PNEUMONIA
Oleh :
WINDA SETIOWATI
1930054
Asuhan Keperawatan Pada bayi dengan Pneumonia di Ruang 7A RSU dr. Saiful Anwar
Malang yang Dilakukan Oleh :
Nama : Winda Setiowati
NIM : 1930054
Prodi : Pendidikan Profesi Ners
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Profesi Ners Departemen
Keperawatan Anak yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2020 – 02 Februari 2020, yang
telah disetujui dan disahkan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 02 Februari 2020
Mengetahui,
(.............................................) (.............................................)
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN (RKM)
Mengetahui,
Malang, 02 Februari 2020
Winda Setiowati
NIM 1930054
BAB I
LATAR BELAKANG
TINJAUAN TEORI
1. Bakteri
Bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia adalah : Diplococus pneumonia,
Pneumococcus, Streptococcus Hemoliticus aureus, Haemophilus influenza, Basilus
friendlander (Klebsial pneumonia), Mycobacterium tuberculosis. Bakteri gram
positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah steprokokus pneumonia,
streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis
2. Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum disebabkan
oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus
merupakan penyebab utama pneumonia virus. Virus lain yang dapat menyebabkan
pneumonia adalah Respiratory syntical virus dan virus stinomegalik.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran
burung. Jamur yang dapat menyebabkan pneumonia adalah : Citoplasma
Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Cocedirides
Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia.
4. Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada
penderita AIDS.
5. Faktor lain yang mempengaruhi
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah daya tahan tubuh
yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun,
pengobatan antibiotik yang tidak sempurna. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko kematian akibat Pnemonia
a. Umur dibawah 2 bulan
b. Tingkat sosio ekonomi rendah
c. Gizi kurang
d. Berat badan lahir rendah
e. Tingkat pendidikan rendah
f. Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah
g. Kepadatan tempat tinggal
h. Imunisasi yang tidak memadai
i. Menderita penyakit kronis
2.3. Klasifikasi Pneumonia
Set point
Obstruksi bertambah
Radang
6. pada bronkus
jalan nafas
7.dan alveolus
Respon menggigil
Peningkatan Gangguan
frekuensi ventiasi Fibrosus
8. dan pelebaran
nafas Respon
peningkatan
atelaktasis panas tubuh
Perangsanga Bersihan
n Ras jalan nafa
(recticular tidak efektif
aktivating Gangguan
9. pertukaran hiperemi
system) gas
Keluarga tegang
kelemahan Cairan tubuh
berkurang
Ansietas
orangtua
Intoleransi aktivitas
12. Defisit volume
Rangsangan Peningkatan tekanan cairan
batuk abdomen 13.
nyeri
muntah
1. Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan akan
masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga
tengah dan mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik ke
dalam dan timbul efusi.
2. Efusi pleura
3. Abses otak
4. Endokarditis
5. Osteomielitis
6. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
7. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
8. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
9. Infeksi sitemik.
10. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
11. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Klien mengatakan badan demam
b. Klien mengatakan merasa nyeri di daerah dada yang terasa tertusuk-tusuk, terutama
saat bernafas atau batuk
c. Klien mengatakan tenggorokan terasa sakit, sakit kepala, dan mialgia
d. Klien mengatakan sering mengeluarkan dahak yang kental, berbusa dan berwarna
kehijauan atau bercampur darah.
e. Klien mengatakan lebih merasakan nyaman saat duduk tegak di tempat tidur dengan
condong ke arah depan tanpa mencoba untuk batuk atau nafas dalam.
f. Klien mengatakan sering berkeringat banyak.
g. Klien mengatakan dada terasa sangat sesak dan sulit bernafas.
2. Data Objektif
a. Suhu tubuh klien teraba panas, lebih dari 37,5 0C dan klien tampak menggigil.
b. Wajah klien tampak meringis.
c. Takipnea (25-45x/menit), dyspnea
d. Terdengar pernafasan mendengkur, rhonchi saat auskultasi.
e. Tampak penggunaan pernafasan cuping hidung atau otot-otot aksesori pernafasan.
f. Klien tampak lemah dan pucat.
g. Tampak area solid (konsolidasi) pada lobus-lobus paru dalam hasil rontgen dada.
h. Terjadi peningkatan taktil fremitus saat dilakukan palpasi.
i. Suara pekak pada saat perkusi di daerah dada
j. Terdengar bunyi nafas bronkovesikuler atau bronkial, egofoni (bunyi mengembik
yang terauskultasi), dan bisikan pektoriloquy (bunyi bisikan yang terauskultasi
melalui dinding dada).
k. Ditemukannya ketidaknormalan pada hasil AGD.
l. Terdapat perubahan pada frekuensi, ritme, dan kedalaman pernafasan.
m. Kesadaran dapat menurun akibat perluasan infeksi menjadi sepsis
3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d inflamasi dan obstruksi jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Kekurangan volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, takipnea, demam
4. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory
5. Defisiensi pengetahuan b.d perawatan anak pulang
3.3.Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kreteria Intervensi Rasional
hasil
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC label
bersihan jalan nafas tindakan keperawatan Respiratory Monitoring
b.d inflamasi dan selama ..x .. jam
obstruksi jalan nafas diharapkan jalan nafas 1. Monitor vital sign (suhu, 1. Untuk mengetahui
pasien bersih RR, Nadi) keadaan umum klien.
NOC 2. Monitor respirasi dan 2. Penurunan bunyi napas
Respiratory status: oksigenasi dapat menunjukkan
ventilation 3. Auskultasi bunyi napas atelektasis
Respiratory status: 4. Anjurkan keluarga pasien 3. Untuk mencatat adanya
airway patency memberikan minuman suara napas tambahan.
Kriteria hasil: hangat atau susu hangat 4. Berguna untuk
Mendomonstrasika 5. Kolaborasi dalam melunakan secret
n batuk efektif dan pemberian terapi nebulizer 5. Untuk melancarkan
suara nafas bersih, sesuai indikasi mengencerkan dahak dan
tidak ada sianosis 6. Berikan O2 dengan melancarkan jalan nafas.
dan dyspneu menggunakan nasal 6. Untuk membantu pasien
Menunjukkan jalan 7. Penghisapan (suction) bernafas lebih
nafas yang paten sesuai indikasi. baik/mengurangi sesak
Mampu nafas
mengidentifikasi 7. Merangsang batuk atau
dan mencegah pembersihan jalan nafas
faktor yang dapat suara mekanik pada faktor
menghambat jalan yang tidak mampu
nafas melakukan karena batuk
efektif atau penurunan
tingkat kesadaran.
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan NIC 1. Untuk memastikan ada
pola nafas tindakan keperawatan atau tidaknya sumbatan
selama ..x .. jam 1. Buka jalan nafas pada jalan nafas
diharapkan pola nafas 2. Pastikan posisi untuk 2. Agar pasien dapat
pasien normal memaksimalkan ventilasi bernafas dengan
NOC: 3. Auskultasi suara nafas, catat optimal/lebih baik
adanya suara tambahan 3. Untuk mengetahui
Respiratory 4. Monitor vital sign adanya suara nafas
status: ventilasi (pernafasan) dan status O2 tambahan
Respiratory 5. Keluarkan secret dengan 4. Untuk mengetahui
status: airway batuk atau suction kondisi pernafasan
patency pasien dan status O2
Vital sign status 5. Untuk mengeluarkan
secret yang
Kriteria hasil: menghambat jalan
Mendemonstrasi nafas
kan batuk
efektif, suara
nafas yang
bersih, tidak ada
cyanosis,
dyspneu
Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (irama
nafas, tidak
tercekik, tidak
ada nsuara nafas
abnormal)
Tanda-tanda
vital dalam
rentang normal
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan NIC Activity Therapy 1. Untuk dapat memberikan
b.d isolasi tindakan keperawatan 1. Kaloborasikan dengan tenaga program yang sesuai dan
respiratory selama ..x.. jam rehabilitasi medik dalam tepat.
diharapkan energi merencanakan program terapi 2. Untuk mengetahui
psikologis maupun yang tepat kemampuan pasien dalam
fisiologi pasien 2. Bantu pasien melakukan suatu aktivitas
terpenuhi mengidentifikasikan aktivitas 3. Untuk membantu pasien
NOC yang mampu dilakukan dalam beraktivitas
Energy 3. Bantu untuk mendapatkan alat 4. Untuk dapat mengetahui
conervation bantuan aktivitas seperti kursi kekurangan pasien dalam
Activity roda beraktivitas dan
tolerrance 4. Bantu pasien dan keluarga memberikan penanganan
Self care: Adls untuk mengidentifikasi yang tepat
Kriteria hasil: kekurangan dalam aktivitas 5. Untuk bisa membuat
Berpartisipasi 5. Bantu pasien mengembangkan pasien selalu termotivsi
dalam aktifitas motivasi dan peguatan dan besemangat
fisik tanpa 6. Monitor respon fisik, emosi, 6. Untuk mengetahui
disertai sosial, dan spiritual kesanggupan dan
peningkatan
tekanan darah, keinginan pasien dalam
nadi, RR melakukan aktivitas
Mempu
melakukan
aktivitas sehari-
hari secara
mandiri
Tanda tanda
vital normal
Energy
psikomotor
Level
kelemahan
Mampu
berpindah:
dengan atau
tanpa bantuan
Status
kardiopulmonari
adekuat
Sirkulasi status
baik
Status respirasi:
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat
5. Defisiensi Setelah dilakukan 1. Berikan penilaian tentang 1. Untuk bisa mengukur
pengetahuan b.d tindakan keperawatan tingkat pengetahuan pasien tingkat pengetahuan
perawatan anak selama ..x.. jam tentang proses penyakit yang keluarga pasien
pulang diharapkan spesifik 2. Untuk mempermudah
pengetahuan keluarga 2. Gambarkan tanda dan gejala keluarga pasien
pasien bertambah. yang biasa muncul pada mengerti tentang
NIC penyakit, dengan cara yang penyakit pasien dan
tepat dapat mengetahui tanda
Knowlwdge: 3. Identifikasi kemungkinan dan gejalanya
disease process penyebab dengan cara yang 3. Untuk mengetahui
Knowledge: tepat penyebab yang dapat
health Behavior 4. Diskusikan pilihan terapi menimbulkan penyakit
atau penanganan pasien menjadi semakin
Kriteria Hasil: memburuk
Keluarga pasien 4. Untuk bisa memberikan
menyatakan terapi yang tepat pada
paham tentang pasien
penyakit,
kondisi,
prognosis, dan
program
pengobatan
Keluarga pasien
mampu
melakukan
prosedur yang
dijelaskan
secara benar
Keluarga pasien
mampu
menjelaskan
kembali apa
yang dijelaskan
perawat/tim
kesehatan
lainnya
DAFTAR PUSTAKA