PENDAHULUAN
Pada saat pertama mendapati pasien dengan kejang seorang dokter harus
menentukan apakah ini kejang epileptik atau kejang yang lain. Meski diagnosis
epilepsi lebih didasarkan atas gambaran klinis saat terjadi bangkitan (semiologi),
namun temuan pemeriksaan EEG dengan interpretasi yang didukung data klinis
dalam mendiagnosis kelainan neurologi, dalam hal ini adalah kasus epilepsi.
Selain itu EEG juga dapat menjadi salah satu penentuan diagnosis dari kasus
epilepsi, apakah cukup obat-obatan, atau perlu tindakan khusus lainnya seperti
pembedahan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Epilepsi
secara paroksismal, dan disebabkan oleh berbagai etiologi, bukan disebabkan oleh
penyakit otak akut Gejala yang paling umum adalah adanya kejang, karena itu
epilepsi juga sering dikenal sebagai penyakit kejang. Diagnosis epilepsi dapat
2. EEG
Fluktuasi arus listrik tersebut didapatkan dari perbedaan voltase yang diukur dari
Sejarah penggunaan alat EEG dimulai pada tahun 1924 dimana Hans
Berger seorang ahli fisiologi dan psikiatri Jerman untuk pertama kali melakukan
rekaman otak pada manusia. Penemuan ini dikonfirmasi dan dikembangkan oleh
para ilmuwan berikutnya. Tercatat nama seperti Gibbs, Davis dan Lennox pada
tahun 1935 menemukan gelombang inter iktal spike dan 3 Hz spike and wave
complex pada absence seizure, serta Gibs dan Jasper menemukan gelombang
2
Dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, maka
menggunakan teknik pen yang langsung mencetak di atas kertas, saat ini dengan
komputer yang data listrik otak bisa diolah langung sehingga memungkinkan
klinik temuan EEG harus dikaitkan dengan kondisi pasien seperti gejala klinis,
pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang lain. Proses rekaman dan
elektroensefalografi.
diantara 8-13 siklus per saat dan biasanya dijumpai pada EEG seorang yang
terbangun dan dalam keadaan relaksasi. Gelombang ini biasanya lebih kuat pada
bahagian oksipital otak, dan juga ada pada bahagian lobus parietalis dan lobus
frontalis tetapi kurang kuat. Tegangan volt yang biasanya direkod untuk
gelombang ini adalah 50mV. Ketika tidur, gelombang alfa akan menghilang.
lebih besar dari 14 siklus per saat sampai 80 siklus per saat. Biasanya berlaku
3
Gelombang theta mempunyai frekuensi diantara 4-7 siklus per saat dan
biasanya datang dari lobus parietalis dan temporalis dalam anak-anak. Pada
dewasa gelombang ini biasa terjadi pada orang yang mengalami frustrasi akau
kecewa. Gelombang theta juga ada terjadi pada golongan orang yang mempunyai
3.5 siklus per saat dan mempunyai tegangan volt 2-4 kali lebih besar daripada
gelombang otak lain. Ini sering berlaku pada tidur yang dalam, pada bayi atau
3. Pemeriksaan EEG
Terkait dengan letak elektrode di kepala maka secara garis besar terdapat dua
(skalp)
identifikasi dan lokasi spesifik untuk 75 posisi elektrode di skalp yang disebut
10–10 system. Penambahan titik yang lebih rapat ini bertujuan untuk
4
Untuk mendapatkan gambaran fluktuasi gelombang otak maka harus
dihubungkan antara dua elektrode sehingga muncul selisih voltage dan arah
gelombang yang dihasilkan terbebas dari artefak dan hanya merekam gelombang
listrik otak saja maka selama proses rekaman dibutuhkan filter yang bisa
hiperventilasi. Sebaiknya rekaman mencakup fase bangun dan tidur. Saat bangun
penting untuk menilai frekuensi dan irama background, sedangkan saat tidur
elektrode.8
gambaran umum dapat dilakukan rekaman 'rutin' dengan waktu 20–30 menit,
sedangkan untuk eksplorasi lebih jauh yang membutuhkan waktu lebih lama
5
dalam bentuk 'onset of ictal' pada kasus epilepsi intraktabel. yang akan dilakukan
tindakan pembedahan.
6
4. Hubungan Klasifikasi kejang dengan hasil EEG
Kejang parsial
Kejang parsial berlaku pada sebahagian kecil otak. Jika seseorang itu sadar
sewaktu kejang itu terjadi maka, manifestasi klinisnya adalah sederhana dan jenis
7
Kejang ini diciri sebagai kejang yang mempunyai aktifitas fokal. EEG
epileptiform spikes, atau sharp waves. Kejang jenis ini sering bermulanya
Kejang umum
terjadi pada kedua belah serebral hemisfer yang terjadi secara serentak.
