Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

WAWANCARA TENTANG KORUPSI

Disusun Oleh :

1. Devi Rahmawati (P13374203170)

2. Dita Oktaviani (P1337420317085)

3. Ni’ma Salisa (P1337420317104)

4. M.Ilham Hakiki (P13374203170)

5. Satria Maulana (P13374203170)

3 REGULER B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan karunia-Nya sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Pendidikan Berbasis Anti Korupsi (PBAK). Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
makalah ini Terutama kepada Dosen Pengampu Mata kuliah Pendidikan Berbasis
Anti Korupsi (PBAK) Ibu Indar Widowati, S.Kep, Ns, N.Kes.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai


perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

A. Latar Belakang ................................................................................................4


B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

A. Pengertian Korupsi..........................................................................................6
B. Pandangan Tentang Perilaku Korupsi Yang Kian Marak...............................6
C. Pemberantasan Korupsi...................................................................................8
D. Hukuman Bagi Pelaku Korupsi.......................................................................8
E. Hal-Hal Yang Dapat Menyebabkan Pelaku Korupsi Jera..............................9
F. Strategi Untuk Menghapus Kasus Korupsi.....................................................9
G. Kasus Korupsi Di Indonesia ........................................................................10
H. Korupsi termasuk bentuk penyimpangan social............................................10

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................12

BAB IV PENUTUP.................................................................................................14

A. Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan
keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan
sebagaisuatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek
kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama
ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang
yang terlibat sejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan
pembiayaan. Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor
manusianya.Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat
dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya.
. Tetapi ironisnya, Negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di
kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan
termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan
hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut
kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat
kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya
korupsi.Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social
(penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek

4
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah
mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Namun
yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan
pengurasankeuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan
anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon dan
lainsebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan
keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal
itumerupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang
menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah
dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju,
adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas
korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling
rendahmaka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar
ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara
yang maju. Karenakorupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan
dapat membawa negara ke jurang kehancuran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Bagaimana pandangan anda dengan perilaku korupsi yang kian marak?
3. Apakah korupsi itu harus diberantas ?
4. Hukuman apa yang layak bagi pelaku korupsi ?
5. Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan pelaku korupsi jera ?
6. Apa strategi anda untuk menghapus kasus korupsi ?
7. Menurut anda, korupsi di Indonesia sudah melampaui batas
kewajaran?
8. Apakah korupsi termasuk bentuk penyimpangan sosial ?

C. Tujuan

5
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan korupsi
2. Mengetahui bagaimana pandangan tentang perilaku korupsi yang kian
marak
3. Mengetahui apakah korupsi itu harus diberantas
4. Mengetahui hukuman apa yang layak bagi pelaku korupsi
5. Mengetahui apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan pelaku korupsi
jera
6. Mengetahui strategi apa yang dilakukan untuk menghapus kasus
korupsi
7. Mengetahui apakah korupsi di Indonesia sudah melampaui batas
kewajaran
8. Mengetahui apakah korupsi termasuk bentuk penyimpangan sosial

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin corruption yaitu dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik,
menyogok. Secara harfiah, korupsi diartikan sebagai perilaku pejabat publik,
baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan
tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Dengan demikain, korupsi merupakan tindakan yang merugikan
negara baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan ditinjau dari
berbagai aspek normatif, korupsi merupakan suatu penyimpangan atau
pelanggaran. Dimana norma sosial, norma hukum, norma etika pada
umumnya secara tegas menganggap korupsi sebagai tindakan yang buruk.

B. Pandangan tentang perilaku korupsi yang kian marak


Tindakan korupsi merupakan perilaku yang buruk dengan
menyalahgunakan sebuah jabatan atau wewenang. Tindakan korupsi ini
sangat merugikan banyak orang bahkan segala aspek kehidupan. Sebuah
pemerintahan atau didalam kehidupan jika terdapat tindak pidana korupsi
akan membuat kehidupan tersebut menjadi rusak. Karena menimbulkan
kerusakan atau kerancuan dalam berbagai sector kehidupan. Di Negara
Indonesia sendiri tindakan korupsi sudah menjamur dan menjadi virus atau
masalah yang sulit di basmi. Di Indonesia sudah terurus sendiri masalah

7
korupsi ini tetapi tumpulnya hukum di Indonesia yang membuat para koruptor
semakin menjamur. Selain itu, system dalam peraturan hukum yang ada di
Indonesia kurang efektif untuk menanggulangi banyaknya koruptor di
Indonesia. Oleh karena kita sebagai mahasiswa berharap dan menanamkan
jiwa anti korupsi pada diri kita sendiri agar kedepannya Indonesia menjadi
lebih baik. Solusi bagi tindakan korupsi, antara lain sebagai berikut:
1. Sistem penegakan hokum dalam korupsi harus lebih diperbaiki
2. Menanamkan nilai dan prinsip anti korupsi sejak dini
3. Menyebarkan atau mensosialisasikan anti korupsi kepada masyarakat yang
buta informasi

C. Perlunya pemberantasan korupsi


Korupsi harus diberantas karena korupsi bias berdampak kerugian di
segala segi kehidupan, mulai dari kemiskinan hingga hancurnya
perekonomian negara. Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi
adalah mencegah, melaporkan dan menolak ikut serta dalam praktik korupsi.

