Anda di halaman 1dari 43

FISIOLOGI INDERA

dr. Fakhrurrazy, M.Kes, Sp.S


PENDAHULUAN
• Setiap makhluk selalu berhubungan
dengan dunia luarnya. Untuk
mengenali dunia luarnya setiap
makhluk dilengkapi dengan alat indera
• Sistem alat indera meliputi
1. Reseptor (alat penerima rangsang), yaitu alat
indera itu sendiri
2. Saraf penghubung antara reseptor dengan
sistem saraf pusat (SSP)
3. SSP (otak) yaitu alat yang bertugas
menerjemahkan dan mengelola rangsangan
SISTEM PENGINDERA

• Persepsi indera tergantung pada


reseptor sensorik yang memberikan
respon terhadap berbagai macam
rangsang.
• Ketika stimulus memicu impuls pada
reseptor, potensial aksi melintas
menuju korteks serebral (otak), tempat
impuls diproses dan diinterpretasikan.
Reseptor dan Sensasi
• Sensasi yang dirasa hanya terjadi setelah impuls
diinterpretasikan oleh otak.
• Langkah-langkah yang melibatkan persepsi sensorik
meliputi :
• Harus ada stimulus
• Reseptor harus mendeteksi stimulus dan
menghasilkan potensial aksi
• Potensial aksi (impuls) harus dihantarkan menuju
SSP
• Didalam SSP, impuls ditranslasikan dalam bentuk
informasi
• Informasi harus diinterpretasikan pada SSP dalam
bentuk kesadaran atau persepsi stimulus
Reseptor dan sensasi
• Reseptor indera dapat dikelompokkan dalam lima tipe :
1. Kemoreseptor
2. Mekanoreseptor
3. Nosiseptor
4. Termoreseptor
5. fotoreseptor
SISTEM INDERA
• Stimulus lingkungan 2. Energi mekanikal dan
yang mempengaruhi kekuatan mekanikal
persepsi sensorik • Bunyi
dapat dikategorikan • Raba dan getaran
dalam : • Tekanan
1. Energi elektromagnetik • Gravitasi
dan termal • Kelembaman
– Cahaya
– Radiasi infra merah
3. Agen kimiawi
– Suhu: panas & dingin • Rasa
– Listrik • Bau
– Magnet • kelembaban
SISTEM INDERA
• Beberapa rasa, seperti nyeri, sentuhan,
tekanan dan propriosepsi, secara luas
didistribusikan pada tubuh. Hal ini
disebut indera umum