a. Kejang absens
Kejang ini adalah kehilang kesadaran pada suatu masa yang pendek
Kejang ini adalah jenis tonik-klonik. Pada fase awal kejang ini, akan
terjadi kontraksi otot yang tonik-klonik. Pada EEG ketika fase tonik,
8
c. Kejang atonik
Kejang ini ditandai oleh kelemahan yang terjadi secara tiba-tiba yang
terjadi pada 1-2 saat. Kesadaran sering terganggu. Pada EEG akan
menunjukkan gambaran spike and wave yang umum yang diikuti oleh
slow wave.9
d. Kejang mioklonik
Terdapat variasi hasil rekaman EEG yang bergantung pada beberapa kondisi
yaitu2 :
a. Usia : terdapat perbedaan pola gelombang antara neonatus, bayi, anak dan
dewasa.
gelombang EEG.
d. Status patologi.
ditemukan gelombang abnormal. Pada kondisi terjaga (awake) dan menutup mata
berfrekuensi alfa dan gelombang beta yang maksimum di fronto sentral. Pada saat
9
a. stadium 1 : background menghilang, frekuensigelombang melambat,
tersebut tergolong gelombang epileptik atau non epileptik, serta dapat dibuat suatu
kesan terkait dengan klinis pasien., berikut adalah contoh gelombang abnormal
10
Tabel 2. Pola EEG abnormal periodik dan semi periodik11
a. Kelebihan :
pemeriksaan imajing
epileptik
- morbiditas kecil
11
- gambaran EEG dipengaruhi oleh usia, kesadaran, obat, hipoglikemi.
12
Pada saat pertama mendapati pasien dengan kejang seorang dokter harus
menentukan apakah ini kejang epileptik atau kejang yang lain. Meski diagnosis
epilepsi lebih didasarkan atas gambaran klinis saat terjadi bangkitan (semiologi),
namun temuan pemeriksaan EEG dengan interpretasi yang didukung data klinis
- Bersifat paroksismal
- Spike bila durasi <70 msec, sharp wave dengan durasi 70–200
msec.
sesuai dengan tingkat usia antara nenonatus dan anak, dimana hubungan
13
Gelombang EEG iktal adalah gelombang EEG epileptik yang muncul saat
terjadi bangkitan (seizure). Bentuk gelombang, irama dan distribusi yang timbul
memberi petunjuk pada epilepsi yang bersifat general atau parsial, serta penentuan
jenis epilepsi yang mana. Seorang ahli epilepsi selanjutnya akan dapat memberi
kesan hasil rekaman EEG tersebut setelah menggabungkan dengan bentuk klinis
14
Tabel 4. Gambaran EEG pada beberapa kondisi khusus2
a. Bedah Epilepsi
intraktabel, yaitu epilepsi yang dengan pemberian obat anti epilepsi (OAE)
sklerosis hipokampus.3
klinis. Evaluasi ini mencakup semiologi, interiktal dan iktal pada EEG
15
Mengingat sebagaian besar epilepsi fokal yang dilakukan tindakan
pembedahan adalah epilepsi lobus temporal, maka untuk pemeriksaan EEG skalp
lokasi fokus, mengingat saat rekaman berdurasi 20-30 menit ini jarang
video menjadi salah satu pemeriksaan penting dimana lokasi fokus yang terekam
saat iktal onset (dengan melihat frekuensi, amplitudo, distribusi dan morfologi)
pemeriksaan lain perlu dilaksanakan seperti PET, SPECT, MEG atau EEG intra
elektrode yang digunakan tergantung kebutuhan regio dan luas daerah otak yang
akan diperiksa. Beberapa elektrode yang digunakan adalah elektrode strip (4-8
elektrode), subdural grid (16,20,24,48,64 elektrode) dan depth untuk lokasi otak
yang dalam.
onset iktal sebagai petunjuk zone epileptogenik yang sulit didapatkan dengan
10 hari hingga ditemukan iktal. Bila tujuan pemasangan elektrode hanya untuk
16
menentukan daerah kortikal yang iritatif atau tidak, maka rekaman cukup
gambaran EEG yang abnormal pada awal pengobatan akan mendapatkan peluang
EEG yang abnormal dengan peningkatan risiko kekambuhan bangkitan pada anak
dan dewasa, dengan risiko relative. Pada penelitian ini, terbukti bahwa gambaran
EEG cukup bermakna sebagai prediktor kekambuhan pada penderita epilepsi yang
pasien dengan bangkitan tonik klonik dan gambaran EEG generalised spike wave
ini tampak dari gambaran EEG yang abnormal. Aktivitas epileptiform EEG lebih
spesifik dalam mengetahui abnormalitas irama otak, dan ini dapat sebagai indikasi
lokasi stuktur otak yang patologi yang mendasari suatu bangkitan, atau disfungsi
17
BAB III
PENUTUP
arus listrik tersebut didapatkan dari perbedaan voltase yang diukur dari elektrode
yang ditempel di kulit kepala (skalp), langsung dipermukaan kortek serebri, atau
diagnosis dan monitoring di bidang Neurologi. Peranan EEG tak hanya terbatas di
penyakit epilepsi saja namun juga gangguan lain di otak seperti penurunan
kesadaran, koma, peningkatan intra kranial, vaso spasme, dll. Informasi yang
jenis patologi kelainan yang ada, EEG juga jarang mendeteksi lesi yang kecil dan
seorang ahli EEG dapat membantu memberi kesan gangguan fungsional otak
dikaitkan dengan kondisi klinis pasien, sehingga akan membantu klinisi dalam
18