DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP)
Jalan Suherman Nomor 3 Kec. Tarogong Kaler Kabupaten Garut 44151
TENTANG
KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAN PEMBUKUAN AKUNTANSI
KEUANGAN BLUD PADA UPTD PUSKESMAS TAROGONG (DTP) KABUPATEN
GARUT
Menimbang : a. Bahwa untuk mengatur pengelolaan keuangan pada UPTD Puskesmas Tarogong
(DTP) diperlukan suatu kebijakan dalam mengelola penatausahaannya;
b. bahwa sesuai amanat Permendagri 61 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, Pimpinan BLUD
wajib menetapkan kebijakan penatausahaan keuangan BLUD;
c. bahwa berdasarkan point a dan b diperlukan suatu keputusan pimpinan
BLUD perihal Kebijakan Penatausahaan Keuangan Dan Pembukuan
Akuntansi Keuangan BLUD pada UPTD Puskesmas Tarogong (DTP)
Kabupaten Garut.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia, Nomor 4287);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang
Pedoman Akutansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 38)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012
Nomor 7).
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 02 Januari 2016
Kepala UPTD Puskesmas Tarogong (DTP)
A. Pendahuluan
Bendahara pada BLUD pada dasarnya sarna dengan Bendahara pada satker pengelola
APBD lainnya yang bertindak selaku pejabat perbendaharaan yang bertanggung jawab kepada
Kuasa Bendahara Urnum Daerah (BUD). Oleh karena itu, Bendahara pada BLUD juga wajib
rnenatausahakan dan rnempertanggungjawabkan seluruh uang / surat berharga yang berada
dalam pengelolaannya. Di samping itu, Bendahara pada BLUD, selaku pejabat yang diangkat
oleh Kepala Daerah yang diberi kuasa, juga wajib mernbukukan seluruh transaksi atas uang yang
ditatausahakannya yang ada di BLUD baik yang sudah menjadi hak BLUD maupun yang
tidak/belum menjadi hak BLUD.
Petunjuk pembukuan ini dibagi untuk Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
secara terpisah. Namun, rnengingat terdapat mekanisme penyampaian dana oleh Bendahara
Penerimaan kepada Bendahara Pengeluaran maka dibuatlah mekanisme pembukuan yang bisa
merekonsiliasi penyampaian dana tersebut.
Pembagian petunjuk pembukuan mengacu pada pembagian uang / surat berharga yang
dikelola oleh masing-masing Bendahara. Bendahara Penerimaan mengelola uang yang sudah
menjadi hak BLUD (Pendapatan) dan pengelolaan kas (Deposito dan Investasi Jangka Pendek).
Selanjutnya Bendahara Pengeluaran mengelola uang berupa: UP, Pajak, dan uang yang belum
menjadi hak BLUD, dan Hibah. Mengingat dari dana keIolaan yang dipegang oleh Bendahara
Pengeluaran juga ada yang menjadi hak BLUD, maka terdapat proses transfer pendapatan dari
Bendahara Pengeluaran kepada Bendahara Penerimaan.
Selanjutnya, berbeda dengan laporan yang dihasilkan oleh Sistem Akuntansi Keuangan
BLUD, pembukuan Bendahara pada BLUD menghasilkan laporan yang menyajikan keadaan kas
dan realisasi atas uang/ surat berharga yang dikelola oleh Bendahara pada BLUD. Laporan ini
merupakan salah satu alat yang sangat berguna untuk pelaksanaan kegiatan operasional sehari-
hari bagi pimpinan BLUD sekaligus sebagai pembanding akun-akun yang menyangkut kas pada
neraca BLUD.
BAB I
PENATAUSAHAAN KAS
A. Bendahara Penerimaan
Pembukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan menggunakan Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan. Dalam melakukan pembukuan tersebut, bendahara
penerimaan menggunakan dokumen- dokumen tertentu sebagai dasar pencatatan antara lain:
1. Surat Tanda Bukti Pembayaran
2. Nota Kredit
3. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
4. Surat Tanda Setoran
Daftar STS yang dibuat oleh bendahara penerimaan didokumentasikan dalam Register
STS. Prosedur pembukuan dapat dikembangkan dalam 3 (tiga) prosedur, antara lain:
1. Pembukuan atas pendapatan yang dibayar tunai.
a. Berdasarkan Bukti Penerimaan/Bukti Lain Yang Sah, bendahara penerimaan mengisi
Buku Penerimaan dan Penyetoran pada bagian penerimaan kolom tanggal dan kolom
nomor bukti. Setelah itu bendahara penerimaan mengisi kolom cara pembayaran dengan
pembayaran tunai.
