakan perbaikan yang dilakukan.
7. Pihak Divisi Teknik dan Manager Transport melakukan implementasi perbaikan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
8. Pihak Divisi Teknik dan Transport melakukan pengecekan secara reguler atas implementasi tersebut
untuk memastikan bahwa operasi baru berjalan dengan lancar.
9
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 10 dari 31
Plan)
menyebabkan kerusakan yang lebih lagi. Jika anda berada di dalam gedung tetaplah di dalam. Jika di
luar, tetaplah berada pada tempat yang aman jauh dari gedung dan bahaya lainnya.
2.Bekerjasama dengan pegawai lainnya untuk mencari korban yang luka. Jika aman dan terlatih dengan
benar, berikan pertolongan pertama. Jangan memindahkan korban yang luka kecuali ditentukan harus
evakuasi. Ikuti prosedur mengenai laporan penanggulangan darurat medis.
3.Kepala Pengawas, Koordinator Pemadam Kebakaran, dan Security gedung harus meneliti kemungkinan
bahaya serta memutuskan atau mematikan saluran listrik dan gas didalam gedung. Teruskan informasi
ke Team Penanggulangan Darurat. Buka setiap pintu dengan hati-hati karena serpihan-serpihan yang
ada dapat menimpa anda.
4. Gunakan telepon hanya untuk sesuatu yang bersifat darurat. Jangan melakukan pembicaraan yang
tidak penting.
5. Jika kerusakan membahayakan dan gedung harus dievakuasi, Tim Penanggulangan Darurat harus
menentukan tempat, taman atau area terbuka lainnya yang minim dari bahaya.
6. Aktifkan Tim Penanggulangan Darurat dan IMT. Ikuti petunjuk evakuasi jika perlu, hindari bahaya yang
disebabkan kerusakan dari gempa bumi, seperti rusaknya saluran listrik
10
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 11 dari 31
Plan)
1. Ketika terjadi kecelakaan kerja akibat terekspos produk, Incident Controller segera melakukan prosedur
penanganan kecelakaan kepada korban yang terkena produk sesuai dengan MSDS.
2. Incident Commander melaporkan kejadian kepada pihak PDH/SCM Manager dan Dept. Finance
(Account Payable/Insurance) dan memberikan laporan tertulis yaitu Surat Keterangan Kejadian sesuai
dengan format yang disediakan. Paling lambat 1 hari setelah kejadian.
3. Pihak Manager Transport dan Divisi Teknik menginvestigasi kejadian lebih lanjut dan merencanakan
tindakan perbaikan yang permanen untuk menghindari kejadian yang sama terjadi.
4. Jika dibutuhkan, Document Controller merevisi dan mensosialisasikan perubahan prosedur kerja
sehubungan dengan tindakan perbaikan yang dilakukan.
5. Pihak Divisi Teknik, Manager Transport, dan team Transport melakukan implementasi perbaikan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
6. Pihak Divisi Teknik dan Transport melakukan pengecekan secara reguler atas implementasi tersebut
untuk memastikan bahwa operasi baru berjalan dengan lancar.
Ketika terjadi kecelakaan kerja kepada seseorang akibat terkena aliran listrik, perlu diperhatikan sebagai
berikut:
1. Tergantung dari tingkat tegangan/kejutan listrik, korban dapat menderita dampak yang ringan atau
berat seperti berhentinya kerja jantung.
2. Air atau kelembaban dapat memperkuat kejutan listrik tegangan rendah menjadi tegangan yang
mengancam nyawa seseorang.
3. Incident controller menilai situasi dan tidak menempatkan diri dalam kondisi bahaya. Hanya tenaga
penyelamat yang sudah terlatih yang dapat melakukan penyelamatan dalam kondisi tegangan listrik
menyala.
4. Jika area aman (tidak terkena air atau kabel terbuka bertegangan listrik) dan korban tidak bernapas dan
tidak ada denyut jantung, lakukan pernapasan buatan.
