Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN PROSES STERILISASI BARANG

SINGLE-USE- REUSE

INSTALASI STERILISASI CENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO
BALIKPAPAN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmatNya, buku Panduan Proses
Sterilisasi Barang single-use diproses Re-use ini dapat diselesaikan. Dalam beberapa tahun
terakhir, kemajuan yang pesat dalam desain, produksi dan penggunaan alat kesehatan telah
memberikan manfaat besar buat pasien selama proses operasi dan perawatan. Namun, beberapa
isu tentang kepentingan keselamatan, etika dan legalitas timbul saat terjadi penggunaan ulang
dari alat yang diproduksi untuk sekali pakai. Penggunaan alat single use yang seharusnya sekali
pakai, dilakukan proses sterilisasi sampai menjadi alat steril yang siap dipakai kembali.Proses
sterilisasi barang single use di Rumah Sakit dilakukan dengan berbagai alasan antara lain harga
alat mahal, keterbatasan dana dan lain sebagainya. Terkait dengan permasalahan tersebut,
panduan untuk proses ulang barang single-use dirasa sangat penting agar setiap proses mulai dari
mengumpulkan barang kotor, pre-cleaning dan cleaning sampai proses steril harus mengikuti
aturan yang sesuai dengan standar sehingga semua petugas pelaksana mempunyai pemahaman
yang sama. Sebagi salah satu pemecahan masalah dari temuan temuan Surveyor JCI, temuan
PPIRS dan sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari petugas Unit Kerja yang melakukan
proses pencucian dan pengemasan barang single-use ke proses reuse maka Ka. Instalasi
Sterilisasi Sentral dengan Pimpinan Rumah Sakit mengadakan rapat koordinasi yang dipimpin
oleh Direktur Utama ,Komite Medik , Komite Keperawatan dan PPIRS untuk memutuskan harus
ada Kebijakan tentang Proses sterilisasi barang Single-use yang draftnya disusun oleh Kepala
Instalasi Sterilisasi Sentral. Buku Panduan Proses Sterilisasi Barang single-use di proses reuse
sebagai lampiran dari Surat Keputusan, sangat diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan
proses sterilisasi barang single-use - reuse sesuai dengan standar keselamatan pasien di Rumah
Sakit. Menyadari bahwa dalam penyusunan buku Panduan Proses Sterilisasi Barang single-use di
proses reuse masih jauh dari sempurna, diharapkan saran dan kritik dari Pimpinan, Konsultan
JCI, Ketua Komite PPIRS dan semua pihak yang terkait sebagai penyempurnaan buku panduan
ini di kemudian hari. Pada kesempatan yang baik ini kami sebagai penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu terbitnya buku Panduan ini dan harapan
kami agar buku ini dapat dipergunakan sebagai panduan dalam melakukan proses sterilisasi
barang single-use ke reuse
DAFTAR ISI
Tim Penyusun
Kata Pengantar
Sambutan Direktur Utama
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A.Latar Belakang
B.Tujuan
C.Ruang Lingkup
D.Dasar Hukum
Bab II : Ketentuan Umum
A.Pengertian
B.Faktor Pertimbangan
Bab III : Single Use diproses Re use
A.Tujuan Proses Sterilisasi barang Single use
B.Persyaratan Barang Single Use bisa di re use
C.Tahapan Proses Sterilisasi Barang Single use
D.Proses Sterilisasi Alat Single Use
Bab IV : Monitoring dan Evaluasi
A.Monitoring
B.Evaluasi
Bab V : Penutup Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG
Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala macam
komponen, suku cadang, aksesori yang ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau terapi
medis pada manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus disediakan dalam
keadaan steril atau yang harus disediakan setelah diproses dengan desinfeksi tingkat tinggi
(DTT). Penggunaan barang single use yang seharusnya sekali pakai di buang banyak dilakukan
di Rumah Sakit untuk di proses ulang sampai menjadi barang steril. Proses sterilisasi barang re-
use di RS dilakukan dengan berbagai alasan antara lain harga barang nya mahal , keterbatasan
dana dan sebagainya. Karena barang-barang tersebut diproduksi dan disiapkan untuk sekali pakai
/ single use maka proses ulang pakai (re-use ) kemungkinan akan menimbulkan beberapa
masalah - masalah baik terhadap penderita ataupun terhadap petugas RS yang tentunya
berdampak terhadap penurunan mutu pelayanan Rumah Sakit . Oleh sebab itu agar permasalahan
yang kemungkinan terjadi dapat dihindarkan lebih awal bila dilakukan proses sterilisasi barang
single-use maka perlu dipertimbangkan beberapa faktor ,seperti pertimbangan teknis,
pertimbangan klinis, keamanan personil, etika - mediko legal dan Cost effective. Dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan permasalahan tersebut diatas yang terkait dengan proses
Sterilisasi barang single-use maka diadakan rapat kordinasi dibawah pimpinan Direktur
Utama,Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite PPIRS hasil pertemuan memutuskan
dan menugaskan kepada Kepala Instalasi Sterilisasi Pusat untuk menyempurnakan draft SK
Kebijakan barang single-use. Sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan maka Instalasi Sterilisasi
Sentral merasa perlu membuat buku Panduan Proses Sterilisasi barang single-use dan membuat
draf SK Kebijakan Pemberlakuan buku Panduan Proses Sterilisasi barang
single-use ke reusesebagai pengganti SK Kebijakan barangsingle-use
B.TUJUAN
1.Tujuan Umum Sebagai panduan untuk penyelenggaraan proses sterilisasi barang single use di
lingkungan RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
2.Tujuan Khusus

Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan teknis seperti

ruangan kerja, fasilitas dan Sumber Daya Manusia


Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan klinis

(patient safety)

Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan etika dan

medico legal

Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan cost

effectivenes
Memahami proses sterilisasi barang single-use sesuai dengan aturan dan spesifikasi dari setiap
barang yang akan diproses
C.RUANG LINGKUP
1.Sistem Pelayanan
a.Sentralisasi : Instalasi Sterilisasi Sentral
b.Desentralisasi : Satelit Sterilisasi
2.Lingkup Kegiatan Pelayanan
a.Unit Kerja yang melakukan proses re-use barang single use adalah :
-Unit ICU
-Unit Bedah Central
-Unit Kebidanan dan Bayi
-Perinatologi
b.Proses Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan di Unit Kerja
c.Proses Sterilisasi dilakukan di Instalasi Sterilisasi Sentral

D.DASAR HUKUM
1.Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2.Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret 2007
tantang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan Fasilitas kesehatan
lainnya.
3.Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department/ CSSD) di Rumah
Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2009
4.Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan
5.SK Direktur Utama RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tentang Pelayanan Sterilisasi

BAB II
KETENTUAN UMUM A.

PENGERTIAN 1.

Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala macam
komponen, suku cadang, asessoris yang ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau terapi
medis pada manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus disediakan dalam
keadaan steril atau harus disediakan setelah diproses dengan desinfeksi tingkat tinggi
2.

Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses mulai dari Pre-Cleaning
dan Cleaning sampai proses bebas dari mikroorganisme dengan cara Desinfeksi tingkat tinggi
(DTT) atau Strerilisasi dengan mesin sterilisator
3.

Prabilas
(Pre-Cleaning)
adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum
dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi, mengaktifasi virus
HBV, HCV dan HIV.
4.

Pembersihan
(Cleaning)
adalah proses secara fisik membuang semua kotoran dan sejumlah mikroorganisme dari alat
kesehatan untuk menguragi risiko bagi petugas selanjutnya
5.

Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) adalah suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan medis
golongan semi kritikal dengan menggunakan desinfektan untuk membunuh semua bentuk
mikroorganisme kecuali endospora
6.
Sterilisasi adalah Suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan medis golongan kritikal
dengan menggunakan mesin sterilisator baik suhu tinggi maupun suhu rendah untuk membunuh
semua bentuk mikroorganisme termasuk endospora
B.

FAKTOR PERTIMBANGAN
1.

Pertimbangan Teknis a.

Sarana Rumah Sakit Apakah rumah sakit mempunyai sarana dan fasilitas yang sesuai dengan
spesifikasi dan kapasitas untuk melakukan proses sterilisasi barang single-use, apakah sudah
tersentralisasi, apakah proses dibawah pengawasan Instalasi Sentral Sterilisasi dan sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional ( SPO).
-

Ruangan

Area pre-cleaning dan cleaning barang single use kotor

Area pengemasan barang single use bersih

Area penyimpanan barang steril


-

Peralatan :

Untuk proses dekontaminasi/pencucian :


o

Washer Autometic Desinfector


o

Lemari pengering
o

Spray Gun

Untuk proses pengemasan :


o

Mesin sealling
o

Mesin Labeler

Untuk proses sterilisasi :

9
o

Mesin sterilisator Suhu tinggi ( Autoclave atau Dry Heat )


o

Mesin sterilisator Suhu rendah ( Ethylene Oksida )


-

Bahan Desinfektan Standar pemakaian desinfektan di RS terutama yang berkaitan dengan :


Jenis desinfektan

Konsentrasi

Aturan pemakaian Pemakaian desinfektan harus memenuhi standar karena beberapa desinfektan
mempunyai kelemahan antara lain :

Mengakibatkan peralatan korosif dan merusak

Mengakibatkan karsinogen, toksik dan iritatif

Tidak mempunyai kemampuan membersihkan


-

Bahan Pengemas ,standar

Sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai.

Dapat menahan mikroorganisme

Kuat dan tahan lama.


Mudah digunakan dan tidak beracun.

Aman dan mudah dibuka

Mampu menahan segel dengan baik. b.

Sumber daya Manusia RS Apakah RS sudah mempunyai SDM yang terampil dan kompeten
dalam bidang sterilisasi baik SDM di Instalasi Sterilisasi Sentral maupun SDM yang bertugas
melakukan proses pre-cleaning dan cleaning di unit kerja ? Bilamana tidak, sudah bisa
diperkirakan akan timbul masalah-masalah teknis karena barang diproses oleh orang yang tidak
mempunyai pengetahuan, kompetensi dan keterampilan dibidang sterilisasi . c.

Disain /jenis barang Apakah barang tersebut mudah dibersihkan atau tidak ? Barang-barang
yang mempunyai disain yang kecil dan rumit misalnya kateter jantung mempunyai lumen yg
kecil dan panjang akan sangat sulit dibersihkan, dengan demikian besar kemungkinan masih ada
sisa bahan-bahan organik maupun bakteri pada barang tersebut. Tentunya, bila proses
dekontaminasi tidak sempurna maka dapat dipastikan bahwa proses sterilisasi tidak akan
sempurna sehingga tidak bisa dijamin mutu sterilitas barang single-use tersebut. d.

Kerusakan struktur barang Mampukah barang tsb melalui proses dekontaminasi dan
sterilisasinya tanpa kerusakan struktur pada barang tersebut , yang kemudian dapat merugikan
penderita maupun pemakainya. Bila barang tsb cukup kuat sampai beberapa kali barang tsb
dapat diproses kembali ? Kerusakan struktur pada barang mengakibatkan barang tersebut
menjadi rapuh , mudah patah dan sobek atau berubah bentuk e.

Rekomendasi dari pabrik asal barang single use Apakah pabrik pembuat barang tersebut
mendukung dan merekomendasikan untuk dillakukan proses pemakaian ulang atau di fungsikan
menjadi barang re- use ?
10
2.

Pertimbangan Klinik -

Keamanan penderita
/Patient safety :

Apakah tidak terdapat sisa kotoran atau bahan toksik pada barang single use yang dilakukan
proses re-use ?