b. Kemudian bendahara penerimaan mengidentifikasi jenis dan kode rekening pendapatan
sesuai dengan akun standar BLUD. Lalu bendahara penerimaan mengisi kolom kode
rekening.
c. Bendahara penerimaan mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah. Langkah-langkah
pembukuan pada saat penyetoran adalah sebagai
berikut:
1. Bendahara penerimaan membuat STS dan melakukan penyetoran pendapatan yang
diterimanya ke rekening BLUD.
2. Bendahara penerimaan mencatat STS yang sudah dibuat ke dalam register STS dengan
mencatat No. STS, tanggal penyetoran, kode rekening, uraian, jumlah, serta Penyetor.
3. Bendahara penerimaan mencatat penyetoran ke rekening BLUD pada buku penerimaan
dan penyetoran bendahara penerimaan pada bagian penyetoran kolom Tanggal, No. STS
dan Jumlah Penyetoran.
B. Bendahara Pengeluaran
Untuk menjalankan pengganggaran BLUD, mekanisme persediaan kas yang digunakan
dalam penarikan dana dari rekening BLUD, Bendahara Pengeluaran menggunakan
mekanisme:
a. Uang Persediaan (UP)
b. Ganti Uang(GU)
c. Langsung (Ls)
Bagan alir pengajuan uang persediaan sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini
:
persediaan yang telah disahkan pada periode waktu tertentu. SPP-GU tersebut dapat
disampaikan untuk satu kegiatan tertentu atau beberapa kegiatan sesuai dengan kebutuhan
yang ada. Misal, BLUD mendapatkan alokasi Uang Persediaan pada tanggal 4 Januari
sebesar Rp. 50.000.000. Pada tanggal 20 Januari telah terlaksana pembelanjaan yang
menghabiskan uang UP sebesar Rp. 40.000.000, maka SPP-GU yang diajukan adalah
sebesar Rp.40.000.000 dengan pembebanan pada kode rekening belanja terkait kegiatan
tersebut. Hal ini berarti bahwa saldo UP pada bendahara pengeluaran selalu sama.
Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam
pengajuan SPP-GU, selain dari dokumen SPP-GU itu sendiri. Lampiran tersebut antara
lain:
a) BKU;
b) LPJ Uang Persediaan;
c) LRA Belanja.
Bagan alir pengajuan ganti uang persediaan sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini
:
Ls untuk pembayaran Gaji/Tunjangan/Jasa Pelayanan
Ls untuk pengadaan Barang dan Jasa dengan nilai lebih dari Rp. 50.000.000
Ls Untuk belanja modal
Belanja langsung ini dilaksanakan atas permintaan dana dari pejabat teknis yang akan
melaksanakan suatu kegiatan. Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP LS, selain dari dokumen SPP LS itu
sendiri. Lampiran tersebut antara lain:
a. Untuk SPP-LS Gaji / Tunjangan/Jasa Pelayanan
a) LPJ Administratif Pendapatan;
b) LRA Belanja;
c) Nominatif penerima Gaji/Tunjangan/Jasa Pelayanan;
d) SSP PPh Pasal 21;
Bagan alir pembelanjaan secara langsung adalah sebagaimana terlihat pada bagan di
bawah ini :
4. Pertanggungjawaban Administratif
Pertanggungjawaban administratif dibuat oleh bendahara pengeluaran dan disampaikan
kepada pejabat keuangan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban administratif tersebut berupa Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang
menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara kumulatif
maupun per kegiatan. SPJ ini merupakan penggabungan dengan SPJ Bendahara
Pengeluaran Pembantu.
Pertanggungjawaban administratif berupa SPJ dilampiri dengan:
a. Buku Kas Umum;
b. Laporan Penutupan Kas; dan
c. SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Pertanggungjawaban administratif pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan
paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut. Pertanggungjawaban tersebut harus
dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan. Langkah-langkah dalam membuat dan
menyampaikan SPJ bendahara pengeluaran adalah sebagai berikut:
1) Bendahara pengeluaran menyiapkan laporan penutupan kas.