6. Incident Commander melaporkan kejadian kepada pihak PDH/SCM Manager dan Dept. Finance
(Account Payable/Insurance) dan memberikan laporan tertulis yaitu Surat Keterangan Kejadian sesuai
dengan format yang disediakan. Paling lambat 1 hari setelah kejadian.
7. Pihak Manager Transport dan Divisi Teknik menginvestigasi kejadian lebih lanjut dan merencanakan
tindakan perbaikan yang permanen untuk menghindari kejadian yang sama terjadi.
8. Jika dibutuhkan, Document Controller merevisi dan mensosialisasikan perubahan prosedur kerja
sehubungan dengan tindakan perbaikan yang dilakukan.
11
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 12 dari 31
Plan)
9. Pihak Divisi Teknik, Manager Transport, dan Team Transport melakukan implementasi perbaikan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
10. Pihak Divisi Teknik dan Transport melakukan pengecekan secara reguler atas implementasi tersebut
untuk memastikan bahwa operasi baru berjalan dengan lancar.
Ketika terjadi kecelakaan kerja kepada seseorang akibat terjatuh dari ketinggian, perlu diperhatikan sebagai
berikut:
1. Tergantung dari tingkat ketinggian dan posisi jatuhnya korban, korban dapat menderita dampak yang
ringan seperti memar atau berat seperti gegar otak.
2. Incident controller menilai situasi dan tidak memindahkan atau mengubah posisi korban. Hanya tenaga
penyelamat yang sudah terlatih yang dapat memindahkan korban.
3. Jika korban tidak bernapas dan tidak ada denyut jantung, lakukan pernapasan buatan.
5. Incident Commander melaporkan kejadian kepada pihak PDH/SCM Manager dan Dept. Finance
(Account Payable/Insurance) dan memberikan laporan tertulis yaitu Surat Keterangan Kejadian sesuai
dengan format yang disediakan. Paling lambat 1 hari setelah kejadian.
6. Pihak Manager Transport dan Divisi Teknik menginvestigasi kejadian lebih lanjut dan merencanakan
tindakan perbaikan yang permanen untuk menghindari kejadian yang sama terjadi.
7. Jika dibutuhkan, Document Controller merevisi dan mensosialisasikan perubahan prosedur kerja
sehubungan dengan tindakan perbaikan yang dilakukan.
8. Pihak Divisi Teknik, Manager Transportl, dan Team Transport melakukan implementasi perbaikan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
9. Pihak Divisi Teknik dan Transport melakukan pengecekan secara reguler atas implementasi tersebut
untuk memastikan bahwa operasi baru berjalan dengan lancar.
12
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 13 dari 31
Plan)
4.2 ASSET
Mobil Peralatan Tanggap Darurat : 3 unit (Toyota Avanza)
Mobil Team Tanggap Darurat : 1 unit (Daihatsu Luxio)
Mobil Cadangan : 1 unit (Toyota Avanza)
13
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 14 dari 31
Plan)
First Aider Team (Minimum 2 orang yang telah tersertifikasi First Aider)
- Membantu coordinator first aider di lokasi kejadian
- Mengikuti komando dari coordinator first aider di lokasi kejadian
- Membantu penanganan korban di lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan
tim medis lain
Fire Fighting Team (Anggota Security dibantu dengan Helper, Driver & Karyawan Terlatih)
- Menggunakan alat pelindung diri
- Membawa apar kecil masing2 satu buah (Helper, Driver & Karyawan Terlatih)
- Membawa apar besar (foam) minimum 2 orang security dibantu oleh 1 orang
Helper
APAR Holder di lokasi kejadian (Security,Helper, dan Driver, yang stand by pada hari kejadian)
- Melakukan barikade di lokasi kejadian
- Stand by untuk memegang APAR di lokasi kejadian untuk tindakan jika terjadi
percikan api atau sumber api lainnya
- Mengetahui posisi2 APAR di seluruh lokasi dan mengambil APAR yang
terdekat dengan lokasi personil
14
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 15 dari 31
Plan)
15
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 16 dari 31
Plan)
16
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 17 dari 31
Plan)
5.1 Cedera
17
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 18 dari 31
Plan)
ii. R = Respon
Memeriksa tingkat kesadaran korban dengan menyapa keras dan mengguncang lembut
tubuh korban.