• Rasa lainnya, seperti pengecap,


penghidu, pendengaran dan
penglihatan, disebut indera khusus
karena lokasi reseptor terdapat pada
daerah khusus
“PANCAINDERA”
1. Mata, merupakan indera penglihatan (organ
visual), sensitif terhadap rangsangan cahaya,
menerima bayangan serta kesan untuk
ditafsirkan
2. Telinga, indera pendengaran (organ auditorik,
sensitif terhadap rangsangan bunyi atau suara
3. Hidung, indera pembau/penciuman (organ
olfaktorius)
4. Lidah, indera pengecapan, sensitif terhadap
rangsangan rasa, seperti manis, pahit, asam,
asin
5. Kulit, indera peraba, sensitif terhadap
tekanan, suhu, sentuhan, rabaan
BAGIAN UMUM SISTEM INDERA
Analogi Sistem Penglihatan
Indera Penglihatan
• Mata mengandung fotoreseptor sebagai organ
penglihatan.
• Mata dilindungi oleh rongga tulang dan fungsi
penglihatan dibantu oleh struktur assesori
(tambahan), yaitu :
• Alis mata
• Kelopak mata
• Bulu mata
• Kelenjar sebasea (berhubungan dengan bulu mata)
• Kelenjar lakrimalis
• Otot-otot mata
ANATOMI MATA
ANATOMI MATA
STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN MATA
STRUKTUR FUNGSI
Sklera Lapisan mata bagian luar
Kornea Tempat masuk sinar ke dalam mata
Iris Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke
dalam mata (sebagai diafragma)
Lensa Memusatkan bayangan pada retina
Ruang anterior Berisi humor aquos
Ruang posterior Berisi humor vitreous
Retina Menangkap bayangan cahaya
Fovea Tempat ketajaman penglihatan paling besar
Nervus optikus Membawa informasi visual dari retina menuju
otak
Diskus optikus Tempat dimana nervus optikus meninggalkan
mata dan aliran darah masuk dan
meninggalkan mata (titik buta)
REFRAKSI
• Cahaya dibelokkan (refrakter) pada perbatasan
antara dua medium (contoh udara dan air)
• Permukaan konveks membelokkan cahaya menuju ke
dalam
• Permukaan konkaf membelokkan cahaya menuju ke
luar
• Permukaan kornea bersifat konveks
• Lensa adalah konveks sehingga cahaya
dikonvergensi untuk membentuk bayangan
yang fokus di retina
• Bayangan di retina dalam keadaan terbalik
• Lengkungan lensa dapat diubah oleh otot polos
tambahan
• Akomodasi adalah bertambahnya kelengkungan
lensa mata untuk dapat melihat jelas obyek yang
dekat
EMMETROPIA
MYOPIA
1. Penglihatan dekat
(miopia)
• Fokus jatuh di depan
retina
• Disebabkan elongasi
bola mata
• Kesulitan melihat
obyek yang jauh
• Diuji dengan
menggunakan
ketajaman visus
• Dikoreksi dengan
lensa konkaf (negatif)
HIPERMETROPIA
2. Penglihatan jauh
(hipermetropia)
• Fokus jatuh di
belakang retina
• Disebabkan
pemendekan bola
mata
• Kesulitan melihat
obyek yaang dekat
• Dikoreksi dengan
lensa konveks (positif)
Indera penglihatan :
fotoreseptor
Retina mengandung dua jenis
fotoreseptor :
1. Batang (Rods)
2. Kerucut (cones)
ADAPTASI TERHADAP
TERANG DAN GELAP
• Adaptasi dari gelap ke terang
• Kontriksi pupil
• Rods (batang) memutih (kehilangan
sensitivitas)
• Conus (kerucut) menjadi aktif
• Adaptasi dari terang ke gelap
• Dilatasi pupil
• Sensitivitas rods meningkat
• Conus menjadi tidak sensitif terhadap cahaya
kadar rendah
INDERA PENDENGARAN
INDERA PENDENGARAN
• Pendengaran merupakan kemampuan untuk
mendeteksi tekanan vibrasi (getaran) tertentu
dalam udara dan untuk
menginterpretasikannya ke dalam bunyi atau
suara
• Telinga merupakan alat penerima gelombang
suara (di udara) kemudian menjadi gerak
mekanik (di telinga tengah dan telinga
dalam) yang diubah menjadi aktivitas listrik
(di organon corti) menyebabkan stimulus
saraf yang dikenali otak sebagai bunyi
INDERA PENDENGARAN
• Telinga merupakan organ pendengaran
(auditorik atau akustik) dan juga organ untuk
keseimbangan.
• Reseptor pendengaran yang terdapat di telinga
adalah mekanoreseptor. Kekuatan fisik, dalam
bentuk vibrasi suara, bertanggung jawab untuk
memulai impuls yang diinterpretasikan sebagai
suara
• Telinga terbagi menjadi tiga yaitu
• Telinga bagian luar
• Telinga bagian tengah
• Telinga bagian dalam
INDERA PENDENGARAN
• Telinga Luar
• Auricula (daun telinga) dan saluran telinga
(meatus akustikus eksternus)
• Mengumpulkan dan menyalurkan gelombang
bunyi ke membran timfani
• Telinga Tengah
• Membran timfani, menggetarkan dan
menggerakkan tulang telinga (malleus, incus,
stapes); stapes menggerakkan oval window
cochlea
INDERA PENDENGARAN
• Telinga Dalam
• Gerakan oval window meneruskan getaran ke skala
vestibuli
• Gelombang suara dengan frekuensi rendah, getaran
diteruskan ke scala timfani yang kemudian dilanjutkan
ke scala media (ductus cochlearis) dan merangsang
reseptor sel rambut di organon corti
• Pada frekuensi tinggi, getaran langsung menggetarkan
ductus cochlearis dan merangsang sel reseptor yang
berbeda
• Organon corti membangkitkan impuls saraf sebagai
respon terhadap vibrasi membran basiler; menyebabkan
depolarisasi dan menimbulkan potensial aksi pada
serabut afferen yang bersesuaian
• Perjalanan saraf
• Saraf kranial VIII (vestibulocochlearis) membawa impuls
sensai ke korteks auditorius di lobus temporalis
ANATOMI TELINGA