D. Hukuman bagi pelaku korupsi


Di Negara Indonesia, Lembaga swadaya masyarakat bidang
pemantauan dan pemberantasan korupsi Indonesia Corruption Watch (ICW)
menyatakan, selama semester pertama 2015, hakim rata-rata hanya
menjatuhkan vonis hukuman penjara 25 bulan atau dua tahun satu bulan
kepada para terdakwa koruptor. Itu belum termasu kremisi yang tentu akan
mempersingkat waktu penahanan. Di sisi lain di Indonesia tidak menerapkan
hukuman mati bagi para koruptor karena dianggap melanggar haka sasi
manusia. Jadi hukuman yang layak berdasarkan hukum di Indonesia yaitu
dengan dipenjara 25 bulan atau dua tahun satu bulan.

8
E. Hal-hal yang dapat menyababkan pelaku korupsi jera
1. Segera dilakukan pemblokiran rekening untuk seluruh keluarganya dalam
waktu singkat setelah pelaku koruptor dinyatakan sebagai tersangka dan
pengawasan transaksi keuangan yang melibatkan keluarganya harus ekstra
di awasi sehingga akan member efek jera karena dari berbagai kasus
selama ini keluarga koruptor masih bias tertawa indah dan memberikan
fasilitas mewah di penjara untuk pelaku koruptor.
2. Hukuman paling kejam dibandingkan hukuman mati yaitu mencabut semua
haknya yang berlaku selama ini dan keluarganya masuk kedalam daftar
hitam negara.

F. Strategi untuk menghapus korupsi


Ada 3 (tiga) strategi yang bisa dipergunakan, antara lain sebagai berikut:
1. Strategi Preventif (pencegahan),yaitu untuk mencegah, dan dapat dilakukan
dengan: Pertama, pastikan bahwa kita bukan pelaku korupsi. Ini dapat
dilakukan dengan cara menolak segala pungutan yang tidak resmi. (contoh:
melakukan transaksi keuangan keuangan dengan tidak menggunakan
kwitansi). Kemudian, lakukan kegiatan kampanye dan dakwah untuk
mengajak masyarakat melawan perbuatan-perbuatan yang mengarah
kepada korupsi.
2. Strategi Detektif (deteksi), yaitu menyelidiki atau mencaritahu apabila
terdapat tanda-tanda korupsi, bias dilakukan dengan: Pertama, mengajak
teman-teman membangun komunitas kecil di sekolah dan buatlah diskusi
rutin tentang rincian penggunaan anggaran untuk kegiatan-kegiatan di
sekolah. Kedua, lakukan pengumpulan data apabila ada tanda-tanda
penyelewengan dana. Ketiga, lakukan penelusuran untuk mencaritahu
segala bentuk pengelolaan keuangan. Keempat, menjalin komunikasi
dengan guru-guru yang berwewenang jika diduga terjadi penyelewengan
anggaran.
9
3. Strategi Edukatif, cara ini bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk
berperan serta memerangi korupsi dengan kewenangan masing-masing.
Maka pada masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran, serta
menumbuhkan sikap antisipasi terhadap perlakuan yang mengarah kepada
korupsi melalui pesan-pesan moral.

G. Kasus Korupsi di Indonesia


Kasus korupsi di Indonesia sudah semakin marak, fenomena umum
yang biasanya terjadi di negara berkembang contohnya
Indonesia ialah:
1. Proses modernisasi belum ditunjang oleh kemampuan sumber daya
manusia pada lembaga-lembaga politik yang ada.
2. Institusi-institusi politik yang ada masih lemah disebabkan oleh
mudahnya "oknum" lembaga tersebut dipengaruhi oleh kekuatan
bisnis ekonomi, sosial, keagamaan, kedaerahan, kesukuan, dan profesi
serta kekuatan asing lainnya.
3. Selalu muncul kelompok sosial baru yang ingin berpolitik, namun
sebenarnya banyak di antara mereka yang tidak mampu.
4. Mereka hanya ingin memuaskan ambisi dan kepentingan pribadinya
dengan dalih "kepentingan rakyat".
Sebagai akibatnya, terjadilah runtutan peristiwa sebagai berikut :
1. Partai politik sering inkonsisten, artinya pendirian dan ideologinya
sering berubah-ubah sesuai dengan kepentingan politik saat itu.
2. Muncul pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi daripada
kepenting an umum.
3. Sebagai oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya
berlomba-lomba mencari keuntungan materil dengan mengabaikan
kebutuhan rakyat.

10
4. Terjadi erosi loyaltas kepada negara karena menonjolkan pemupukan
harta dan kekuasaan. Dimulailah pola tingkah para koruptor.
5. Sumber kekuasaan dan ekonomi mulai terkonsentrasi pada beberapa
kelompok kecil yang mengusainya saja. Derita dan kemiskinan tetap
ada pada kelompok masyarakat besar (rakyat).
6. Lembaga-lembaga politik digunakan sebagai dwi aliansi, yaitu sebagai
sektor di bidang politik dan ekonomi-bisnis.
7. Kesempatan korupsi semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
jabatan dan hirarki politik kekuasaan.

H. Korupsi Termasuk Penyimpangan Sosial


Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Merampok, korupsi, prostitusi,
mengedarkan narkoba adalah beberapa contoh perilaku menyimpang yang
dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Kriminalitas adalah salah satu dari
jenis penyimpangan sosial yang sudah menjadi masalah klasik di Indonesia.
Tindakan kriminal sendiri adalah tindak kejahatan atau tindakan yang
merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, norma sosial dan norma
agama. Korupsi adalah suatu tindakan yang sangat merugian banyak pihak
sehingga tindakan tersebut termasuk dalam bentuk penyimpangan sosial.

11
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara kepada narasumber yaitu seorang tukang sepatu


didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Apa yang Anda ketahui tentang korupsi?


Jawaban : Menurut saya, korupsi itu artinya makan uang negara
2. Bagaimana pandangan Anda dengan perilaku korupsi yang kian
marak?
Jawaban : Korupsi sangat meresahkan warga dan harus diberantas
3. Apakah korupsi itu harus diberantas ?
Jawaban : harus diberantas segera karena kasian rakyat kecil yang
hidupnya kekurangan, apalagi orang-orang yang pekerjaannya payah
4. Hukuman apa yang layak bagi pelaku korupsi agar jera?
ukumannya yang setimpal, dipenjara kalaupun bisa dihukum mati
supaya pelakunya jera karena kalau tidak dihukum kasus korupsi akan
semakin merajalela
5. Apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan korupsi ?
Jawaban : Kurang tahu, karena menurut saya penyebab korupsi
tergantung dari pribadi masing masing orang
6. Apa strategi Anda untuk menghapus kasus korupsi
Jawaban : Diserahkan ke pihak yang berwajib yaitu KPK

12
7. Menurut Anda, korupsi di Indonesia sudah melampaui batas
kewajaran ?
Jawaban : Tentu sudah, karena kasus korupsi yang sudah terjadi saat
ini tidak hanya satu dua, tapi ada banyak kasus tindakan korupsi.
Selain itu, para pelaku yang dihukum masih bisa menikmati fasilitas
yang tidak wajar seperti nonton tv, jalan-jalan,dan menikmati fasilitas
lainnya. Padahal kasian sekali rakyat-rakyat kecil seperti saya yang
kerjanya sebagai tukang sol dengan suami
8. Apakah korupsi termasuk bentuk penyimpangan social ?
Jawaban : Iya, karena sudah meresahkan rakyat banyak

B. Kesimpulan Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang tukang sol sepatu,
dapat disimpulkan bahwa ibu tersebut mengetahui tentang arti korupsi,
mengetahui tentang maraknya kasus korupsi di Indonesia saat ini, dan
berharap agar korupsi segera diberantas dan pelaku diberi hukuman yang
layak agar mendapatkan efek jera dan korupsi tidak semakin merajalela.

13
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi diartikan sebagai perilaku pejabat publik, baik
politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak
legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan publik yang dipercayakan kepada mereka. Korupsi
sang semakin marak harus segera diberantas agar tidak merugikan orang lain.

B. Saran
Kita sebagai generasi anti korupsi hendaknya lebih bisa menjunjung tinggi
nilai nilai kejujuran dan selalu senantiasa merasa bersyukur agar terhindar dari
tindakan korupsi yang sangat merugikan banyak orang.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35083265/M_A_K_A_L_A_H_ANTI_KORUPSI
_BUDAYA_KORUPSI_DI_INDONESIA (diakses pada 2 Januari
2020 pukul 16.00 WIB)

https://www.slideshare.net/ARY_SETIADI/masalah-korupsi-di-indonesia
(diakses pada 2 Januari 2020 pukul 16.15 WIB)

https://www.kompasiana.com/alyashabrina/565afc98dd9373eb04d86d35/koru
psi-baik-atau-buruk (diakses pada 2 Januari 2020 pukul 16.20 WIB)

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ve
d=2ahUKEwjDzpjaxObmAhXVZCsKHV5PA8wQFjAAegQIAhAD&
url=https%3A%2F%2Fwww.academia.edu%2F8707355%2Fmakalah
_tentang_korupsi&usg=AOvVaw0bNLecL2NYOp0tzpJziMAn
(diakses pada 2 Januari pukul 15.50 WIB)

15

Anda mungkin juga menyukai