Anda di halaman 1dari 60

Case based dicussion

‘’TUMOR GINEKOLOGI’’

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
RSI JEMURSARI SURABAYA
Periode 02 Desember 2019 - 21
Februari 2020
kasus
PASIEN
• Nama : Ny. K
• Usia : 45 tahun
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : IRT
• Alamat :semampir, Surabaya
• Suku : Jawa
• Tanggal Masuk RS : 29 desember 2019

Keluhan Utama:
P3A0H3 Benjolan dari jalan lahir

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (RPS)


Pasien datang ke RSI Jemursari dengan keluhan adanya benjolan di jalan lahir. Keluhan diketahui
sejak 4 bulan yang lalu saat pasien melakukan pemeriksaan rutin di kantornya karena sering
keputihan. Pasien juga mengeluhkan adanya keluar flek - flek diluar siklus haid saat pasien lelah /
banyak pikiran. Flek yang dikeluarkan hanya sedikit dan hanya berlangsung 1 hari
Sejak diketahui adanya benjolan tersebut, siklus haid pasien tidak teratur (tidak sama tanggalnya
setiap bulan). Nyeri minimal saat akan haid, lamanya tetap 7 - 8 hari.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Riwayat hipertensi disangal
Riwayat Kencing manis disangkal Siklus : teratur
Riwayat penyakit jantung disangkal Lama Haid : 5-7 hari
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Dismenore : (-)
Riwayat Kehamilan
Riwayat Penyakit Keluarga
1.SPT /LK/3200/18thth
(-) 2.spt/pr/3000//15 th
3.spt/lk/2800/12 th
Riwayat Pernikahan
Riwayat Kontrasepsi
 Menikah 1 kali, saat
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi jenis
berusia 26tahun. apapun

Riwayat Ginekologi
• Riwayat penyakit kandungan disangkal
• Riwayat penyakit menular seksual disangkal
Pemeriksaan Fisik Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran :
Compos mentis
- Tanda Tanda Vital:
Mata : KA (-/-), SI (-/-)
◦ TD : 120/80
- Thorax
mmHg
Cor : dbn
◦ Nadi : 80
Pulmo : dbn
x/menit, lemah
- Abdomen
◦ RR : 20
I : tampak datar
x/menit
P : supel, Nyeri tekan (-),
◦ Suhu : 36,8 ºC
massa tumor (-)
P : timpani
- Berat Badan : 43 kg
- Tinggi Badan :149 cm
- BMI : 19,3
(normal)
Pemeriksaan Ginekologi

Inspeksi: fluksus (-), flour (-)

Pemeriksaan inspekulo:
• Vulva dan vagina : fluksus (-), flour (+), benjolan (-)
• Porsio : permukaan licin, tampak massa bulat tunggal
yang keluar dari OUE berwarna merah terang,
diameter 2x2cm
• Ostium uteri eksternum : fluxus (-), flour (+)

Pemeriksaan Dalam:
Fluksus (-), flour (+), teraba massa di OUE,
Usulan
Initial asesment pemrksaan
P3A0H3 45 tahun dengan • Pemeriksaan
Lab:
Polip Serviks
Hematologi
rutin

Rencana tindakan :
Pro-ekstirpasi dan kuretase
(dikirim ke PA)
Pemeriksaan Laboratorium (12 Desember
2019)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hematologi
Hemoglobin 12,0 g/dl 12-14 g/dl
Hematokrit 36 % 37-47%
Lekosit 8500 /mm3 4.000 – 10.000/mm3
Trombosit 209.000/mm3 150.000-450.000/mm3
Eritrosit 3,9 fL 80-100 fL
R/ :
- Antibiotik : Ciprofloxacin 3 x 500 mg PO
- Analgetik : Asam mefenamat 3 x 500 mg PO

 Pasien dipulangkan pasca tindakan


 Anjuran kontrol poli klinik (1 minggu)
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Ad bonam


 Quo ad functionam : Ad bonam
 Qua ad sanationam : Ad bonam
pembahasan
 1. Bagaimana cara mendiagnosis polip
serviks pada kasus ini ?
Definisi
 Polip adalah tumor bertangkai
yang kecil dan tumbuh dari
permukaan mukosa.

 Polip serviks adalah polip yang


terdapat dalam kanalis servikalis
yang tumbuh menonjol dan
bertangkai, tumbuh di permukaan
mukosa serviks ataupun pada
saluran endoserviks dan biasanya
menonjol keluar dari mulut
serviks.

Etiologi
 Infeksi
 Inflamasi kronik
 Respon abnormal pada peningkatan estrogen
 Kongesti pada pembuluh darah di canalis cervicalis
 jaringan mempunyai sifat tumbuh yang berlebihan.
Diagnosa
 Anamnesis
◦ Tanpa gejala  diketahui saat
pemeriksaan ginekologi penyakit
lain.
◦ Leukorea  yang berulang
dengan atau tanpa terapi
◦ Terasa tidak nyaman dalam
Pemeriksaan Ginekologi
vagina
◦ Abnormal pendarahan vagina
  Inspekulo
- menstruasi banyak dan Polip terlihat melalui canalis
berulang cervicalis sebagai pertumbuhan
- pasca coitus yang tumpul, kemerahan dan
- setelah douching. mudah berdarah.
- setelah menopause,
 VT
Teraba massa lunak, padat,
berdarah bila disentuh
Pada kasus ini adanya polip tanpa gejala,
diketahui pada saat pemeriksaan ginekologi
yang lain  leukorea
TEMUAN
• HSG gagal dilakukan oleh karena kateter sulit
diinsersi.
Anamnesa • keputihan 1 tahun terakhir, banyak, gatal 
R/ diobati tak sembuh
• Nyeri dan pendarahan (flek) saat coitus.

Pemeriksaan inspekulo:
• Vulva dan vagina : flour (+),
Pemeriksaan • Porsio : tampak massa bulat tunggal yang
Ginekologis keluar dari OUE berwarna merah terang,
diameter 2x2cm
• Ostium uteri eksternum : flour (+)

Pemeriksaan Dalam:
flour (+), teraba massa di OUE
2. Bagaimana penatalaksanaan
polip serviks pada kasus ini,
dan apakah tatalaksana pada
kasus ini sudah tepat?
Penatalaksanaan polip serviks
Penatalaksanaan polip serviks

Ekstirpasi dan Kuretase


 Ekstirpasi pada tangkainya, dilakukan kuretase sehingga seluruhnya dapat dikeluarkan, dan hasil
pemeriksaan menentukan terapi lebih lanjut.
 Polip dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret.
 Tindakan dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia).
 Selanjutnya jaringan polip dikirim ke laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologis-
nya jinak/sesuai dengan gambaran jaringan polip serviks.

Setelah kuretase:
 Antibiotik profilaksis: amoxicillin
 Analgesik: asam mefenamat
 Suplemen zat besi: Sulfas ferrous dikombinasikan vitamin C (membantu penyerapan zat besi)
 Utorotenika: metergin (mencegah perdarahan)
Excisional polypectomy
Pada kasus ini:

 Pro-ekstirpasi dan kuretase dengan general


anestesi
 Dikirimkan ke PA (hasil 1 minggu)
 Post-operatif :
- Antibiotik: Ciprofloxacin 3 x 500 mg PO
- Analgetik: Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
 Berdasarkan data tersebut penatalaksanaan
pasien pada kasus ini telah sesuai
DEFINISI

 Tumor: pertumbuhan abnormal dari suatu


sel/ jaringan

ganas jinak
Secara umum perbedaan klinis:

JINAK GANAS

• Pertumbuhannya lambat • Pertumbuhannya cepat


• Tidak ada metastase • Metastase (+)
• Berbatas tegas • Batas tidak tegas
• Ascites (-) • Ascites (+)
• Perlekatan jarang • Perlekatan sering
Penyebab tumor Diagnosis

Belum diketahui Klinis


Iritasi Penunjang
Infeksi •Lab ( tumor marker)
•Radiologi ( USG, foto)
Herediter
•PA : pemeriksaan
jaringan, smear, biopsi

penatalaksanann
Tergantung diagnosis
Secara umum, terdiri dari:
•Pembedahan (pengangkatan
jaringan tumor)
•Radiasi
•Sitostatika
TUMOR JINAK GINEKOLOGI
I. Vulva

Tumor Kistik
a. Kista Inklusi (Kista Epidermis) :
Terjadi akibat perlukaan terutama akibat episiotomi

b. Kista Sisa Jaringan Embrio :


