Anda di halaman 1dari 1

 inspeksi / LOOK

o Inspeksi dilakukan dari arah cranial setelah membuka baju penderita :

o melihat apakah ada jejas


o terdapat hematom / memar pada hemithoraks kanan
o frekwensi pernapasan
o dijawab instruktur : 40 kali permenit
o bila ditanyakan juga apakah mempergunakan otot interkostal / pernapasan cuping hidung,
instruktur menjawab : ada
o melihat gerakan pernapasan apakah ada yang tertinggal
o hemithoraks kanan gerakannya tertinggal

 Melakukan auskultasi / LISTEN


o melakukan auskultasi bisa dari cranial atau samping kanan / kiri
o melakukan auskultasi membandingkan suara napas kanan dan kiri
o dimulai dari hemithoraks kiri (yang sehat) pada apex (dibawah clavicula) dan basal
o suara napas kiri : vesikuler, suara napas kanan : tidak terdengar
o co-ass menyimpulkan : terdapat pneumothoraks
o pneumothoraks yang mengancam nyawa dan harus dicari pada survai primer adalah tension
pneumothorax atau open pneumothorax

 Melakukan perkusi
o pemeriksa / mahasiswa berdiri disamping kanan atau kiri penderita
o perkusi dilakukan dari hemithoraks kiri (yang sehat) lebih dahulu, baru dibandingkan dengan
hemithoraks kanan
o perkusi hemithoraks kiri : suara sonor
o perkusi hemithoraks kanan : suara hipersonor

 Melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis apakah ada tension pneumothorax


 tension pneumothorax :
o pneumothorax
o shock
o pelebaran vena leher / vena jugularis eksterna
o trakhea terdorong ke sisi sehat (sisi kiri)
 mahasiswa memeriksa vena leher : pelebaran vena leher
 meraba trakhea : terdorong ke kiri
 Menyimpulkan hasil pemeriksaan : pneumothorax, shock, pelebaran vena leher dan pergeseran trakhea
 tension pneumothorax kanan
 Tension pneumothoraks merupakan keadaan darurat, dilakukan needle thoracocentesis atau
dekompresi pleura
 (disinfeksi dan tutup dengan doek steril berlubang)
 thoracocentesis memakai intravenous catheter besar (nomer 14)
dilakukan pada sela iga

Anda mungkin juga menyukai