- Korban sadar : Memberi respons, bernafas dan ada denyut nadi
- Korban tidak sadar : Tidak bisa menjaga jalan udara tetap terbuka, tidak bisa mengontrol
pendarahan, tidak bisa melindungi diri dari lingkungan.
Pindahkan tubuh korban ke posisi lateral jika bernafas, dan posisi telentang jika
tidak bernafas
iv. P = Pernafasan
Dengan memberi napas buatan kepada korban, anda memberikan oksigen dalam paru-
paru. Mungkin cukup untuk dapat membuat korban bernapas kembali, namun tidak harus
dikombinasikan dengan kejut dada.
1. Letakkan tangan di atas dahi korban, dan angkat kepala ke belakang. Pindahkan
penghalang yang kelihatan jelas dari mulut korban.
2. Letakkan ujung jari tangan yang satu lagi dibawah dagu korban dan angkat dagu
korban perlahan.
3. Angkat tangan dari dahi, dan tekan bagian yang lembut dari hidung.
18
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 19 dari 31
Plan)
4. Buka mulut korban dan ambil napas panjang. Letakkan mulut di bibir korban, pastikan
tertutup rapat. Tiup dengan konstan ke mulut korban, perhatikan naiknya dada korban.
5. Sambil menjaga kepala korban dinaikkan, lepaskan mulut dan perhatikan dada korban
turun.
6. Ulangi kembali satu kali, dan cek untuk peredaran darah kembali, dengarkan dan
rasakan perubahan, napas, atau perubahan warna kulit, jika tidak ada napas lakukan
CPR.
v. S = Sirkulasi Darah
CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)
Jika seseorang tidak bernapas, anda harus memanggil ambulans dan mulai melakukan
CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) yang adalah kombinasi dari kejut dada dan
pernapasan buatan.
INGAT : JANGAN MELAKUKAN CPR JIKA JANTUNG MASIH BERDETAK- SANGAT
BERBAHAYA.
1. Letakkan tangan anda di bagian tengah tulang dada, dan dengan telapak tangan
bagian bawah, tekan ke bawah (4-5 cm). Setiap 15 kali kejut dada dalam interval 1
detik, lakukan dua pernapasan buatan.
2. Tekan hidung korban, tiup udara secara konstan ke mulut korban. Lakukan 2
pernapasan buatan dengan jarak 1 detik.
19
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 20 dari 31
Plan)
3. Teruskan siklus 15 kali kejut dada dan 2 kali pernapasan sampai bantuan datang atau
korban mulai untuk bernapas dengan normal.
20
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 21 dari 31
Plan)
21
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 22 dari 31
Plan)
1. Amankan area dari orang-orang yang tidak berkepentingan. Bawa ember ke tempat tumpahan. Pastikan
bawa sapu yang sesuai (dengan sapu yang keras) dan sapu kecil/penampung di tangan.
2. Taburkan pasir/bahan penyerap dipinggiran tumpahan untuk mencegah produk menyebar. Kemudian
taburkan semua di atas keseluruhan tumpahan.
22
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 23 dari 31
Plan)
3. Gesekkan bahan penyerap ke tumpahan dengan menggunakan sapu yang keras. Hal ini akan memaksa
cairan masuk ke dalam penyerap dan akan menghemat waktu membersihkan selanjutnya. Tekan sapu ke
dalam material dan sapu dengan keras kedepan dan belakang dalam daerah 10 cm bergantian. Ini akan
melepaskan material dari tanah dan melanjutkan proses penyerapan.
4. Goyangkan kepala sapu untuk melepaskan bahan penyerap yang telah digunakan. Jika bahan penyerap
cukup, maka kepala sapu akan melepaskan seluruh material. Jika kurang, tambahkan bahan penyerap.
Gunakan penampung untuk membersihkan sisa penyerap.
5. Buang bahan penyerap yang telah dipakai ke tempat yang telah ditentukan. Ada sebagian minyak yang
menyerap ke pori-pori beton meninggalkan tanda.