 Kista Gartner : pada dinding lateral – antero lateral vagina sampai
dekat uretra dan klitoris
 Kista / hidrokele saluran nuck berasal dari sisa prosessus vaginalis
 yang terletak dalam saluran inguinal
c. Kista Kelenjar :
 Kista Bartholini : terjadi akibat radang
 Kista sebasea : pada labium mayora berasal
dari
kelenjar sebasea kulit
 Hidradenoma : asal kelenjar keringat akibat
sumbatan kelenjar keringat
 Kista parauretra (skene) : saluran tertutup
akibat
 Kista grandular : akibat dari kista vlva
yang membesarr
infeksi
 Kista endometriosis : dapat tumbuh pada
vulva atau vagina

hidroadenoma
TUMOR SOLID

a. Tumor Epitel :
 Kondiloma Akuminata
Disebabkan oleh virus HPV type 6 dan 11.
Makroskospis seperti jengger ayam Tumbuh
pada vulva, sekitar anus, sampai vagina dan
serviks

Kondiloma Akuminata
II.Tumor Jinak Vagina

 Tumor Kistik
 Kista Gartner
 Kista endometriosis
 Kista Solid
 Granuloma
 Tumor Miksoid Vagina
 Adenosis Vagina

Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta : EGC, 2008.


Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
III. Tumor Jinak Uterus

Ektoserviks :
Kista sisa jaringan embrional pada dinding
samping ektoserviks
Kista endometriosis : letaknya superfisial
Nabotian Cyst
Kista naboti : kista retensi kel
endoserviks
Papilloma : seperti kondiloma
akuminata
Hemangioma : terletak superfisial dapat
menyebabkan
perdarahan

Endoserviks :
Polip : suatu adenoma / adenofibroma, dari
selaput lendir endoserviks

Polip Endo serviks


Endometrium :
 Polip endometrium : bisa berasal dari Adenoma, Adenofibroma, mioma
submukosa
 Adenoma – adenofibroma : dari epitel endometrium
 Mioma submukosum : mioma tumbuh bertangkai keluar dari uterus
(myoma geburt)
 Polip plasenta : berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus
maupun abortus

Miometrium :
Neoplasma jinak berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat.
Istilah lain : fibromioma, leiomioma,
fibroid.

* Patologi anatomi :
― Mioma submukosum : dibawah
endometrium
―Mioma intramural : didinding
uterus
― Mioma subserosum : keluar dari
dinding uterus.
IV.Tumor Jinak Ovarium

Non Neoplastik

1. Akibat Radang Kistik :


2. Tumor Lain Kista Ovarii Simpleks
Kista Folikel Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista Korpus Luteum Kistadenoma Ovarii
Kista Lutein Musinosum
Kista Inklusi Germinal Kista Endometrioid
Kista Endometrium Kista Dermoid
Kista Stein - Leventhal 2. Solid :
• Fibroma, Leiomioma,
Fibroadenoma, Papiloma,
Angioma, Limfangioma
• Tumor Brenner
• Tumor Sisa Adrenal
 Akibat Pertumbuhan :
 Pembengkakan di perut
 Menekan alat sekitarnya :
Akibat komplikasi :
 Obstipasi, gangguan Perdarahan kedalam kista
miksi, Putaran tangkai
 edema tangkai, rasa Infeksi pada tumor
sesak,
Robekan dinding kista
 tidak ada nafsu makan
Perubahan kearah
 Akibat aktivitas endokrin : keganasan
 Mengubah pola haid

Klinik Tumor Ovarium :

Sebagian besar gejala dan tanda


akibat :
Pertumbuhan
Aktivitas endokrin
Komplikasi dari tumor – tumor tersebut
TUMOR GANAS ALAT GENITAL
1. Vulva

 Karsinoma vulva :
 80-85% pada wanita pasca menopause
 Jarang ditemukan pada umur < 45 tahun
 Pada golongan ekonomi sosial rendah dengan
hygiene seksual yang kurang

Karsinoma Vulva
 Gambaran Klinik :
Adanya benjolan
Ulkus
Lesi yang berdarah

Penanganan :
 Stadium 0 : vukvektomi luas
 Stadium 1 dan 2 : vulvektomi radikal
 Stadium 3 dan 4 : radiotherapy dan
kemotherapi
 Melanoma Vulva :
 Benjolan yang berwarna hitam kebiruan Melanoma Vulva
 Menyebar secara limfogen dan hematogen
 Adenokarsinoma :
- Umumnya berasal dari kelenjar Bartholini

Basalioma Penyakit Paget


Lesi intraepitelial vulva
— nodul kecil yang menjalari Karsinoma verukosa :
ulkus di tengahnya Berbentuk papil
Penyebaran sangat cepat (
— hampir tidak pernah hematogen )
menyebar ke kelenjar limfe
Tumor Ganas Sekunder Pada Vulva

 Dari serviks, vagina, uterus


 Paling sering adalah METASTASIS
khoriokarsinoma
 Warna khas biru kehitaman
Tumor Ganas Vagina

 Jarang
 Bisa akibat pemberian hormon Dietylstilbestrol =
DES,

Photograph of a cervix in a patient with


in utero DES exposure
Karsinoma Vagina
 99% adalah squamous cell karsinoma
 Sisanya : adenocarcinoma, rhabdomiosarcoma

Gambaran klinik :
 Adanya fluor albus
 Ulkus
 Pertumbuhan tumor eksotipik seperti bunga kol
Serviks Uteri

Karsinoma Serviks Uteri


 Epidemiologi :
 Tumor ganas ginekologi tingkat pertama di
Indonesia
 Umur terbanyak : 45 – 50 tahun
 Periode latent fase perinvasif jadi invasif :
10 tahun
 Etiologi :
 Secara epidemiologi : virus HPV tipe 16,18
 Gambaran Klinik :
 Keputihan ( fluor albus ), dan busuk
 Perdarahan (post coital bleeding) = perdarahan
kontak ( 75-80% )
 Anemia akibat perdarahan
 Nyeri : infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf
 Akibat metastase jauh : gejala terhadap organ
yang kena.
 Diagnosa
Biopsi terarah (targeted biopsy) atau di bantu
dengan olesan yodium, asam asetat 5%

 Penanganan :
 Stadium 0 & I a ( Karsinoma Insitu )
- Konisasi , Histerektomi total
 Stadium Ib, II a :
- Histerektomi radikal dengan limphadenektomi
pelvik, pasca bedah dilanjutkan dengan
penyinaran
 Stadium IIb,III,IV :
 Tindakan bedah tidak dibenarkan
 Terapi primer : Radiotherapi
Karsinoma Serviks dalam
Kehamilan
 Pada stadium 0 : kehamilan ditunggu sampai
aterm
 Stadium I,II, dst :
 Trimester I dan Awal Trimester II : Histerektomi
radikal,limphadenektomi pelvik dengan janin in-
utero
 Trimester II lanjut : ditunggu sampai viable,
kemudian SC,diteruskan dengan histerektomi
radikal + Limphadenopati pelvik.
 Trimester III : SC  histerektomi radikal +
limphadenektomi pelvik
 Pengamatan lanjut :
 Setiap 3bulan dalam 2 tahun pertama
 Setiap 6 bulan sampai 5 tahun
 Setiap 1 tahun dst
 Perabaan kelenjar inguinal, supraklavikula, perabaan
abdomen, abdomino vaginal, abdomino rektal,
sitologi puncak vagina, rontgen thorax (setiap 6
bulan), rektoskopi, sistoskopi, renogram, IVP, CT Scan
pinggul,limfografi sesuai indikasi.
 Prognosis :
 Faktor penentu : umur penderita, keadaan umum,
tingkat klinik, ciri-ciri histologik, kemampuan tim
untuk penanganan, sarana pengobatan yang ada.
SARKOMA SERVIKS
 Jarang ditemukan
 Sarkoma botrioides
 Biasanya pada bayi dan anak-anak
 Bentuk polipoid seperti buah anggur
 Penyebaran cepat  hematogen
 Progosis buruk

Sarkoma botrioides
CORPUS UTERUS

 Berasal dari endometrium dan miometrium


 Insiden makin meningkat, sebab usia wanita makin
meningkat
 Tumor ganas  negara industri

GOLONGAN RESIKO TINGGI


 Diabetes melitus
 Hipertensi
 Obesitas (BMI > 30 kg/m2)
 Menderita perdarahan uterus abnormal
 Wanita infertil atau subfertil akibat
hiperesterogenisme (siklus anovulator)
 Wanita yang menderita tumor ovarium yang
menghasilkan estrogen (tumor sel granulosa)
 Wanita dengan usia perimenopausal 50-60 th

Tumor Sel Granulosa


Tingkat Pre Kanker
 Hiperplasia adenomatosa
 Hiperplasia endometrium yang atopik

Patologi
 90%  adenokarsinoma
 10%  karsinoma epidermoid,
adenoabentoma, sarkoma, karsino sarkoma
ADENOKARSINOMA
3 derajat histologik :
 G1  diferensiasi sel masih baik
 G2  sudah terdapat bagian yang solid/ pada
 G3  sebagian besar sel padat/ solid, atau
undifferensiasi
Penyebaran
 Cenderung lambat, kecuali pada G3
 Menyebar kepermukaan uterus, endoservik
 Penyebaran bersifat limfogen
Gambaran Klinik Dan Diagnosis
 Stadium awal : pemeriksaan ginekologi negatif
 Biasanya tersembunyi
 Proses lanjut : gejala penekanan, perdarahan
abnormal
 Cara diagnosa :
 Kuret terutama kuret terarah dengan histeroskopi
 Aspirasi endometrium
 USG transvaginal
Penanganan
 Prinsip umum  total abdominal, histerektomi,
salfingooforektomi bilateral, pembilasan cairan
peritoneum, pengangkatan kelenjar limfe perlvik

 Sesudah pembedahan dilanjutkan dengan


radioterapi/ khemoterapi

 Terapi paliatif  dengan hormonal, progesteron


dosis tinggi, provera tablet 100 mg, 2-4x/ hari
SARKOMA UTERUS

 Leiomiosarkoma
 Endometrial Sarkoma
 Karsinoma Sarkoma
 Prognosa jelek
 Penanganan : TAH + BSO dilanjutkan dengan
radioterapi / kemoterapi
TUMOR GANAS OVARIUM

Epidemiologi
 25% dari semua keganasan alat reproduksi
 Rata-arata kasus baru 157.100.000 populasi
wanita setiap tahun

Patologi
 Kumpulan tumor dengan histogenesis beraneka
ragam (ektoderm, entoderm, mesoderm)
 60% pada usia perimenopause, 30% masa
reproduksi, 10% pada wanita muda
Klasifikasi
1. Tumor epitel  serosa, musinosa, endometrioid,
clear cell, brenner, campuran, undifferentiated.
2. Sex cord  granulosa sel tumor, theca sel tumor,
androblastoma, gynandroblastoma
3. Tumor sel lipid
4. Tumor germ sel  disgerminoma, tumor sinus
endodermal, karsinoma embrional, poli embrioma,
khorio karsinoma, teratoma immatur, struma ovarii
Penyebaran :
 T.G.O  menyebar secara limfogen kekelenjar para
aorta, mediastinal, supraclavicula  paru, hati dan
otak
Gejala :
 Gejala desakan : infiltrasi ke jaringan sekitar
 Gejala penyebaran : implantasi peritoneum 
ascites
 Gejala hormonal : defeminisasi, maskulinisasi
(hiper estrogen)
Diagnosa :
 Masa di pelvik
 USG, CT SCAN
 Tumor marker

Penanganan :
 Terapi utama : pembedahan TAH + BSO +
limphadenektomi pelvik, sitologi ascites, biopsi
peritonium
 Kemudian diikuti kemoterapi
ringkasan yang biasanya
keluar ukmmpd
hal bartholin gartner nabothi polip myoma
serviks geburt
T4 vagian dinding cerviks cerviks cerviks
distal/vulva vagina bertangkai bertangkai
PA kuboidal kolunar kolumnar otot polos
kolunar atau ditutupi dan
squmaosa epitel squmosa
disertai mukus squmaosa
dan infalamsi disertai
retensi
mukos

ca cerviks
(iva dan papssmear)
intermezzo

 Seorang perempuan berusia 45 tahun, sudah menikah dan memiliki 1 orang anak,
datang ke rumah sakit dengan keluhan terdapat benjolan di perut bagian bawah sejak
4 bulan yang lalu. Keluhan disertai menstruasi tidak teratur, darah banyak, dan terasa
nyeri. Dari pemeriksaan ginekologik didapatkan uterus berukuran sebesar kehamilan
8 minggu, konsistensi padat kenyal, dan berbatas tegas. Dari hasil pemeriksaan
patologi anatomi didapatkan gambaran whorl like pattern. Apakah diagnosis kasus
diatas:
 A. Adenomiosis
 B. Mioma uteri
 C. Kistoma ovarium
 D. Kista dermoid
 E. Mola hidatidosa
 seorang wanita usia 34 tahun datang ke poli dengan kleuhan sering keluar
cairan putih yang kadang disertai darah sejak 2 bulan yanglalu .keluhan ini
terutama dikeluhkan jikansedang berhubungan,.pada pemeriksaan dengan
inspekulo ditemukan massa bertangkai di nportio serviks .dilakukan
ekstirpasi dan di PA hasilnya tampak jaringan diliputi berlapis gepeng dan
kolumnar .diagnosa yang paling mungkin adalah?
 a.kista bartholin
 b. kista nabothi
 c. polip serviks
 d. myoma geburt
 e. karsinoma serviks

Anda mungkin juga menyukai