PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikasi yang menimbulkan
masalah kesehatan pada perempuan. Banyak nya AKI pada era ini membuat masyarakat
untuk menyadari betapa pentingnya untuk meningkatkan kesehatan ibu.Terdapat dua
kategori pada kematian ibu yaitu disebabkan kematian pada kehamilan dan persalinan
secara langsung dan kematian yang disebabkan secara tidak langsung yaitu oleh penyakit
dan bukan oleh kehamilan dan persaliananya (Kemenkes RI, 2014).
Di dunia terdapat sekitar 585.000 ibu meninggal per tahun nya saat hamil atau
bersalin dan 58,1% diantaranya dikarenakan oleh preeklampsia (World Health
Organization, 2014). Penyebab kematian ibu hamil pada perdarahan sekitar (28%),
preeklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma obstetrik
(5%), emboli obstetrik (3%). Persentase KIA pada preeklampsia didapatkan sekitar 24%
dari 58,1%. Di Indonesia peningkatan preeklampsia sekitar 15% - 25%, dari peningkatan
resiko yang sering terjadi yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklampsia, diabetes milletus,
ginjal kronis dan hiperlasentosis (mola hidatidosa, kehamilan multipel, bayi besar).
Preeklampsia merupakan penyebab kematian maternal dan parinatal paling penting
(Mochtar dalam Pradita, 2018).
Preeklampsia berat adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang muncul pada
kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan (Lusiana, 2014).
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa
kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakukan oleh satu sel
darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan
darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan
dapat dicukupi (Setyorini, Martono &Wijayanti, 2016)
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena
retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola shingga terjadi
perubahan pada glomerulus. Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi
perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan
oleh vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami
peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin,
tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan
trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan
sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan kejang (Setyorini, Martono &Wijayanti, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang asuhan
keperawatan pada kasus pre eklamsia berat
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan konsep cecio caecaria
b. Menjelaskan konsep pre-eklamsia
c. Menjelaskan asuhan keperawatan konseptual pre-eklamsia berat
d. Menjelaskan asuhan keperawatan kasus pada pre-eklamsia berat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Etiologi
Menurut Hakimi (2010), etiologic dilakukan Sectio Caesaria adalah:
a. Nulipara umur belasan tahun
b. Pasien kurang mampu dengan pemeriksaan antenatal yang buruk terutama dengan
diet kurang protein
c. Mempunyai riwayat preeklamsia atau eklomsia
d. Memiliki penyakit vaskuler hipertensi sebelumnya
e. Kehamilan dengan ferofoblas yang berlebihan seperti persalinan
kembar,molahidatosa.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin
b. Hematokrit
c. Leukosit
d. Golongan darah
2. Etiologi
Menurut (ratnawati,2016) Etiologi pre-eklamsia sampai saat ini belum
diketahui penyebabnya,akan tetapi menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
pre-eklamsia adalah :
a. Bertambahnya frekuensi pada primigraviditas,kehamilan ganda,hidramnion,dan
mola hitatiaosa
b. Bertambahnya frekuansi karena semakin tua kehamilan
c. Timbulnya hipertensi,edena,proteinuria,kejang dan koma.
Beberapa teori menyebutkan etiologic pre-eklamsia,salah satu teori yaitu the
discases of theory menyebutkan:
1) Faktor imunologis
2) Faktor genetic
3) Faktor predisposisi
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat terjadi pada pasien pre-eklamsia adalah sebagai
berikut, (Nurarif dan kusuma,2016):
a. Pre-eklamsia Ringan
1) Tekanan darah 140/90 mmHg
2) Edema umum kaki,jari kaki dan tangan serta muka atau kenaikan berat badan >
1 kg setiap minggunya
3) Proteinuria 0,3 gr atau lebih perliter,kualitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter.
b. Pre-eklamsia berat
1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
2) Proteinuria +3 gr/liter
3) Oliguria yaitu jumlah urin < 400 cc/24 jam
4) Adanya gangguan selebral,gangguan penglihatan,nyerin kepala dan rasa nyeri
pada epigastrium
5) Terdapat edema paru dan sianosis
6) Enzim hati meningkat disertai icterus
7) Perdarahan pada retina
8) Trombosit < 100.000/mm
4. Komplikasi
Menurut nurarif dan kusuma (2016) Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan
kasus pre-eklamsia adalah:
a. Kejang-kejang (eklamsia).
b. Sindrom Hclp
c. Stroke
d. Gagal ginjal dan gagal hati
e. Gangguan pembekuan darah.
5. Pemeriksaan penunjang
Menurut nurarif dan kusuma (2016) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
meliputi:
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan darah lengkapPenurunan haemoglobin (rujukan 12-14 %)
1) Hematokrit meningkat (rujukan 37-43 vol)
2) Trombosit menurun (rujukan 150-450 ribu/mm3
c. Urinalis
Ditemukan protein dalam urine
d. Pemeriksaan fungsi hati
1) Bilirubin meningkat (N: < 1 mg/dl
2) LDH (laktet dehydrogenase) meningkat
3) Serum Glukomat pirupat transaminase (SGPT) meningkat (N ; 15-45 u/l)
4) Serum glukomat oxaloacotic transaminase (SGPT) meningkat (N:< 31 u/l)
5) Total protein serum menurun (N: 6,7-8,7 g/dl)
e. Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N :2,4-2,7 mg/dl)
f. Radiologi
1) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus,pernafasan intra
uterus lambat,aktifitas janin lambat,dan volume ketuban sedikit.
2) Kardiografi
Ditemukan denyut jantung janin lemah
6. Penatalaksanaan
Pada pasien pre-eklamsia segera harus diberi obat sedative kuat untuk
mencegah timbulnya kejang-kejang ,apabila sesudah 12-24 jam bahaya akut sudah
diatasi,tindakan terbaik adalah menghentikan kehamilan sebagai pengobatan mencegah
timbulnya kejang,dapat diberikan larutan magnesium sulfat (mgS04) 20% dengan dosis
4 gr secara intravena dalam 4-5 menit.kemudian dilanjutkan dengan mgS04 40%
sebanyak 12 gr dalam 500 cc Rl atau sekitar 14 tetes permenit.
Tambahan misal hanya dapat diberikan jika diuresis pasien baik,reflex patella
positif dan frekuensi pernafasan > 6 x/menit.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian
Menurut Ratnawati (2016), pengkjian yang dilakukan pada kasus pre-eklamsia
meliputi:
1. Identitas umum ibu
2. Riwayat kesehatan terdahulu
Data riwayat kesehatan dahulu Antara lain:
a. Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil
b. Kemungkinan ibu memiliki riwayat pre-eklamsia pada kehamilan terdahulu
c. Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas
d. Ibu diduga pernah menggalami penyakit ginjal kronik
5. Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah pada usia dibawah 20 tahun dan
diatas 30 tahun
6. Pemeriksaan fisik
a. keadaan umum :lemah
b. kepala :sakit kepal,wajah edema
c. mata :konjungtiva sedikit anemis,edema pada retina
d. pencernaan abdomen:nyeri epigastrium,anoreksia,mual dan muntah
e. ekstremitas:edema pada kaki,tangan dan jari-jari
f. system pernafasan:hiperfleksia,klonus pada kaki
g. genitourinaria:oliguria,proteuria
h. pemeriksaan janin:bunyi jantung janin tidak teratur,gerakan janin lemah
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Urinalis
3) Pemeriksaan fungsi hati
4) Tes kimia darah
b. Radiologi
1) Ultrasonografi
2) Kardiotografi
9. Data psikologis
Secara umum ibu yang mengalami pre-eklamsia dalam kondisi yang labil dan
mudah marah,ibu merasa khwatir akan keadaan dirinya dan keadaan janinnya.
B. Diagnosa keperawatan
1) Kelebihan volume cairan intestisial b/d penurunan tekanan osmotic,perubahan
permeabilitas pembuluh darah
2) Intoleransi aktifitas b/d adanya masalah sirkulasi dan peningkatan tekanan darah
3) Defisit pengetahuan b/d ketidakmampuan mengenal masalah
4) Nyeri b/d peningkatan korteks serebral
C. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1 Kelebihan Setelah dilakukan Observasi
volume perawatan selama 3x24 1 Monitor status hidrasi (frekuensi
cairan b/d jam diharapkan hasil nadi,akral,membrane mukosa,turgor
penurunan ekspetasi meningkat kulit,tekanan darah.
tekanan dengan kriteria hasil: 2 Monitor berat badan harian
osmotic 1 Asupan cairan 3 Monitor sebelum dan sesudah dialysis
meningkat 4 Monitor hasil
2 Kelembaban laboratorium(hematokrit,Na,K,dan berat
membrane jenis urine)
mukosa 5 Monitor status hemodinamik
3 Tekanan darah Terapeutik
menurun 1 Catat input dan output balance cairan
4 Turgor kulit selama 24 jam
membaik 2 Berikan asupan cairan
5 Dehidrasi 3 Berikan cairan intravena
menurun Kolaborasi
1 Kolaborasi pemberian diuretic (jika
perlu).
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny.K Nama : Tn. R
Umur : 27 tahun Umur : 26 Tahun
Suku/Bangsa : Aceh Suku/Bangsa : Aceh
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswata
Alamat : Birem Puntung Alamat : Birem Puntung
Status perkawinan : Menikah
2. Keluhan Utama
Ny.K mengatakan nyeri abdomen pasca perasi, dengan skala nyeri 5.
HMT : 11 – 05 - 2019
HPL : 08 – 12 - 2019
Keluhan selama kehamilan ini :
Trisemester I : Mual dan muntah serta pusing
Trisemester II : Nyeri pada bagian pinggang
Trisemester III : Gangguan pola tidur
DO :
o NY. K terlihat meringis
o TTV :
TD: 130/90mmhg
P: 80x/menit
R:24x/menit
T: 36,6 °c
DO:
o payudara terlihat bengkak
o bayi BAB hanya 3 kali sehari
DO:
o NY. K terlihat pucat
o NY. K terlihat lemah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d pasca Pembedahan
2. Menyusui Tidak efektif b/d ketidakadekuatan Suplai asi
3. Gangguan mobilitas Fisik b/d nyeri
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Nyeri b/d pasca Setelah dilakukan Observasi:
pmbedahan perawatan selama - identifikasi lokasi,
3x24jam didapatkan karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas, dan
- tingkat nyri intensitas nyeri.
menurun - identifikasi skala nyeri
- kontrol nyeri - identifikasi faktor yang
meningkat memperberat dan
- pola tidur memperingan nyeri
meningkat - identifikasi pengfaruh nyeri
pada kualitas hidup
- identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri.
- berikan teknik nonfarmakologi
( manajemen, terapi nafas
dalam)
- kontrol lingkkungan
- fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
- jelaskan periode dan pemicu
nyeri
- jelaskan strategi meredakan
nyeri
- anjurkan monitor secara
mandiri
Kolaborasi:
- kolaborasi pemberian
analgesik
P:
Intervensi dilanjutkan dengan:
- berikan teknik
nonfarmakologi (
manajemen, terapi nafas
dalam)
- jelaskan strategi meredakan
nyeri
- anjurkan monitor secara
mandiri
- berikan konseling
menyusui
- jelaskan manfaat menusui
- ajarkan perawatan
payudara dengan kompres
air hangat
- ajarkan pijat payudara dan
pijat oksitosin
- Fasilitasi aktifitas
mobilisasi
- Anjurkan mobilisasi
mandiri
- Anjurkan untuk dan
bergerak
- Anjurkan cara mobilisasi
sederhana yang perlu
dilakukan.
A. Kesimpulan.
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang muncul pada kehamilan 20
minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan Pada pre eklampsia terjadi
spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal
ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola
sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakukan oleh satu sel darah merah.
Pada kasus ini adalah kasus Pre-Eklamsia berat yang dialami oleh Ny.K yang berusia
27 tahun yang beralamatkan di birem puntong, Langsa Baro kota langsa. Ini merupakan
kehamilan pertamanya setelah menikah 2 tahun yang lalu. Pengkajian yang telah kami
lakukan adalah pengkajian menyeluruh, baik fisik (Head to toe), psikologis, social,
Budaya, Ekonomi dan Spiritual.
Dari hasil pengkajian didapatkan masalah keperawatan prioritas pada Ny.K adalah
menyusui tidak Efektif, Nyeri dan gangguan Mobilitas fisik. Intervensi yang telah
dilakukan merupakan intervensi yang sesuai pada prosedur yang diambil dari Standar
Intervesni Keperawatan Indonesia. Implementasi yang dilakukan adalah selama 3 hari.
Dan dari hasil implementasi keperawatan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
masalah keperawatan teratasi, jadi untuk tindak lanjut yang dilakukan adalah melakukan
edukasi baik kepada keluarga maupun pasien sesuai kebutuhan pasien.
B. Saran
Pasien dan keluarga sebaiknya sudah bisa mengatasi kebutuhan Ny.K dengan melihat
tanda dan gejala pasien, Intervensi yang disusun penulis ini bisa menjadi suatu rujukan
yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga sebagai acuan dalam menggunakan
intervensi yang telah di lakukan perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Setyorini, martono, iwijayanti. 2016. Faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian peb
pada pasien rawat inap diruang icu. Jurnal keperawatan global: volume 1, no1, juni 2016
hlm 01-54.
Pradita. 2018. Hubungan usia ibu hamil dengan kejadian preeklampsia di rsud dr. Soehadi
prijonegoro sragen. Jurnal: fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah Surakarta
Lusiana. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu
Bersalin di Ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2014. Jurnal
Kesehatan Komunitas, Vol. 3, No. 1, Nopember 2015.
Ratnawati,A. 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Nurarif.H.A & Kusuma.H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Jakarta: MediAction.