Oleh :
Kelompok 1
Agung Tri Widodo
Arista Anggraini
Marsis Anasari
Yega Laksintia Gista
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENYULUHAN
ACUTE LEUKIMIA LIMFOBLASTIK
DI RUANG 7A ANAK RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh :
Kelompok 1
Agung Tri Widodo
Arista Anggraini
Marsis Anasari
Yega Laksintia Gista
Mengetahui,
Ka. Ruangan
PENYULUHAN
Waktu : 30 menit
I. Latar belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia , pengaruh globalisasi di segala
bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa
perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi
lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya
aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran atau polusi lingkungan.
Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi kontribusi terhadap
terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus
penyakit tidak menular seperti; jantung, kanker, diabetes, hipertensi, gagal
ginjal dan sebagainya. Demikian juga dengan pola penyakit penyebab
kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya
penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi
(degeneratif) . Salah satu penyakit non-infeksi (degeneratif) adalah kanker.
Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia.
World Health. Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 84 juta orang
meninggal akibat kanker dalam rentang waktu 2005 dan 2015.Pada tahun
2000 terdapat 10 juta orang (5,3 juta laki-laki dan 4,7 juta wanita) menderita
kanker di seluruh dunia dan 6,2 juta diantaranya meninggal dunia (Case
Fatality Rate/CFR 62%). Penelitian Jemal, et al. (2004) melaporkan bahwa
terdapat 1.368.030 kasus baru kanker di Amerika Serikat dan 563.700 orang
meninggal karena penyakit tersebut . Sedangkan di Eropa 1.711.000 orang
meninggal dari 2.886.800 kasus kanker pada tahun yang sama .
Salah satu jenis kanker yang ditandai oleh penimbunan sel darah putih
abnormal dalam sumsum tulang adalah leukemia.9 Menurut WHO (2002)
leukemia terjadi hampir di seluruh dunia. Registrasi kanker telah mencatat
sekitar 250.000 kasus baru per tahun dengan CFR 76%. Dari 100.000 kasus
baru kanker, Leukemia Mielositik Akut (LMA) sekitar 2,5%, sementara
Leukemia Limfositik Akut (LMA) adalah sekitar 1,3%. Data The Leukemia
and Lymphoma Society (2009) menyebutkan bahwa setiap 4 menit terdapat
1 orang meninggal karena kanker. Diperkirakan 139.860 orang di Amerika
terkena leukemia, lymphoma dan myeloma dan 53.240 orang meninggal
karena kasus ini . Yayasan Onkologi Anak Indonesia menyatakan, setiap
tahun ditemukan 650 kasus kanker baru di seluruh Indonesia, 150 kasus di
antaranya terdapat di Jakarta. Sebanyak 70% merupakan penderita leukemia
atau kanker darah. Umumnya, pasien kanker anak datang setelah masuk
stadium lanjut yang sulit untuk disembuhkan.
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,
Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah
memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal.
Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya
atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Pada kasus Leukemia (kanker
darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan.
Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar
dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah
tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat
mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti
ini akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit
infeksi, anemia dan perdarahan.
II. Tujuan Instruksi
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit ALL pada anak diharapkan
peserta penyuluhan mampu mengerti apa itu ALL pada anak dan cara
penatalaksanaanya.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan audience mampu :
a) Untuk menyebutkan pengertian ALL pada anak
b) Untuk menyebutkan klasifikasi ALL pada anak
c) Untuk menyebutkan penyebab ALL pada anak
d) Untuk menyebutkan tanda dan gejala ALL pada anak
e) Untuk mengetahui penatalaksanaan ALL pada anak
III. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah pasien, keluarga pasien dan pengunjung
IV. Media
1. Leafleat
2. LCD
3. Laptop
V. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
VI. Kegiatan Penyuluhan
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN MEDIA dan
PESERTA METODE
1. 3 Pembukaan : Ceramah
Keterangan:
:Presenter : Fasilitator
:Moderator :Observer
: Audien : Meja
A. PENGORGANISASIAN
1. Moderator: Hastin (ICME Jombang)
2. Penyuluh: Agung, Aulia, Sindy, Yogi
3. Fasilitator: Ana,Arista, Vivi
4. Observer: Yega, Yulia
Rincian tugas
1. Moderator :
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelalaskan tujuan dari penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan di berikankan
Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
(kontrak waktu)
Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi
Mengatur waktu penyuluhan
2. Penyuluh
Menggali pengetahuan keluarga pasien tentang ALL
Menjelaskan materi mengenai tanda gejala, pengobatan, kemoterapi
Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
3. Fasilitator
Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan
Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
4. Observer
Mengobservasi jalannya proses kegiatan
Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung
Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil
penyuluhan
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan di Ruang 7A RSU dr. Syaiful
Anwar Malang pukul 10.00 sampai selesai. Kami tiba di Ruang 7A RSU
dr. Syaiful Anwar Malang pukul 09.30 untuk mempersiapkan alat dan
keperluan yang kami butuhkan untuk acara penyuluhan. Kegiatan
penyuluhan dimulai pukul 10:00 WIB. Sebelum acara dimulai kami
memperkenalkan diri dulu kepada peserta di Ruang 7A RSU dr. Syaiful
Anwar Malang. Kegiatan penyuluhan tersebut berlangsung dengan baik
dan sangat kondusif. Peserta yang mengikuti sangat antusias. Hal ini
ditunjukkan dengan beberapa peserta yang antusias bertanya mengenai
kemoterapi dan tanda gejala dari leukimia. Di akhiri dengan penutupan
yaitu ucapan terima kasih dan berdoa semoga ilmu yang diberikan
bermanfaat. Penyuluhan pun selesai dan berjalan dengan lancar sesuai
yang kita harapkan.
2. Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti acara penyuluhan kesehatan peserta dapat
mengetahui apa itu Leukimia, tanda gejalanya, bagaimana cara
pengobatannya,
A. DEFINISI
Penyakit ini terjadi karena kesalahan proses produksi sel darah putih di
sumsum tulang. Sel darah putih terbentuk dari proses pematangan sel punca
(stem cell). Untuk membentuk salah satu sel jenis sel darah putih yang disebut
limfosit, sel punca akan berubah menjadi limfoblas terlebih dahulu.
Pada penderita penyakit LLA, proses pematangan ini mengalami
gangguan, di mana sebagian besar limfoblas tidak berubah menjadi limfosit.
Akibatnya, limfoblas semakin banyak dan memenuhi sumsum tulang, hingga
kemudian keluar dari sumsum tulang dan masuk ke aliran darah.
B. ETIOLOGI
1. Faktor genetik : Memiliki anggota keluarga yang menderita
LLA. Seseorang yang memiliki anggota keluarga penderita LLA berisiko
untuk menderita LLA juga. Meskipun demikian, jangan disalah artikan
bahwa LLA diwariskan secara genetik dari orang tua kepada anaknya.
2. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
3. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
4. Menderita kelainan genetik lain. Menderita kelainan genetik tertentu,
misalnya Down syndrome, diduga membuat seseorang berisiko
mengalami LLA.
5. Pernah menjalani pengobatan kanker. Seseorang yang pernah menderita
kanker jenis lain dan menjalani pengobatan, baik kemoterapi atau
radioterapi, lebih berisiko terkena
6. Terpapar radiasi. Orang yang terkena paparan radiasi lebih berisiko
terkena LLA. Contohnya pekerja di reaktor nuklir atau korban bencana
nuklir.
7. Merokok. Paparan berbagai zat kimia berbahaya dari asap rokok, misalnya
benzene, membuat seseorang perokok lebih berisiko menderita LLA.
8. Bekerja di lingkungan yang terpapar zat kimia. Tidak mengikuti standar
prosedur dan tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja di
lingkungan yang berhubungan dengan bahan kimia dapat meningkatkan
risiko terkena
9. Infeksi virus. Virus Epstein-Barr adalah salah satu virus yang berisiko
menyebabkan LLA.
10. Sistem imun yang lemah. Seseorang dengan sistem imun yang lemah,
misalnya akibat AIDS atau mengonsumsi obat imunosupresif dalam
jangka panjang, lebih berisiko terkena LLA dibanding orang lain.
C. MANIFESTASI KLINIS
1) Anemia
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan
sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan
berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel
darah merah kurang. Anak yang menderita leukimia mengalami pucat,
mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
2) Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi.
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan
menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk
mempertahankan daya tahan tubuh tidakdapat bekerja secara optimal.
3) Perdarahan
Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan
mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang
sering disebut pteki. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau
karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat
terjadi secara spontan.
4) Penurunan nafsu makan
5) Penurunan kesadaran
Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
6) Kelemahan dan kelelahan fisik
7) Gusi mudah berdarah, kulit mudah lebam, atau sering mimisan.
8) Nyeri sendi dan tulang.
9) Muncul benjolan pada leher, ketiak, atau selangkangan akibat
pembengkakan kelenjar getah bening.
10) Perut terasa begah akibat pembesaran organ hati dan limpa.
11) Sakit kepala
12) Pusing
13) Muntah
14) Pandangan kabur
D. KLASIFIKASI LEUKIMIA
1. Leukemia secara umum
Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel
dan tipe sel asal yaitu :
a. Leukemia Akut
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal
(blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain.
Leukemia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan
penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
b. Leukemia Kronik
Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena
keganasan hematologi.
a. L-1 terdiri dari sel-sel limfoblas kecil serupa dengan kromatin homogen,
nucleus umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempit
b. L-2 pada jenis ini sel limfoblas lebih besar tapi ukurannya bervariasi,
kromatin lebih besar dengan satu atau lebih anak inti\
c. L-3 terdiri dari sel limfoblas besar, homogeny dengan kromatin
berbecak, banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan
bervakuolisasi
E. KOMPLIKASI
a) Gagal sumsum tulang
b) Infeksi
c) Hematomegali
d) Splenomegali
e) Limfadenopati
F. PENATALAKSANAAN
1) Leukemia Limfoblastik Akut :
Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan
menghancurkan sel-sel leukemik sehingga sel normal bisa tumbuh kembali
di dalam sumsum tulang. Penderita yang menjalani kemoterapi perlu
dirawat di rumah sakit selama beberapa hari atau beberapa minggu,
tergantung kepada respon yang ditunjukkan oleh sumsum tulang.
1. Pelaksanaan kemoterapi
Melalui mulut
Dengan suntikan langsung ke pembuluh darah balik (atau intravena)
Melalui kateter (tabung kecil yang fleksibel) yang ditempatkan di
dalam pembuluh darah balik besar, seringkali di dada bagian atas -
perawat akan menyuntikkan obat ke dalam kateter, untuk
menghindari suntikan yang berulang kali. Cara ini akan mengurangi
rasa tidak nyaman dan/atau cedera pada pembuluh darah balik/kulit.
Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal – jika ahli
patologi menemukan sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi
ruang di otak dan sumsum tulang belakang, dokter bisa
memerintahkan kemoterapi intratekal. Dokter akan menyuntikkan
obat langsung ke dalam cairan cerebrospinal. Metode ini digunakan
karena obat yang diberikan melalui suntikan IV atau diminum
seringkali tidak mencapai sel-sel di otak dan sumsum tulang
belakang.
3) Terapi Radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan
sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Bagi sebagian
besar pasien, sebuah mesin yang besar akan mengarahkan radiasi pada
limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-sel
leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke
seluruh tubuh. (radiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum
transplantasi sumsum tulang.)
Handayani, Wiwiek. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Sistem Gangg
uan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika ; hal 88-89 (diakses pada tanggal
14 Mei 2013)