Anda di halaman 1dari 41

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP)
Jalan Suherman Nomor 3 Kec. Tarogong Kaler Kabupaten Garut 44151

SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SELAKU


PIMPINAN BLUD
NOMOR : 900/ / Pusk/2016

TENTANG
KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAN PEMBUKUAN AKUNTANSI
KEUANGAN BLUD PADA UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP) KABUPATEN
GARUT

KEPALA UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP),

Menimbang : a. Bahwa untuk mengatur pengelolaan keuangan pada UPTD Puskesmas Tarogong
(DTP) diperlukan suatu kebijakan dalam mengelola penatausahaannya;
b. bahwa sesuai amanat Permendagri 61 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, Pimpinan BLUD
wajib menetapkan kebijakan penatausahaan keuangan BLUD;
c. bahwa berdasarkan point a dan b diperlukan suatu keputusan pimpinan
BLUD perihal Kebijakan Penatausahaan Keuangan Dan Pembukuan
Akuntansi Keuangan BLUD pada UPTD Puskesmas Tarogong (DTP)
Kabupaten Garut.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia, Nomor 4287);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang
Pedoman Akutansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 38)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012
Nomor 7).
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP)


SELAKU PEMIMPIN BLUD TENTANG KEBIJAKAN
PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAN PEMBUKUAN AKUNTANSI
KEUANGAN BLUD PADA UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP)
KABUPATEN GARUT
PERTAMA : Ruang lingkup keputusan ini meliputi :
1. Penatausahaan keuangan pada Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran BLUD
2. Tata Cara Pembukuan Akuntansi keuangan BLUD
KEDUA : Kebijakan akuntansi yang dipakai pada penatausahaan keuangan dan pembukuan
berpedoman bada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
KETIGA : Kebijakan penatausahaan keuangan dan Pembukuan akuntansi ini sebagaimana
terlampir dalam surat keputusan ini
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkannya dan dapat diubah sebagaimana ketentuan
yang berlaku

Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 02 Januari 2016
Kepala UPTD Puskesmas Tarogong (DTP)

dr. H. Hadi Harsono


NIP. 19610920 198903 1 005
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP)
TANGGAL : 900 / / Pusk/2016
NOMOR : 02 Januari 2016

KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN

A. Pendahuluan
Bendahara pada BLUD pada dasarnya sarna dengan Bendahara pada satker pengelola
APBD lainnya yang bertindak selaku pejabat perbendaharaan yang bertanggung jawab kepada
Kuasa Bendahara Urnum Daerah (BUD). Oleh karena itu, Bendahara pada BLUD juga wajib
rnenatausahakan dan rnempertanggungjawabkan seluruh uang / surat berharga yang berada
dalam pengelolaannya. Di samping itu, Bendahara pada BLUD, selaku pejabat yang diangkat
oleh Kepala Daerah yang diberi kuasa, juga wajib mernbukukan seluruh transaksi atas uang yang
ditatausahakannya yang ada di BLUD baik yang sudah menjadi hak BLUD maupun yang
tidak/belum menjadi hak BLUD.
Petunjuk pembukuan ini dibagi untuk Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
secara terpisah. Namun, rnengingat terdapat mekanisme penyampaian dana oleh Bendahara
Penerimaan kepada Bendahara Pengeluaran maka dibuatlah mekanisme pembukuan yang bisa
merekonsiliasi penyampaian dana tersebut.
Pembagian petunjuk pembukuan mengacu pada pembagian uang / surat berharga yang
dikelola oleh masing-masing Bendahara. Bendahara Penerimaan mengelola uang yang sudah
menjadi hak BLUD (Pendapatan) dan pengelolaan kas (Deposito dan Investasi Jangka Pendek).
Selanjutnya Bendahara Pengeluaran mengelola uang berupa: UP, Pajak, dan uang yang belum
menjadi hak BLUD, dan Hibah. Mengingat dari dana keIolaan yang dipegang oleh Bendahara
Pengeluaran juga ada yang menjadi hak BLUD, maka terdapat proses transfer pendapatan dari
Bendahara Pengeluaran kepada Bendahara Penerimaan.
Selanjutnya, berbeda dengan laporan yang dihasilkan oleh Sistem Akuntansi Keuangan
BLUD, pembukuan Bendahara pada BLUD menghasilkan laporan yang menyajikan keadaan kas
dan realisasi atas uang/ surat berharga yang dikelola oleh Bendahara pada BLUD. Laporan ini
merupakan salah satu alat yang sangat berguna untuk pelaksanaan kegiatan operasional sehari-
hari bagi pimpinan BLUD sekaligus sebagai pembanding akun-akun yang menyangkut kas pada
neraca BLUD.
BAB I
PENATAUSAHAAN KAS

A. Bendahara Penerimaan
Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan menggunakan Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan. Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara
penerimaan menggunakan dokumen- dokumen tertentu sebagai dasar pencatatan antara lain:
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran
2. Nota Kredit
3. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
4. Surat Tanda Setoran
Daftar STS yang dibuat oleh bendahara penerimaan didokumentasikan dalam Register
STS. Prosedur pembukuan dapat dikembangkan dalam 3 (tiga) prosedur, antara lain:
1. Pembukuan atas pendapatan yang dibayar tunai.
a. Berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain Yang Sah, bendahara penerimaan mengisi
Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan kolom tanggal dan kolom
nomor bukti. Setelah itu bendahara penerimaan mengisi kolom cara pembayaran dengan
pembayaran tunai.
b. Kemudian bendahara penerimaan mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan
sesuai dengan akun standar BLUD. Lalu bendahara penerimaan mengisi kolom kode
rekening.
c. Bendahara penerimaan mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah. Langkah-langkah
pembukuan pada saat penyetoran adalah sebagai
berikut:
1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan penyetoran pendapatan yang
diterimanya ke rekening BLUD.
2. Bendahara penerimaan mencatat STS yang sudah dibuat ke dalam register STS dengan
mencatat No. STS, tanggal penyetoran, kode rekening, uraian, jumlah, serta Penyetor.
3. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke rekening BLUD pada buku penerimaan
dan penyetoran bendahara penerimaan pada bagian penyetoran kolom Tanggal, No. STS
dan Jumlah Penyetoran.

Berikut adalah bagan alir yang menggambarkan proses Pembukuan


Penerimaan dan Penyetoran atas Penerimaan Secara Tunai
2. Pembukuan atas pendapatan yang dibayar melalui rekening bendahara penerimaan.
Penerima jasa layanan puskesmas dapat melakukan pembayaran tarif melalui rekening
BLUD. Dalam kondisi tersebut, pencatatan dilakukan saat bendahara penerimaan menerima
informasi dari bank mengenai adanya penerimaan pendapatan pada rekening BLUD.
Pencatatan dilakukan pada Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan
pada saat penerimaan dan pada saat penyetoran.
Langkah-langkah dalam membukukan penerimaan yang diterima di rekening bank bendahara
penerimaan adalah sebagai berikut:
1. Bendahara penerimaan menerima pemberitahuan dari bank (rekening koran) mengenai
adanya penerimaan di rekening bendahara penerimaan.
2. Berdasarkan info tersebut dan info pembayaran dari penerima jasa pelayanan, bendahara
penerimaan melakukan verifikasi dan rekonsiliasi atas penerimaan tersebut.
3. Setelah melakukan verifikasi dan mengetahui asal penerimaan, bendahara penerimaan
mencatat penerimaan di Buku Kas Umum kolom nomor BKU, kolom tanggal.
5. Bendahara penerimaan pencatat pula penerimaan tersebut pada Buku pembantu Bank yang
ada sesuai dengan uraian transaksi yang ada di dalam BKU.

3. Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan


Bendahara penerimaan BLUD wajib mempertanggung-jawabkan pengelolaan uang yang
menjadi tanggungjawabnya secara administratif kepada Pemimpin BLUD paling lambat pada
tanggal 5 bulan berikutnya. Laporan pertanggungjawaban (LPJ) bendahara penerimaan
memuat informasi tentang rekapitulasi penerimaan, penyetoran dan saldo kas yang ada di
bendahara penerimaan. LPJ tersebut dilampiri dengan:
1. Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir bulan berkenaan
2. Register STS
3. Bukti penerimaan yang sah dan lengkap
4. Pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu

Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara penerimaan


BLUD adalah sebagai berikut:
1. Bendahara penerimaan memverifikasi dan merekap seluruh pendapatan BLUD dalam
satu bulan berdasarkan buku penerimaan dan penyetoran serta buku register STS.
2. Bendahara penerimaan memberikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Pemimpin
BLUD.
3. Atas Pertanggungjawaban yang disampaikan oleh bendahara penerimaan, maka
Pemimpin BLUD akan melakukan verifikasi kebenaran terhadap Laporan
Pertanggungjawaban tersebut.
4. Apabila disetujui, maka Pimpinan BLUD akan menandatangani Laporan
Pertanggungjawaban (administratif) sebagai bentuk pengesahan untuk disampaikan
kepada Dinas Kesehatan.

B. Bendahara Pengeluaran
Untuk menjalankan pengganggaran BLUD, mekanisme persediaan kas yang digunakan
dalam penarikan dana dari rekening BLUD, Bendahara Pengeluaran menggunakan
mekanisme:
a. Uang Persediaan (UP)
b. Ganti Uang(GU)
c. Langsung (Ls)

1. Uang Persediaan (UP)


Bendahara pengeluaran mengajukan Uang Persediaan (UP) setiap awal tahun anggaran.
Pengajuan UP hanya dilakukan sekali dalam setahun tanpa pembebanan pada kode
rekening tertentu dan menjadi uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD) oleh
Bendahara Pengeluaran. Penggunaan Uang persediaan ini menjadi tanggung jawab
bendajara pengeluaran dan menjadi kas kecil BLUD yang dapat digunakan untuk
pembayaran atas :
a. Belanja Pegawai non gaji/Tunjangan/Jasa Pelayanan
b. Belanja barang/jasa dengan nilai lebih atau sama dengan Rp.
50.000.000 untuk satu penyedia barang dan jasa.
diberikan sebesar Rp. 50.000.000.
Langkah-langkah pengajuan uang persediaan adalah sebagai berikut.
1. Bendahara Pengeluaran membuat Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan
(SPP-UP).
2. SPP-UP tersebut kemudian diajukan kepada pejabat keuangan untuk mendapatkan
persetujuan. Jika pejabat keuangan menyetujui atas pengajuan SPP-UP tersebut,
Pejabat Keuangan membuat Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-
UP) yang diajukan kepada Pemimpin BLUD.
3. Atas SPM UP tersebut, pimpinan BLUD mengeluarkan Surat Perintah Pencairan
Dana Uang Persediaan (SP2D-UP) serta menandatangani cek giro sebesar nilai
uang persediaan yang ditujukan kepada pejabat keuangan dan bendahara
pengeluaran.
4. Disamping membuat SPP, Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk
SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.
5. Bendahara mencairkan cek giro yang sudah diterima kepada bank dan mencatat
penerimaan uang tersebut pada BKU sebagai penerimaan Uang Persediaan.

Bagan alir pengajuan uang persediaan sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini
:
persediaan yang telah disahkan pada periode waktu tertentu. SPP-GU tersebut dapat
disampaikan untuk satu kegiatan tertentu atau beberapa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
yang ada. Misal, BLUD mendapatkan alokasi Uang Persediaan pada tanggal 4 Januari
sebesar Rp. 50.000.000. Pada tanggal 20 Januari telah terlaksana pembelanjaan yang
menghabiskan uang UP sebesar Rp. 40.000.000, maka SPP-GU yang diajukan adalah
sebesar Rp.40.000.000 dengan pembebanan pada kode rekening belanja terkait kegiatan
tersebut. Hal ini berarti bahwa saldo UP pada bendahara pengeluaran selalu sama.
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam
pengajuan SPP-GU, selain dari dokumen SPP-GU itu sendiri. Lampiran tersebut antara
lain:
a) BKU;
b) LPJ Uang Persediaan;
c) LRA Belanja.

Bagan alir pengajuan ganti uang persediaan sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini
:
 Ls untuk pembayaran Gaji/Tunjangan/Jasa Pelayanan
 Ls untuk pengadaan Barang dan Jasa dengan nilai lebih dari Rp. 50.000.000
 Ls Untuk belanja modal
Belanja langsung ini dilaksanakan atas permintaan dana dari pejabat teknis yang akan
melaksanakan suatu kegiatan. Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP LS, selain dari dokumen SPP LS itu
sendiri. Lampiran tersebut antara lain:
a. Untuk SPP-LS Gaji / Tunjangan/Jasa Pelayanan
a) LPJ Administratif Pendapatan;
b) LRA Belanja;
c) Nominatif penerima Gaji/Tunjangan/Jasa Pelayanan;
d) SSP PPh Pasal 21;

b. Untuk SPP-LS Barang dan Jasa atau Modal


1) Surat Perjanjian/Kontrak;
2) Berita acara serah terima barang;
3) Surat Pesanan;
4) Ringkasan pembayaran/penagihan
5) LRA belanja;
6) Lampiran lain yang diperlukan.

Bagan alir pembelanjaan secara langsung adalah sebagaimana terlihat pada bagan di
bawah ini :
4. Pertanggungjawaban Administratif
Pertanggungjawaban administratif dibuat oleh bendahara pengeluaran dan disampaikan
kepada pejabat keuangan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban administratif tersebut berupa Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang
menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara kumulatif
maupun per kegiatan. SPJ ini merupakan penggabungan dengan SPJ Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
Pertanggungjawaban administratif berupa SPJ dilampiri dengan:
a. Buku Kas Umum;
b. Laporan Penutupan Kas; dan
c. SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Pertanggungjawaban administratif pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan
paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut. Pertanggungjawaban tersebut harus
dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan. Langkah-langkah dalam membuat dan
menyampaikan SPJ bendahara pengeluaran adalah sebagai berikut:
1) Bendahara pengeluaran menyiapkan laporan penutupan kas.
2) Bendahara pengeluaran melakukan rekapitulasi jumlah-jumlah belanja dan item
terkait lainnya berdasarkan BKU dan buku pembantu BKU lainnya.
3) Berdasarkan rekapitulasi dan penggabungan itu, bendahara pengeluaran membuat SPJ
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya.
4) Dokumen SPJ beserta BKU dan laporan penutupan kas kemudian diberikan ke
pejabat keuangan untuk dilakukan verifikasi.
5) Setelah mendapatkan verifikasi, Pejabat keuangan menandatangani sebagai bentuk
pengesahan.

