Anda di halaman 1dari 6

A.

PENYAKIT TULANG DAN SENDI

A. Osteomielitis
Osteomilitis adalah proses inflamasi akut atau kronis dari tulang dan
skunder tulang akibat dari infeksi organisme piogenik (Nor Zairin,2016).

1. Etiologi
Penyebab osteomielitis yang paling umum baik osteomilitis hematogen
dan osteomielitis inokulasi langsung adalah infeksi Stafilococcus
aureus (Nor Zairin,2016).

2. Patofisiologi
Menrut (Nor Zairin,2016), Osteomielitis mungkin dilokalisasi atau
mungkin meyebar melalui sumsum tulang, dan korteks periosteum.
Patogen bakteri bervariasi berdasarkan usia pasien dan mekanisme
infeksi.
Hematogenous osteomielitis. Osteomielitis hematogen akut ditandai
dengan infeksi akut pada tulang disebabkan oleh perkembangan
bakteri dalam tulang dari sumber yang jauh. Kondisi ini terutama
terjadi pada anak-anak dimana dengan perkembangan metafisis yang
pesat dan sangat vaskuler menjadi predisposisi penting untuk
perkembangbiakan bakteri (Nor Zairin,2016).
Osteomielitis inokolasi langsung. Osteomeliasi inokulasi terjadi akibat
adanya kontak langsung antara jaringan dan bakteri pada kondisi
trauma atau operasi. Manifestasi klinis dari osteomielitis inokulasi
langsung lebih lokal dari pada osteomielitis hematogen dan cenderung
melibatkan beberapa organisme (Nor Zairin,2016).
Osteomeilitis kronis merupakan kondisi yang terus menerus atau
berulang terlepas dari penyebab awal dan atau mekanisme terjadinya
kondisi osteomeiliti (Nor Zairin,2016)s.
Kondisi osteomeilitis pada kondisi klinik bisa terjadi dengan adanya
riwayat perna mengalami fraktur terbuka, riwayat pembedahan dengan
memasang fiksasi internal. Ada berbagai predisposisi yang
meningkatkan risiko osteomeilitis meliputi: tidak adekuatnya nutrisi
dan higienis, faktor imunitas dan virulensi kuman, serta adanya port de
entree dari luka terbuka (Nor Zairin,2016).
Pross selanjutnya terjadi hipertermi dan edema di daerah metafisis
disertai pembentukan pus. Terbentuknya pus dalam tulang di mana
jaringan tulang tidak dapat berekspansi akan menyebabkan tekanan
dalam tulang bertambah. Peningian tekanan dalam tulang
mengakibatkan tergangunya sirkulasi dan timbul trombosis pada
pembuluh darah tulang dan akhirnya menyebabkan nekrosis tulang.

3. Pengkajian Fokus
Menturut (Nor Zairin,2016), dalam melakukan pengkajian
focus osteomeilitis ada beberapa yang harus di kaji yaitu:
Kaji kronologid dari onset keluhan yang terjadi pada lesi terbentuknya
osteomielitis. Sering didapatkan adanya keluhan meliputi nyeri lokal,
adanya kerusakan jaringan lunak dengan disertai keluarnya pus dari
kloaka, deformitas pada tungkai, sampai hambatan mobilitas fisik.
Kaji adanya respon inflamasi sistemis. Sering didapatkan
malaise, demam, dan kelemahan fisik respon dari peningkatan laju
metabolisme, serta asupan nutrisi menyebabkan klien terlihat kurus
akibat ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan.
Look tungkai bawah dapat didapatkan adanya luka dengan
terbentuknya kloaka disertai adanya pus dan bau yanag khas.
Feel adanya keluhan nyeri tahunan (tenderness).
Move gangguan pada pergerakan kaki, kadang didapatkan ganguan
pergerakan sendi kaki karena pembengkakan sendi dan
gangguan bertambah berat bila terjadi spasme lokal. Gangguan
pergerakan sendi juga dapat disebabkan oleh efusi sendi atau
infeksi sendi (artritis sepsis).

B. Osteomelitis piogenik akut


Osteomelitis akut adalah sustu peradangan akut tulng yang
disebabkan oleh infeksi organisme stafilococcus aureus adalah yang
paling umum terlihat dalam infeksi (Nor Zairin,2016).

