Anda di halaman 1dari 7

1.

VERTIGO

A. DEFINISI
Vertigo adalah kondisi yang membuat penderitanya mengalami pusing, sampai merasa
dirinya atau sekelilingnya berputar. Vertigo dapat berlangsung selama beberapa menit atau
jam, tergantung tingkat keparahannya. Jika vertigo yang dialami cukup berat, berisiko
membuat penderitanya terjatuh.

B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, vertigo terbagi menjadi 2, yakni vertigo perifer dan sentral.
Vertigo perifer adalah vertigo paling sering terjadi, yang disebabkan oleh adanya gangguan
pada telinga bagian dalam. Sedangkan vertigo sentral adalah vertigo yang disebabkan karena
adanya gangguan pada otak atau sistem saraf pusat.

Beberapa gangguan yang umum menimbulkan vertigo adalah:

- Vertigo posisi paroksismal jinak (benign paroxysmal positional vertigo)

Seseorang yang menderita vertigo posisi paroksismal jinak (BPPV) biasanya akan
merasakan gejala saat menggerakan kepala. Belum diketahui pasti penyebab kondisi ini.
Namun, terdapat dugaan bahwa BPPV merupakan efek dari tindakan medis yang pernah
dijalani pasien, dan adanya kristal alami tubuh yang masuk ke telinga bagian dalam. Pada
telinga bagian dalam, terdapat organ yang disebut vestibular labyrinth. Di dalam vestibular
labyrinth terdapat saluran semisirkular dan otolit. Otolit berperan sebagai pemantau
gerakan kepala, sedangkan saluran semisirkular berperan sebagai sensor gerakan kepala
khusus gerakan memutar. Di dalam otolit juga terdapat kristal yang membuat telinga
sensitif terhadap gravitasi.

Ketika kristal tersebut lepas dari tempatnya dan masuk ke saluran semisirkular, akan
menyebabkan saluran semisirkular lebih sensitif terhadap gerakan yang terjadi pada
kepala. Akibatnya, vertigo akan muncul ketika kepala digerakkan.

- Labirinitis
Pada dasarnya, telinga memiliki dua saraf keseimbangan yang berfungsi mengirim
sinyal untuk menentukan arah dan kendali keseimbangan pada otak. Labirinitis adalah
kondisi di mana salah satu saraf tersebut mengalami inflamasi atau peradangan. Ketika
peradangan terjadi, hal itu akan memicu munculnya vertigo. Selain vertigo, labirinitis juga
dapat menimbulkan gejala lain, seperti:
- Mual dan muntah.
- Hilang keseimbangan.
- Telinga berdengung.
- Pergerakan mata tidak terkontrol.
- Penyakit Meniere

Vertigo dapat muncul pada penderita penyakit Meniere, yakni kondisi di mana terjadi
kerusakan pada telinga bagian dalam. Penyebab Meniere sendiri belum diketahui pasti.
Namun, para peneliti menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh jumlah cairan yang
terdapat pada telinga bagian dalam menjadi tidak normal.

Kelainan jumlah cairan telinga bagian dalam dapat dipengaruhi oleh:

- Respons imun yang tidak normal.


- Infeksi virus
- Alergi.
- Cedera kepala
- Kelainan genetic
- Migraine
- Kelainan struktur telinga bagian dalam
- Terjadi penyumbatan

Pada dasarnya, vertigo muncul karena adanya gangguan pada telinga atau otak. Maka
dari itu, beberapa kondisi di bawah ini juga dapat menyebabkan vertigo:

Cholesteatoma, yaitu kondisi di mana terjadi pertumbuhan kulit yang tidak normal pada
telinga, tepatnya di balik gendang telinga. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi telinga yang
terus kambuh.
Otosclerosis, yaitu kondisi di mana terjadi pertumbuhan tulang yang tidak normal pada
telinga.
Stroke, yaitu gangguan pada pasokan darah ke otak yang disebabkan karena adanya
perdarahan atau penggumpalan darah.
Fistula perilymphatic, yaitu kondisi di mana terjadi robekan pada dinding pemisah telinga
bagian dalam dan telinga bagian tengah. Robekan ini menyebabkan cairan yang ada di
telinga bagian dalam dapat berpindah ke telinga bagian tengah.
Neuroma akustik, yaitu tumor jinak pada saraf penghubung otak dan telinga bagian
dalam.
Multiple sclerosis, yaitu kondisi di mana sistem imun secara keliru menyerang lapisan
pelindung saraf otak dan tulang belakang. Lapisan pelindung yang rusak akan
mengganggu proses pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh.
Penyakit Parkinson, yaitu kondisi yang ditandai dengan pergerakan dan keseimbangan
tubuh yang tidak normal, akibat adanya gangguan pada fungsi otak.
Migrain. Kondisi di mana menyebabkan penderitanya mengalami sakit kepala di salah
satu sisi.
Diabetes. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi berupa pengerasan arteri dan
penurunan pasokan darah ke otak. Akibatnya, fungsi otak terganggu.
Kehamilan. Vertigo dapat muncul pada ibu hamil. Umumnya, hal itu disebabkan karena
perubahan hormon, penurunan kadar gula darah, dan penyempitan pembuluh darah
selama masa kehamilan.
Malformasi Chiari, yaitu kondisi di mana jaringan otak turun ke saluran tulang belakang.
Hal itu menyebabkan gangguan pada fungsi otak.
Sifilis. Sifilis merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini
dapat menimbulkan gejala hilangnya pendengaran, pusing, dan memicu vertigo.
Gangguan kecemasan. Rasa cemas dan panik dapat memicu munculnya vertigo, dan
stres berpotensi memperburuk vertigo yang diderita.
Tumor otak. Tumor pada otak kecil (serebelum) dapat menimbulkan vertigo.
Tekanan udara. Perubahan tekanan udara, seperti saat menyelam, dapat menyebabkan
kerusakan pada telinga. Telinga yang rusak merupakan penyebab umum munculnya
vertigo.
Alergi. Vertigo dapat menjadi salah satu gejala yang muncul ketika seseorang mengalami
alergi.
Obat. Vertigo dapat muncul sebagai efek samping suatu obat. Beberapa obat yang dapat
memicu vertigo adalah antikejang, antidepresan, obat penenang, dan antihipertensi.
Cedera kepala dan leher. Kondisi ini juga dapat menimbulkan vertigo, apabila benturan
menyebabkan kerusakan pada otak atau telinga bagian dalam.

C. FAKTOR RISIKO
Beberapa faktor berikur ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami vertigo. Di
antaranya adalah:
- Berusia di atas 50 tahun.
- Mengalami kecelakaan.
- Memiliki riwayat di dalam keluarga.
- Mengalami stres berat.
- Mengonsumsi alkohol.
- Merokok

D. GEJALA
Selain pusing berputar, vertigo juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti:
- Mual
- Muntah
- Pergerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus)
- Berkeringat
- Hilangnya pendengaran
- Tinnitus

Pada dasarnya, vertigo perlu mendapatkan penanganan dengan segera. Jika tidak, kondisi
yang ada dapat memburuk dan membahayakan penderitanya. Dianjurkan untuk segera
membawa penderita ke dokter jika terdapat tanda atau gejala berupa:
- Anggota tubuh terasa lemah
- Penglihatan berbayang
- Kesulitan berbicara
- Pergerakan mata yang tidak normal
- Penurunan kesadaran
- Respon melambat
- Kesulitan berjalan
- Demam

E. DIAGNOSIS
Dokter akan melakukan peninjauan riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan
menanyakan kepada pasien apa yang menjadi pemicu timbulnya pusing berputar, misalnya
ketika menggerakan mata, kepala, atau ketika pasien berbaring pada posisi tertentu. Dokter
juga akan melakukan pengamatan pada pergerakan mata.

Untuk melihat kelainan pergerakan bola mata ketika posisi kepala berbeda-beda, dokter
akan melakukan tes dengan menggunakan alat khusus berupa electronystagmography atau
videonystagmography.

Selain itu, tes lain juga perlu dilakukan untuk mencari tahu penyabab kondisi ini. Tes tersebut
dapat berupa:

Elektroensefalografi (EEG). Salah satu penyebab utama vertigo adalah adanya gangguan
pada otak. Tes ini menggunakan alat berupa piringan berukuran kecil yang diletakkan di
sekitar kepala (elektrode), yang berfungsi untuk mengamati aktivitas listrik di dalam otak.
Tes pendengaran. Dalam tes pendengaran, pasien akan diminta untuk mendengarkan suara
yang diputar pada earphone. Volume dan nada suara akan diatur berbeda-beda. Tes
pendengaran berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan pada telinga, yang dapat
menimbulkan gejala hilang pendengaran atau vertigo.
Tes darah. Dokter akan mengukur jumlah sel darah merah dan putih dalam tubuh pasien.
Apabila jumlah sel darah tidak normal, hal itu dapat menandakan adanya gangguan pada
tubuh, seperti peradangan atau infeksi yang dapat menjadi penyebab vertigo.
Posturography. Tes ini menggunakan alat khusus, di mana pasien akan berdiri pada alat
tersebut, tanpa alas kaki, dan menggunakan perlengkapan keselamatan. Selanjutnya, alat
akan menjalankan sebuah simulasi untuk mendeteksi bagian tubuh yang bermasalah, yang
memicu timbulnya vertigo.
Pemindaian. Pada kasus tertentu, dokter akan menyarankan CT scan atau MRI, guna
mendeteksi masalah pada otak.

F. PENGOBATAN
Meski pun banyak kasus vertigo dapat sembuh dengan sendirinya, akan lebih baik jika
kondisi ini diperiksakan ke dokter, terutama jika vertigo terjadi secara berulang. Contoh obat-
obatan yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengatasi vertigo adalah:

- Antihistamin, seperti betahistine.


- Benzodiazepine, seperti diazepam dan lorazepam.
- Anti emetik, misalnya metoclopramide, ondansentron

Untuk membantu meredakan gejala vertigo, Anda dapat melakukan hal-hal di bawah ini:
- Berbaring sejenak di ruangan yang tenang dan gelap untuk meredakan sensasi pusing
berputar.
- Hindari gerakan yang tiba-tiba
- Duduk selama vertigo kambuh.
- Hindari menggunakan komputer, menonton televisi, atau menyalakan lampu yang terlalu
terang.
- Jika vertigo kambuh ketika berbaring, cobalah untuk duduk dan jangan menggerakkan
tubuh.
- Pada dasarnya, pengobatan vertigo harus disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut ini
adalah metode pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab vertigo:

BPPV
Tindakan dalam menangani BPPV dapat berupa reposisi kanalit, yang bertujuan untuk
memindahkan kristal di saluran semisirkular ke organ lain. Tindakan ini dikerjakan dengan
meminta pasien untuk melakukan gerakan atau manuver khusus. Dokter juga akan
mengajarkan gerakan reposisi kanalit pada pasien agar dapat dipraktikkan di rumah.
Dalam mengatasi BPPV, dokter juga dapat melakukan operasi jika prosedur reposisi
kanalit tidak berhasil. Operasi ini bertujuan untuk menyumbat tulang yang ada di telinga bagian
dalam. Alat penyumbat yang digunakan berfungsi menghambat saluran semisirkular dalam
merespons gerakan kepala, sehingga dapat mencegah gejala pusing yang dapat memicu
vertigo.

Labirinitis
Labirinitis akan ditangani dengan obat-obatan seperti desloratadine, diazepam, atau
prednison. Dokter juga dapat menganjurkan tindakan lanjutan berupa terapi rehabilitasi
vestibular atau vestibular rehabilitation therapy (VRT). Terapi rehabilitasi vestibular bertujuan
untuk melatih otak dalam menyeimbangkan sinyal yang datang dari saraf vestibular. Beberapa
metode yang digunakan meliputi:

- Mengkoordinasikan gerakan tangan dan mata.


- Merangsang rasa pusing agar otak terbiasa.
- Melatih keseimbangan tubuh.
- Melatih kebugaran dan kekuatan tubuh.
- Penyakit Meniere

Untuk mengatasi vertigo pada penyakit Meniere, dokter akan memberikan obat-obatan untuk
meredakan gejala. Contohnya:

o Diazepam, untuk meredakan rasa pusing berputar.


o Promethazine, untuk meredakan mual dan muntah.
o Pemberian gentamicin atau kortikosteroid langsung ke dalam telinga.
o Jika vertigo yang disebabkan penyakit Meniere tergolong berat, dokter dapat
merekomendasikan pasien untuk menjalani prosedur pembedahan. Di antaranya
adalah:
Pembedahan kantung endolimfe. Dalam prosedur ini, beberapa bagian tulang yang
ada di kantung endolimfe akan diangkat. Pada kasus tertentu, dokter juga meletakkan
tabung khusus pada telinga. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi produksi cairan
yang terjadi di telinga.
Pembedahan saraf vestibular. Prosedur ini bekerja dengan memotong saraf
(vestibular) yang menghubungkan sensor keseimbangan dan pergerakan yang ada
pada telinga bagian dalam dan otak.
Labyrinthectomy. Prosedur ini bekerja dengan menghilangkan organ yang berfungsi
mengatur keseimbangan dan pendengaran. Labyrinthectomy hanya dilakukan pada
penderita Meniere yang sudah kehilangan pendengaran sepenuhnya.

G. PENCEGAHAN
Vertigo dapat disebabkan oleh banyak kondisi, sehingga pencegahan yang dilakukan
harus disesuaikan dengan faktor risiko yang dimiliki. Sebagai contoh, apabila penderita
aktivitas menyelam, lakukan penyesuaian tekanan pada tubuh dengan baik. Terdapat pula
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah memburuknya atau kambuhnya
vertigo. Di antaranya adalah:

o Menggerakkan kepala secara perlahan dan hati-hati ketika beraktivitas.


o Menyalakan lampu ketika terbangun di malam hari.
o Segera duduk jika vertigo muncul.
o Tidur dengan kepala yang sedikit terangkat atau lebih tinggi.
o Duduk sejenak sebelum beranjak dari kasur, setelah bangun tidur.
o Berusaha tenang ketika gejala kambuh. Rasa gelisah yang muncul dapat
memperburuk kondisi.
o Berjongkok dan hindari membungkuk, ketika ingin mengambil barang yang ada di
lantai.
o Hindari gerakan meregangkan leher, misalnya ketika ingin melihat sesuatu melalui
celah yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai