PANDUAN PASIEN
TERMINAL
Kondisi Terminal adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cidera atau
penyakit dimana terjadi terjadi kerusakan organ multiple yang dengan
pengetahuan dan teknologi kesehatan terkini tak mungkin lagi dapat dilakukan
perbaiki sehingga akan menyebabkan kematian dalam rentang waktu yang
singkat. Pengaplikasian terapi untuk memperpanjang / mempertahankan hidup
hanya akan berefek dan memperlama proses penderitaan / sekarat pasien.
Pasien tahap terminal adalah pasien dengan kondisi terminal yang makin
lama makin memburuk.
Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik
dalam keadaan sehat maupun sakit.Pelayanan yang diberikan pada seseorang
yang mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk
sembuh dan menuju pada proses kematian dalam 6 bulan atau kurang.
Menjelang kematian adalah bagian dari kehidupan, yang merupakan
proses menuju akhir. Kematiana dalah penghentian permanen semua fungsi
tubuh yang vital, akhir dari kehidupan manusia.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Aspek Keperawatan
banyak masalah yang melingkupi kondisi terminal pasien yaitu
mulai dari titik aktual dimana pasien dinyatakan kritis sampai diputuskan
meninggal dunia atau mati. Seseorang dinyatakan meninggal apabila
fungsi jantung dan paru berhenti, kematian sistemik atau kematian sistem
tubuh lainnya terjadi dalam beberapa menit, dan otak merupakan organ
besar pertama yang menderita kehilangan fungsi yang ireversibel.
Selanjutnya organ – organ lain akan mati.
2. Perawatan paliatif
Perawatan paliatif bertujuan mencapain Quality Of Life and Quality
Of Death. Perawatan paliatif menyangkut psikologis , spiritual, fisik,
keadaan sosial. Terkait hal ini, memberikan pemahaman bagi keluarga
dan pasien sangat penting agar keluarga mengerti betul bahwa pasien
tidak akan sembuh, sehingga mereka akan memberikan perhatian dan
kasih sayang diakhir kehidupan pasien tersebut.
3. Aspek medis
dengan meningkatkan ilmu kedokteran dan teknologi dibidang
kedokteran maka banyak pilihan pengobatan yang berguna memberi
bantuan hidu terhadap pasien terminal. Hal ini sering menimbulkan
dilema terutama bagi keluarga pasien karena mereka menyadari bahwa
tindakan tersebut bukan upaya penyembuhan hanyalah menambah
penderitaan pasien. Keluarga menginginkan sebuah proses dimana
berbagai intervensi medis ( misalnya pemakaian ventilator ) tidak lagi
diberikan kepada pasien dengan harapan bahwa pasien akan meninggal
akibat penyakit yang mendasarinya.
2
Ketika keluarga / wali meminta dokte menghentikan bantuan hidup
( withdrowing life support ) atau menunda bantuan hidup ( witholding life
support ) terhadap pasien tersebut, maka dokter harus menghormati
pilihan tersebut, dokter memiliki legalitas dimata hukum dengan syarat
sebelum keputusan penghentian atau penundaan hidup dilaksanakan, tim
dokter telah memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang
kondisi terminal pasien dan pertimbangan keputusan keluarga / wali
dalam Informed consent.
3
BAB III
TATA LAKSANA
1. Aspek keperawatan
a. Asesmen keperawatan
Perawat dapat berbagi penderitaan pasien menjelang ajal dan
mengintervensikan dengan melakukan asesmen yang tepat
sebagai berikut:
1. Asesmen tingkat pemahaman pasien dan keluarga
Closed Awareness pasien atau keluarga percaya
bahwa pasien akan segera sembuh.
Mutual Retensekeluarga mengetahui kondisi terminal
pasien dan tidak membicarakannya lagi, kadang
keluarga menghindar dari percakapan tentang
kematian demi menghindarkan dari tekanan.
Open Wareness keluarga mengetahui tentang proses
kematian dan tidak merasa keberatan untuk
membicarakannya walaupun terasa sulit dan sakit.
b. Asesmen faktor fisik pasien
Perawat harus mengenali perubahan fisik yang terjadi pada
pasien terminal meliputi:
Pernafasan (breath)
Apakah teratur atau tidak teratur
Apakah ada suara napas tambahan seperti ronki,
wheezing, stridor, cracles dll
Apakah terjadi sesak napas
Apakah ada batuk, bila ada produktif atau tidak
Apakah memakai ventilasi mekanik (ventilator) atau
tidak
Kardiovaskuler ( blood )
Bagaimana irama jantung, apakah reguler atau
ireguler
Bagaimana akral, apakah hangat, dingin, merah,
basah dan pucat.