1. Patofisiologi
Nor Zairin (2016) menjelaskan Secara ringkas, patofisiologi
bergantung pada tingkat kerusakan jaringan lunak dan penurunan
suplai darah, ketidak stabilan fragmen fraktur, serta inokulasi flora
bakteripada sistem kekebalan tubuh.
Infeksi umumnya meyebar dari fokus intramedula utama melalui kanal
haversian dari korteks ke ruang subperiosteal, membentuk abses
subperioteal. Jika ini pecah, infeksi meluas ke jaringan lunak
diatasnya. Peradangan metafesial menyebabkan eksudasi, peningktan
intraoseous, stasis pembuluh darah, trombosis, nekrosis tulang, dan
resopsi tulang. Terkadang infeksi meluas ke sendi yang berdekatan.
Tulang panjang tubular memiliki pertumbuhan yang paling cepat dan
metafisis terbesar karena merupakan area yang pealing umum untuk
mengalami invasi bakteri. Sebanyak 75% dari anak-anak memiliki
infeksi pada area seperti femur distal dan proksimal, tibia, humerus
distal, serta fibula. Trauma lokal dapat mengurangi resistensi tuan
rumah dan memengaruhi individu untuk osteomeilitis.

2. Tahap-tahap penyakit
Zaini Nor (2016) menjelaskan bahwa proses penyakit terjadi dalam
lima tahap.
a) Inflamasi.
Fase ini ditandai dengan kongesti vaskular dan peningkatan
tekanan intraoseus. Obstruksi aliran darah terjadi akibat adanya
trombosis intravaskuler
b) Supurasi.
Pembentukan pus pada subperiosteum terjadi dlam 2-3 hari.
c) Sekuestrum.
Peningkatan tekanan, obstruksi vaskuler, dan pembentukan
trombus pada periosteum dan endosteum, menyebabkan nekrosis
tulang sekitar tujuh hari.
d) Involukrum.
Pembentukan formasi tulang baru pada permukaan periosteum.
e) Resolusi atau progresi menuju komplikasi.
Dengan penatalaksanaan antibiotik yang rasional dan tetapi bedah
yang efektif pada fase awal penyakit, biasanya komplikasi dari
osteomelitis dapat dicegah.

C. Artritis sepsis
Atritis sepsis adalah suatu invasi langsung berbagai
mikoorganisme, temasuk bakteri, virus, mikobakteri, dan jamur.
Kelompok utama atritis supuratif adalah gonokokus dan nongonokokal.
Secara keseluruhan, meskipun neisseria gonorrboeae, tetap yangpaling
patogen , infeksi stafilococcus aureus adalah penyebab sebagian besar
kasus radang sendi bakteri akut pada orang dewasa dan pada anak yang
lebi tua dari dua tahun (Nor Zairin,2016).

1. Patofisologi
Organisme dapat menginvasi secara inokulasi langsung pada saat
kontak jaringan periartikular yang terinfeksi atau melalui aliran darah.
Sinovium merupkan struktur yang kaya dengan vaskular yang kurang
dibatasi oleh membran basal sehingga memungkinkan mudah
masuknya bakteri secara hematogen.didalam ruang sendih,
lingkungannya sangat avaskules dengan aliran cairan sendih yang
lambat, sehingga suasana yang baik bagi bakteri berdiam dan
berpoliferasi (Nor Zairin,2016).
Sendi normal memiliki beberapa komponen pelindung. Sel sinovia
sehat memiliki aktivitas fagosistosis signifikan dan cairan sinovia
biasanya memiliki aktivitas bakterisida signifikan. Kondisis atritis
rematik dan lupus eritematosus sistemis menghambat fungdi
pertahanancairan sinovia, penurunan kemotaksis, dan penurunan
fungsi fagositosis leukosit PMN. Adanya riwayat kerusakan sendi,
terutama oleh rematoid artritis akan emberikan kondisi yang paling
rentan terhadap infeksi. Perubahan membran sinovia dengan terjadinya
peningkatan dari neovaskularisasi sendi dan peningkatan adhesi
memberikan manifestasi terjadinyabakterimia dan mengakibatkn
infeksi sendi (Nor Zairin,2016).
Konsekuensi utama dari invasi bakteri adalah kerusakan tulang rawan
artikular. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuan organisme
untuk membentuk kondisi patologis. Sel-sel merangsang sintesis
sitokin danproduk inflamsi lainya yang mengakibatkan hidrolisis
kolage dan proteoglikan. Infeksi gonorea menginduksi masuknya
leukosit ke dalam sendi, lalu menimbulkan kerusakan sendi yang
minimal dibandingkan dengan infeksi organisme stafilacoccus aureus.
Dengan berlangsungnya proses destruktif, maka terbentuk erosi tulang
rawan pada margil lateral sendi dan dengan semakin luasnya kerusakan
tulang rawan akan terbentuk ekspos tulang yang mengganti posisi
tulang rawan, kondisi ini akan menurunkan fungsi sendi. Kondisi lebih
lanjut akan menyebabkan degenerasi tulang yang terlibat sehingga
mengalami perubahan arsitektur pada ujung tulang. Kondisis
pembentukan efusi yang dapat terjadi ada infeksi pada sendi pinggul
akan mengganggu suplai darah dan mengakibatkan nekrosis tulang
(Nor Zairin,2016).
2. Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan yang di anjurkan menrut (Nor Zairin,2016):
a) Atritis sepsis dengan durasi <3 minggu dapat disembuhkan secara
medis jika tipe awal atau skunder untuk menyebar hematogen tanpa
bukti keterlibatan jaringan lunak periartikular atau ketidaksetabilan
sendi.
b) Pada fase akut, pasein di sarankan untuk mengistiratkan sendi yang
terkena.
c) Pemilihan antibiotik awal harus empiris, harus berdasarkan
beberapa pertimbanga termasuk kondisi klinis, usia pola dan
resisitensi kuman setempat, serta hasil pengecatan gram cairan
sendi.
d) Modifikasi antibiotik dilakukan bila sudah ada hasil fraktur dan
sensitivitas bakteri.
e) Pemberian antibiotik harus diberikan parenteral selama sedikitya
dua minggu.
f) Drainase bisa dilakukan perkutan atau bedah. Secara umum, aspirasi
jarum dilakukan pada fase awal untuk menurunkan jumlah pus dabn
untuk mencegah reakumulasi. Aspirasi sendi dilakukan 2-3 sehari.
g) Jika setelah 5 hari terapi, sendi menunjukan beberapa tingkat
perbaikan, pertimbangkan pemberian agenanti-inflamasi.
h) Jika terapi gagal untuk respons setelah lima hari tetapi antibiotik
yang sesuai maka tinjau kembali pendekatan terapetik.
i) Pertimbangkan kembali kemungkinan atritis aktif. Agen inflamasi
nonsteroid dalah agen teraupetik utama untuk atritie aktif.