1. Rekonsiliasi Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran


Sebagaimana tercantum dalam Permendagri 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Badan Layanan Umum daerah Pasal 83 yang menyebutkan bahwa transaksi penerimaan dan
pengeluaran dilaksanakan melalui rekening kas BLUD. Dalam hal ini Bendahara Penerimaan
merupakan entitas keuangan yang akan menambah saldo kas, sedangkan Bendahara Pengeluaran
merupakan entitas yang akan mengurangi saldo kas sehingga pada akhir periode keuangan harus
terdapat penyamaan saldo antara keduanya.
Penyamaan Saldo Rekening kas (Rekonsiliasi) antara Bendahara Penerimaan dan
Bendahara Pengeluaran dilaksanakan untuk menyamakan saldo pada buku simpanan bank
dimana masing-masing bendahara tersebut memiliki buku simpanan bank yang berbeda.
Rekonsiliasi pada Bendahara Pengeluaran dilakukan dengan mencatat seluruh pendapatan yang
masuk terhadap rekening pada BKU dan Buku Simpanan Bank kolom penerimaan. Rekonsiliasi
Pada Bendahara penerimaan dilakukan dengan mencatat seluruh pengeluaran dari rekening pada
BKU dan Buku Simpanan Bank kolom Pengeluaran.
BAB II
PEMBUKUAN PEMBELANJAAN

Pembukuan pembelanjaan atas uang persediaan yang menjadi kas kecil Bendahara
Pengeluaran dicatat pada Buku Kas Umum (BKU). Untuk keperluan pengendalian, bendahara
pengeluaran dapat membuat buku pembantu yang dioperasikan secara khusus untuk memantau
jumlah uang persediaan pada bendahara pembantu yang terdiri atas :
1. Buku Pembantu Kas Tunai;
2. Buku Pembantu Kas Bank;
3. Buku Pembantu Uang Persediaan;
4. Buku Pembantu Pajak;
5. Buku Pembantu Panjar;
6. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BP.

A. Pembukuan atas UP/GU


Pembukuan penerimaan SP2D UP/GU merupakan proses pencatatan transaksi penerimaan
SP2D UP/GU ke dalam BKU dan Buku pembantu yang terkait. Proses pembukuan dilakukan
ketika bendahara pengeluaran menerima SP2D UP/GU dari Pemimpin BLUD. Bendahara
pengeluaran dapat mencairkan UP/GU yang terdapat di bank ke kas tunai. Pencatatan
dilakukan sebesar jumlah yang dicairkan sebagai "pergeseran uang" di:
1. BKU pada kolom penerimaan
2. Buku Pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. BKU pada kolom penerimaan
4. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom penerimaan

Berikut adalah bagan alir untuk menggambarkan prosedur di atas


No. Uraian Bendahara Pengeluaran
1. Bendahara pengeluaran menyiapkan bukti Proses Pergeseran
pergeseran dana Dana

2. Berdasarkan bukti tersebut, bendahara Melakukan pengisian


pengeluaran mencatat di BKU pada kolom BKU pada kolom
pengeluaran pengeluaran

3. Bendahara pengeluaran mencatat di BKU Melakukan pengisian


pada kolom penerimaan. Jumlah yang BKU pada kolom
penerimaan
dicatat sama dengan jumlah yang dicatat
pada kolom pengeluaran
Melakukan pengisian
4. Kemudian Bendahara pengeluaran mencatat di Buku Buku Pembantu
Simpanan/Bank
Pembantu Simpanan/Bank pada
kolom pengeluaran
Melakukan pengisian
Buku Pembantu Kas
5. Selanjutnya Bendahara pengeluaran Tunai
mencatat di buku pembantu kas tunai pada
kolom penerimaan BKU
Buku Pembantu
Simpan

an/Bank
B. Pembelanjaan atas Uang Persediaan
Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat kemungkinan 2 (dua) cara
bagi bendahara pengeluaran dalam melakukan pembayaran. Pertama, bendahara pengeluaran
melakukan pembayaran tanpa melalui panjar. Kedua, bendahara pengeluaran melakukan
pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada Pejabat Teknis.

1. Pembukuan pembayaran belanja tanpa melalui uang panjar


Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara pengeluaran membayarkan sejumlah uang
atas belanja yang telah dilakukan. Pembayaran dapat saja menggunakan uang yang ada di
kas tunai maupun uang yang ada di rekening bank BLUD.
Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK, bendahara melakukan
pembayaran. Atas pembayaran tersebut, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan
sebesar nilai belanja bruto sebagai "belanja" di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.

Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai "belanja" di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran.
Apabila bendahara pengeluaran melakukan pungutan pajak atas transaksi belanja di atas,
bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong
sebagai "pemotongan PPh/PPN" di:
1. BKU pada kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan.
Ketika bendahara pengeluaran penyetoran atas pungutan pajak, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai "setoran PPh/PPN"
di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom pengeluaran.

Pembayaran Tunai
No. Uraian Bendahara Pengeluaran
1. Bendahara pengeluaran menyiapkan Proses Belanja
bukti belanja dan bukti pembayaran UP/GU/TU
yang terkait
Buku Belanja
Bukti Pembayaran

2. Bendahara pengeluaran kemudian


melakukan proses Pengisian BKU Melakukan pengisian
pada kolom pengeluaran BKU
4. Kemudian Bendahara pengeluaran
melakukan proses pengisian buku
pembantu rincian obyek belanja.

5. Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan


Buku Pembantu BKU yang
sudah ter update

2. Pembukuan belanja melalui uang panjar

Pembukuan atas uang panjar merupakan proses pencatatan pemberian uang panjar ke
Pejabat Teknis termasuk didalamnya pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan
oleh Pejabat Teknis untuk uang panjar yang diterimanya.
Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran memberikan uang panjar
kepada Pejabat Teknis untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Berdasarkan Nota Permintaan Dana (NPD), Surat Perintah Bayar (SPBy) dari Pemimpin
BLUD, serta bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah, Bendahara Pengeluaran
mencatat pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di:
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. BKU pada kolom Penerimaan
4. Buku Pembantu Panjar pada kolom Penerimaan
Apabila pemberian panjar dilakukan dengan transfer dari rekening bank, Bendahara
Pengeluaran mencatat pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. BKU pada kolom Penerimaan
4. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang panjar adalah


sebagai berikut:

1. Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti pengeluaran uang/bukti lainnya


yang sah dari Pejabat Teknis sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar.
Setelah pertanggungjawaban tersebut diterima, Bendahara Pengeluaran mencatat
pengembalian panjar di:
 BKU pada kolom Pengeluaran
 Buku pembantu panjar pada kolom pengeluaran
Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang pernah diberikan.
3. Apabila uang panjar yang diberikan lebih besar daripada belanja yang dilakukan,
Pejabat Teknis mengembalikan kelebihan tersebut. Atas pengembalian itu Bendahara
Pengeluaran mencatat di:
 BKU pada kolom penerimaan
 Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom penerimaan sebesar jumlah yang
dikembalikan

4. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil daripada belanja yang dilakukan,
Bendahara Pengeluaran membayar kekurangannya kepada Pejabat Teknis. Atas
pembayaran itu Bendahara Pengeluaran mencatat di:
 BKU pada kolom Pengeluaran
 Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran sebesar jumlah yang
dibayarkan

a. Pengeluaran Uang Panjar

No. Uraian Bendahara Pengeluaran

1. Bendahara pengeluaran menyiapkan NPD, Proses Pemberian


memo persetujuan, bukti uang panjar
pembayaran/bukti lainnya yang sah
NPD

Memo persetujuan
Bukti Pembayaran

2.
Bendahara pengeluaran kemudian
melakukan proses Pengisian BKU
pada kolom pengeluaran

3.
Jika uang panjar diberikan melalui
kas tunai, maka bendahara
pengeluaran melakukan proses
pengisian Buku Pembantu Kas Tunai
Kolom Pengeluaran

4.
Jika uang panjar diberikan melalui
rekening bank, maka bendahara
pengeluaran melakukan proses
pengisian Buku Pembantu
Simpanan/Bank Kolom Pengeluaran
5.
BKU
Buku Pembantu Panjar

6. Buku Pembantu
Simpanan/ Bank
Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu kas
tunai
Buku Pembantu BKU yang sudah ter update

b. Pertanggungjawaban Uang Panjar

No. Uraian Bendahara Pengeluaran

Proses pertanggung-
jawaban uang panjar

Buku Belanja
Bendahara pengeluaran menerima bukti
Uang
belanja/bukti pengeluaran uang lainnya dari
PPTK dan sejumlah uang yang berasal dari
sisa uang panjar

Melakukan pengisian
BKU
Bendahara pengeluaran kemudian melakukan
proses Pengisian BKU pada kolom
penerimaan. Jumlah yang dicatat sebesar
jumlah uang panjar yang pernah diberikan

Kemudian bendahara pengeluaran melakukan


proses pengisian Buku Pembantu panjar pada
kolom penerimaan sebesar uang panjar yang
pernah diberikan

Bendahara pengeluaran kemudian mencatat


belanja di BKU pada kolom pengeluaran.
Jumlah yang dicatat sebesar
pertanggungjawaban yang diberikan PPTK Melakukan pengisian
Buku Pembantu
Panjar

Bendahara Pengeluaran mencatat belanja pada


buku pembantu rincian obyek. Melakukan pengisian
BKU

Proses selanjutnya adalah pencatatan aktual


belanja yang dilakukan.
Apakah
Uang
Panjar

Jika uang panjar lebih besar dari pada belanja,


maka PPTK wajib mengembalikan sisa uang Lebih

panjar tersebut. Bendahara pengeluaran


mencatat pengembalian uang panjar dalam
Melakukan pengisian
buku pembantu kas tunai atau buku pembantu Buku Pembantu Kas
simpanan/bank pada kolom penerimaan. Tunai atau Pembantu
Simpanan/ Bank
Sejumlah sisa uang panjar.

Jika uang panjar kurang dari nilai belanja,


bendahara pengeluaran melakukan
pembayaran atas kekurangan tersebut.
Melakukan pengisian
Bendahara pengeluaran mencatat pembayaran Buku Pembantu Kas
tersebut pada buku pembantu kas tunai atau Tunai atau Pembantu
Simpanan/ Bank
buku pembantu simpanan/bank pada kolom
pengeluaran. Sejumlah kekurangan uang
panjar.

Hasil akhir dari proses ini adalah BKU – BKU


bendahara pengeluaran dan Buku Pembantu Buku Pembantu Kas Tunai

BKU – Bendahara Pengeluaran yang sudah ter Buku Pembantu Simpanan/


Bank
update Buku Pembantu Panjar
Buku Pembantu Rincian Obyek
Belanja

A. Pembelanjaan Ls

Pembukuan atas proses belanja LS untuk pengadaan barang dan jasa dimulai ketika
bendahara pengeluaran menerima SP2D LS barang dan Jasa dari BUD atau Kuasa BUD
melalui Pengguna Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto (sebelum
dikurangi potongan) sebagai "belanja pengadaan barang dan jasa" di:
1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada tanggal yang sama Terhadap
informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan barang dan jasa, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai "pemotongan PPh/PPN"
di:
1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang sama.
No. Uraian Bendahara Pengeluaran

Proses penerbitan SP2D


LS Barang dan Jasa

Bendahara pengeluaran menerima SP2D LS SP2D LS Barang dan


barang dan Jasa untuk belanja yang dilakukan Jasa

Bendahara pengeluaran kemudian melakukan Melakukan pengisian


BKU pada kolom
proses Pengisian BKU pada kolom penerimaan
penerimaan

Bendahara pengeluaran kemudian melakukan Melakukan pengisian


BKU pada kolom
proses Pengisian BKU pada kolom pengeluaran
pengeluaran. Tanggal dan jumlah yang dicatat
sama dengan tanggal dan jumlah yang dicatat
di kolom penerimaan

Melakukan pengisian
Buku pembantu
Bendahara pengeluaran melakukan proses rincian obyek belanja
Pengisian buku pembantu rincian obyek
belanja.

Buku Bendahara
Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Pengeluaran

Buku Pembantu BKU yang sudah ter update Buku Pembantu Rincian
Obyek Belanja
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUKU
PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENERIMAAN BLUD

Unit Kerja : UPTD Puskesmas ... Periode


: Januari 2015

Penerimaan Penyetoran
No Cara Kode
No.Bukt i Uraia Tgl No.ST Jumla
. Tgl. Pembayara n Rekenin g Jumlah
n . S h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12/2/201 1 Tunai 511111 pend 1.000.000
6 .

Jumlah Penerimaan : .................


Jumlah yang disetorkan : .................
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan: .................
Terdiri atas:
a. Tunai sebesar .................
b. Bank sebesar .................
c. Lainnya ...........................

Mengetahui/Menyetujui: ........., tanggal ...............


Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP. NIP.

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


REGISTER STS BLUD
UPTD PUSKESMAS ....
TAHUN ANGGARAN 2015

Bendahara Penerimaan : ............

No. No. STS Tanggal Kode Rekening Uraian Jumlah Penyetor


1 2 3 4 5 6 7
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN ADMINISTRATIF
BENDAHARA PENERIMAAN BLUD

Unit Kerja : UPTD Puskesmas ...


PERIODE : Januari 2015
A. Penerimaan Rp. ..............
1. Tunai melalui bendahara penerimaan. Rp. .............
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp. .............
3. Melalui ke rekening bendahara penerimaan Rp. .............
4. Melalui ke rekening kas umum daerah Rp. .............

B. Jumlah penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3) Rp. ..............

C. Jumlah penyetoran Rp. ..............

D. Saldo Kas di Bendahara Rp. ..............


1. Bendahara Penerimaan Rp. .............
2. Bendahara Penerimaan Pembantu ...... Rp. .............
3. Bendahara Penerimaan Pembantu ...... Rp. .............

Menyetujui: ........., tanggal ...............


Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP. NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........


REGISTER SPP/SPM/SP2D SKPD
................

Jenis SPP SPM SP2D


No. Uraian Jumlah Keterangan
UP/GU/TU/LS Tgl. Nomor Tgl. Nomor Tgl. Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........


BUKU KAS UMUM
BENDAHARA PENGELUARAN

SKPD: .....

Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. ...............


( ................................................dengan huruf)
terdiri dari:
a. Tunai Rp. ........
b. Saldo Bank Rp. ........
c. Surat Berharga Rp. ........

