Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

Gangguan Depresif dengan Ciri Psikotik (F 32.0)

Oleh

Anggia Dency Vabella 1630912320010


Aprida Rahmah 1630912320012
Cynthia Claudia Engsti 1830912320079
Ghina Nur Alifah 1830912320140
Laris Donar Marukkap S. 1830912310130

Pembimbing
dr. H. Achyar Nawi Husin, Sp.KJ

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN ULM

RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH

BANJARMASIN

April, 2019
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I LAPORAN KASUS ..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 18

BAB III PENUTUP ................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 22

ii
BAB I

LAPORAN KASUS

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SR

Tempat, Tanggal lahir : Toraja, 16 April 1964

Usia : 54 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Kenari 1 No 15 perumnas BLBP RT 07 RW

01

Pendidikan : Tidak tamat SD

Pekerjaan : Tukang Pijat

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Toraja / Indonesia

Status Perkawinan : Sudah menikah

Tanggal Kunjungan : 9 April 2019

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Didapatkan dari autoanamnesis pada Selasa, 9 April 2019 pukul 10.00 WITA

di Poliklinik Psikiatrik RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

 KELUHAN UTAMA/ ALASAN UTAMA

Sedih berkepanjangan

1
 KELUHAN TAMBAHAN

Keluhan tambahan yang dirasakan oleh pasien adalah pasien mengaku

apabila melihat suatu benda tajam, maka akan muncul pemikiran untuk

membunuh orang disekitarnya termasuk cucu nya yang masih bayi, namun pasien

selalu berusaha untuk melawan dan menghardik pikirannya tersebut hingga pasien

tidak melakukan hal yang ada didalam pemikirannya.

 RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Autoanamnesis& Heteroanamnesis (Ny SR dan anaknya )

Pasien datang ke poli psikiatri RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh

Banjarmasin dengan keluhan merasa sedih yang berkepanjangan. Keluhan

tersebut dirasakan sejak 3 minggu yang lalu, dan muncul secara terus menerus.

Menurut keterangan pasien hal tersebut dipicu oleh munculnya suatu pemikiran

pasien untuk menyakiti hingga membunuh orang disekitarnya hingga cucunya

yang masih berusia bayi apabila pasien melihat benda tajam. Namun hal tersebut

hanya muncul pada pemikiran bukan berupa bisikan ataupun bayangan yang

dilihat pasien, dan apabila pasien melawan serta menghardik pemikiran tersebut,

maka pemikiran tersebut akan hilang.

Pasien menjadi merasa takut dan khawatir apabila pemikiran tersebut terus

muncul maka suatu saat akan menyakiti atau membahayakan orang yang

disayanginya, terlebih cucu pertamanya yang masih bayi. Selain itu, dalam waktu

dekat ini anak pasien berencana untuk menitipkan cucunya di rumah pasien dalam

waktu cukup lama karena akan melakukan ibadah umrah, hal tersebut membuat

ketakutan pasien semakin bertambah besar.

2
Pasien juga mengatakan bahwa dia memiliki beberapa beban pikiran yang

sangat membebani pikirannya, yaitu kewajibannya menjadi tulang punggung

keluarga yang harus mencukupi kebutuhan sehari hari serta kebutuhan sekolah

kelima anak nya dengan bekerja sebagai tukang pijat keliling dari pagi hingga

malam. Terkadang pasien juga memaksakan tenaga nya meskipun ia telah merasa

lelah demi mencukupi kebutuhan keluarga. Pasien juga mengatakan bahwa

hubungan pasien dengan suami sudah tidak baik sejak 18 tahun yang lalu, pasien

mengaku bahwa suami pasien sangat kasar pada nya dan tidak mencukupi

kebutuhan keluarganya, padahal dahulu saat menikah pasien rela memutuskan

hubungan dengan keluarga dengan berpindah agama dari Kristen menjadi seorang

muslim demi menikah dengan suaminya tersebut, namun saat ini suami pasien

malah memperlakukan pasien dengan tidak baik dan membuat pasien menjadi

tulang punggung keluarga.

Beberapa hari ini pasien merasa tidak seperti biasanya, pasien menjadi sedih

terus menerus, murung dan tidak jarang pasien menangis seorang diri, selain itu

pasien juga menjadi kurang bersemangat untuk berkerja, pasien menjadi mudah

lelah, dan tidak suka bersosialisasi seperti biasanya. Selain itu pasien juga

mengeluhkan sulit untuk konsentrasi, nafsu makan berkurang, khawatir dengan

kebutuhan sehari hari keluarga, dan terkadang pasien juga merasa cepat lelah dan

tidurnya terganggu. Pasien mengaku bahwa ia merupakan pribadi yang tertutup

dalam suatu permasalahan, sehingga ia memilih untuk memendam masalahnya

sendiri dan mencoba untuk menyelesaikannya sendiri. Sejauh ini pasien tidak

pernah mencoba untuk bunuh diri ataupun mencelakai orang lain.

3
Heteroanamnesis :

Heteroanamnesis dilakukan dengan anak pasien. Anak pasien mengatakan

bahwa sekarang pasien menjadi sering murung, bahkan tidak jarang pasien

memnagis, tidak bersemangat dalam bekerja, jarang mengambil panggilan pijat

karena pikiran tersebut. Anak pasien juga mengatakan bahwa pasien jarang makan

sehingga pasien terlihat lebih kurus dari biasanya. Saat ditanya mengenai masalah

yang menjadi beban pemikirannya, pasien selalu mengelak untuk bercerita kepada

anak anak nya dan mengatakan tidak terjadi apa apa pada pasien. Menurut

keterangan anak pasien, sejauh ini pasien tidak pernah mencoba mencelakai

dirinya ataupun orang lain. Pasien juga tidak pernah terlihat berbicara sendiri,

mendengar bisikan ataupun melihat suatu bayangan.

 RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Pasien sebelumnya pernah mengalami hal serupa yaitu kurang lebih 26 tahun

yang lalu saat melahirkan anak pertamanya, sehingga anak pertamanya harus

dititipkan sementara waktu, karena pasien melakukan pengobatan di RS Ansari

Saleh Banjarmasin bagian jiwa selama kurang lebih satu tahun, dan pasien

memperoleh obat berwarna putih dan kuning saat itu.

 RIWAYAT PENGGUNAAN NAPZA

Pasien mengaku tidak pernah mengonsumsi obat-obatan terlarang jenis dan

bentuk apapun selama hidupnya.

4
 RIWAYAT PENYAKIT MEDIS

- Pasien memiliki riwayat penyakit hepertensi dan mengonsumsi rutin obat

amlodipin 5mg setiap hari.

- Pasien pernah di rawat di RS Ansari Saleh karena anemia dengan Hb 5,7

dan mendapat transfuse 4 kantong darah.

 RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

a) Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir cukup bulan dan langsung menangis. Ibu pasien tidak memiliki

penyakit saat kehamilan. Pasien dilahirkan secara normal oleh dukun

kampung.

b) Riwayat Infantcy/Masa Bayi (0-1 tahun) Basic Trust vs Mistrust

Menurut pasien tidak mengalami gangguan perkembangan pada usia tersebut

dan dapat menyusu dengan ASI.

c) Riwayat Early Childhood/Masa kanak (1-3 tahun) Autonomy vs Shame

and Doubt

Menurut pasien, pasien tidak mengalami gangguan perkembangan. Hubungan

pasien dengan orang tua baik meskipun orang tua pasien sibuk bekerja dan

pasien dengan keluarganyasering berpindah-pindah tempat untuk bekerja.

