Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“TONSILITIS KRONIS”
POLI THT

OLEH :

ARISTA ANGGRAINI (15.20.011)


MARSIS ANASARI (14.20.064)
AGUNG TRI (15.20.004)
YEGA LAKSINTIA (15.20.039)

TIM PROMOSI KESEHATAN


RSU DR.SAIFUL ANWAR MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) di Poli THT RSU Dr. Saiful Anwar Malang
dengan topik “Tonsilitis Kronis”, telah dikonsultasikan dan disetujui pada,

Hari :

Tanggal : Oktober 2019

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

(………………………) (……………………….)

Ka.Ur. Kep Klinik

(…………………………..)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tonsilitis Kronis


Hari/Tanggal : Oktober 2019
Pukul : WIB
Tempat : Poli THT Rumah Sakit Saiful Anwar
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Poli THT Rumah Sakit
Saiful Anwar
Pemateri : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Kepanjen

I. LATAR BELAKANG

Tonsilitis adalah peradangan tonsila palatina yang merupakan bagian


dari cincin waldeyer. Cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa
yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu tonsil laringeal (adenoid), tonsil
palatina (tonsila faucial), tonsila lingual (tonsila pangkal lidah), tonsil tuba
Eustachius (Gerlach’s tonsil). Peradangan pada tonsila palatina biasanya
meluas ke adenoid dan tonsil lingual. Penyebaran infeksi terjadi melalui
udara, lingkungan,dan makanan. Dapat terjadi pada semua umur, terutama
pada anak. 1

Tonsilitis disebabkan oleh infeksi kuman golongan streptococcus atau


virus yang dapat bersifat akut atau kronis (Rukmini, 2003). Masalah
kekambuhan pada pasien tonsillitis perlu diperhatikan. Apabila tonsilitis
diderita oleh anak tidak sembuh maka akan berdampak terjadinya
penurunan nafsu makan, demam, berat badan menurun, menangis terus-
menerus, nyeri waktu. Pada umumnya serangan tonsillitis dapat sembuh
sendiri apabila daya tahan tubuh penderita baik.

Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi dari


seluruh penyakit THT. Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di
tujuh provinsi di Indonesia, prevalensi tonsilitis kronis 3,8% tertinggi
setelah nasofaringitis akut 4,6%. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang
terjadi di tenggorokan terutama terjadi pada kelompok usia muda
diantaranya pada usia 6-15 tahun.2

Radang kronis yang terjadi pada tonsil ini dapat diebabkan oleh cuaca
yang buruk, beberapa jenis makanan, kelelahan fisik dan pengobatan
tonsilitis akut yang tidak adekuat. Tonsilitis kronis apabila dibiarkan atau
tidak diterapi dengan adekuat maka dapat menyebar dan menimbulkan
komplikasi kedaerah sekitarnya atau kedaerah organ lain seperti sinusitis,
laringtrakeitis, otitis media, gagal nafas, serta osteomielitis akut..1.2

II. TUJUAN UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien
mengetahui dan memahami tentang tonsilitis (amandel).

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien diharapkan:
a. Mengetahui pengertian tonsilitis Kronis.
b. Mengetahui penyebab tonsilitis Kronis.
c. Mengetahui tanda dan gejala tonsilitis Kronis.
d. Mengetahui komplikasi tonsilitis Kronis.
e. Mengetahui penatalaksanaan pada pasien tonsilitis Kronis.
f. Mengetahui cara pencegahan tonsilitis Kronis.

IV. MATERI
(Terlampir)

V. MEDIA
1. Power Point
2. LCD
3. Laptop

VI. SETTING TEMPAT


Keterangan :

= Pemateri

= Moderator
= Peserta Penyuluhan
= Observer
= Fasilitator

VII. METODE PINYULUHAN


1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VIII. RENCANA KEGIATAN

TAHAP KEGIATAN PENGAJAR KEGIATAN


PESERTA

Pendahuluan 1. Salam pembuka. 1. Menjawab salam.


2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
5 Menit
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan. keterangan dari
4. Menggali pengetahuan keluarga penyaji.
pasien mengenai tonsilitis Kronis
(amandel).
Penyajian 1. Menjelaskan Materi Penyuluhan 1. Mendengarkan
a. Pengertian tonsilitis kronis penjelasan penyaji.
15 Menit
b. Penyebab tonsillitis kronis
c. Tanda gejala tonsillitis kronis
d. Komplikasi tonsillitis kronis
e. Penatalaksanaan tonsilitis
kronis
f. Pencegahan tonsilitis kronis 2. Bertanya
g. Memberi kesempatan pada
pasien dan keluarga pasien
untuk bertanya tentang
penyakit tonsilitis kronis 3. Mendengarkan
2. Menjawab pertanyaan peserta 4. Memberi pendapat
3. Feedback atau menanyakan atas pertanyaan
kembali kepada peserta tentag
materi penyuluhan.
Penutup 1. Menyimpulkan hasil penyuluhan. 1. Mendengarkan,
2. Menutup acara penyuluhan 2. Menjawab salam.
10 Menit
dengan mengucapkan salam

IX. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan
b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan

2. Evaluasi Proses

a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan


b. Waktu sesuai dengan yang direncana
c. Selama proses berlangsung diharapkan audiens dapat mengikuti
seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audiens berperan aktif

3. Evaluasi Hasil

Audience mampu :
a. Mengerti dan memahami pengertian tonsilitis Kronis.
b. Mengerti dan memahami penyebab tonsilitis Kronis.
c. Mengerti dan memahami tanda dan gejala tonsilitis Kronis.
d. Mengerti adn memahami komplikasi tonsilitis Kronis.
e. Mengerti dan memahami penatalaksanaan pada pasien tonsilitis
Kronis.
f. Mengerti dan memahami cara pencegahan tonsilitis Kronis.
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN

Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil


atau amandel ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman


streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus
pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).

Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang


berulang. Organisme patogen dapat menetap untuk sementara waktu
ataupun untuk waktu yang lama dan mengakibatkan gejala-gejala akut
kembali ketika daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan (Zamzam,
2016)

B. PENYEBAB

Bakteri penyebab tonsilitis kronis sama halnya dengan tonsilitis akut


yaitu kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, pneumokokus,
streptokokus viridian,streptokokus piogens,stafilokokus, dan hemophilus
influenza, namun terkadang ditemukan bakteri golongan gram negatif
(Brody, 2008)

Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis yaitu rangsangan yang


menahun dari asap rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang
buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang
tidak adekuat (Rusmarjono & Kartosoediro, 2007; Brody, 2008)

C. TANDA DAN GEJALA

1. Pembesaran tonsil serta permukaan tonsil tidak rata


2. Susah menelan karena rasa sakit di tenggorokan
3. Bau mulut (halitosis) yang disebabkan adanya pus pada kripta tonsil
4. Sengau atau sering tersedak pada malam hari (bila tonsil membesar dan
menyumbat jalan nafas)
5. Nafsu makan menurun
6. Badan terasa lesu
7. Demam
8. Nyeri kepala
D. KOMPLIKASI

Radang kronik tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah


sekitarnya berupa :

1. Rhinitis kronik
Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal
dan nasopharynx.

2. Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua
atau lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga
atau ruangan berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran
mukosa.

3. Abses peritonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum
mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
disebabkan oleh streptococcus group A.

4. Otitis media
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah
pada ruptur spontan gendang telinga.

5. Laringitis
Merupakan proses peradangan dari membran mukosa yang
membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang
disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupun karena alergi.

6. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke
dalam sel-sel mastoid.
Komplikasi jauh terjadi secara hematogen atau limfogen dan dapat
timbul endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, uveitis, iridosiklitis,
dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkolosis (Rusmarjono, 2001).

E. PENCEGAHAN

Radang amandel merupakan kondisi yang dapat dicegah.


Pencegahannya berfokus kepada menjaga kebersihan diri. Beberapa upaya
yang dapat dilakukan, yakni:

1. Mencuci tangan setelah beraktivitas, terutama setelah ke kamar mandi


dan sebelum makan.
2. Tidak berbagi peralatan makan, gelas, botol minum, atau peralatan
pribadi lainnya.
3. Menjaga jarak sementara dengan orang yang sakit.
4. Gantilah sikat gigi anak setiap kali anak selesai mengalami radang
tenggorokan atau pembengkakan pada amandel.
5. Usahakan agar anak mengonsumsi air yang cukup, serta hindarkan dari
makanan atau minuman yang bisa merangsang iritasi seperti makanan
atau minuman yang terlalu panas, dingin, asam atau pedas.

F. PENETALAKSANAAN

1. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotic peroral selama 10 hari.


Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk
suntikan.
2. Dilakukan pembedahan (tonsilektomi) jika tonsillitis terjadi sebanyak
7x atau lebih dalam 1 tahun, terjadi 5x atau lebih dalam 2 tahun, terjadi
3x atau lebih dalam waku 3 tahun, dan atau jika tonsillitis tidak
memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA

Brody L. Poje C. Tonsilitis, Tonsilectomy and Adenoidectomy. In: Bailey BJ.


Johnson JT. Head and Neck surgery. Otolaryngology. 4rd Edition.
Philadelphia: Lippinscott Williams Wilkins Publishers. 2008. p1183-1208

Rusmarjono & Kartosoediro, S. Odinofagi, dalam buku Ajar Ilmu Penyakit


Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, FKUI, Jakarta; 2007.

Rusmarjono, Soepardi EA. Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid. Buku


Ajar Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan kepala dan leher. Balai
penerbit FKUI, Jakarta; 2012.

Snell, R.S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, bagian 3, edisi 9,


Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta; 2011.

Zamzam A.M. Referat Tonsilitis Kronis, Fakultas Kedokteran, Universitas Yarsi.


Cilegon; 2016.

Anda mungkin juga menyukai