Mengetahui: ........., tanggal ...............


Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan
2. Kolom No. diisi dengan nomor urut transaksi BKU Bendahara Pengeluaran. (dimulai dari
nomor 1 dan seterusnya). Nomor urut yang digunakan adalah nomor urut per transaksi bukan
per pencatatan. Maksudnya apabila satu transaksi menghasilkan dua atau lebih pencatatan,
maka terhadap pencatatan kedua dan seterusnya cukup menggunakan nomor urut transaksi
yang pertama kali dicatat
3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi
4. Kolom uraian diisi dengan uraian transaksi
5. Kolom kode rekening diisi dengan nomor kode rekening. Kolom ini diisi hanya untuk
transaksi belanja
6. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah transaksi penerimaan
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ..........


BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
BENDAHARA PENGELUARAN

SKPD : ..........

No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU

Mengetahui: ......... , Tanggal ............


Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama jelas) (Nama jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan.
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran tunai bendahara
pengeluaran
3. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran tunai pada BKU
4. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran tunai
5. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah penerimaan tunai
6. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran tunai
7. Kolom saldo diisi dengan jumlah/saldo kas tunai

8. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggung-jawaban Bendahara Pengeluaran

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...........


BUKU PEMBANTU SIMPANAN/BANK
Mengetahui: ......... , Tanggal ............
Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama jelas) (Nama jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan.
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran melalui rekening bank
bendahara pengeluaran.
3. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran melalui bank pada
BKU.
4. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran melalui bank
5. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah penerimaan melalui bank
6. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran melalui bank
7. Kolom saldo diisi dengan jumlah/saldo bank

8. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .......


BUKU PEMBANTU PANJAR
BENDAHARA PENGELUARAN

SKPD : ............

No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan.
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pertanggung-jawaban panjar
3. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pertanggung- jawaban panjar
pada BKU.
4. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pertanggungjawaban panjar
5. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah SPJ panjar
6. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pemberian panjar
7. Kolom saldo diisi dengan jumlah/saldo sisa panjar yang masih berada pada PPTK
8. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggung-jawaban Bendahara Pengeluaran
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ........
BUKU PEMBANTU PAJAK
BENDAHARA PENGELUARAN

SKPD : ............

No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU

Mengetahui: ......... , Tanggal ............


Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama jelas) (Nama jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan.
2. Kolom Tanggal diisi dengan tanggal pemotongan atau penyetoran pajak.
3. Kolom No. BKU diisi dengan nomor pemotongan atau penyetoran pajak pada BKU.
4. Kolom Uraian diisi dengan uraian pemotongan atau penyetoran pajak.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........
BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
BENDAHARA PENGELUARAN

SKPD :
Kode Rekening :
Nama Rekening :
Jumlah Anggaran (DPA) : Rp. .............
Jumlah Anggaran (DPPA) : Rp. .............

No. Belanja
Tgl Uraian Belanja LS Belanja TU Saldo
BKU UP/GU

Mengetahui: ......... , Tanggal ............


Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama jelas) (Nama jelas)


NIP. NIP.
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan,
kode rekening, nama rekening, jumlah anggaran dan tahun anggaran
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi pengeluaran
3. Kolom no. BKU diisi dengan nomor urut BKU Bendahara Pengeluaran
4. Kolom uraian diisi dengan uraian belanja
5. Kolom belanja LS diisi dengan jumlah rupiah belanja menggunakan SPP LS
6. Kolom belanja TU diisi dengan jumlah rupiah belanja menggunakan SPP TU
7. Kolom belanja UP/GU diisi dengan jumlah rupiah belanja menggunakan SPP UP/GU
8. Kolom Jumlah diisi akumulasi dari setiap transaksi belanja UP/GU, TU dan LS
9. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ........
LAPORAN PENUTUPAN KAS BULANAN
Bulan .......... Tahun ......

Kepada Yth.
..............................
..............................
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ........... No......
Tahun .... mengenai Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bersama ini kami
sampaikan Laporan Penutupan Kas Bulanan yang terdapat di bendahara pengeluaran SKPD
.......................... adalah sejumlah Rp.
............ dengan perincian sebagai berikut:
A. Kas di Bendahara Pengeluaran
A.1. Saldo awal bulan tanggal ... Rp.
A.2. Jumlah Penerimaan Rp.
A.3. Jumlah Pengeluaran Rp. .
A.4. Saldo Akhir bulan tanggal. Rp.
Saldo akhir bulan tanggal terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. ..........
dan saldo di bank sebesar Rp .....
B. Kas di Bendahara Pengeluaran Pembantu
B.1. Saldo awal bulan tanggal Rp.
B.2. Jumlah Penerimaan Rp.
B.3. Jumlah Pengeluaran Rp. .
B.4. Saldo Akhir bulan tanggal. Rp.
Saldo akhir bulan tanggal terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. ..........
dan saldo di bank sebesar Rp .....
C. Rekapitulasi Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran
C.1. Saldo di Kas Tunai Rp.
C.2. Saldo di Bank Rp. .
C.3. Saldo total Rp.

................, ....................
Bendahara Pengeluaran

Tanda tangan
(nama kelas)
NIP

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ........


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN
(SPJ BELANJA ADMINISTRATIF)

SKPD :
Pengguna Anggaran :
Bendahara Pengeluaran :
Tahun Anggaran :
Bulan :

(dalam rupiah)
SPJ – LS Barang SPJ UP/GU/TU
SPJ – LS Gaji – Jasa *) Jumlah
Penerimaan
- SP2D
- Potongan
Pajak
a. PPN
b. PPh 21
c. PPh 22
d. PPh 23
- Lain-lain
Jumlah
Penerimaan
BAB III
CONTOH PEMBUKUAN

A. Bendahara Penerimaan

B. Bendahara Pengeluaran
1. Pencatatan SILPA
a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
1 02/01/2016 SILPA 11220 500.000.000 500.000.000
Tahun
2015 di
Bank
2 02/01/2016 SILPA 11120 10.000.000 510.000.000
Tahun
2015 di
Tunai

b. Buku Pembantu Kas Tunai


No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
02/01/2016 2 SILPA Tahun 10.000.000 10.000.000
2015 di Tunai

c. Buku pembantu Simpanan Bank


No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
02/01/2016 1 SILPA Tahun 500.000.000 500.000.000
2015 di Bank

2. Pencatatan Uang Persediaan


a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening

3 10/02/2016 Terima SPD2- 11220 40.000.000 40.000.000 510.000.000


UP Nomor :
900/001/Pusk
Tanggal
09/02/2016

b. Buku Pembantu Kas Tunai


No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
02/01/2016 3 Terima SPD2-UP 40.000.000 50.000.000
Nomor :
900/001/Pusk
Tanggal
09/02/2016
02/01/2016 1 Dikeluarkan Cek Atas 40.000.000 460.000.000
SPD2-UP
Nomor :
900/001/Pusk
Tanggal
09/02/2016

3. Pencatatan Ganti Uang Persediaan


a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
3 10/02/2016 Terima SPD2- 11220 30.000.000 30.000.000 510.000.000
GU Nomor :
900/002/Pusk
Tanggal
09/02/2016

b. Buku Pembantu Kas Tunai


No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
02/01/2016 3 Terima SPD2-GU 30.000.000 50.000.000
Nomor :
900/001/Pusk
Tanggal
09/02/2016

c. Buku pembantu Simpanan Bank


No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
02/01/2016 1 Dikeluarkan Cek Atas 30.000.000 460.000.000
SPD2-GU
Nomor :
900/001/Pusk
Tanggal
09/02/2016

