MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) merupakan salah satu jenis
transistor yang memiliki impedansi mauskan (gate) sangat tinggi (Hampir tak berhingga)
sehingga dengn menggunakan MOSFET sebagai saklar elektronik, memungkinkan untuk
menghubungkannya dengan semua jenis gerbang logika. Dengan menjadikan MOSFET sebagai
saklar, maka dapat digunakan untuk mengendalikan beban dengan arus yang tinggi dan biaya
yang lebih murah daripada menggunakan transistor bipolar. Untuk membuat MOSFET sebgai
saklar maka hanya menggunakan MOSFET pada kondisi saturasi (ON) dan kondisi cut-off
(OFF).
Pada daerah saturasi MOSFET mendapatkan bias input (Vgs) secara maksimum sehingga arus
drain pada MOSFET juga akan maksimum dan membuat tegangan Vds = 0V. Pada kondisi
saturasi ini MOSFET dapat dikatakan dalam kondisi ON secara penuh (Fully-ON).
Kondisi saturasi MOSFET dapat diperoleh dengan memberikan tegangan input gate yang lebih
tinggi dari tegangan tresholdnya dengan cara menghubungkan terminal input ke Vdd. Sehingga
MOSFET mejadi saturasi dan dapat dianalogikan sebagai saklar pada kondisi tertutup.
Dioda Empat Lapis (Four Layer Diode)
Jenis thyristor yang pertama adalah dioda 4 lapis (four layer diode). Gambar 4.2.(a)
menunjukkan struktur dioda empat lapis (biasa juga disebut dioda Shockley). Nama lain dari
komponen ini adalah SUS (Silicon Unilateral Switch). Komponen ini digolongkan sebagai dioda
karena hanya memiliki dua terminal luar. Karena tidak memiliki masukan pemicu, maka cara
untuk menghidupkan dioda 4 lapis adalah dengan penyalaan yaitu dengan cara memberikan
tegangan yang lebih tinggi dari tegangan penyalaannya (biasa disebut tegangan break over V BO).
Cara untuk membukanya adalah dengan mengecilkan arus yang melaluinya. Untuk membuka
dioda 4 lapis arus tidak perlu diturunkan sampai nol. Transistor-transistor pada dioda 4 lapis
akan keluar dari keadaan jenuh pada saat arusnya diturunkan sampai pada sebuah nilai yang
disebut sebagai arus genggam (holding current). Simbol skematik dioda 4 lapis ditunjukkan
pada gambar 4.2.(b). Pada saat menutup (menyala) tegangan melintas dioda 4 lapis adalah
sekitar 1 volt.
Contoh 1 :
Dioda 1N 5158 memiliki tegangan penyalaan VBO = 10V, IH = 10 mA dan VH = 1V.
a. Bila dioda sedang tidak menghantar (OFF) dan tegangan masuk dinaikkan sampai 5V,
berapakah arus dioda ? Apabila tegangan masuknya dinaikkan menjadi 15V, menjadi berapakah
arus dioda ?
b. Bila dalam keadaan ON mau di-OFF-kan, berapakah nilai tegangan sumber yang dapat
mematikan dioda 4 lapis tersebut ?
b. Untuk mematikan (membuka) dioda 4 lapis, kita harus menurunkan arusnya sampai di bawah
arus genggam (10mA). Hal ini sama dengan menurunkan tegangan sumber sampai lebih kecil
daripada
VS = 1V + (10mA).(100Ω) = 2V.
Aplikasi SCR
Gambar 4.8 menunjukkan rangkaian dasar sistem alarm mobil. Pada saat switch RESET
dan switch CONTROL tertutup, sistem alarm dalam kondisi standby dan salah satu switch
sensor yang ada (yang dipasang pada pintu, radio, kap mesin dan bagasi) akan mengaktifkan
alarm.
Sebagai contoh pada gambar tersebut menunjukkan apa yang akan terjadi jika misalnya
pintu mobil terbuka pada saat sistem alarm dalam kondisi standby. Membuka pintu akan
menyebabkan kapasitor C1 diisi melalui dioda D1 dan resistor R1. Setelah beberapa saat,
tegangan pada kapasitor C1 akan cukup untuk menghidupkan transistor Q1 yang akan
mengalirkan arus dari positif baterai ke emitor Q1 dan ke Gate SCR. Trigger positif ini akan
menghidupkan SCR dan mengaktifkan alarm, karena SCR yang ON ekivalen dengan sebuah
switch yang tertutup, sehingga pada saat SCR ON, seolah-olah baterai 12V langsung
dihubungkan dengan rangkaian alarm. Sekali SCR ON, ia tidak tergantung lagi pada switch
sensor maupun switch CONTROL. Alarm hanya dapat dimatikan dengan cara membuka switch
RESET.
4.3. DIAC
DIAC (Diode ac Semiconductor Switch) adalah komponen yang memiliki dua terminal,
terdiri dari tiga lapisan semikonduktor dengan karakteristik operasi maju maupun balik sama
seperti dioda empat lapis. Oleh karena itu rangkaian ekivalen dari sebuah DIAC adalah
sepasang dioda empat lapis yang dipasang parallel saling bertolak belakang. Sama seperti dioda
empat lapis, DIAC tidak akan menghantar sampai tegangan pada kedua arahnya hampir
melebihi tegangan penyalaannya.
Bila DIAC sedang menutup, satu-satunya cara untuk membukanya ialah dengan cara
mengecilkan arus sampai dibawah arus genggamnya. Gambar 4.11 (a) menunjukkan simbol
skematik DIAC dan (b) adalah rangkaian ekivalennya.
Kombinasi pemicuan seperti ini memungkinkan karena gate TRIAC secara fisik terhubung ke
daerah p2 dan n2, seperti ditunjukkan pada gambar 4.20. Karena polaritas MT2 (terhadap MT1)
menentukan arah arus dalam TRIAC, pemicuan kuadran II memberikan arah arus yang sama
dengan pemicuan kuadran I. Dengan demikian pemicuan kuadran III juga arah arusnya sama
dengan pemicuan kuadran IV.
Aplikasi TRIAC
Gambar 4.21 menunjukkan bagaimana TRIAC dapat digunakan sebagai switch untuk
sistem penerangan otomatis untuk rumah, bisnis keamanan dan keselamatan. Selama siang sel
cahaya terkena cahaya langsung sehingga hanya memiliki resistansi yang rendah dan karena
posisinya paralel dengan coil relay, sebagian besar arus mengalir melalui sel cahaya sehingga
relay tidak bekerja. Jika matahari sudah terbenam dan menjadi gelap, resistansi sel cahaya jauh
meningkat dan resistansi yang besar ini menyebabkan arus yang lewat melalui coil relay
bertambah, sehingga relay menjadi aktif. Dengan relay yang aktif, TRIAC akan ditrigger dan
menjadi ON dan akan menghubungkan sumber AC ke sistem penerangan.