Sounds waves
in air
FISIOLOGI PENDENGARAN
INDERA PENDENGARAN
• Suara berjalan melalui udara sebagai vibrasi
gelombang molekul udara; ketika vibrasi ini
mencpai telinga bagian luar, mereka bergerak
melalui saluran auditorik, menyebabkan vibrasi
membran timpani.
• Vibrasi ini menuju tulang-tulang pendengaran →
menyebabkan masing-masing tulang pendengaran
mengalami vibrasi; tulang paling akhir, stapes
menyentuh oval window.
• Oval window vibrasi; vibrasi ini mengerakkan
cairan dalam kokhlea, menyebabkan stimulus sel
reseptor.
• Neuron sensorik menghantarkan impuls menuju
otak untuk menginterpretasikan suara
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA
LOKASI FREKUENSI BUNYI
INDERA PENCIUMAN
INDERA PENCIUMAN
INDERA PENCIUMAN
• Letak : di membran olfaktorius (luas:
2,4 cm2) di atap rongga hidung
• Rangsangan bau ditangkap oleh
reseptor khusus pada ujung saraf bebas
saraf kranial I (saraf olfaktorius)
• Sel reseptor : sel olfaktorius; termasuk
kemoreseptor
INDERA PENCIUMAN
• Reseptor untuk penciuman merupakan
neuron bipolar yang dikelilingi oleh sel
epitelial kolumnar pada epitelium olfaktorius
ruang nasal
• Reseptor pada neuron penciuman bersifat
kemoreseptor, distimulasi oleh zat kimia yang
larut dalam cairan
• Molekul di udara bertanggung jawab
terhadap bau yang terdapat pada cairan di
permukaan dan kemudian berikatan pada
reseptor dan memicu terjadinya impuls
INDERA PENCIUMAN
INDERA PENCIUMAN
• Perjalanan impuls saraf :
• Substansi yang berbau mencapai daerah
olfaktoria melalui udara
• Dilarutkan dalam lapisan mukus
• Berikatan dengan protein reseptor
• Penjalaran potensial aksi dari saraf olfaktorius
ke nervus olfaktorius (Nervus I) sampai
akhirnya ke SSP (otak)
• Dapat membedakan antara 2000-4000 bau, tapi
kurang dapat membedakan intensitas bau
• Sniffing: mengendus; tindakan yang mencajup
kontraksi bagian bawah hidung di septum
untuk menghasilkan aliran udara turbulen
sehingga membantu mengarahkan udara ke atas
• Anosmia adalah kehilangan rasa bau, yang
daspat disebabkan :
• Penyumbatan rongga hidung mis. Polip, tumor
• Reseptor pembau rusak karena infeksi virus atau
mengalami atrofi
• Gangguan pada saraf olfaktorius, bulbus, traktus
olfaktorius ataupun korteks otak karena trauma
kepala atau tumor otak

Anda mungkin juga menyukai