Anda di halaman 1dari 1

Para Penjilat

Perkenalkan saya, hmmm…siapa ya??? (dengan wajah pura-pura tahu).


Panggil saja saya Han, ataupun Dom. Ya, hanya nama itu yang bisa mencerminkan
betapa kayanya saya. Hehh (berlagak sombong)
( berjalan-jalan mengelilingi stage, sambil berpikir lagi )
Aku memang kaya, tapi maaf bukan maksud saya untuk sombong, tapi buat apa minta maaf,
iya kan? (dengan wajah sinis)
( duduk dikursi sambil mengangkat kaki satu keatasnya )
Kalian tahu, sebenarnya saya ini ramah, sudah kaya pula. Tapi kenapa
kalian memaksa saya menjadi begini? (dengan nada marah)
( berdiri dan naik keatas kursi )
Apa? Apa kau lihat-lihat! Mau nantangin? Ayoo!! Hah? Menyuruhku minta maaf! Pintar
sekali kau! (semakin marah)
( kembali duduk di kursi )
Pasti kalian ingin tahu kenapa saya begini.Iya kan? Baik saya akan beri tahu kenapa saya
seperti ini dan kenapa saya sangat enggan meminta maaf.
( membuka jas dan memutari kursi )
(membuka pintu rumah)
Mama, aku sudah pulang. Ma? Oh,Masih di salon ya? (sambil melihat jam tangan)
Papa? Oh iya, papa kan masih di amerika. Aduuh,kok aku bisa lupa ya. Sudah lah!
Rumah segede ini yang tinggal cuma aku? Payah. Benar-benar payah jadi orang kaya.
( mengelilingi stage )
Pengen rasanya aku hidup sederhana, ataupun miskin sekalian. Yang penting,
dapat merasakan suasana kekeluargaan yang bahagia.
( ke backstage mengganti pakaian dan pergi kerumah orang miskin)
Pagi ibu, saya Han. Boleh tidak saya tinggal disini beberapa waktu?(dengan
wajah tersenyum).
Apa bu? Boleh? Terima kasih ya bu.
( kemudian duduk di lantai bersama sambil cerita )
Sekarang bapak kerjanya apa? Dan Adik-adik, masih pada sekolah kan?
Oh begitu(dengan wajah sedih). Jadi bapak tak kerja lagi ya? Dan adik-adik
ini sudah tak sekolah lagi ya pak bu?
Ya bu,ada apa? Ibu butuh uang, Untuk belanja sehari hari? Oh ya,
ini bu. Adik-adik juga? ini buat jajan ya(dengan perasaan senang)
Ah, bapak jangan seperti itu, saya ini tidak kaya hanya saja memiliki harta yang cukup.
Apa? Bapak ingin motor? Iya, iya ntar saya usahakan.( dengan rasa sedikit jengkel)
Bapak, saya izin keluar sebentar ya?
( kemudian si Han memutuskan untuk pergi dari rumah miskin itu
selamanya )
Semuanya sama saja. Tak ada yang bermoral baik, yang kaya egois.
Yang miskin pemeras. ( dengan nada marah dan berteriak)(kemudian duduk di kursi)
Sekarang kalian tahukan kenapa saya enggan meminta maaf? Dasar para penjilat.

Anda mungkin juga menyukai