4. Pencatatan SP2D-Ls
a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
3 10/02/2016 Terima SPD2- 11220 10.000.000 510.000.000
LS Nomor :
900/002/Pusk
Tanggal
09/02/2016
untuk pengeluaran
aset tetap
(komputer)

b. Buku pembantu Simpanan Bank


No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
02/01/2016 1 Terima SPD2-LS 10.000.000 460.000.000
tetap (komputer)

5. Pencatatan Belanja Uang Persediaan tanpa panjar


a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
3 10/02/2016 Dibayar Biaya 51110 250.000 509.750.000
perjalanan Dinas
dalam
rangka pelaporan
puskesmas pada
tanggal
30 Januari
2016 a.n.
Maman

b. Buku pembantu Kas Tunai


No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
02/01/2016 1 Dibayar Biaya 250.000.000 49.750.000
perjalanan Dinas
dalam rangka
pelaporan puskesmas
pada
tanggal 30 Januari
2016 a.n. Maman

6. Pencatatan Belanja Uang Persediaan dengan panjar


a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
3 10/02/2016 Dibayar Biaya 51110 250.000 250.000 509.750.000
perjalanan Dinas
dalam
rangka pelaporan
puskesmas pada
tanggal
30 Januari
2016 a.n.
Maman

b. Buku pembantu Kas Tunai


No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
02/01/2016 1 Dibayar Biaya 250.000.000 49.750.000
perjalanan Dinas
dalam rangka
pelaporan puskesmas
pada
tanggal 30 Januari
2016 a.n. Maman
c. Buku Panjar
Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo

02/01/2016 1 Dibayar Biaya 250.000 250.000


perjalanan Dinas
dalam rangka
pelaporan puskesmas
pada
tanggal 30 Januari
2016 a.n. Maman

7. Pencatatan Penerimaan pertanggungjawaban uang panjar


a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
3 10/02/2016 Dibayar Biaya 51110 250.000 509.750.000
perjalanan Dinas
dalam
rangka pelaporan
puskesmas pada
tanggal
30 Januari
2016 a.n.
Maman

b. Buku Panjar
Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo

02/01/2016 1 Dibayar Biaya 250.000


perjalanan Dinas
dalam rangka
pelaporan puskesmas
pada
tanggal 30 Januari
2016 a.n. Maman
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP)
TANGGAL : 900 / / Pusk/2016
NOMOR : 02 Januari 2016

TATA CARA PEMBUKUAN AKUNTANSI

A. PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

Prosedur akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses mulai pencatatan,


pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan transaksi
penerimaan kas dalam rangka pengelolaan keuangan BLUD yang dapat dilakukan dengan
cara manual dan/atau menggunakan aplikasi komputer.

Prosedur akuntansi penerimaan kas UPTD BLUD Puskesmas Tarogong untuk


mencatat Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Lain- lain PAD yang Sah berupa
pendapatan yang menjadi wewenang UPTD Puskesmas Tarogong, yaitu pendapatan jasa
layanan, hibah, kerjasama, dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah. Sementara pendapatan
Puskesmas yang berasal dari APBD menjadi tanggung jawab Bendahara Pengeluaran sesuai
peraturan perundang-undangan. Akuntansi penerimaan kas dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

1. Fungsi yang Terkait


Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang terkait dalam transaksi
penerimaan kas:
a. Kasir;
b. Bendahara Penerimaan;
c. Pejabat Keuangan BLUD.

2. Dokumen yang Digunakan


Bukti-bukti transaksi yang digunakan sebagai dasar untuk mencatat transaksi penerimaan
kas antara lain adalah:
a. Kwitansi Penerimaan sebagai Surat Tanda Bukti Pembayaran
(STBP);
b. Surat Tanda Setor (STS);
c. Bukti transfer;
d. Nota Kredit Bank;
e. Dokumen persetujuan klaim BPJS/Asuransi Swasta;
Bendahara Penerimaan dan/atau Bendahara Penerimaan Pembantu selanjutnya
menatausahakan bukti-bukti transaksi penerimaan kas tersebut ke dalam:
a. Buku Kas Umum;
b. Register STS;
3. Buku yang Digunakan
Berdasarkan bukti-bukti transaksi penerimaan kas dan catatan hasil penatausahaan
Bendahara Penerimaan dan/atau Bendahara
Penerimaan Pembantu di atas, Pejabat Keuangan selanjutnya
melakukan pembukuan/penjurnalan transaksi penerimaan kas pada: a.Buku Jurnal
Khusus Pendapatan
Buku Jurnal Khusus Pendapatan (BJKP) digunakan untuk mencatat
dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan
penerimaan kas oleh Bendahara Penerimaan. Transaksi atau kejadian penerimaan kas
oleh Bendahara Penerimaan pada umumnya berupa :
1. penerimaan kas dari jasa layanan kesehatan;
2. penerimaan kas dari hibah dan kerja sama;
3. penerimaan kas dari lain-lain pendapatan BLUD yang sah, yang terdiri dari
pendapatan parkir, sewa fasilitas/gedung, diklat dan sebagainya.

b.Buku Jurnal Khusus Penerimaan Rekening BLUD


Buku Jurnal Khusus Penerimaan Rekening BLUD (BJKPRB) digunakan untuk
mencatat dan menggolongkan semua transaksi penyetoran kas oleh Bendahara
Penerimaan ke rekening kas umum BLUD RSUD.

c.B uku Besar


Buku Besar digunakan untuk mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau
kejadian dalam rekening tertentu yang telah dicatat dalam Buku Jurnal Khusus.
Berikut ini adalah beberapa Buku Besar yang digunakan untuk meringkas transaksi
penerimaan kas BLUD, terdiri atas Buku Besar Akun:
- Kas di Bendahara Penerimaan
- Rekening Bank BLUD
- Rekening Bank JKN
- Pendapatan Pasien Umum
- Pendapatan BPJS-Kapitasi
- Pendapatan BPJS-Rawat Inap dan
Persalinan
- Pendapatan BPJS-Ambulance BPJS
- Pendapatan BPJS-Klaim
lainnya
- Pendapatan Asuransi Lain
- Pendapatan Jamkesda

4. Uraian Prosedur Penerimaan Kas


a. Pejabat Keuangan UPTD Puskesmas Ciateul menerima LPJ
dengan mendebit akun Kas di Bendahara Penerimaan dan
mengkredit akun Pendapatan sesuai rincian obyek pendapatan.
Kode Debet Kredit
Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan xxxx -
7.1.x.xx.xx Pendapatan Pasien Umum - xxxx

b. Pendapatan yang diterima Bendahara Penerimaan kemudian disetorkan ke rekening


kas umum BLUD. Berdasarkan dokumen LPJ Penerimaan dan lampirannya, Pejabat
Keuangan sekaligus menjurnal transaksi penyetoran kas dari Bendahara Penerimaan
ke rekening Kas Umum BLUD pada Buku Jurnal Khusus Penerimaan Rekening
BLUD dengan mendebit Rekening BLUD dan mengkredit Kas di Bendahara
Penerimaan.
Kode Debet Kredit
Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
1.1.1.01.02 Rekening Bank BLUD xxxx -
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan - xxxx

c. Selain pendapatan yang diterima secara tunai atas pelayanan pasien umum,
Puskesmas menerima pendapatan atas kerjasama dengan pihak ketiga yang
umumnya dilakukan secara non tunai. Pendapatan tersebut antara lain pendapatan
Kapitasi dan Non Kapitasi BPJS. Berdasarkan rekening koran pada Rekening Bank
JKN maka Pejabat Keuangan menjurnal transaksi pendapatan tersebut pada Buku
Jurnal Khusus Penerimaan Rekening BLUD dengan mendebit Rekening Bank JKN
dan mengkredit Pendapatan.