Pada saat kita menurunkan tegangan sumber emitor, arus emitor juga turun. Pada titik dimana
harganya 7 mA, tegangan VE sama dengan 1 V dan UJT mendekati terbuka. Tegangan sumber
emitor pada saat ini adalah
V = 1V + (7mA)(400Ω) = 3,8 V
Apabila V lebih rendah daripada 3,8 V, maka UJT terbuka. Setelah itu untuk menutup UJT,
tegangan V harus dinaikkan sampai di atas 8,5 V.
Rangkuman
Thyristor adalah sebuah alat semikonduktor yang penggunaan utamanya adalah sebagai switch
bagi pengendalian arus-arus beban yang besar.
Untuk menyalakan dioda 4 lapis yaitu dengan memberikan tegangan penyalaan dan untuk
mematikannya dengan cara menurunkan tegangan (mengecilkan arus).
Penyalaan SCR (Silicon Controlled Rectifier) dapat dilakukan/diatur dengan memberikan
tegangan pemicu maju pada terminal gate, mematikannya dengan mengecilkan arus atau
memberi tegangan pemicu negatif pada terminal gate.
Aplikasi SCR yang umum adalah pada pengontrolan tegangan DC.
DIAC (Diode AC Semiconductor Switch) ekivalen dengan dua buah dioda empat lapis yang
terpasang parallel dan saling membelakangi, sehingga memiliki tegangan penyalaan dua arah
(ac). DIAC umumnya digunakan sebagai pemicu rangkaian TRIAC pada switching tegangan AC.
TRIAC (Triode AC Semiconductor Switch) ekivalen dengan dua buah SCR yang terpasang
parallel dan saling membelakangi dengan terminal gate yang tergabung jadi satu. Tegangan
pemicu dapat memiliki dua arah.
TRIAC banyak digunakan pada rangkaian switching tegangan AC.
UJT (Uni Junction Transistor) adalah alat semikonduktor lain yang juga dikelompokkan sebagai
thyristor karena prinsip kerjanya umum digunakan sebagai switch.
PUT (Programmable Uni Junction Transistor) adalah pengembangan dari UJT dimana
tegangan puncak dapat diatur melalui kaki Gate.
Penggunaan UJT dan PUT hampir sama, selain sebagai komponen switching komponen ini juga
sering digunakan sebagai osilator.
Soal-soal Latihan
A. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar !
1. Pada dasarnya komponen-komponen Thyristor bekerja berdasarkan prinsip
a. sumber tegangan ideal b. sumber arus ideal
c. penahan ideal d. jawaban a, b, c benar
2. Tegangan maju yang diterapkan yang menyebabkan dioda menghantar tetapi thyristor belum
terpicu untuk menghantar disebut sebagai
a. reverse blocking mode b. forward blocking mode
c. forward conducting mode d. break-over
3. Komponen-komponen di bawah ini yang tidak termasuk dalam thyristor
a. Dioda 4 lapis b. Dioda Shcottky
c. SCR d. TRIAC
4. Tegangan yang terdapat pada anoda – katoda dioda 4 lapis pada saat bekerja disebut
a. tegangan cut-off b. tegangan pinch-off
c. tegangan genggam b. tegangan breakdown
5. Nama lain komponen dioda empat lapis
a. Silicon Controlled Rectifier b. Silicon Unilateral Switch
c. Bidirectional Switch d. Diode ac semiconductor switch
6. Cara untuk menghidupkan (meng-ON-kan) komponen thyristor adalah
a. memberikan tegangan yang melebihi tegangan break-over
b. memberikan input pada masukan pemicu
c. memberikan arus yang melebihi arus genggam
d. jawaban a dan b benar
7. Di bawah ini thyristor yang berfungsi pada tegangan searah adalah
a. TRIAC b. SCR
c. DIAC d. jawaban a, b, c salah
8. Manakah diantara jenis thyristor di bawah ini yang merupakan peralatan dua arah (bidirectional
device)
a. TRIAC b. SCR
c. UJT d. SUS
9. Dengan memperbesar nilai arus gate pada SCR maka tegangan break over SCR tersebut menjadi
a. lebih besar b. lebih kecil
c. tidak ada pengaruh d. tidak ada jawaban benar
10. Manakah diantara jenis thyristor di bawah ini yang memiliki karakteristik switching yang
simetris pada dua arahnya ?
a. SCR b. UJT
c. DIAC d. PUT
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
5. SCR jenis 2N4216 pada gambar di atas, mempunyai arus pemicu sebesar 0,1mA. Jika
tegangan gerbang berharga 0,8V, berapa harga V yang akan menyalakan SCR tersebut ?
6. Jelaskan cara yang digunakan untuk men-trigger SCR ! Bagaimana cara untuk memaksa
SCR yang sedang ON menjadi OFF ?
7. Apa yang dimaksud dengan bidirectional thyristor ? Jelaskan !
8. Apa yang dimaksud dengan DIAC ? Disebut apa sajakah terminal-terminal dari DIAC ?
Bagaimana cara untuk men-trigger DIAC agar menghantar ? Bagaimana cara meng-
OFF-kannya ?
9. Apa fungsi utama dari DIAC ?
10. Gambarkan simbol TRIAC dan sebutkan masing-masing terminalnya !
11. Jelaskan karakteristik TRIAC dengan menggunakan empat kuadran !
12. Apa yang dimaksud dengan tegangan puncak (VP) dan arus puncak (IP) pada UJT ?
13. Apa yang dimaksud dengan intrinsic standoff ratio (η) dari UJT ?
14. Pada karakteristik UJT apa yang dimaksud dengan daerah resistansi negatif ?
Bagaimana hubungan antara IE dan VEB1 pada daerah ini ?
15. Gambar rangkaian osilator relaksasi dengan menggunakan UJT ! Jelaskan kerjanya !
16. UJT pada gambar 4.15, memiliki η = 0,63. Bila pada dioda emitor terdapat tegangan
0,7V, berapakah harga V yang dapat menyalakan UJT ?
17. Valley current dari UJT pada gambar 4.15 adalah 2 mA. Bila UJT tertutup, kita harus
mengurangi V untuk mendapatkan pengeluaran dengan mengecilkan arus. Bila pada
dioda emitor terdapat tegangan 0,7V, berapakah harga V yang dapat membuka UJT
tersebut ?
18. Apa yang dimaksud dengan PUT ? Gambarkan simbol skematiknya !
19. Gambar rangkaian osilator relaksasi dengan PUT ! Jelaskan kerjanya !
20. Jelaskan perbedaan utama antara simbol PUT dengan SCR !
Osilator adalah rangkaian pembangkit sinyal (signal generator). Dapat menghasilkan keluaran
gelombang dengan bentuk sinusoidal, segitiga, gergaji atau persegi tergantung desain rangkaiannya.
DEFINISI OSILATOR
3. JENIS OSILATOR Secara umum osilator dibagi dua yaitu : 1.kelas sinusoidal (sinwave oscillator ) yang
terdiri dari osilator LC dan osilator RC 2.kelas relaksasi (relaxation oscillator ) di mana outputnya berupa
sinyal bentuk segitiga, gergaji dan persegi.
5. OSILATOR HARTLEY • Osilator Hartley termasuk jenis osilator LC. Osilator Hartley tersusun dari dua
buah induktor yang disusun seri dan sebuah kapasitor tunggal (dua buah induktansi untuk x1 dan x2 dan
sebuah kapasitansi untuk x3). • Kelebihan osilator Hartley adalah mudahnya mengatur nilai frekuensi
yaitu dengan menempatkan sebuah kapasitor variabel pada komponen kapasitornya. Selain itu
amplitudo output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja penguat osilator.
6. • Osilator Colpits termasuk jenis osilator LC. Osilator colpits tersusun dari dua buah kapasitor yang
disusun seri dan sebuah induktor tunggal. Kelebihan osilator colpits adalah mudahnya mengatur nilai
frekuensi yaitu dengan menempatkan sebuah induktor variabel pada komponen induktornya seperti
halnya penggunaan kapasitor variabel pada osilator hartley. Amplitudo output osilator juga relatif tetap
pada range frekuensi kerja penguat osilator. OSILATOR COLLPITS
7. OSILATOR CLAPP • Osilator Clapp adalah versi modifikasi Osilator Colpitt dengan kemantapan
Frekuensi lebih baik. Frekuensi ditentukan oleh deret Kondensator Co dan Induktor Lo dan bukan oleh
kondensator jajar C1 dan C2 seperti dalam rangkaian osilator Colpitt standar. Untuk osilator Clapp : dan
umpan balik positif diadakan oleh C1 dan C2. Kondensator-kondensator ini harus jauh lebih tinggi
harganya daripada Co .
8. Osilator Clapp
9. Osilator kelas sinusoidal lebih populer. Tanpa sumber sinyal pada input, ia dapat memproduksi
sinyal bentuk sinus monoton yang biasa digunakan sebagai referensi pada aplikasi audio, sistem digital
dan sistem komunikasi. Hal ini dikarenakan rangkaian yang terdiri dari Op Amp beserta rangkaian RC
atau LC menggunakan prinsip umpan balik (feedback) sehingga sinyal pun terbentuk. Dengan mengatur
pemakaian komponen pasif dan aktif di dalam rangkaian maka besar frekuensi dan amplitudo sinyal
keluaran bisa disesuaikan.
10. • Teoritisnya, hubungan antara frekuensi yang akan dihasilkan (fo) dengan nilai komponen R dan C
yang digunakan dalam rangkaian memenuhi persamaan berikut ini:
11. Pengaturan tersebut bukan tanpa konsekuensi. Pemilihan nilai R (resistor) dan C (kapasitor) pada
rangkaian akan mempengaruhi frekuensi sinyal output dan distorsi/noise yang menyertainya.
Sedangkan untuk kestabilan, dapat diperoleh dengan menggandeng komponen eksternal seperti
menambahkan transistor, dioda atau alat yang memiliki nilai R tertentu seperti bola lampu ke dalam
rangkaian osilator.
12. • Sin wave oscillator terdiri atas beberapa jenis berdasarkan output frekuensi dan monotonitas
bentuk gelombang yang diinginkan. Osilator tipe Jembatan Wien memiliki skema rangkaian lebih
sederhana dibanding tipe lainnya namun tetap dengan output yang memuaskan.
13. Osilator tipe Jembatan Wien • Tipe ini adalah tipe paling simpel dan populer yang banyak
digunakan dalam aplikasi audio. Jembatan Wien memiliki sebuah kombinasi seri RC dalam satu lengan
dan sebuah kombinasi paralel RC dalam lengan di sebelahnya.
14. PRINSIP OSILATOR JEMBATAN WIEN • Osilator ini dimulai dengan adanya noise/desah saat
pertama kali power dinyalakan. Noise/desah ini kemudian dimasukkan kembali ke input penguat dengan
melalui filter tertentu. Karena hal ini terjadi berulang-ulang, maka sinyal noise akan menjadi semakin
besar dan membentuk periode tertentu sesuai dengan jaringan filter yang dipasang. Periode inilah yang
kemudian menjadi nilai frekuensi sebuah osilator.
15. • Osilator Jembatan Wien (Wien Bridge Oscilator) biasa digunakan untuk membangkitkan
frekuensi tanpa memerlukan sinyal input, dengan jangkauan frekuensi dari 5 Hz sampai kira-kira 1 MHz.
Osilator ini menggunakan umpan balik negative dan umpan balik positif. Umpan balik positif di feed
back melalui jaringan lead lag ke input non inverting, sedangkan umpan balik negative melalui pembagi
tegangan ke input inverting.
16. SYARAT OSILATOR JEMBATAN WIEN • Syarat yang harus dipenuhi untuk membangun rangkaian
osilator jembatan wien ini adalah penentuan besarnya Resistor dan Kapasitor penentu frekuensi output.
Harga dari R2 harus sama dengan R3, dan C1 harus sama dengan C2. Untuk selanjutnya kita sebut
komponen penentu frekuensi ini masing-masing dengan R dan C. • Untuk rangkaian ini besarnya R dan C
diatur sedemikian rupa sehingga frekuensi outputnya minimal sebesar 1 KHz. Sebab bila kurang dari 1
KHz maka akan menyebabkan rangkaian menjadi tidak stabil, akibatnya pembacaan menjadi tidak
akurat.
17. OSILATOR RELAKSASI • Osilator Relaksasi adalah osilator yang memanfaatkan prinsip saklar secara
terus menerus dengan periode tertentu yang menentukan frekuensi output. • Osilator relaksasi
menghasilkan beberapa bentuk gelombang non sinus, yaitu : Gelombang kotak, segitiga, pulsa dan gigi
gergaji.
18. Contoh penggunaan osilator relaksasi • Sirkuit jenis ini digunakan sebagai basis waktu pada
osiloskop dan penerima televisi jaman dulu. Varian dari sirkuit ini digunakan sebagai lampu kedip pada
klab malam. Flash kamera elektronik adalah versi ekamantap dari sirkuit ini, menghasilkan satu siklus
gelombang gigi gergaji, tepi naik saat kondensator flash diisi dan tepi jatuh saat kondensator
dikosongkan melalui lampu flash.
19. Klasifikasi osilator didasarkan pada daerah frekuensi yang dihasilkan 1.Osilator Frekuensi Audio
(AF) beberapa hz -20 KHz 2.Osilator Frekuensi Radio (RF) 20 KHz - 30MHz 3.Osilator Frekuensi Sangat
Tinggi (VHF) 30MHz - 300MHz 4.Osilator Frekuensi Ultra Tinggi (UHF) 300MHz - 3GHz 5.Osilator
Gelombang Mikro 3 GHz - Beberapa GHz
20. PENGGUNAAN YANG KHAS PADA OSILATOR Stasiun radio dan televisi memerlukan osilator untuk
mengembang kan sinyal dasar untuk mengirimkan informasi mereka
21. Penggunaan yang khas pada osilator Ponsel, keyboard elektronik, dan remote kontrol
menggunakan osilator untuk menghasilkan frekuensi yang diperlukan untuk operasi
22. Penggunaan yang khas osilator Perangkat digital seperti komputer, jam tangan, kalkulator, dan
iPod semua memerlukan osilator untuk menghasilkan gelombang persegi panjang yang diperlukan untuk
operasi
23. Penggunaan Khas osilator Variabel Osilator, yang dikenal sebagai generator sinyal, digunakan
untuk menghasilkan frekuensi dan bentuk gelombang yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan
pengujian peralatan elektronik
Osilator
Assalamualaikum Electrical Engineer, senang bisa bejumpa lagi pada blog ini. Pada kesempatan kali ini
saya akan berbagi mengenai rangkaian osilator, dimana osilator adalah suatu rangkaian elektronika yang
dapat membangkitkan getaran listrik dengan frekuensi tertentu dan amplitudonya tetap. Untuk lebih
jelasnya silahkan simak artikel di bawah ini.
Pengertian Osilator
Osilator yaitu suatu rangkaian elektronika yang dapat membangkitkan getaran listrik dengan frekuensi
tertentu dan amplitudonya tetap. Dasar dari sebuah osilator yaitu sebuah rangkaian penguat dengan
sistem feedback, yaitu sebagian sinyal keluaran yang dikembalikan lagi ke masukan dengan phase dan
tegangan yang sama sehingga terjadi osilasi yang terus menerus. Adapun beberapa bagian yang menjadi
syarat untuk sebuah osilator supaya terjadi osilasi yaitu adanya rangkaian penguat, rangkaian feedback,
dan rangkaian tank circuit.
Rangkaian feedback yaitu suatu rangkaian umpan balik yang sebagian sinyal keluarannya dikembalikan
lagi ke masukan, hal ini salah satu sistem supaya terjadinya tegangan dan phase yang sama antara input
dan output, juga menjadi salah satu syarat penting terjadinya osilasi pada sebuah rangkaian osilator.
Pada umumnya rangkaian feedback menggunakan komponen pasif R dan C ( Malvino, 1993).
Tank circuit yaitu rangkaian yang menentukan frekuensi kerja dari osilator frekuensi pembawa (carrier),
yang digunakan pada aplikasi ini digunakan komponen L dan C karena semakin tinggi frekuensi yang
digunakan maka makin kecil harga komponen yang digunakan lain halnya menggunakan R dan C karena
frekuensi yang dihasilkan tidak akan bisa mencapai harga yang paling tinggi karena terbatasnya harga
Resistor. Tinggi rendahnya frekuensi bisa ditentukan pada komponen L dan C pada Tank Circuit dan
besarnya frekuensi dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut: fosc = (Hz) dimana f
merupakan frekuensi yang dihasilkan dan C merupakan kapasitor (Floyd, 1993).
Jenis-Jenis Osilator
Kita dapat mengelompokkan osilator berdasarkan metode pengoperasiannya menjadi dua kelompok,
yaitu osilator balikan dan osilator relaksasi. Pada Osilator Balikan terjadi balikan pada sistem-suara yang
digunakan pada suatu pertemuan. Jika mikropon terletak terlalu dekat dengan speaker, maka sering
terjadi proses balikan dimana suara dari speaker terambil kembali oleh mikropon diteruskan ke amplifier
menghasilkan dengung. Kondisi ini dikenal dengan balikan mekanik. Terjadinya balikan pada sistem ini
sangat tidak diharapkan, namun sistem balikan pada osilator sangat diperlukan.
Osilator ralaksasi utamanya digunakan sebagai pembangkit gelombang sinusosidal, Gelombang gigi
gergaji, gelombang kotak dan variasi bentuk gelombang tak beraturan. Pada dasarnya osilator ini
tergantung pada proses pengosongan dan pengisian jaringan kapasitor dan resistor. Perubahan
tegangan pada jaringan digunakan untuk mengubah-ubah konduksi piranti elektronika. Untuk
pengontrol, pada osilator dapat digunakan transistor atau IC (integrated circuit) (Sutrisno, 1987).
Teori rangkaian
Amplitudo yang benar dan cacat yang sedikit dapat diperoleh dengan mengendalikan penguatan
penguat sedemikian rupa sehingga tepat cukup untuk mengganti kerugian-kerugian dalam kalang
penentu frekuensi. Dalam beberapa penerapan, kemantapan frekuensi menjadi prioritas. Perubahan-
perubahan dalam frekuensi keluaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk jangka panjang,
hanyutan harga komponen dan parameter karena penuaan menjadi sebab utama. Perubahan jangka
pendek dara disebabkan oleh:
1. Variasi beban, hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan penguat penyangga pada keluaran.
2. Pencatu daya, perubahan-perubahan dalam tegangan pencatu daya akan mengubah parameter-
parameter dalam kalang, pencatu daya dimantapkan menyelesaikan masalah ini.
3. Perubahan harga komponen karena suhu, hal ini terutama memengaruhi komponen penentu
frekuensi. Semua komponen pasif berubah harganya karena suhu
Contoh-contoh osilator
1. Osilator harmonik
2. Osilator Armstrong
3. Osilator Clapp
4. Osilator Colpitt
5. Osilator Hartley
6. Osilator Pierce/kristal
7. Osilator geseran-fasa
8. Osilator saluran-tunda
9. Osilator jembatan Wien
10. Osilator T
11. Osilator Vackar
12. Osilator relaksasi
13. Osilator UJT
14. Osilator Sumbatan
15. Osilator 555 (Timer)
Osilator Armstrong
Osilator Armstrong
Osilator Armstrong seperti diperlihatkan pada gambar 17.7 merupakan hasil penerapan osilator LC.
Rangkaian dasar dibuat dengan memberikan panjar maju pada sambungan emitor-basis dan panjar
mundur pada kolektor. Pemberian panjar dilakukan lewat resistor 3 R . Resistor 1 R dan 2 R berlaku
sebagaipembagi tegangan. Saat awal transistor diberi daya, resistor 1 R dan 2 R membawa transistor ke
titik pengoperasian Q pada bagian tengah garis beban (lihat gambar 17.7-b). Keluaran transistor (pada
kolektor) secara ideal adalah 0 volt. Saat terjadi hantaran arus awal pada saat dihidupkan, terjadi darau
(noise) yang akan terlihat pada kolektor. Namun biasanya berharga sangat kecil. Misalnya kita
mempunyai isyarat -1 mV yang nampak pada kolektor. Transformator T1 akan membalik tegangan ini
dan menurunkannya dengan faktor 10 (nisbah primer-sekunder 1:10). Isyarat sebesar +0,1 mV akan
nampak pada C1 pada rangkaian basis. Perhatikan bahwa transistor memiliki β= 100. Dengan +0,1 mV
berada pada basis, 1 Q akan memberikan isyarat keluaran sebesar -10 mV pada kolektor. Perubahan
polaritas dari + ke – pada keluaran akibat adanya karakteristik dasar penguat emitor-bersama. Tegangan
keluaran sekali lagi akan mengalami penurunan oleh transformator dan diberikan pada basis 1 Q .
Isyarat kolektor sebesar -10 mV sekarang akan menyebabkan terjadinya tegangan sebesar + 1 mV pada
basis. Melalui penguatan transistor, tegangan kolektor akan segera menjadi -100 mV. Proses ini akan
berlangsung, menghasilkan tegangan kolektor sebesar -1 V dan akhirnya -10 V. Pada titik ini, transistor
akan membawa garis beban sampai mencapai kejenuhan (perhatikan daeran ini pada garis beban).
Sampai pada titik ini tegangan kolektor tidak akan berubah. Dengan tanpa adanya perubahan pada C V
pada kumparan primer 1 T , tegangan pada kumparan sekunder secepatnya akan menjadi nol.
Tegangan basis secapatnya akan kembali pada titik Q. Penurunan tegangan basis ke arah negatif ini
(dari jenuh ke titik Q) membawa C V ke arah positif. Melalui transformator, ini akan nampak sebagai
tegangan ke arah positif pada basis. Proses ini akan berlangsung melewati titik Q sampai berhenti pada
saat titik cutoff dicapai. Transformator selanjutnya akan berhenti memberikan masukan tegangan ke
basis. Transistor segera akan berbalik arah. 1 R dan 2R menyebabkan tegangan basis naik lagi ke titik Q.
Proses ini akan terus berulang: 1Q akan sampai di titik jenuh – kembali ke titik Q – ke cutoff - kembali
ke titik Q. Dengan demikian tegangan AC akan terjadi pada kumparan sekunder dari
transformator.Frekuensi osilator Armstrong ditentukan oleh nilai 1 C dan S (nilai induktasi diri kumparan
sekunder) dengan mengikuti persamaan frekuensi resonansi untuk LC.
Perhatikan 1 C dan S membentuk rangkaian tangki dengan mengikutkan sambungan emitor-basis dari 1
Q dan 1 R . Keluaran dari osilator Armstrong seperti pada gambar 17.7 dapat diubah dengan mengatur
harga 3 R . Penguatan akan mencapai harga tertinggi dengan memasang 3 R pada harga optimum.
Namun pemasangan 3 R yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya distorsi, misalnya keluaran
akan berupa gelombang kotak karena isyarat keluaran terpotong.
Osilator Hartley
Osilator Hartley seperti pada gambar 17.8 banyak digunakan pada rangkaian penerima radio AM dan
FM. Frekuensi resonansi ditentukan oleh harga 1 T dan 1 C . Kapasitor 2C berfungsi sebagai
penggandeng AC ke basis 1 Q . Tegangan panjar 1 Q diberikan oleh resistor 2 R dan 1 R . Kapasitor 4 C
sebagai penggandeng variasi tegangan kolektor dengan bagian bawah 1 T . Kumparan penarik RF ( 1 L )
menahan AC agar tidak ke pencatu daya. 1 L juga berfungsi sebagai beban rangkaian. 1 Q adalah dari
tipe n-p-n dengan konfigurasi emitor bersama.
Saat daya DC diberikan pada rangkaian, arus mengalir dari bagian negatif dari sumber lewat 1 R ke
emitor. Kolektor dan basis keduanya dihubungkan ke bagian positif dari CC V . Ini akan memberikan
panjar maju pada emitor-basis dan panjar mundur pada kolektor. Pada awalnya E I , B I dan C I mengalir
lewat 1 Q . Dengan C I mengalir lewat 1 L , tegangan kolektor mengalami penurunan. Tegangan ke arah
negatif ini diberikan pada bagian bawah 1 T oleh kapasitor 4 C . Ini mengakibatkan arus mengalir pada
kumparan bawah. Elektromagnet akan membesar di sekitar kumparan.
Ini akan memotong kumparan bagian atas dan memberikan tegangan positif mengisi kapasitor 1 C .
Tegangan ini juga diberikan pada 1 Q melalui 2 C . 1 Q akhirnya sampai pada titik jenuh dan
mengakibatkan tidak terjadinya perubahan pada C V . Medan di bagian bawah 1 T akan dengan cepat
habis dan mengakibatkan terjadinya perubahan polaritas tegangan pada bagian atas. Keping 1 C bagian
atas sekarang menjadi negatif sedangkan bagian bawah menjadi positif.
Muatan 1 C yang telah terakumulasi akan mulai dilucuti melalui 1 T melalui proses rangkaian tangki.
