MEWARNAI GAMBAR
DI RUANG 7B RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh:
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Kepanjen
( .............................. ) ( .............................. )
SATUAN ACARA BERMAIN
MEWARNAI GAMBAR
MALANG
Kelompok 9:
Salah satu manfaat bermain bagi anak adalah untuk meningkatkan daya
kreativitas dan membebaskan anak dari stres. Kreativitas anak akan berkembang
melalui permainan. Ide-ide yang orisinil akan keluar dari pikiran mereka.
Bermain juga dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari.
Stres pada anak dapat disebabkan oleh rutinitas harian selama hospitalisasi yang
membosankan.
a. Sarana:
- Crayon
- Kertas
- Jam / pengukur waktu
E. Skema Terapi Bermain
a. Deskripsi tugas Terapis
1) Leader:
Keterangan :
: Leader
: Peserta
: fasilitator dan observer
Pembagian Tugas:
1. Leader : Nanang
2. Observer : Anik
3. Fasilitator : Failul, Winda
F. PROSES PELAKSANAAN
1. 5 menit Pembukaan :
1. Menjawab salam
1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari terapi 3. Memperhatikan
bermain 4. Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua
2. 30 menit Pelaksanaan :
1. Memperhatikan
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
terapi bermain mewarnai kepada anak 2. Bertanya
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum jelas 3. Antusias saat
3. Membagikan kertas bergambar dan menerima peralatan
crayon 4. Memulai untuk
4. Fasilitator mendampingi anak dan mewarnai gambar
memberikan motivasi kepada anak 5. Menjawab
5. Menanyakan kepada anak apakah pertanyaan
telah selesai mewarnai gambar 6. Mendengarkan
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memberikan pujian terhadap anak 7. Memperhatikan
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk menyebutkan
apa yang diwarnai
2. Mengumumkan nama anak yang
Menceritakan dan
dapat mewarnai dengan contoh
Gembira
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta
3. 5 menit Terminasi:
1. Memperhatikan
1. Memberikan motivasi dan pujian
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua 2. Gembira
3. Mengucapkan salam penutup
3. Menjawab salam
G. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2) Evaluasi Proses Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
3) Evaluasi Hasil Yang diharapkan:
Anak terlihat senang dan gembira
Anak mampu bermain mewarnai gambar
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara
sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Erlita, 2006). Bermain merupakan suatu
aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran,menjadi kreatif,mempersiapkan
diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A,2005).Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar
anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan
salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau
mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan
demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi
bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan
yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan
suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan
kognitif dan afektif (Anonim, 2010).
B. KATEGORI BERMAIN
a. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak
sendiri. Contoh: bermain sepak bola.
b. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu
melakkan aktivitas (hanya melihat). Contoh: Memberikan support.
C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan
dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di
sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,
misalnya bermain air atau pasir.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
d. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah
atau ibu.
E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada
beberapa orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh
anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang
lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada
pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan
oleh anak usia sekolah Adolesen.
H. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1) PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2) PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3) KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun
balok.
4) PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
5) KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan
tingkah laku terhadap orang lain.
6) PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan
kejujuran
7) TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan
yang tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8) KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar,
bermain peran.
I. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
a. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
b. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
c. Jenis kelamin
d. Lingkungan lokasi, negara, kultur
e. Alat permainan senang dapat menggunakan
f. Intelegensia dan status sosial ekonomi
F. 2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap eksplorasi
b. Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
G. Tahap permainan
1. Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap
permainan
2. Tahap bermain sungguhan
b. Anak sudah ikut dalam permainan
H. Tahap melamun
a. Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan
berikutnya.