Kode Debet Kredit


Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
7.1.x.xx.xx Rekening Bank JKN xxxx -
1.1.1.02.01 Pendapatan BPJS-Kapitasi - xxxx

d. Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadinya pengembalian kelebihan


pendapatan yang harus dikembalikan kepada pihak ketiga, maka Pejabat Keuangan
mencatat dengan cara mendebit Pendapatan dan mengkredit Kas di Bendahara
Penerimaan.

Kode Debet Kredit


Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
7.1.x.xx.xx Pendapatan Pasien Umum xxxx -
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan - xxxx

e. Pada setiap akhir bulan, jurnal-jurnal tersebut diposting /diringkas ke Buku


Besar/Buku Besar Pembantu sesuai dengan kode rekeningnya. Selanjutnya dilakukan
pencetakan terhadap Buku Besar/Buku Besar Pembantu dan Laporan Keuangan yang
diperlukan.
berkaitan dengan transaksi pengeluaran kas dalam rangka pengelolaan keuangan BLUD
yang dapat dilakukan dengan cara manual dan/atau menggunakan aplikasi komputer.
Akuntansi pengeluaran kas dilakukan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan pada
Subbagian Akuntansi dan Verifikasi untuk mencatat belanja BLUD yang meliputi:
a. prosedur akuntansi pengeluaran kas uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan
uang persediaan (UP/GU/TU) yang didanai dari BLUD;
b. prosedur akuntansi pengeluaran kas langsung (LS) yang didanai dari BLUD yang terdiri
dari:
 Belanja Gaji/Jasa Pelayanan;
 Belanja LS Barang dan Jasa.
c. Prosedur Pengajuan pembiayaan

1. Fungsi yang Terkait


Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang terkait dalam transaksi
pengeluaran kas:
a. Bendahara Pengeluaran;
b. Pejabat Keuangan BLUD (PPK BLUD);
c. Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA);
d. Pejabat Teknis kegiatan (PPTK );

2. Dokumen yang Digunakan


Bukti-bukti transaksi yang digunakan sebagai dasar untuk
mencatat transaksi pengeluaran kas antara lain adalah:
Nomor Jenis Transaksi Dokumen Sumber
1. Belanja UP/GU/TU & LS dana - Cek
BLUD - SPM Pengesahan
- SPP
- Nota Debet Bank
- Bukti Pengesahan SPJ
- Bukti pengeluaran
lainnya
2. Penerimaan (pemotongan) pajak - Bukti pemotongan pajak
3. Penyetoran pajak - Surat Setor Pajak (SSP)

Bendahara Pengeluaran dan/atau Bendahara Pengeluaran Pembantu selanjutnya


menatausahakan bukti-bukti transaksi pengeluaran kas tersebut kedalam:
1. Buku Kas Umum /BKU;
2. Buku Pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan, seperti:
a. Buku Pembantu Kas Tunai;
b. Buku Pembantu Simpanan/Bank;
c. Buku Pembantu Panjar;
d. Buku Pembantu Pajak;
Pengeluaran kas untuk belanja dari dana APBD dan BLUD dicatat dalam buku yang
terpisah.Dengan demikian, Bendahara Pengeluaran
keuangan yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran. Buku mana yang akan digunakan
untuk mencatat suatu transaksi keuangan, tergantung dari jenis transaksi tersebut dan
akan dijelaskan di Bab III.

3. Buku yang Digunakan


Berdasarkan bukti-bukti transaksi pengeluaran kas dan catatan hasil
penatausahaan Bendahara Pengeluaran dan/ atau Bendahara Pengeluaran Pembantu di
atas, Subbagian Akuntansi dan Verifikasi selanjutnya melakukan pembukuan/penjurnalan
transaksi pengeluaran kas pada:
a. Buku Jurnal Umum
Buku Jurnal Umum (BJU) digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dana dari
APBD melalui mekanisme UP/GU/TU dan LS Gaji dan Tunjangan dalam rangka
membiayai belanja Rumah Sakit yang didanai APBD. Transaksi pergeseran uang dari
bank Bendahara Pengeluaran ke kas tunai Bendahara pengeluaran juga dicatat di Jurnal
Umum.
b.Buku Jurnal Khusus Pengeluaran Kas
Buku Jurnal Khusus Pengeluaran Kas (BJKKK) digunakan untuk mencatat dan
menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran
kas oleh Bendahara Pengeluaran. Transaksi atau kejadian yang mengakibatkan
pengeluaran kas pada umumnya berupa pembayaran untuk biaya pelayanan,
administrasi & umum, investasi, dan nonoperasional berupa Belanja UP/GU/TU/LS
yang didanai baik dari APBD maupun BLUD dan dikelompokkan berdasarkan jenis
belanjanya (belanja pegawai, barang dan jasa, dan modal). Karena Bendahara
Pengeluaran memisahkan pembukuan transaksi pengeluaran kas yang didanai dari
APBD dan BLUD, maka Subbagian Akuntansi dan Verifikasi juga menyelenggarakan
2 (dua) jenis Buku Jurnal Khusus Pengeluaran Kas, yaitu Buku Jurnal Khusus
Pengeluaran Kas APBD (BJKKK-A) dan Buku Jurnal Khusus Pengeluaran Kas BLUD
(BJKKK-B).
c. Buku Besar
Buku Besar digunakan untuk mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau
kejadian dalam rekening tertentu yang telah dicatat dalam Buku Jurnal Khusus. Berikut
ini adalah beberapa Buku Besar yang digunakan untuk meringkas transaksi
pengeluaran kas, terdiri atas Buku Besar Akun:

- Kas di Bendahara Pengeluaran - Biaya Pemeliharaan (Umum &


Adm.)
- Rekening Bank BLUD - Biaya Barang dan Jasa (Umum &
Adm.)
- Rekening Bank JKN - Biaya Barang dan Jasa (Umum &
Adm.)
- Biaya Jasa Pelayanan Lainnya
- Biaya Pemeliharaan - Biaya Administrasi Bank
(pelayanan)
- Biaya Barang dan Jasa
Biaya Bunga Bank
(pelayanan)
- Biaya Depresiasi (pelayanan) - Biaya Pajak
- Biaya Pelayanan Lainnya - Utang Pajak
- Biaya Pegawai (Umum & Adm.) - Aset Tetap, dll.
- Biaya Administrasi Kantor

d.Buku Besar Pembantu


Buku Besar Pembantu untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang berisi
rincian item buku besar untuk setiap akun yang dianggap perlu. Akun-akun dalam
Buku Besar yang umumnya memerlukan Buku Pembantu adalah Piutang, Persediaan,
Aset Tetap dan Utang. Beberapa akun obyek pendapatan dan obyek biaya juga
memerlukan Buku Besar Pembantu. Buku Besar Pembantu yang digunakan untuk
merinci item Buku Besar dalam transaksi pengeluaran kas antara lain Buku Besar
Pembantu Utang Usaha, Aset Tetap, dan lain-lain sesuai kebutuhan Rumah Sakit.
e. Buku Jurnal Khusus Pemotongan Pajak
Buku Jurnal Khusus Pemotongan Pajak (BJKPP) untuk mencatat pemotongan pajak
terhadap transaksi belanja yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Buku Jurnal Khusus Penyetoran Pajak
Buku Jurnal Khusus Penyetoran Pajak (BJKSP) untuk mencatat penyetoran pajak atas
pemotongan pajak yang telah dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran ke Kas Negara
sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.
4. Uraian Prosedur Pengeluaran Kas
a. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas UP/GU/TU
Akuntansi pengeluaran kas yang didanai dari BLUD juga menggunakan mekanisme
UP/GU/TU dan LS. Prosedur tersebut dimulai dari transaksi penerimaan kas oleh
Bendahara Pengeluaran dari pencairan dana rekening Bank BLUD melalui SPP -
SPM Pengesahan - Cek/Tunai. Berikut ini adalah prosedur pengeluaran kas yang
didanai dari BLUD:
1. Pejabat Penatausahaan Keuangan BLUD (PPK BLUD) mengeluarkan SPM
UP/Pengesahan sebagai dasar untuk mengisi uang persediaan/ganti uang/tambah
uang (UP/GU/TU) di Bendahara Pengeluaran. Kemudian Bendahara Pengeluaran
menyiapkan cek untuk ditandatangani oleh pemimpin BLUD dalam rangka
mengisi uang persediaan yang bersumber dari Penerimaan BLUD atau yang
disebut sebagai Kas di Bendahara Penerimaan. Berdasarkan cek tersebut, Pejabat
Keuangan mencatat transaksi penerimaan uang persediaan/ganti
pergeseran dana dari rekening BLUD ke kas di Bendahara
Pengeluaran.
Kode Debet Kredit
Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
1.1.1.03.03 Kas di Bendahara Pengeluaran xxxx -
1.1.1.01.02 Rekening Bank JKN/BLUD - xxxx

2. Secara berkala, PPK-BLUD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran. SPJ


tersebut dilampiri dengan bukti transaksi pengeluaran kas. Berdasarkan SPJ dan
bukti transaksi tersebut, Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mencatat transaksi-
transaksi pengeluaran kas pada Buku Jurnal Khusus Pengeluaran Kas BLUD
(BJKKK-B) dengan mendebit akun Biaya sesuai jenis biayanya dan mengkredit
akun Kas Kecil atau akun Rekening BLUD jika pembayarannya melalui transfer
dari Rekening BLUD. Jurnal di bawah ini merupakan pencatatan pengeluaran kas
untuk pembayaran belanja tanpa melalui mekanisme Panjar (uang muka belanja)
ke PPTK.

Kode Debet Kredit


Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
A. Pembayaran melalui Kas Kecil;
8.x.x.xx.xx Biaya ............................. xxxx -
1.1.1.03.03 Kas Kecil - xxxx
B. Pembayaran melalui Transfer Rekening
8.x.x.xx.xx Biaya ............................. xxxx -
1.1.1.01.02 Rekening BLUD - xxxx

3. Prosedur pengeluaran kas untuk pembayaran belanja menggunakan uang


persediaan dapat juga melalui mekanisme pembayaran Panjar (uang muka belanja)
oleh Bendahara Pengeluaran ke PPTK. Pembukuan atas uang Panjar merupakan
proses pencatatan pemberian uang Panjar ke PPTK termasuk didalamnya
pencatatan atas pertanggungjawaban PPTK atas uang Panjar yang diterimanya.
Pencatatan pemberian Panjar ke PPTK dicatat di Buku Jurnal Umum, sedangkan
pertanggungjawaban belanja PPTK atas uang Panjar yang diterimanya dicatat
Pada Buku Jurnal Khusus Pengeluaran Kas.

Kode Debet Kredit


Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
A. Pemberian Panjar ke PPTK secara Tunai
1.1.6.xx.xx Uang Muka Belanja xxxx -
1.1.1.03.03 Kas Kecil - xxxx
B. Pemberian Panjar ke PPTK melalui Transfer
1.1.6.xx.xx Uang Muka Belanja xxxx -
1.1.1.01.02 Rekening BLUD - xxxx
C. Pertanggungjawaban PPTK
8.x.x.xx.xx Biaya ............................. xxxx -
4. Pada setiap akhir bulan, jurnal-jurnal tersebut diposting
/diringkas ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu sesuai dengan kode rekeningnya.
Selanjutnya dilakukan pencetakan terhadap Buku Besar/Buku Besar Pembantu
dan Laporan Keuangan yang diperlukan.
Jurnal-jurnal yang mengilustrasikan pencatatan beberapa transaksi yang terjadi di prosedur
pengeluaran kas dapat dilihat di Bab III.

b. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas Langsung (LS)


Akuntansi pengeluaran kas langsung (LS) untuk mencatat pengeluaran kas dalam
rangka Belanja Langsung (LS). Belanja LS yang didanai BLUD hanya Belanja LS
Barang & Jasa. Dalam konteks belanja LS, pembayaran dengan dana BLUD dilakukan
secara langsung melalui rekening BLUD kepada pihak ketiga dan/ atau nonpihak ketiga
dengan jumlah yang telah ditetapkan.
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) mengeluarkan SPM
Pengesahan sebagai dasar Bendahara Pengeluaran membuat cek untuk membayar
Belanja LS yang didanai BLUD. Berdasarkan SPM Pengesahan tersebut,
Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mencatat biaya sesuai jenisnya pada Buku
Jurnal Khusus Pengeluaran Kas BLUD dengan mendebit akun Biaya sesuai jenis
biayanya dan mengkredit akun Rekening BLUD.

Kode Debet Kredit


Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
Belanja LS Barang dan Jasa
8.x.x.xx.xx Biaya ............................. xxxx -
1.2.2.xx.xx Aset Tetap - ....................... xxxx -
1.1.1.01.02 Rekening BLUD - xxxx

b. Belanja LS Barang dan Jasa terdapat potongan pajak sehingga dana yang diterima
oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun
PPK-BLUD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-BLUD
kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Utang Pajak di Buku Jurnal Khusus
Pemotongan Pajak (BJKPP) dengan mendebit akun Kas di Bendahara Pengeluaran
dan mengkredit akun Utang Pajak.
Kode Debet Kredit
Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran xxxx -
2.1.2.xx.xx Utang Pajak .................... - xxxx

Ketika bukti Surat Setoran Pajak (SSP) telah diterima, dilakukan penghapusan
utang pajak tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Kode Debet Kredit
Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
2.1.2.xx.xx Utang Pajak .............. xxxx -
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara - xxxx
c. Pada setiap akhir bulan, jurnal-jurnal tersebut diposting
/diringkas ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu sesuai dengan kode rekeningnya.
Selanjutnya dilakukan pencetakan terhadap Buku Besar/Buku Besar Pembantu dan
Laporan Keuangan yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai