A. Pengertian Afasia
Afasia adalah gangguan kemampuan berbahasa, yaitu hilangnya kemampuan untuk
menggunakan bahasa karena terjadinya cedera pada area bahasa di otak. Setiap orang
menggunakan bahasa. Berbicara, memperoleh kata-kata yang tepat, memahami sesuatu,
membaca, menulis, melakukan isyarat adalah merupakan bagian dari penggunaan bahasa.
Ketika satu atau lebih dari penggunaan bahasa tidak lagi berfungsi dengan baik (yang
dikarenakan oleh cedera otak), maka kondisi tersebut dinamakan afasia. Afasia A (= tidak)
fasia (= bicara), berarti seseorang tidak dapat lagi mengungkapkan apa yang dia mau. Dia
tidak bisa lagi menggunakan bahasa. Selain afasia, dapat terjadi kelumpuhan dan atau
masalah-masalah sehubungan dengan :
Kemampuan melakukan sesuatu secara sadar.
Kemampuan mengamati situasi di sekelilingnya.
Konsentrasi, pengambilan inisiatif, dan kemampuan mengingat.
Beberapa definisi afasia sebagai berikut :
Elizabeth J. Corwin, afasia adalah kehilangan total pemahaman atau pembentukan
bahasa.
Tikofsky, afasia merupakan suatu manifestasi dari cedera otak dalam komunikasi,
yang ditandai dengan adanya gangguan dalam kemampuan berbahasa.
Kenneth scott Wood (1971), afasia diartikan sebagai suatu kehilangan kemampuan
fungsi simbolisasi dan ekspresi akibat adanya lesi pada otak yang terjadi karena
penyakit, trauma, atau kelainan/penyimpangan dalam perkembangannya.
Mildred Fredburg Berry dan Jon Eisenson (1973), afasia sebagai suatu istilah
umum,yang menunjukkan adanya kerusakan pada pusat di otak yang mengakibatkan
terganggunya aspek linguistik atau bahasa. Gangguan ini meliputi pengertian terhadap
kata-kata, simbolisasi atau coding, dan penggunaan bahasa yang meliputi bicara,
menulis, dan membaca.
Sidiarto Kusumoputro (1977), afasia didefinisikan sebagai kehiangan kemampuan
untuk membentuk, mengungkapkan, atau mengerti suatu pembicaraan. Dengan kata
lain afasia adalah kehilangan kemampuan untuk berbahasa aktif dan pasif.
Bambang Setyono (1982), afasia adalah gangguan fungsi bahasa pasif dan atau aktif
yang terjadi akibat adanya trauma atau kerusakan di pusat bahasa otak. Gangguan
funsi bahasa ini ditandai dengan kehilangan seluruh atau sebagian dari pembentukan
konsep, pengertian, proses simbolisasi (coding), serta aspek linguistik lain di
lingkungannya. Gangguan tersebut tidak termasuk yang diakibatkan oleh adanya
gangguan saraf perifer, kelainan sensoris primer, kelainan fungsi mental, atau masalah
psikiatri yang lain.
Afasia adalah suatu keadaan pada pasien sehingga ia tidak mampu berbicara. Afasia
Broca menjadikan pasien tak mampu membentuk kalimat kompleks dengan tata bahasa
yang benar. Pasien sendiri masih memiliki kemampuan pemahaman bahasa yang baik,
walaupun ada beberapa kasus di mana kemampuan pemahaman bahasa pasien ikut
menurun.
Berikut adalah contoh pasien dengan afasia Broca. Ia bermaksud menjelaskan
bagaimana ia datang ke rumah sakit untuk menjalani bedah gigi.
"Ya... ah... Senin... ng... Ayah dan Peter H... (namanya), dan Ayah.... ng... rumah sakit...
dan... ah... Rabu... Rabu, jam sembilan... dan oh... Kamis... jam sepuluh, ah dokter... dua...
dan dokter... dan ng... gigi... yah."
B. Klasifikasi Berdasarkan
Afasia Motorik Afasia Sensorik Afasia Global
Pemahaman auditif dan Pada kelainan ini bentuk afasia yang paling
membaca tidak pemahaman bahasa berat.
Keadaan ini ditandai oleh
terganggu, tetapi sulit terganggu. Penderita
tidak ada lagi atau
mengungkapkan isi tidak mampu memahami
berkurang sekali bahasa
pikiran. Gambaran klinis bahasa lisan dan tulisan
spontan dan menjadi
afasia Broca ialah sehingga ia juga tidak
beberapa patah kata
bergaya afasia non-fluen. mampu menjawab dan
yang diucapkan secara
tidak mengerti apa yang
berulangulang, misalnya
dia sendiri katakan.
“baaah, baaah, baaah”
Gambaran klinis afasia
atau “maaa, maaa,
Wernicke ialah bergaya
maaa”. Pemahaman
afasia fluent
bahasa hilang atau
berkurang. Repetisi,
membaca dan menulis
juga terganggu berat.
Afasia global hampir
selalu disertai dengan
hemiparese atau
hemiplegia
C. Penyebab Afasia
stroke.
Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh
gangguan suplai darah kebagian otak.
Stroke adalah gangguan perfusi otak yang diakibatkan oklusi (sumbatan), embolisme
serta pendarahan, patologi dalam otak itu sendiri bukan karrena faktor luar) yang
mengakibatkan gangguan permanen atau sementara.
Pada saat gangguan, umumnya ada penyakit lain yang mendahului terutama penyakit
kardiovaskuler (jantung, hipertensi), ganguan otak (degeneratif, atritis, penyakit
pembuluh darah tepi, paru-paru menahun, kanker, DM yang tak terkendali, dan trauma
kepala.
Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak, menyebabkan kehilangan gerak,
pikiran, memori, bicara atau sensasi baik sementara maupun permanen.
D. Penatalaksanaan afasia
Apabila Anda berkomunikasi dengan penderita afasia :
1. Ketika Anda ingin memberitahukan sesuatu kepada penderita afasia :
Luangkan waktu khusus untuk percakapan tersebut. Duduk tenang dan buat
kontak mata.
Jika Anda merasa tidak yakin dengan percakapan tersebut, mulai dengan
sesuatu yang sederhana mengenai diri Anda. Setelah itu ajukan pertanyaan
yang jawabannya ingin Anda ketahui.
Bicaralah dengan tenang dengan menggunakan kalimat-kalimat pendek. Berikan
penekanan pada kata-kata yang paling penting.
Tuliskan kata-kata yang paling penting. Ulangi pesan yang ingin Anda
sampaikan dan berikan tulisan tersebut kepada pasien afasia. Pasien afasia
dapat menggunakan tulisan tersebut untuk membantu ingatannya atau sebagai
alat bantu komunikasi.