23
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 24 dari 31
Plan)
1. Amankan area dari orang-orang yang tidak berkepentingan. Bawa ember ke tempat tumpahan. Pastikan
bawa sapu yang sesuai (dengan sapu yang keras) dan sapu kecil/penampung di tangan.
2. Cegah penyebaran tumpahan menggunakan boom yang ada dalam spill kit. Gunakan bantalan penyerap
untuk tempat yang sulit dijangkau. (Lihat gambar di tengah) . Kemudian lanjutkan untuk mengontrol
tumpahan dengan bahan penyerap/pasir dimulai dari pinggir tumpahan.
3. Tutup keseluruhan tumpahan dengan bahan penyerap atau pasir. Ketika tidak ada cairan yang tersisa,
angkat boom dan letakkan dalam tempat sampah yang sudah di beri plastik.
4. Gesekkan bahan penyerap ke tumpahan dengan menggunakan sapu yang keras. Hal ini akan memaksa
cairan masuk ke dalam penyerap dan akan menghemat waktu membersihkan selanjutnya. Tekan sapu ke
dalam material dan sapu dengan keras kedepan dan belakang dalam daerah 10 cm bergantian. Ini akan
melepaskan material dari tanah dan melanjutkan proses penyerapan. Sapu membentuk tumpukan.
24
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 25 dari 31
Plan)
5. Menggunakan penampung dan sapu kecil, lapukan seluruh bekas dari bahan penyerap yang tersisa dan
buang ke dalam tempat sampah yang diijinkan. Gunakan kantung plastik yang bisa diikat.
Iron Bird
25
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 26 dari 31
Plan)
Iron Bird
26
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 27 dari 31
Plan)
27
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 28 dari 31
Plan)
28
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 29 dari 31
Plan)
6.0 Lampiran
F. Sketch/Seketsa Kejadian:
G. What is the potential risk exist in this "nearmiss"? / Potensi bahaya dalam kejadian 'nyaris" ini?
-
H. Seberapa sering kejadian ini dapat terjadi? / How often would you expect this incident to occur?
Sering (Frequently) / Jarang (Occasionally) / Jarang Sekali (Rarely) / Tidak Pernah (Never)
I. Action Taken To Provide Immediate Control Of Situation/Tindakan yang telah diambil :
29
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 30 dari 31
Plan)
N. Actual Activity Leading To NM or Accident / Kegiatan yang menyebabkan terjadinya nyaris/ kecelakaan
1 Office work and activity/Pekerjaan di kantor 11 Walking on Same Level
2 Supervising or mentoring/Mengawasi atau mengajari Berjalan di ketinggian yang sama
3 Guarding and securing/Menjaga dan mengamankan 12 Working at High Level/Kerja di tempat tinggi
4 Using Portable Tools / Equipment 13 Welding, Torch cutting / Mengelas dan memotong
Menggunakan peralatan portabel 14 Driving / Mengemudi
5 Material Lifting / Handling 15 Electric work / Pekerjaan dengan listrik
Mengangkat, menangani barang-barang 16 Housekeeping/Menata, membersihkan
6 Operating Plant / Machinery 17 Digging,Trenching/Menggali (lubang, saluran)
Menjalankan mesin, peralatan 18 Fabricating/Membuat (peralatan,mesin dll)
7 Working off Scaffolding or ladder 19 Laboratory works/Pekerjaan di laboratorium (testing,
Bekerja memakai perancah atau tangga sampling dll)
8 Climbing, Descending (from/to worksite) 20 Servicing dan maintaining/Merawat dan memperbaiki
Memanjat atau menuruni (ke/dari lokasi kerja) 21
9 Handling Hazardous Substances 22
Menangani bahan-bahan berbahaya 23
10 Dismantling / Assembling (machine, tools etc)
Membongkar, memasang (mesin,peralatan dll)
30
Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Halaman : 31 dari 31
Plan)
R. Dept Head Review, & Actions Required (To prevent recurrence of incident)
Preventative Actions By Whom By When
31