2) Bendahara pengeluaran melakukan rekapitulasi jumlah-jumlah belanja dan item
terkait lainnya berdasarkan BKU dan buku pembantu BKU lainnya.
3) Berdasarkan rekapitulasi dan penggabungan itu, bendahara pengeluaran membuat SPJ
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya.
4) Dokumen SPJ beserta BKU dan laporan penutupan kas kemudian diberikan ke
pejabat keuangan untuk dilakukan verifikasi.
5) Setelah mendapatkan verifikasi, Pejabat keuangan menandatangani sebagai bentuk
pengesahan.
Pembukuan pembelanjaan atas uang persediaan yang menjadi kas kecil Bendahara
Pengeluaran dicatat pada Buku Kas Umum (BKU). Untuk keperluan pengendalian, bendahara
pengeluaran dapat membuat buku pembantu yang dioperasikan secara khusus untuk memantau
jumlah uang persediaan pada bendahara pembantu yang terdiri atas :
1. Buku Pembantu Kas Tunai;
2. Buku Pembantu Kas Bank;
3. Buku Pembantu Uang Persediaan;
4. Buku Pembantu Pajak;
5. Buku Pembantu Panjar;
6. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BP.
an/Bank
B. Pembelanjaan atas Uang Persediaan
Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat kemungkinan 2 (dua) cara
bagi bendahara pengeluaran dalam melakukan pembayaran. Pertama, bendahara pengeluaran
melakukan pembayaran tanpa melalui panjar. Kedua, bendahara pengeluaran melakukan
pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada Pejabat Teknis.
Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai "belanja" di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran.
Apabila bendahara pengeluaran melakukan pungutan pajak atas transaksi belanja di atas,
bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong
sebagai "pemotongan PPh/PPN" di:
1. BKU pada kolom penerimaan.
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan.
Ketika bendahara pengeluaran penyetoran atas pungutan pajak, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai "setoran PPh/PPN"
di:
1. BKU pada kolom pengeluaran.
2. Buku Pembantu Pajak pada kolom pengeluaran.
Pembayaran Tunai
No. Uraian Bendahara Pengeluaran
1. Bendahara pengeluaran menyiapkan Proses Belanja
bukti belanja dan bukti pembayaran UP/GU/TU
yang terkait
Buku Belanja
Bukti Pembayaran
Pembukuan atas uang panjar merupakan proses pencatatan pemberian uang panjar ke
Pejabat Teknis termasuk didalamnya pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan
oleh Pejabat Teknis untuk uang panjar yang diterimanya.
Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran memberikan uang panjar
kepada Pejabat Teknis untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Berdasarkan Nota Permintaan Dana (NPD), Surat Perintah Bayar (SPBy) dari Pemimpin
BLUD, serta bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah, Bendahara Pengeluaran
mencatat pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di:
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
3. BKU pada kolom Penerimaan
4. Buku Pembantu Panjar pada kolom Penerimaan
Apabila pemberian panjar dilakukan dengan transfer dari rekening bank, Bendahara
Pengeluaran mencatat pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di :
1. BKU pada kolom pengeluaran
2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran
3. BKU pada kolom Penerimaan
4. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran
4. Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil daripada belanja yang dilakukan,
Bendahara Pengeluaran membayar kekurangannya kepada Pejabat Teknis. Atas
pembayaran itu Bendahara Pengeluaran mencatat di:
BKU pada kolom Pengeluaran
Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran sebesar jumlah yang
dibayarkan
Memo persetujuan
Bukti Pembayaran
2.
Bendahara pengeluaran kemudian
melakukan proses Pengisian BKU
pada kolom pengeluaran
3.
Jika uang panjar diberikan melalui
kas tunai, maka bendahara
pengeluaran melakukan proses
pengisian Buku Pembantu Kas Tunai
Kolom Pengeluaran
4.
Jika uang panjar diberikan melalui
rekening bank, maka bendahara
pengeluaran melakukan proses
pengisian Buku Pembantu
Simpanan/Bank Kolom Pengeluaran
5.
BKU
Buku Pembantu Panjar
6. Buku Pembantu
Simpanan/ Bank
Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Buku Pembantu kas
tunai
Buku Pembantu BKU yang sudah ter update
Proses pertanggung-
jawaban uang panjar
Buku Belanja
Bendahara pengeluaran menerima bukti
Uang
belanja/bukti pengeluaran uang lainnya dari
PPTK dan sejumlah uang yang berasal dari
sisa uang panjar
Melakukan pengisian
BKU
Bendahara pengeluaran kemudian melakukan
proses Pengisian BKU pada kolom
penerimaan. Jumlah yang dicatat sebesar
jumlah uang panjar yang pernah diberikan
A. Pembelanjaan Ls
Pembukuan atas proses belanja LS untuk pengadaan barang dan jasa dimulai ketika
bendahara pengeluaran menerima SP2D LS barang dan Jasa dari BUD atau Kuasa BUD
melalui Pengguna Anggaran. Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto (sebelum
dikurangi potongan) sebagai "belanja pengadaan barang dan jasa" di:
1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada tanggal yang sama Terhadap
informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan barang dan jasa, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai "pemotongan PPh/PPN"
di:
1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang sama.
No. Uraian Bendahara Pengeluaran
Melakukan pengisian
Buku pembantu
Bendahara pengeluaran melakukan proses rincian obyek belanja
Pengisian buku pembantu rincian obyek
belanja.
Buku Bendahara
Hasil akhir dari proses ini adalah BKU dan Pengeluaran
Buku Pembantu BKU yang sudah ter update Buku Pembantu Rincian
Obyek Belanja
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT BUKU
PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENERIMAAN BLUD
Penerimaan Penyetoran
No Cara Kode
No.Bukt i Uraia Tgl No.ST Jumla
. Tgl. Pembayara n Rekenin g Jumlah
n . S h
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12/2/201 1 Tunai 511111 pend 1.000.000
6 .
SKPD: .....
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan
2. Kolom No. diisi dengan nomor urut transaksi BKU Bendahara Pengeluaran. (dimulai dari
nomor 1 dan seterusnya). Nomor urut yang digunakan adalah nomor urut per transaksi bukan
per pencatatan. Maksudnya apabila satu transaksi menghasilkan dua atau lebih pencatatan,
maka terhadap pencatatan kedua dan seterusnya cukup menggunakan nomor urut transaksi
yang pertama kali dicatat
3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi
4. Kolom uraian diisi dengan uraian transaksi
5. Kolom kode rekening diisi dengan nomor kode rekening. Kolom ini diisi hanya untuk
transaksi belanja
6. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah transaksi penerimaan
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
SKPD : ..........
No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan.
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran tunai bendahara
pengeluaran
3. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran tunai pada BKU
4. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran tunai
5. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah penerimaan tunai
6. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran tunai
7. Kolom saldo diisi dengan jumlah/saldo kas tunai
8. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggung-jawaban Bendahara Pengeluaran
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan.
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran melalui rekening bank
bendahara pengeluaran.
3. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran melalui bank pada
BKU.
4. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pengeluaran melalui bank
5. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah penerimaan melalui bank
6. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran melalui bank
7. Kolom saldo diisi dengan jumlah/saldo bank
8. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran
SKPD : ............
No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan.
2. Kolom tanggal diisi dengan tanggal penerimaan atau pertanggung-jawaban panjar
3. Kolom No. BKU diisi dengan nomor urut penerimaan atau pertanggung- jawaban panjar
pada BKU.
4. Kolom uraian diisi dengan uraian penerimaan atau pertanggungjawaban panjar
5. Kolom penerimaan diisi dengan jumlah rupiah SPJ panjar
6. Kolom pengeluaran diisi dengan jumlah rupiah pemberian panjar
7. Kolom saldo diisi dengan jumlah/saldo sisa panjar yang masih berada pada PPTK
8. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas. *
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan
penyusunan Laporan Pertanggung-jawaban Bendahara Pengeluaran
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ........
BUKU PEMBANTU PAJAK
BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD : ............
No.
Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU
Cara Pengisian:
1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan.
2. Kolom Tanggal diisi dengan tanggal pemotongan atau penyetoran pajak.
3. Kolom No. BKU diisi dengan nomor pemotongan atau penyetoran pajak pada BKU.
4. Kolom Uraian diisi dengan uraian pemotongan atau penyetoran pajak.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........
BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD :
Kode Rekening :
Nama Rekening :
Jumlah Anggaran (DPA) : Rp. .............