4
Bagaimana detak jantung apakah kuat, lemah, kuat
teraba, hilang timbul
Apakah ada perdarahan atau tidak jika ada dimana
lokasinya
Berapa tensi dan MAP dalam ukuran mmhg
Persyarafan ( brain )
Bagaimana tingkat kesadaran atau GCS untuk
mata, motorik, verbal
Apakah ada tanda TIK seperti nyeri kepala atau
muntah
Bagaimana konjugtiva, apakah anemin atau
kemerahan
Perkemihan ( bleder )
Bagaimana area genital, apakah bersih atau kotor
Berapa jumlah cairan masuk cc/ hari
Bgaimana cara BAK apakah spontan atau memakai
dower kateter
Bagaimana produksi urin berapa jumlah cc/jam
bagaimana warnanya.
Pencernaan ( bowel )
Bagaimana nafsu makan baik atau menurun
Pakah mulut bersih, kotor dan berbau
Apakah ada mual dan muntah
Muskuloskeletal (integumen)
Bagaimana kemampuan pergerakan sendi, bebas
atau terbatas
Bagaimana warna kulit apakah ikterus, sianosis,
kemerahan, pucat ,hiperpigmentasi
Apakah ada oedema atau tidak
Apakah ada dekubitus
Apakah ada luka
5
2. Aspek medis
a. Intervensi medis
Ketika pasien mengalami cidera berat atau sakit yang
serius beberapa intervensi medis dapat
memperpanjang hidup pasien :
Tindakan resusitasi jantung paru otak ( RJPO)
Pemberian bantuan hidup dasar dan lanjut kepada pasien
yang mengalami henti nafas atau henti jantung RJPO
diindikasikan untuk pasien yang tidak bernafas dan tidak
menunjukkan tanda- tanda sirkulasi, dan tanpa instruksi
DNR direkam medisnya.
Pemakaian alat ventilasi mekanik ( ventilator)
Pemakaian ventilator, ditunjukkan untuk keadaan tertentu
karena penyakit yang berpotensi atau menyebabkan gagal
nafas.
Pemeberian nutrisi
1. Feeding tube seringkali pasien sakit terminal tidak bisa
mendapatkan makanan lewat mulut langsung,
sehingga perlu dilakukan pemasangan feeding tube
untuk memenuhi nutrisi pasien.
2. Parenteral Nutrition adalah sebuah upaya untuk
mengirim nutrisi secara langsung kedalam pembuluh
darah,yang berguna untuk untuk menjaga kebutuhan
nutrisi pasien.
Tindakan dialisis
Tindakan dialisis diberikan pada pasien terminal yang
mengalami penurunan fungsi ginjal, baik yang akut
maupun yang kronik dengan LFG< 15ml/menit. Pada
keadaan ini fungsi ginjal sudah sangat menurun sehingga
terjadi akumulasi toksin dalam tubuh yang disebut sebagai
uremia.
Pemberian antibiotik
Pasien terminal,memiliki resiko infeksi berat 5 -10 kali
lebih tinggi dibandingkan pasien lainnya. Infeksi berat ini
paling sering ditemukan pada saluran pernafasan, saluran
6
kemih, peredaran darah atau daerah trauma atau operasi.
Infeksi tersebut menyebabkan peningkatan morbiditas dan
mortalitas, pemanjangan masa perawatan dan
membengkakan biaya perawatan. Penyebab
meningkatnya resiko infeksi ini bersifat multifaktorial,
meliputi penurunan fungsi imun, ganggu fungsi barier usus,
penggunaan antibiotik spectrum luas.
a. Informed consent
Pada keadaan khusus, dimana perlu adanya tindakan
penghentian atau penundaan bantuan hidup (withdrawing/withholding
life support) pada seorang pasien, maka harus mendapat persetujuan
keluarga terdekat pasien. Persetujuan penghentian atau penundaan
bantuan hidup oleh keluarga terdekat pasien harus diberikan secara
tertulis dengan bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir
pernyataan pemberian informasi kondisi terminal.
7
BAB IV
DOKUMENTASI
1. SK Kebijakan HPK
2. Panduanpasien terminal
3. SPO Pasien Terminal
4. Formulir asesmen tahap terminal
5. Formulir Informed consent
6. Formulir persetujuan tindakan kedokteran
7. Formulir penolakan tindakan kedokteran