Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

rt-PA

Oleh :
DM : Luthfi Kalindra Parahita
NIM : 6120018033

DEPARTEMEN / SMF NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
A. Definisi
rt-PA (Recombinant Human Tissue Plasminogen Activator) merupakan salah
satu obat golongan trombolitik yang digunakan untuk melarutkan thrombus dengan
mengaktivasi plasminogen. Obat ini menimbulkan suatu keadaan pelarutan atau lisis
tergeneralisasi saat pemberian intravena. Sehingga baik thrombus hemostatis protektif
maupun thromboemboli dapat dihancurkan. Pada stroke iskemik agar efek trombolitik
lebih afektif,harus diberikan sedini mungkin. Obat trombolitik bekerja jika umur
thrombus kurang dari tujuh hari (Wahjoepramono, 2005).

B. Sediaan
Jenis obat golongan ini adalah Alteplase, Tenecteplase dan Reteplase, namun
yang tersedia di Indonesia hingga saat ini hanya Alteplase (50 mg). Efek samping yang
sering terjadi adalah risiko pendarahan seperti pada intrakranial atau saluran cerna, serta
angioedema (Katzung, 2012).

Gambar 1. Sediaan Alteplase

C. Kriteria
1. Kriteria Inklusi
 Usia > 18 tahun
 Diagnosis stroke iskemik menyebabkan defisit neurologis secara klinis jelas
 Tidak ada stroke atau trauma kepala dalam 3 bulan sebelumnya
 Tidak ada pembedahan mayor dalam 14 hari sebelumnya
 Tidak ada riwayat perdarahan intrakranial

2
 Tekanan darah sistolik < 185 mmHg
 Tekanan darah diastolik < 110 mmHg
 Tidak ada gejala yang menghilang dengan cepat atau gejala stroke yang ringan
 Tidak ada gejala yang memunculkan dugaan perdarahan subarakhnoid
 Tidak ada perdarahan gastrointestinal atau perdarahan traktus urinarius dalam 21
bulan sebelumnya
 Tidak ada pungsi arteri pada lokasi non-compressible dalam 7 hari sebelumnya
 Tidak ada bangkitan pada saat onset bangkitan
 Waktu protombin 15 detik atau international normalized ratio 100.000/mm3
 Konsentrasi glukosa darah > 50 mg/dl (2.7 mmol/l)
 Tidak ada kebutuhan untuk langkah agresif dalam menurunkan tekanan darah
hingga batas yang telah disebutkan di atas (Gofir, 2009).
2. Kriteria Eksklusi
 Sedang menggunakan antikoagulan oral, waktu protrombin >15 detik atau INR
(International Normalized Ratio) waktu prothrombin <1,7
 Penggunaan heparin dalam 48 jam sebelumnya
 Jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3
 Tidak ada riwayat stroke atau cedera kepala berat 3 bulan sebelumnya
 Mengalami operasi besar dalam 14 hari sebelumnya dengan adanya peningkatan
aPTT lebih dari angka normal
 Tekanan darah sistolik sebelum pengobatan lebih besar dari 185 mmHg, atau
tekanan darah diastolik lebih besar dari 110 mmHg
 Riwayat perdarahan intrakranial
 Gula darah kurang dari 50 mg/dL atau lebih dari 400 mg/dL
 Terjadi bangkitan (seizure) pada awitan stroke
 Terjadi perdarahan gastrointestinal atau uriner dalam 21 hari sebelumnya
 Sedang menderita infark miokard dalam 3 bulan terakhir (Gofir, 2009).

D. Cara Pemberian
1. Infus 0.9 mg/kg IV (maksimal dosis 90 mg) selama 60 menit, dengan 10% dosis
diberikan bolus selama 1 menit.
2. Untuk memudahkan proses monitoring pasien dirawat di ICU atau stroke unit

3
3. Hentikan infus rt-PA apabila pasien mengeluhkan nyeri kepala yang berat, hipertensi
akut, mual, muntah atau terjadi perburukan pada pemeriksaan neurologis
4. Monitor tekanan darah dan penilaian neurologis disarankan tiap 15 menit selama dan
setelah terapi IV rt-PA selama 2 jam, kemudian tiap 30 menit selama 6 jam,
kemudian tiap jam selama 24 jam setelah terapi rt-PA
5. Follow up CT-Scan dan MRI scan 24 jam setelah terapi rt-PA, tetapi sebelum
memulai terapi antikoagulan atau antiplatelet (Wahjoepramono, 2005).

4
DAFTAR PUSTAKA

Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. 2012. Basic & clinical pharmacology international
edition. United States: McGrawHill Education.
Gofir, A. 2009. Evidenced Based Medicine: Manejemen Stroke. Yogyakarta: Pustaka Cendikia
Press.
Wahjoepramono, E.J. 2005. Stroke Tata Laksana Fase Akut. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Pelita Harapan Press.

Anda mungkin juga menyukai