Tegangan negatif pada bagian atas 1 C menyebabkan 1 Q berubah ke negatif menuju cutoff. Selanjutnya
ini akan mengakibatkan C V membesar dengan cepat. Tegangan ke arah positif kemudian ditransfer ke
bagian bawah 1 T oleh 4C , memberikan balikan. Tegangan ini akan tertambahkan pada tegangan 1 C .
Perubahan pada C V beraNgsur-angsur berhenti, dan tidak ada tegangan yang dibalikkan melalui 4 C . 1
C telah sepenuhnya terlucuti. Medan magnet di bagian bawah 1 L kemudian menghilang. 1 C kemudian
termuati lagi, dengan bagian bawah berpolaritas positif dan bagian atas negatif. 1 Q kemudian
berkonduksi lagi. Proses ini akan berulang terus. Rangkaian tangki menghasilkan gelombang kontinu
dimana hilangnya
isi tangki dipenuhi lagi melalui balikan. Sifat khusus osilator Hartley adalah adanya tapped coil.
Sejumlah variasi rangkaian dimungkinkan. Kumparan mungkin dapat dipasang seri dengan kolektor.
Variasi ini biasa disebut sebagai osilator Series-fed Hartley. Rangkaian seperti pada gambar 17.8
termasuk osilator Shunt-fed Hartley.
Osilator Colpitts
Osilator Cilpitts
Osilator Colpitts sangat mirip dengan osilator Shunt-fed Hartley. Perbedaan yang pokok adalah pada
bagian rangkaian tangkinya. Pada osilator Colpitts, digunakan dua kapasitor sebagai pengganti
kumparan yang terbagi. Balikan dikembangkan dengan menggunakan “medan elektrostatik” melalui
jaringan pembagi kapasitor. Frekuensi ditentukan oleh dua kapasitor terhubung seri dan induktor.
Gambar 17.9 memperlihatkan rangkaian osilator Colpitts. Tegangan panjar untuk basis diberikan oleh 1
R dan 2 R sedangkan untuk emiitor diberikan oleh 4 R . Kolektor diberi panjar mundur dengan
menghubungkan ke bagian positif dari CC V melalui 3 R . Resistor ini juga berfungsi sebagai beban
kolektor. Transistor dihubungkan dengan konfigurasi emitor-bersama. Ketika daya DC diberikan pada
rangkaian, arus mengalir dari bagian negatif CC V melalui 4 R , 1 Q dan 3 R . Arus C I yang mengalir
melalui 3 R menyebabkan penurunan tegangan C V dengan harga positif. Tegangan yang berubah ke
arah negatif ini dikenakan ke bagian atas 1 C melalui 3 C . Bagian bawah 2 C bermuatan positif dan
tertambahkan ke tegangan basis dan menaikkan harga B I . Transistor 1 Q akan semakin berkonduksi
sampai pada titik jenuh. Saat 1 Q sampai pada titik jenuh maka tidak ada lagi kenaikan C I dan
perubahan CV juga akan terhenti. Tidak terdapat balikan ke bagian atas 2 C . 1 C dan 2 C akan dilucuti
lewat 1 L dan selanjutnya medan magnet di sekitarnya akan menghilang. Arus pengosongan tetap
berlangsung untuk sesaat. Keping 2 C bagian bawah menjadibermuatan negatif dan keping 1 C bagian
atas bermuatan positif. Ini akan mengurangi tegangan maju 1 Q dan C I akan menurun. Harga C V akan
mulai naik. Kenaikan ini akan diupankan kembali ke bagian atas keping 1 C melalui 3 C . 1 C akan
bermuatan lebih positif dan bagian bawah 2 C menjadi lebih negatif. Proses ini terus berlanjut sampai 1
Q sampai pada titik cutoff. Saat 1 Q sampai pada titik cutoff, tidak ada arus C I . Tidak ada tegangan
balikan ke 1 C . Gabungan muatan yang terkumpul pada 1 C dan 2 C dilucuti melalui 1 L . Arus
pelucutan mengalir dari bagian bawah 2 C ke bagian atas 1 C . Muatan negatif pada 2 C secepatnya akan
habis dan medan magnet di sekitar 1 L akan menghilang. Arus yang
mengalir masih terus berlanjut. Keping 2 C bagian bawah menjadi bermuatan positif dan keping 1 C
bagian atas bermuatan negatif. Tegangan positif pada 2 C menarik 1 Q dari daerah daerah cutoff .
Selanjutnya C I akan mulai mengalir lagi dan proses dimulai lagi dari titik ini. Energi balikan
ditambahkan ke rangkaian tangki sesaat pada setiap adanya perubahan.
Besarnya balikan pada rangkaian osilator Colpitts ditentukan oleh “nisbah kapasitansi” 1 C dan 2 C .
Harga 1 C pada rangkaian ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan 2 C atau 2 1 CC XX > . Tegangan pada
1 C lebih besar dibandingkan pada 2 C . Dengan membuat 2 C lebih kecil akan diperoleh tegangan
balikan yang lebih besar. Namun dengan menaikkan balikan terlalu tinggi akan mengakibatkan
terjadinya distorsi. Biasanya sekitar 10-50% tegangan kolektor dikembalikan ke rangkaian tangki sebagai
balikan.
Osilator Kristal
Kristal osilator digunakan untuk menghasilkan isyarat dengan tingkat kestabilan frekuensi yang sangat
tinggi. Kristal pada osilator ini terbuat dari quartz atau Rochelle salt dengan kualitas yang baik. Material
inimemiliki kemampuan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran atau
sebaliknya. Kemampuan ini lebih dikenal dengan piezoelectric effect.
Kristal untuk osilator ini dilekatkan di antara dua pelat logam. Kontak dibuat pada masing-masing
permukaan kristal oleh pelat logam ini kemudian diletakkan pada suatu wadah. Kedua pelat
dihubungkan ke rangkaian melalui soket. Pada osilator ini, kristal berperilaku sebagai rangkaian
resonansi seri. Kristal seolah-olah memiliki induktansi (L), kapasitansi (C) dan resistansi (R). Gambar
17.10-a memperlihatkan rangkaian setara dari bagian ini. Harga L ditentukan oleh massa kristal, harga C
ditentukan oleh kemampuannya berubah secara mekanik dan R berhubungan dengan gesekan mekanik.