Pasien tidak mudah mengompol dan dapat bab dengan baik.

d) Riwayat Pre School Age/Masa Prasekolah (3-6 Tahun) Initiative vs Guilt

Pasien merupakan anak baik dan penurut. Pasien senang bersosialisasi dengan

teman sebaya. Pasien berkembang sesuai usia.

e) Riwayat School Age/masa sekolah (6-11 tahun) Industry vs Inferiority

5
Pasien berkembang sesuai usia namun pasien harus putus sekolah saat kelas

3 SD, menurut pengakuan pasien pada usia 10 tahun pasien bekerja untuk

membantu memenuhi perekonomian keluarga. Pasien bekerja sebagai asister

rumah tangga, membantu di toko, tukang cuci dan merantau hingga ke

Banjarmasin.

f) Riwayat Adolescence (11-20 tahun) Identity vs Role diffusion/Identity

Menurut pengakuan pasien, saat usia 16 tahun, pasien menikah dengan suami

sekarang dan pindah agama. Sejak itu, pasien merasa di asingkan oleh

keluarga dan tidak memiliki hubungan dengan keluarganya Karen memilih

masuk Islam.

g) Riwayat Young Adulthood (20-40 tahun) Intimacy vs Isolation

Pada masa ini pasien menjadi tulang punggung keluarga karena suami yang

tidak bekerja, kasar dan arogan. Pasien harus menghidupi kelima anaknya,

namun pasien mampu membesarkan anaknya dengan baik hingga anak-

anaknya menyelesaikan sekolah dan berkeluarga. Namun karena dinamika

kehidupan yang dialami pasien, pasien merasa sedih terutama menyangkut

permasalah ekonomi. Pasien memilih memendam permasalahannya.

 RIWAYAT MASA DEWASA

1. Riwayat pendidikan: Pasien bersekolah hingga kelas 3 SD.

2. Riwayat pekerjaan:Pasien pernah menjadi asisten rumah tangga, buruh cuci,

penjaga toko dan tukang pijat keliling hingga sekarang.

3. Riwayat perkawinan: Pasien sudah menikah

4. Riwayat keagamaan:Pasien beragama Islam dan rajin beribadah

6
5. Riwayat psikoseksual:Pasien tidak ada keluhan mengenai psikoseksual

6. Riwayat aktivitas sosial:Pasien bersosialisasi dengan tetangga atau warga

sekitar dank klien pijat.

7. Riwayat hukum:Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan

terlibat masalah hukum.

8. Riwayat penggunaan waktu luang:Pasien sering menghabiskan waktu

untuk mengurus rumah, menonton tv, dan merawat cucu.

9. Riwayat keluarga: Tidak ada keluhan atau penyakit yang serupa dengan

pasien dari keluarga. Hubungan pasien dengan keluarga baik kecuali dengan

suami.

Genogram

Keterangan:

: laki-laki X : laki-laki meninggal

: perempuan X : perempuan meninggal

: pasien : Pasien

7
RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Pasien tinggal serumah bersama dengan suami pasien yang memiliki

hubungan kurang baik dengan pasien, beserta dengan kelima anaknya dan satu

cucu. Saat ini pasien menjadi tulang punggung yang bertanggung jawab dalam hal

perekonomian anggota keluarganya.

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

Pasien sering merasa sedih terhadap hubungannya dengan suaminya yang

kurang baik serta tanggung jawab yang harus dipikulnya mengenai perekonomian

keluarga yang akhir-akhir ini cenderung sulit, dan perasaan takut terhadap dirinya

sendiri saat melihat cucunya ketika muncul pikiran yang menyuruhnya membunuh

cucunya tersebut

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUT

a. Status Interna

Tekanan darah : 160/81 mmHg

Nadi : 70 kali /menit, reguler, kuat angkat

Respirasi : 20 kali/menit

Suhu (aksila) : 36,7oC

SpO2 : 98% tanpa O2

Kulit

Inspeksi : tidak terdapat anemis, purpura, ikterik, hiperpigmentasi

Palpasi : nodul (-), sclerosis (-), atrofi (-)

8
Kepala dan leher

Inspeksi : normosefali, mesosefali, hiperpigmentasi (+)

Palpasi : tidak terdapat pembesaran KGB, tidak ada

peningkatan JVP

Auskultasi : tidak ada bruit dan murmur

Mata

Inspeksi : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

perdarahan (-/-), mata berair (-/-), ptosis(-/-), pandangan

kabur (-/-), pupil isokor kiri dan kanan.

Funduskopi : tidak dilakukan

Telinga

Inspeksi : serumen minimal, sekret (-/-), gangguan pendengaran

(-/-)

Palpasi : nyeri mastoid (-/-)

Hidung

Inspeksi : epistaksis (-/-)

Palpasi : nyeri (-/-)

Mulut

Inspeksi : hipersalivasi (-), perdarahan gusi (-), pucat (-), sianosis

(-), stomatitis (-), leukoplakia (-)

Toraks

Inspeksi : gerak dada simetris antara kanan dan kiri

Palpasi : fremitus vokal simetris

9
Perkusi : sonor

Auskultasi : suara napas vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)

Jantung

Inspeksi : iktus tidak tampak

Palpasi : iktus teraba pada ICS V midclavicula sinistra

Perkusi : batas kanan: ICS IV linea sternalis dekstra batas kiri:

ICS V linea midklavikula sinistra

Auskultasi : S1=S2 tunggal, irama reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : bentuk permukaan abdomen datar

Auskultasi : peristaltik usus (+) normal 8x/menit

Perkusi : timpani di 9 regio abdomen

Palpasi : shifting dullness (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

massa (-), nyeri tekan (+) bagian ulu hati

Punggung

Inspeksi : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)

Palpasi : nyeri (-), nyeri ketok ginjal (-)

Ekstremitas

Inspeksi : gerak sendi normal, deformitas (-), kemerahan (-),

varises (-), kelemahan (-)

Palpasi : panas (-), nyeri (-), massa (-), edema (-)

b. Status Neurologis

Nervus I-XII : dalam batas normal

10
Rangsang Meningeal : tidak ada

Gejala peningkatan TIK : tidak ada

Refleks fisiologis : dalam batas normal

Refleks patologis : tidak ada

IV. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Pasien perempuan berusia 54 tahun datang dibawa oleh anaknya dengan

memakai gamis hitam panajng, kerudung ungu, tas hitam dan sandal cokelat.

Pasien memiliki perawakan berisi, berkulit sawo matang, pasien nampak

terawat dan penampilan sesuai usia.

2. Kesadaran : composmentis, jernih

3. Perilaku dan aktivitas psikomotorik : normoaktif

4. Pembicaraan : koheren, relevan, kontak verbal (+),

spontan, volume suara jelas, artikulasi

jelas

5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

6. Kontak psikis : kontak ada, wajar, dan dapat

dipertahankan

B. Keadaan afektif, perasaan, ekspresi

 Mood : hypotimi,sedih

 Afek : terbatas

11
 Keserasian : serasi

C. Fungsi kognitif

Kesadaran : composmentis, jernih

Daya konsentrasi : baik

Orientasi

waktu/Tempat/Orang/Situasi : baik/baik/baik/baik

1. Daya ingat

Segera : baik

Jangka pendek : baik

Jangka menengah : baik

Jangka panjang : baik

2. Intelegensia : baik

sesuai dengan tingkat pendidikan.

D. Reaksi Emosional

1. Stabilitas : stabil

2. Pengendalian : dapat mengendalikan emosi

3. Sungguh-sungguh/tidak : sungguh-sungguh

4. Dalam dan dangkalnya : dalam

5. Empati : dapat diraba-rasakan

6. Skala diferensiasi : luas

7. Arus emosi : normal

E. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi A/V/H/G/T/O : -/-/-/-/-/- pseudohalusinasi

12
2. Ilusi A/V/G/T/O : -/-/-/-/-

3. Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

F. Proses pikir

A. Bentuk pikir : realistik

B. Arus pikir : koheren

C. Isi pikir : waham (-)

G. Kemampuan pengendalian impuls : baik

H. Daya Nilai

Norma sosial : baik

Uji daya nilai : baik

I. Tilikan : tilikan 6

Pasien merasa dirinya sakit dan ada motivasi untuk mencapai kesembuhan.

J. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Anamnesis

1. Pasien merasa sedih yang berkepanjangan

2. Pasien mengaku bahwa saat melihat benda tajam, muncul pemikiran untuk

membunuh orang disekitarnya, bahkan cucunya

3. Pasien memiliki beberapa beban permasalahan yang memebebani pikirannya

4. Pasien mengalami perubahan sikap yaitu kurang bersemangat dalam bekerja,

tidak suka bersosialisasi, mudah lelah, nafsu makan menurun serta sulit tidur.

13
5. Pasien sudah pernah mengalami hal serupa 26 tahun yang lalu, dan pernah

melakukan rawat jalan di RS Ansari Saleh selama 1 tahun.

Pemeriksaan Psikiatri :

 Perilaku dan aktifitas psikomotor : normoaktif

 Pembicaraan : kontak verbal (+), spontan, artikulasi jelas

 Kesadaran : jernih

 Mood : hipotim, sedih

 Afek : sempit

 Keserasian : serasi

 Kontak psikis : ada, wajar, dapat dipertahankan

 Ekspresi Emosi

1. Stabilitas : stabil

2. Pengendalian : dapat mengendalikan emosi

3. Sungguh-sungguh/tidak : sungguh-sungguh

4. Dalam dan dangkalnya : dalam

5. Empati : dapat diraba-dirasakan

6. Skala difrensiasi : luas

7. Arus emosi : normal

1. Proses Berpikir

1. Bentuk Pikir : realistik

2. Arus pikir : koheren

3. Isi pikir : waham (-)

14
2. Halusinasi : pseudohalusinasi (+)

3. Fungsi kognitif

 Daya Konsentrasi : baik

 Daya Ingat : baik

 Intelegensia : sesuai dengan tingkat pendidikan

1. Tilikan : tilikan 6

Pasien merasa dirinya sakit dan ada motivasi untuk mencapai kesembuhan.

I. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F32.0 Gangguan depresif dengan ciri psikotik

Aksis II : F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya

Aksis III : I00-I99 Penyakit system sirkulasi

Aksis IV : Masalah perekonomian dan primary support group

Aksis V : GAF Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

1. Hendaya fungsi sosial : tidak ada

2. Hendaya fungsi peran : tidak ada

Pasien dapat mengurus diri dan anak-anaknya.

3. Hendaya perawatan diri : tidak ada

Pasien mampu merawat diri sendiri dan sadar akan kebersihan.

4. Hendaya penggunaan waktu luang : tidak ada

Pasien mengurus rumah, berkumpul dengan keluarga dan beristirahat dengan

menonton tv.

15
VII. DAFTAR MASALAH

1. Masalah terkait fisik

Hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan maupun keluhan.

2. Masalah terkait psikologis

Hasil pemeriksaan psikologis tidak ditemukan kelainan maupun keluhan.

VIII. PROGNOSIS

Diagnosis penyakit : dubia ad bonam

Fase prodormal : dubia ad bonam

Diagnosis stressor : dubia ad bonam

Gangguan sistemik : dubia ad bonam

Perjalanan penyakit : dubia ad bonam

Usia saat menderita : dubia ad bonam

Pendidikan : dubia ad bonam

Lingkungan sosial : dubia ad bonam

Pengobatan psikiatri : dubia ad bonam

Ekonomi : dubia ad bonam

Pernikahan : dubia ad bonam

Kesimpulan : dubia ad bonam

IX. RENCANA TERAPI

a. Psikofarmaka

 PO sertraline 50 mg ½-0-0

 PO risperidone 1 mg 0-0-1

 PO trihexylpenidil 0-0-1

16
 B Complex 2x1

b. Psikoterapi

1. Suportif

- Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi

masalah.

- Memotivasi pasien agar meminum obat secara teratur dan rutin kontrol

setelah pulang dari perawatan di rumah sakit.

2. Kognitif

- Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara

berpiki yang salah, mengatasi perasaan, dan sikapnya terhadap masalah

yang dihadapi.

3. Keluarga

- Memberikan penyuluhan bersama dengan pasien yang diharapkan

keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan pasien.

4. Sosial-budaya

- Terapi kerja berupa memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi

atau pekerjaan yang disukai pasien dan bermanfaat.

- Terapi rekreasi dapat berupa berlibur atau bepergian ke suatu daerah yang

disenangi pasien.