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB V Ajani
    BAB V Ajani
    Dokumen4 halaman
    BAB V Ajani
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen14 halaman
    Anatomi
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • BAB V Ajani
    BAB V Ajani
    Dokumen4 halaman
    BAB V Ajani
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Langkah Mengentry TA Dalam Portal
    Langkah Mengentry TA Dalam Portal
    Dokumen5 halaman
    Langkah Mengentry TA Dalam Portal
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • DESIGN Isolasi Sosial-1
    DESIGN Isolasi Sosial-1
    Dokumen7 halaman
    DESIGN Isolasi Sosial-1
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Format Penilaian Jahit Perineum Revisi
    Format Penilaian Jahit Perineum Revisi
    Dokumen4 halaman
    Format Penilaian Jahit Perineum Revisi
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • BP 1
    BP 1
    Dokumen34 halaman
    BP 1
    Rudi Apriadi
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen9 halaman
    Isi
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen8 halaman
    Bab Iv
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Osteomielitis
    Osteomielitis
    Dokumen6 halaman
    Osteomielitis
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Patologi Pada Tulang
    Patologi Pada Tulang
    Dokumen6 halaman
    Patologi Pada Tulang
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen24 halaman
    Bab 1
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • BAB II Ajani
    BAB II Ajani
    Dokumen24 halaman
    BAB II Ajani
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • DESIGNleafet Harga Diri Rendah
    DESIGNleafet Harga Diri Rendah
    Dokumen6 halaman
    DESIGNleafet Harga Diri Rendah
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • BAB II Ajani
    BAB II Ajani
    Dokumen24 halaman
    BAB II Ajani
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • GADGET
    GADGET
    Dokumen4 halaman
    GADGET
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Leaflet
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Balik
    Lembar Balik
    Dokumen8 halaman
    Lembar Balik
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Balik Halusinasi
    Lembar Balik Halusinasi
    Dokumen6 halaman
    Lembar Balik Halusinasi
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • DESIGN Isolasi Sosial-1
    DESIGN Isolasi Sosial-1
    Dokumen6 halaman
    DESIGN Isolasi Sosial-1
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • DESIGN Isolasi Sosial-1
    DESIGN Isolasi Sosial-1
    Dokumen6 halaman
    DESIGN Isolasi Sosial-1
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Balik-3
    Lembar Balik-3
    Dokumen7 halaman
    Lembar Balik-3
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Bab I Ajani
    Bab I Ajani
    Dokumen4 halaman
    Bab I Ajani
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen24 halaman
    Bab 1
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Dokumen6 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Balik KPD
    Lembar Balik KPD
    Dokumen7 halaman
    Lembar Balik KPD
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat
  • Lembar Balik
    Lembar Balik
    Dokumen8 halaman
    Lembar Balik
    Agus Prastiyo
    Belum ada peringkat