Bila terjadi kerusakan struktur , apakah akan berakibat pada penderita ? -

Standard of care
Perlu dinilai apakah penggunaan ulang tersebut tidak menyalahi standard of care di unit
pelayanan pasien 3.

Pertimbangan keamanan personil Proses ulang barang-barang tersebut dapat menimbulkan


bahaya pada personil rumah sakit , misalnya :

Bahaya penularan penyakit , seperti hepatitis , AIDS , typus dan lain bagainya

Bahaya penyakit kulit seperti gatal-gatal ,kelainan kulit lainnya dll 4.

Pertimbangan etika dan mediko legal Bila hasil penggunaan barang single-use yang diproses
ulang tersebut ternyata tidak seperti yang diharapkan oleh penderita maupun penggunanya,
siapakah yang akan bertanggung jawab ? Apakah :
-

Kepala CSSD
-

Kepala Unit Kerja pelayanan


-

Dokter yang merawat Pasien


-

Perawat yang memakaikan kepada Pasien


-

Pimpinan Rumah sakit 5.

Pertimbangan Cost effective Dalam melakukan proses barang single use kotor menjadi barang
steril membutuhkan biaya -biaya yang terkait dengan :
-

Tenaga kerja ( SDM )


-

Sumber daya ( energy listrik ,air ,uap dll )


-

Bahan pembersihan /desinfektan


-

Bahan pengemas dan ABHP lainnya


-

Pemeliharaan peralatan sterilisasi


-
Fasilitas penyimpanan dan distribusi barang steril
-

Pengawasan proses sterilisasi


-

Dan sebagainya Apakah biaya-biaya yang terkait dengan komponen diatas sebanding dengan
harga barang single-use tersebut dan segala resiko yang harus dihadapi ?

11
BAB III SINGLE-USE DIPROSES RE-USE A.

TUJUAN PROSES STERILISASI BARANG SINGLE-USE


1.

Menurunkan biaya RS dalam penyediaan alat kesehatan 2.

Memelihara efektifitas dan mutu alat kesehatan steril 3.

Mengurangi risiko infeksi 4.

Meningkatkan masa pakai alat kesehatan 5.

Menjamin keamanan dan stabilitas alat kesehatan 6.

Menjamin mutu pelayanan sterilisasi


B.

PERSYARATAN BARANG SINGLE-USE BISA DI RE-USE


1.

Instrumen single-use yang di re-use adalah instrument dengan harga yang mahal 2.
Terdapat literature atau bukti yang menyatakan bahwa barang single-use dapat di re-use. 3.

Staf yang berhak menyatakan bahwa instrument masih baik dan dapat dilakukan proses re-use
adalah dokter terakhir yang menggunakan alat. 4.

Instrumen single-use yang di re-use harus ditandai dengan kode warna sesuai aturan. 5.

Penanda yang dimaksud terbuat dari bahan karet atau selotip sesuai kode warna pada penandaan.
6.

Staf yang berkewajiban memberikan tanda adalah penanggung jawab alat di Unit Kerja. 7.

Proses untuk pre-cleaning, cleaning dan sterilisasi harus sesuai dengan spesifikasi masing-
masing alat. 8.

Harus ada prosedur tertulis (SPO) tentang Pembersihan dan dekontaminasi barang single-use 9.

Reprocessing
alat yang terkontaminasi harus dilakukan pada area yang dirancang dan digunakan khusus untuk
Proses dekontaminasi dengan syarat : a.

Ruangan harus terpisah dari ruang lain b.

Ventilasi harus dapat mengeliminasi zat toksik c.

Pembersihan manual mempertimbangkan bahan pembersih dengan busa yang sedikit, ph netral,
formula enzimatik untuk seluruh komponen biologis seperti darah, lemak, karbohidrat serat dll d.

Dibawa langsung ketempat pembersihan dengan kontainer yang tertutup dan mudah dibersihkan
C.

TAHAPAN PROSES STERILISASI ALAT SINGLE-USE


Dikelompokkan berdasarkan penggunaan barang medik apakah golongan semikritikal atau
golongan kritikal 1.
Golongan semi kritikal, tahapan Proses barang single use : a.

Perendaman b.

Uji visual c.

Pencucian d.

Pembilasan e.

Disinfection f.

Pembilasan g.

Pengeringan
Scribd
Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Cobalah Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

12
h.

Pengemasan i.

Labeling j.

Penyimpanan alat kesehatan 2.


Golongan kritikal, tahapan Proses barang single use a.

Perendaman b.

Uji visual c.

Pencucian d.

Pembilasan e.

Disinfection f.

Pembilasan g.

Pengeringan h.

Pengemasan i.

Labeling j.

Proses sterilisasi k.

Penyimpanan alat kesehatan steril


D.

PROSEDUR PROSES STERILISASI ALAT SINGLE-USE


1.

Unit Kerja a.

Perawat Penanggung Jawab Alat mengisi

‘Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang

Single-
Use”
b.

Dokter terakhir yang menggunakan alat menandatangani persetujuan re-use. c.

Perawat Penanggung Jawab Alat


-

Mengelompokan alat berdasarkan proses re-use


-

Menyerahkan alat yang akan di re-use ke bagian pre-cleaning bersamaan dengan kartu
persetujuan proses sterilisasi d.

Petugas pre-cleaning
-

Menerima alat dari perawat dan memasangkan kode warna re-use pada alat. No Kode Warna
Proses 1 Hijau Re-use 1 kali 2 Biru Re-use 2 kali 3 Kuning Re-use 3 kali 4 Merah Re-use 4 kali
5 Hitam Re-use 5 kali 6 Pink Re-use 6 kali 7 Ungu Re-use 7 kali 8 Putih Re-use 8 kali 9 Abu -
Abu Re-use 9 kali 10 Orange Re-use 10 kali
-

Memasukan alat ke dalam container trolley barang kotor

13
-

Mengisi Formulir Permintaan Sterilisasi rangkap 3


-

Mengirim barang kotor ke Instalasi Sterilisasi Sentral dengan membawa Kartu Persetujuan
Proses Sterilisasi Barang Single-Use dan Formulir Permintaan Sterilisasi 2.

Instalasi Sterilisasi Sentral a.


Petugas Loket
-

Menerima Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use dan Formulir Permintaan
Sterilisasi yang sudah diisi
-

Kode warna dan jumlah re-use dari setiap item barang single-use sesuai Kartu Persetujuan Proses
Sterilisasi Barang Single-Use ditulis di Formulir Permintaan Sterilisasi pada kolom keterangan.
-

Formulir Permintaan Sterilisasi yang sudah diisi, dibagi menjadi :

Lembar ke 1 ( asli ) untuk Unit kerja

Lembar ke 2 untuk distribusi barang steril

Lembar ke 3 untuk proses sterilisasi


-

Menyerahkan formulir lembar ke 1 kepada petugas Unit kerja b.

Petugas Cleaning
-

Melakukan proses berdasarkan kelompok barang yang di re-use c.

Petugas pengemasan dan penandaan


-
Mengemas barang yang sudah bersih dari hasil proses cleaning dengan bahan pengemas yang
sesuai
-

Memberi dan menempelkan kertas labeling yang bertuliskan :

Warna gelang dari barang single use

Tanggal proses sterilisasi

Tanggal expire date d.

Petugas Sterilisasi
-

Melakukan proses steril dengan metoda sterilisasi suhu rendah (Plasma atau Etilen Oksida) atau
steriliasasi suhu tinggi (steam)
-

Mengirim barang steril ke ruangan penyimpanan barang steril e.

Petugas penyimpanan dan distribusi barang steril


-

Melakukan uji visual


-

Membubuhkan paraf pada Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use sebagai tanda
persetujuan bahwa alat memenuhi syarat
-

Melakukan penyimpanan pada rak



rak
-

Mendistribusikan barang steril ke unit kerja 3.

Di Unit kerja : a.

Petugas Unit Kerja


-

Mengambil alat yang telah selesai proses sterilisasi di loket pendistribusian


-

Melakukan pemeriksaan bersama dengan petugas pendistribusian barang steril


-

Menanda tangani formulir Formulir Permintaan Sterilisasi


-

Mencatat semua data tambahan pada formulir


-

Membawa alat steril ke Unit Kerja

14
b.

Penanggung Jawab Barang Steril


-
Menyimpan alat steril pada ruang penyimpanan barang steril
-

Menempatkan Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use bersaman dengan alat c.

Dokter Menginstruksikan pemakaian barang single-use steril untuk pasien sesuai dengan
tindakan medik

15
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI A.

MONITORING
1.

Monitoring secara umum dilakukan sesuai dengan cara monitoring yang tercantum dalam Buku
Pedoman Layanan Sterilisasi. 2.

Monitoring khusus terhadap alat single use yang dilakukan proses sterilisasi ulang menjadi
tanggung jawab utama dokter yang menggunakan. 3.

Dengan pertimbangan keselamatan pasien Instalasi Sterilisasi Sentral mempunyai wewenang


untuk merekomendasikan tidak layaknya alat single use tertentu diproses re use kepada
Departemen/Instalasi/Unit terkait. 4.

Monitoring selain melibatkan Instalasi sterilisasi Sentral juga melibatkan Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
B.

EVALUASI
1.

Evaluasi mutu sterilitas secara berkala menjadi tanggung jawan Unit Kerja terkait bekerjasama
dengan Instalasi Sterilisasi Sentral. 2.
Evaluasi secara umum sesuai dengan cara evaluasi yang tercantum dalam buku Pedoman
Layanan Sterilisasi. 3.

Evaluasi terhadap kinerja alat dan sarana selain dilakukan oleh Unit Kerja dan Instalasi
Sterilisasi Sentral juga menjadi tanggung jawab Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit.

16
BAB V PENUTUP
Proses sterilisasi ulang barang single use menjadi penting karena ditinjau dari banyak aspek cara
ini bukan hal yang dianjurkan, untuk menjamin bahwa barang single use yang diproses sehingga
bisa di re use harus mempunyai beberapa ketentuan : 1.

Pasien atau keluarga pasien setidaknya diberitahu bahwa alat yang mereka gunakan merupakan
alat single use yang diproses untuk re use. 2.

Penetapan jumlah re use harus berpedoman kepada literature, jurnal resmi atau bukti pemakaian
dilapangan. 3.

Dokter yang terakhir menggunakan alat single use di re use berkewajiban menetapkan apakah
alat bisa di re use atau tidak. 4.

Setiap alat single use yang di re use diberi tanda sesuai dengan Kode Warna, penandaan
dilakukan oleh penanggung jawab alat. 5.

Secara umum proses sterilisasi sesuai dengan buku Panduan Layanan Sterilisasi. Pada akhirnya
perlu disampaikan bahwa barang single-use adalah barang yang tidak boleh dipergunakan
berulang, kalaupun dengan alasan penghematan biaya maka proses yang dimulai dari persetujuan
re-use sampai barang menjadi steril kembali harus melalaui pengawasan yang ekstra ketat oleh
segenap personil yang terlibat dalam proses ini agar keselamatan pasien benar - benar dipastikan
bisa terjaga.
Scribd
Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota
Cobalah Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

17
DAFTAR PUSTAKA
1.

Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities, 2008 2.

Guideline Statement for Reuse of Single-Use Devices in Surgery 3.

Eucomed White Paper on The Reuse of Single Use Devices, 2009 4.

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
5.

Standards for Cleaning, Disinfection and Sterilization of Reusable Medical Devices for all
Health Care Facilities and Settings, 2008. 6.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret 2007


tentang Pedoman pencegahan dan pengendalian Infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya. 7.

Surat Keputusan Direktur Utama RSKD Balikpapan tentang Sentralisasi Pelayanan Sterilisasi

Anda mungkin juga menyukai