17
BAB II

PEMBAHASAN

Pasien yang dilaporkan pada laporan kasus ini adalah seorang perempuan

usia 54 tahun yang datang dengan penampilan terawat bersama anaknya untuk

melakukan pengobatan di poli jiwa karena adanya keluhan utama berupa rasa

sedih yang berkepanjangan. Pada pasien ditemukan adanya gejala klinis berupa

perubahan perilaku beberapa hari ini yaitu pasien merasa tidak seperti biasanya,

pasien menjadi sedih terus menerus, murung dan tidak jarang pasien menangis

seorang diri, selain itu pasien juga menjadi kurang bersemangat untuk berkerja,

Pasien menjadi mudah lelah, dan tidak suka bersosialisasi seperti biasanya. Selain

itu pasien juga mengeluhkan sulit untuk konsentrasi, nafsu makan berkurang,

khawatir dengan kebutuhan sehari hari keluarga, dan terkadang pasien juga

merasa cepat lelah dan tidurnya terganggu.

Menurut PPDGJ-III didapatkan gejala utama berupa afek depresif, kehilangan

minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi dan menurunnya aktivitas.

Didapatkan pula gejala lainnya berupa konsentrasi dan perhatian berkurang, serta

nafsu makan berkurang, sulit tidur dan mudah lelah. Gejala-gejala sudah ada

selama sekitar 3 minggu terakhir. Afek tumpul dengan mood hipotimik (depresi).

Didapatkan pula gejala psikotik berupa pseudohalusinasi.

Atas dasar rangkaian gejala di atas dapat ditegakkan diagnosis axis I menurut

PPDGJ-III berupa episode depresif sedang karena ditemukan juga gejala psikotik

berupa pseudohalusinasi Diagnosis axis II berupa F60.8 yaitu gangguan

18
kepribadian khas lainnya. Axis III yaitu penyakit system sirkulasi. Axis IV

stressor berupa masalah perekonomian dan primary support group. Axis V GAF

scale tertinggi 100-91, GAF scale saat datang ke poliklinik yaitu 70-61.

Depresi merupakan gangguan jiwa yang makin meningkat angka

kejadiannya di berbagai belahan dunia seiring dengan berjalannya waktu. Pasien

dengan mood terdepresi merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan

bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang

kematian atau bunuh diri.1

Menurut PPDGJ III pedoman diagnostik pada depresi dibagi menjadi :

• Semua gejala utama depresi :

o afek depresif

o kehilangan minat dan kegembiraan

o berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah

lelah.

• Gejala lainnya:

o konsentrasi dan perhatian berkurang

o harga diri dan kepercayaan diri berkurang

o gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

o pandangan masa depan yang suram dan pesimis

o gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

o tidur terganggu

o nafsu makan berkurang

19
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan

tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan

untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dari 2 minggu.

Episode depresif sedang menurut PPDGJ III

(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama

(2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4 dari gejala lainnya

(3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu

(4) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan
urusan rumah tangga.

Terapi yang diberikan psikofarmaka dan psikoterapi. Psikofarmaka brupa

antidepressan dan antipsikotik. Sedangkan terapi psikologi berupa psikoterapi

suportif dan terapi kognitif-perilaku. Berikan kehangatan, empati, pengertian, dan

optimistik. Dari perspektif kognitif pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan

pikiran-pikiran negatif dan harapan-harapan negatif. Terapi ini dapat mencegah

kekambuhan. Terapi psikologi ini harus didukung oleh peran individu, keluarga, dan

lingkungan.

20
BAB III

PENUTUP

Depresi merupakan gangguan jiwa yang makin meningkat angka

kejadiannya di berbagai belahan dunia seiring dengan berjalannya waktu. Pasien

dengan mood terdepresi merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan

bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang

kematian atau bunuh diri.

Episode depresif sedang sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala

utama, ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4 dari gejala lainnya, lamanya

seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu dan menghadapi kesulitan nyata

untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya:

Airlangga.

2. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari

PPDGJ-III dan DSM-5, PT. Nuh Jaya, 2001, h. 34-43.

22

Anda mungkin juga menyukai