Jumlah Anggaran (DPPA) : Rp. .............
No. Belanja
Tgl Uraian Belanja LS Belanja TU Saldo
BKU UP/GU
Kepada Yth.
..............................
..............................
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota ........... No......
Tahun .... mengenai Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bersama ini kami
sampaikan Laporan Penutupan Kas Bulanan yang terdapat di bendahara pengeluaran SKPD
.......................... adalah sejumlah Rp.
............ dengan perincian sebagai berikut:
A. Kas di Bendahara Pengeluaran
A.1. Saldo awal bulan tanggal ... Rp.
A.2. Jumlah Penerimaan Rp.
A.3. Jumlah Pengeluaran Rp. .
A.4. Saldo Akhir bulan tanggal. Rp.
Saldo akhir bulan tanggal terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. ..........
dan saldo di bank sebesar Rp .....
B. Kas di Bendahara Pengeluaran Pembantu
B.1. Saldo awal bulan tanggal Rp.
B.2. Jumlah Penerimaan Rp.
B.3. Jumlah Pengeluaran Rp. .
B.4. Saldo Akhir bulan tanggal. Rp.
Saldo akhir bulan tanggal terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. ..........
dan saldo di bank sebesar Rp .....
C. Rekapitulasi Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran
C.1. Saldo di Kas Tunai Rp.
C.2. Saldo di Bank Rp. .
C.3. Saldo total Rp.
................, ....................
Bendahara Pengeluaran
Tanda tangan
(nama kelas)
NIP
SKPD :
Pengguna Anggaran :
Bendahara Pengeluaran :
Tahun Anggaran :
Bulan :
(dalam rupiah)
SPJ – LS Barang SPJ UP/GU/TU
SPJ – LS Gaji – Jasa *) Jumlah
Penerimaan
- SP2D
- Potongan
Pajak
a. PPN
b. PPh 21
c. PPh 22
d. PPh 23
- Lain-lain
Jumlah
Penerimaan
BAB III
CONTOH PEMBUKUAN
A. Bendahara Penerimaan
B. Bendahara Pengeluaran
1. Pencatatan SILPA
a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
1 02/01/2016 SILPA 11220 500.000.000 500.000.000
Tahun
2015 di
Bank
2 02/01/2016 SILPA 11120 10.000.000 510.000.000
Tahun
2015 di
Tunai
4. Pencatatan SP2D-Ls
a. Buku Kas Umum
Kode
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening
3 10/02/2016 Terima SPD2- 11220 10.000.000 510.000.000
LS Nomor :
900/002/Pusk
Tanggal
09/02/2016
untuk pengeluaran
aset tetap
(komputer)
b. Buku Panjar
Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
c. Selain pendapatan yang diterima secara tunai atas pelayanan pasien umum,
Puskesmas menerima pendapatan atas kerjasama dengan pihak ketiga yang
umumnya dilakukan secara non tunai. Pendapatan tersebut antara lain pendapatan
Kapitasi dan Non Kapitasi BPJS. Berdasarkan rekening koran pada Rekening Bank
JKN maka Pejabat Keuangan menjurnal transaksi pendapatan tersebut pada Buku
Jurnal Khusus Penerimaan Rekening BLUD dengan mendebit Rekening Bank JKN
dan mengkredit Pendapatan.
b. Belanja LS Barang dan Jasa terdapat potongan pajak sehingga dana yang diterima
oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun
PPK-BLUD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-BLUD
kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Utang Pajak di Buku Jurnal Khusus
Pemotongan Pajak (BJKPP) dengan mendebit akun Kas di Bendahara Pengeluaran
dan mengkredit akun Utang Pajak.
Kode Debet Kredit
Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran xxxx -
2.1.2.xx.xx Utang Pajak .................... - xxxx
Ketika bukti Surat Setoran Pajak (SSP) telah diterima, dilakukan penghapusan
utang pajak tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Kode Debet Kredit
Uraian Rekening
Rekening (Rp) (Rp)
2.1.2.xx.xx Utang Pajak .............. xxxx -
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara - xxxx
c. Pada setiap akhir bulan, jurnal-jurnal tersebut diposting
/diringkas ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu sesuai dengan kode rekeningnya.
Selanjutnya dilakukan pencetakan terhadap Buku Besar/Buku Besar Pembantu dan
Laporan Keuangan yang diperlukan.