Osilator Pierce
Osilator Pierce
Osilator Pierce seperti diperlihatkan pada gambar 17.12 menggunakan kristal sebagai rangkaian
tangkinya. Pada osilator ini kristal merespon sebagai rangkaian resonansi paralel. Jadi osilator ini
adalah merupakan modifikasi dari osilator Colpitts. Pengoperasian osilator Pierce didasarkan pada
balikan yang dipasang dari
kolektor ke basis melalui 1 C dan 2 C . Kedua transistor memberikan kombinasi pergeseran fase
sbesar180o. Keluaran dari emitor-bersama mengalami pembalikan agar sefase atau sebagai balikan
regeneratif. Nilai 1 C dan 2 C menentukan besarnya tegangan balikan. Sekitar 10 – 50 % dari keluaran
dikirim kembali sebagai balikan untuk memberikan energi kembali ke kristal. Jika kristal mendapatkan
energi yang tepat, frekuensi resonansi yang dihasilkan akan sangat tajam. Kristal akan bergetar pada
selang frekuensi yang sangat sempit. Keluaran pada frekuensi ini akan sangat stabil. Namun keluaran
osilatorPierce adalah sangat kecil dan kristal dapat mengalami kerusakan dengan strain mekanik yang
terus-menerus.
Osilator Relaksasi
Osilator ralaksasi utamanya digunakan sebagai pembangkit gelombang sinusosidal. Gelombang gigi
gergaji, gelombang kotak dan variasi bentuk gelombang tak beraturan termasuk dalam kelas ini. Pada
dasarnya pada osilator ini tergantung pada proses pengosongan-pengisian jaringan kapasitor-resistor.
Perubahan tegangan pada jaringan digunakan untuk mengubah-ubah konduksi piranti elektronik.
Untuk pengontrol, pada osilator dapat digunakan transistor, UJT (uni junction transistors) atau IC
(integrated circuit).
A. Konsep Dasar PWM
Sebuah rangkaian Pulse Width Modulation (PWM) sederhana dapat direalisasi dengan menggunakan
sebuah rangkaian schmitt trigger, rangkaian integrator, dan rangkaian komparator. Penguat operasional blok A
menunjukkan rangkaian schmitt trigger berfungsi untuk memdapatkan keluaran tegangan kotak. Penguat operasional
blok B menunjukkan rangkaian integrator bertugas merubah tegangan keluaran dari schmitt trigger menjadi tegangan
segitiga (gigi gergaji). Besarnya frekuensi tegangan gigi gergaji tergantung dari besanya nilai dari resistor R dan
kapasitor C. Untuk mendapatkan tegangan kotak dengan lebar pulsa berubah (PWM-Pulse Width Modulation),
tegangan keluaran segitiga integrator dibandingkan dengan tegangan referensi DC pada rangkaian komparator blok
C. Gambar 1 memperlihatkan konsep dasar dari blok diagram rangkaian modulasi lebar pulsa atau Pulse Width
Modulation (PWM) yang akan dibangun dengan menggunakan komponen diskrit.
C. Analisa Rangkaian
Gambar 16 memperlihatkan skema rangkaian modulasi lebar pulsa (Pulse Width Modulation-PWM) dengan
menggunakan IC LM324
(1)
Arus DC konstan melalui resistor R menyebabkan arus pengisian melintas pada kapasitor naik secara
kontinyu. Tegangan antara kapasitor C dengan polaritas seperti yang ditunjukkan pada skema rangkaianGambar 16
dapat dinyatakan dengan persamaan (2) berikut:
(2)
Dimana VC-min merupakannilai tegangan diantara kapasitor C dari proses pengisian operasi sebelumnya dan
diasumsikan bahwa rangkaian dioperasikan untuk waktu pengisian yang panjang (lama). Dengan memberi tanda
pada tegangan VC-min karena tegangan pengisian yang melintas pada kapasitor mengalami kenaikan selama proses
pengisian.
Proses pengisian akan naik secara kontinyu selama tegangan pada terminal non-inverting sedikit lebih
besar daripada tegangan VDC di terminal inverting. Pada kondisi tertentu (sekejab), sehingga tegangan diantara
kapasitor akan mencapai titik maksimum dan dengan demikian akan membuat tegangan keluaran pada penguat
operasional blok B. Dengan mengasumsikan bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai tegangan diantara
kapasitor mencapai nilai pada titik maksimum Tc.
Dengan mengasumsikan bahwa waktu yang diambil oleh tegangan jatuh diantara kapasitor untuk
mencapai nilai maksimum adalah TC, di mana C di bawah garis tegak untuk selama waktu pengisian.
Tegangan pengaturanVa(t) = VDC pada saat nilai maksimal dari tegangan keluaran rangkaian integrator blok Bdapat
dinyatakandengan persamaan (3) berikut:
(3)
Sehingga besarnya tegangan keluaran maksimum rangkaian integrator blok B dapat dinyatakan dengan persamaan
(4) berikut:
(4)
Dengan demikian nilai maksimum tegangan jatuh diantara kapasitor C dapat dinyatakan dengan menggunakan
persamaan (5) berikut:
(5)
Tegangan maksimum pada kapasitor tergantung oleh nilai elemen umpan balik dari resistorR1, R2 dan pengaturan
level tegangan referensiVDColeh potensiometer R7. Berdasarkanpersamaan(2) dan dengan mengasumsikan bahwa
pada saat kondisi t = TC dan v(TC) = VC,mak, maka besarnya tegangan pada kapasitor C dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan (6) berikut:
(6)
Dengan menggunakan persamaan (6) dapat dicari nilai teganganminimum di antara kapasitor C.
Setelah tegangan keluaran pada rangkaian integrator blok B mencapai nilai Vobmax, yang merupakan hasil
diferensial dari tegangan keluaran rangkaian schmitt trigger blok A menjadi lebih besar dari nol, sehinggategangan
ini dapat digunakan untuk mengaktifkan keluaran rangkaian schmitt trigger blok A mencapai level tinggi. Di bawah
kondisi ideal, tegangan keluaran tinggi dibatasi oleh tegangan VB. Namun dalam kondisi riil, tegangan keluaran
selalu kurang dari VB akibat kondisi tegangan jatuh internal dari rangkaian penguat operasional itu sendiri.
Secara analisis, kita asumsikan bahwa tegangan tinggi pada rangkaian blok A adalah sama dengan
tegangan suplai VB. Permasalahan, bilamana tegangan tersebut kurang dari tegangan sumber dc akan dianalisa
kemudian dengan bantuan sebuah contoh. Selama tegangan sumber VB lebih besar daripada VDC, maka arah arus
balik melalui rangkaian integrator R dan C.
Arah arus pada rangkaian integrator akan berbalik arah ketika kapasitor mulai mengosongkan muatan
listrik dari nilai maksimum ke nilai minimum selama waktu TD detik. Sampai proses sinyal keluaran dari IC Integrator
blok B mencapai nilai minimum Vobmin danmenyebabkan nilai diferensial tegangan pada terminal masukan membalik
dan tegangan keluarannya menjadi nol lagi. Siklus dimulai lagi dari awal.
Ekspresi tegangankeluaran minimum pada rangkaian blok B dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan (7)
berikut:
(7)
DimanaVoa,mak = VB untuk kondisi penguat operasional ideal. Untuk nilai tegangan VB kurang dari 1V atau 2V kurang
praktiuntuk mencatu penguat operasionaal. Nilai mimimum tegangan keluaran penguat operasional blok B dapat
dicari dengan menggunakan persamaan (8) berikut:
(8)
Oleh karena nilai tegangan minimal dari kapasitor dengan polaritas seperti ditunjukkan pada skema rangkaian
Gambar 16, sehingga nilai tegangan kapasitor minimum dapat dicari dengan menggunakan persamaan (9) berikut:
(9)
Untuk mendapatkan arus pada saat waktu pengosongan TD. Selama siklus perioda pengosongan, maka besarnya
arus yang melalui resistor R dapat dicari dengan persamaan (10) berikut:
(10)
menunjukkan sumber arus konstan lebih kecil dari nol karenaVDC < Voa-mak. Dengan demikian perubahan tegangan
pengosongan kapasitor secara linier dapat dinyatakan dengan persamaan (11) berikut:
(11)
Tegangan kapasitor ketika mencapai nilai minimum t TD besar. Jadi, nilai tegangan minimum dari kapasitor
dapat ditentukan dengan menggunkan persamaan (12) berikut:
(12)
Dengan demikian perbedaan perubahan tegangan diantara kapasitor dapat dicari dengan menggunakan persamaan
(13) berikut:
(13)
Ringkasan, dengan menggunakan persamaan (5) dan (9) untuk menentukan nilai VC-mak dan VC-min.Persamaan (6)
dan (13) membantu untuk menentukan nilai waktu pengisian dan waktu pengosongan. Perioda waktu dan frekuensi
dari gelombang segitiga adalah:
T = TC + TD (14)
f = 1/T (15)
Contoh Perencanaan
______________________________________________________________________
Rangkaian PWM seperti diperlihatkan Gambar 16 dioperasikan untuk sumber tegangan 12Vdc. Bila diketahui nilai
dari komponen-komponen rangkaian sebagai berikut: Resistor R1 =33kΩ, R2 =100kΩ, R3 =20kΩ, R4 =10kΩ, R
=10kΩ, dan kapasitor C=1µF. jika tegangan referensi VREF=4V, tentukan (a) nilai-nilai maksimum dan minimum dari
tegangan jatuh antara kapasitor, (b) maksimum dan minimum nilai output tegangan, (c) Waktu pengisian dan
pengosongan, (e) lama waktu (perioda) dan besarnya frekuensi, (f) tegangan keluaran pada komparator C untuk
kondisi waktu hidup dan mati C, dan (g) duty cycle (rasio).
Penyelesaian:
Pengaturan tegangan DC untuk Schmitt Trigger dan Integrator
a) Besarnya tegangan jatuh diantara kapasitor, dari (5) dan (9), masing-masing didapatkan:
c) Waktu pengisian dan pengosongan berdasarkan persamaan (6) dan (12) adalah:
Bila t t1, VOB(t1) VREF = 4V, dan tegangan keluaran hasil komparatif menjadi mendekati sama dengan VB.
Dengan demikian didapatkan nilai untuk t1sebagai berikut:
Tegangan acuan telah dipindahkan ke titik pada saat awal kapasitor mulai perioda pengosongan.
Bila t t2, VOB(t2) VREF = 4V, dan tegangan keluaran hasil komparatif menjadi mendekati nol. Persamaan
selama waktu untuk t2adalah
Regulator linier ada dua macam yaitu jenis series dan shunt. Regulator series, pengatur arus ke
beban diseri dengan bebannya, kalau jenis shunt pengatur arus ke beban diparalel dengan
bebannya. Idealnya, jika tidak ada beban yang tersambung pada regultor series, maka arus yang
mengalir pada pengatur arus adalah nol. Sedangkan pada regulator shunt, jika tidak ada beban
yang tersambung, arus yang mengalir ke pengatur arus adalah arus maksimal yang mungkin
dialirkan ke bebannya.
Arus maksimal yang mungkin ditarik oleh beban adalah arus dioda zener yaitu 18,55mA pada
contoh di atas. Namun pada prakteknya arus maksimal ini sedikit lebih rendah karena dioda
zener perlu ada arus agar dia bisa mempertahankan tegangan terbalik (reverse)-nya. Dalam hal
ini pengatur arus beban adalah dioda zener. Ketika diberi beban, maka arus dioda zener
berkurang karena sebagian mengalir ke beban.
Arus maksimal yang bisa ditangani dioda zener terbatas, tergantung besar disipasi dayanya.
Dioda zener ada memiliki disipasi daya maksimal 500mW, 1W, 2W, dan sebagainya. Jika ini
tidak mencukupi maka bisa ditambah transistor seperti gambar di bawah ini.
Contoh regulator series sederhana ada di bawah ini.
Pengatur arus Q1 diseri dengan beban. Dioda zener berfungsi sebagai pemberi tegangan tetap.
Arus pada dioda zener tidak banyak terpengaruh oleh besarnya beban R2 dari tak terhingga
sampai 50 Ohm.
Masing-masing jenis regulator memiliki kelebihan dan kekurangannya. Regulator series sering
dipakai pada regulator yang tegangannya cukup tinggi dan arus beban yang besarnya berubah-
ubah secara dinamis. Ini akan mengakibatkan pengatur arus mengeluarkan disipasi daya rata-rata
relatif kecil. Sebaliknya dengan regulator shunt yang dipakai pada tegangan yang cukup rendah
dan arus beban yang relatif stabil. Keunggulan lain dari regulator shunt adalah impedansinya
yang cukup rendah sampai frekuensi tinggi sehingga noise-nya lebih rendah dalam jangkauan
frekuensi yang lebar. Karakter ini yang diinginkan dalam membuat regulator untuk rangkaian
audio yang mengolah sinyal kecil seperti pre-amp, tone control, equalizer, filter, dan sebagainya.
Namun tidak berarti regulator series tidak bisa memiliki performa yang sama seperti regulator
shunt. Hanya untuk memiliki impedansi yang rendah sampai pada frekuensi tinggi, umumnya
rangkaian regulator series jauh lebih rumit daripada regulator shunt.