Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BERAT BAYI LAHIR


RENDAH (BBLR) DI RUANG PERISTI RS AISYIYAH KUDUS

A. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir (Amru sofian,2012).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru alhir yang berat badannya
2500 gram atau lebih rendah.Dalam definisi ini tidak termasuk bayi-bayi dengan berat
badan kurang dari 1000 gram. (Nugroho Iman santosa)
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram (WHO).Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.(Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong,2009).

B. ETIOLOGI
Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran
bayi berat badan lahir rendah,yaitu :
1. Prematur Murni
Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga
neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan
premature atau BBLR adalah :
a. Faktor ibu :
 Riwayat kelahiran premature sebelumnya.
 Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
 Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
 Primigravidarum.
 Usia ibu < 20 tahun.
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Seperti cacat bawaan,infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda, anomaly
congenital.
d. Faktor kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan.

Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah :


 LK <33 cm, LD < 30 cm.
 Gerakan otot bmasih hipotonis.
 Umur kehamilan <37 minggu.
 Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut tipis dan halus.
 Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea.
 Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi dan pelipis lengan.
 Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
 Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.

2. Dismature
Dismatur(IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan
dalam kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa
hari sampai janin lahir. Factor-faktor yang mempengaruhi BBLR pada dismatur
adalah :
 Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu)
 Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi tali pusat).
 Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan)
 Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.
C. TANDA & GEJALA / MANIFESTASI KLINIS
Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah adalah
1. Sebelum lahir
 Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
 Pergerakan janin lebih lambat.
 Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
2. Setelah bayi lahir
 Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.
 Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.
 Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine.
 Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.

Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :


1. Berat badan dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. LD < 30 cm.
4. LK < 33 cm.
5. Umur kehamilan < 37 minggu
6. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
7. Otot hipotonik lemah.
8. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
9. Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.

D. PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi
karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-
keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit,
dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan
bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya
memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun
sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.
Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat
bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang
menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu
dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
E. PATHOFLOW (JALAN MUNCULNYA MASALAH SESUAI DENGAN TEORI)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.
3. Titer torch sesuai indikasi.
4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.
5. Pemantauan elektrolit.
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Sistem Pernafasan; Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
2. Sistem Kardiovaskuler;Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3. Termoregulasi; Pengaturan suhu, perawatan bayi dalam inkubator
4. Glukosa (Hiperglikemia);Penyuntikan disusul pemberian infuse glukosa
5. Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
6. Pemberian vit. K
7. Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat

H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian (Pola Fungsi Kesehatan)
a. Biodata klien : nama,tempat lahir, jenis kelamin.
b. Orang tua : nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan dan
alamat.
c. Riwayat kesehatan :
1. Riwayat antenatal :
 Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi buruk,merokok,
ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit kardiovaskuler dan paru.
 Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran
multiple,kelainan congenital.
 Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengat permasalahan pada bayi baru lahir.
2. Riwayat post natal :
 Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (0-3), asfiksia
berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
 Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500 gram,
LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
d. Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan
cairan parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi.
e. Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
f. Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR
kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis psikotropika, kebiasaan ibu
mengkonsumsi minuman beralkohol.
g. Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru alhir dilakukan rawat
gabung dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan.
h. Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya lemah dan hanya
merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
i. Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan baik apabila
penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu normal pada tubuh bayi n (36 C-
37,5C), nadi normal antara (120-140 x/m), untuk respirasi normal pada bayi (40-60
x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering tidak teratur.
j. Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas berwarna biru, pada bayi
preterm terdapat lanugo dan verniks.
k. Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom,
ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.
l. Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukan refleksi terhadap
cahaya.
m. Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lender
n. Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
o. Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.
p. Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates pendek.
q. Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan suara wheezing
dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari 100x/m.
r. Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah ascus costae pada
garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau
tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,bising usus timbul 1-2 jam setelah
masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract belum sempurna.
s. Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak adanya tanda-
tanda infeksi pada tali pusat.
t. Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak
muara uretra pada neonates laki-laki, neonates perempuan lihat labia mayir dan
labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
u. Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air besar serta warna
dari feces.
v. Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah
tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
w. Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro dan sucking lemah.
Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat
atau adanya patah tulang.

2. Diagnosa Keperawatan (Sesuai Pathway, Rumusan Berdasarkan Nanda)


Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan BBLR yaitu:
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas oleh penumpukan lendir,
reflek batuk
2) Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas
3) Resiko hipotermi b/d paparan lingkungan dingin

3. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA NOC NIC

1. Bersihan jalan nafasa. Status pernapasan : Kepatenan Airway suction


tidak efektif b/d jalan napas  Auskultasi suara nafas sebelum dan
obstruksi jalan nafas Indikator : sesudah suctioning.
oleh penumpukanPernapasan 16-24x/i  Informasikan pada klien dan
lendir, reflek batuk. Irama pernpasan normal keluarga tentang suctioning
Kedalaman inspirasi (batasan  Minta klien nafas dalam sebelum
Definisi : normal) suction dilakukan.
Ketidakmampuan untukTidak ada suara napas tambahan  Berikan O2 dengan menggunakan
membersihkan sekresiTidak terjadi dipsnea nasal untuk memfasilitasi suksion
atau obstruksi dariTidak terlihat penggunaan otot nasotrakeal
saluran pernafasan bantu napas  Gunakan alat yang steril sitiap
untuk mempertahankanTidak ada batuk melakukan tindakan
kebersihan jalan nafas. Akumulasi sputum tidak ada  Anjurkan pasien untuk istirahat dan
napas dalam setelah kateter
Batasan Karakteristikb. Status pernapasan : Ventilasi dikeluarkan dari nasotrakeal
: Indikator :  Monitor status oksigen pasien
 Dispneu, PenurunanPernapasan dalam batas normal  Ajarkan keluarga bagaimana cara
suara nafas Irama pernapasan (batasan melakukan suksion
 Orthopneu normal)
 Hentikan suksion dan berikan
 Cyanosis Kedalaman inspirasi (batasan
oksigen apabila pasien menunjukkan
 Kelainan suara nafas normal) bradikardi, peningkatan saturasi O2,
(rales, wheezing) Bunyi perkusi (batasan normal)
dll.
Tidal volum (batasan normal)
 Kesulitan berbicara
Kapasitas vital (batasan normal)
 Batuk, tidak efekotif Airway Management
Hasil pemeriksaan X-Ray
atau tidak ada  Buka jalan nafas, guanakan teknik
(batasan normal)
 Mata melebar chin lift atau jaw thrust bila perlu
Tes fungsi paru (batasan normal)
 Produksi sputum  Posisikan pasien untuk
c. Kontrol Aspirasi
 Gelisah memaksimalkan ventilasi
Indikator :
 Perubahan frekuensi  Identifikasi pasien perlunya
Identifikasi faktor resiko minimal
dan irama nafas pemasangan alat jalan nafas buatan
Faktor resiko tidak ditemukan
 Pasang mayo bila perlu
Pemeliharaan oral hyiegiene baik
Faktor yang  Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Posisi tidak selalu tegak lurus /
berhubungan:  Keluarkan sekret dengan batuk atau
menyamping saat makan dan
 Lingkungan : merokok, suction
minum
menghirup asap rokok,Penyeleksian makanan dan Auskultasi suara nafas, catat adanya
perokok pasif-POK, minuman sesuai dengan suara tambahan
infeksi kemampuan menelan  Lakukan suction pada mayo
 Fisiologis : disfungsiPenggunaan kekentalan cairan Kolaborasikan pemberian
neuromuskular, sesuai kebutuhan bronkodilator bila perlu
hiperplasia dindingPosisi tegak selama 30 menit Berikan pelembab udara Kassa
bronkus, alergi jalan setelah makan dilakukan basah NaCl Lembab
nafas, asma.  Atur intake untuk cairan
 Obstruksi jalan nafas : mengoptimalkan keseimbangan.
spasme jalan nafas,  Monitor respirasi dan status O2
sekresi tertahan,
banyaknya mukus,
adanya jalan nafas
buatan, sekresi bronkus,
adanya eksudat di
alveolus, adanya benda
asing di jalan nafas.

4. Implementasi Keperawatan
No Dx keperawatan NOC NIC
1 Bersihan jalan nafasPSetelah dilakukan tindakan 11.Auskultasi suara nafas
tidak efektif b/d 3x24 jam diharapkan: sebelum dan sesudah
obstruksi jalan nafas -Pernapasan 30-40x/mt suctioning.
oleh penumpukan-Irama pernpasan normal  2.Gunakan alat yang steril
lendir, reflek batuk. -Kedalaman inspirasi sitiap melakukan tindakan
(batasan normal)  3.Monitor status oksigen pasien
-Tidak ada suara napas  4. Lakukan suction jika lender
tambahan berlebih
-Tidak terjadi dipsnea

Setelah dilakukan tindakan11.Fasilitasi kontak ibu dengan


Ketidakefektifan keperawatan selama 3x 24 bayi seawal mungkin
2
pola minum bayi b/d jam diharapkan:
 2.Monitor kemampuan bayi
prematuritas -Reflek menghisap bayi
untuk menghisap
meningkat
 3.Sediakan kenyamanan dan
-ibu bisa menyusui bayinya
-OGT dilepas privasi selama menyusui
 4.Monitor kemampuan bayi
untuk menggapai putting
55.Beri susu lewat OGT
3 Resiko hipotermi b/d Setelah dilakukan tindakan 1.Rencanakan monitoring
paparan lingkungan keperawatan selama 3x24 suhu secara kontinyu
jam diharapkan:
dingin  2.Monitor kehangatan kaki/
-Suhu tubuh bayi normal
ekstremitas
(36,5-37,5 C)
 3.Observasi kekuatan tangisan
-Kaki teraba hangat
-Tangisan lebih kuat bayi
-Bayi hidup dilingkungan 4.Selimuti bayi untuk mencegah
yang hangat hilangnya kehangatan tubuh
5.Tempatkan bayi pada
inkubator

5. Penggunaan Referensi
Fishman, Marvin A. 2007. Buku Ajar Pediatri, Volume 3 Edisi 20. Jakarta:EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Difinisi Dan Klasifikasi 2012-
2014/Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Suwarwati Dan Nike Budhi
Subekti. Jakarta: EGC.
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan
Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar
Jurusan Keperawatan.
Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif Obstetri
Sosial Edisi 3 Jilid 1 & 2. Jakarta: EGC 1961. WHO
Wong, D.L,dkk. 2008. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta. Buku
Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai