PROFIL PERUSAHAAN
Pemasakan (Kristalisasi)
Pengemasan
Tebu
Gilingan 1 Nira Gilingan 1
Masuk
Nira Mentah
Ampas Gilingan 1
Ampas Gilingan 2
Air
Gilingan 3 Nira Gilingan 3
Imbibisi
Ampas Gilingan 3
Ampas Gilingan 4
Juice Heater 1
Ca(OH)2 Sakarat
Leand Mixer
SO2 Sulfitasi 1
Juice Heater 2
Vacuum Filter
Flash Tank
Single Tray
Nira Kotor
Clarifier
Nira Jernih
Nira yang telah disaring oleh GSM Screen dan dan di tamping pada bak nira
tertimbang, ditambahkan asam fosfat dan ditarik menuju juice heater I atau pemanas
pendahuluan I. nira dipanaskan hingga suhu 70-80oC dengan uap bekas dari proses
staiun gilingan. Pemanasan pendahuluan ini untuk mempercepat reaksi pengendapan
kalsium fosfat dan pembunuh bakteri dalam nira, sehingga tidak mengganggu proses
pembentukan gula.
Nira dari juice heater I masuk ke dalam tabung Ca-sakarat untuk dicampur
dengan susu kapur dan nira kental guna menyempurnakan mmembentukan flok,
sehingga pH sakarat naik menjadi 8,6.
Yang perlu diperhatikan pada proses penambahan susu kapur adalah :
Kadar susu kapur tidak boleh rendah karena dapat mengakibatkan pengendapan
bahan bukan gula sempurna dan menyebabkan inverse sukrosa
Namun sebaliknya, jika susu kapur tinggi (pH tinggi) akan terjadi pelarutan
kembali protein yang akan menambah jumlah nitrogen dalam nira berwarna gelap,
sehingga mengakibatkan nilai turbidity pada nira encer tinggi.
Nira dari tabung sakarat dialirkan melalui leand mixer kemudian menuju
sulfhur tower untuk dicampurkan dengan gas SO2 atau biasa disebut sebagai proses
sulfitasi. Gas SO2 dari sulphur burner masuk melwati bawah sulphur tower,
sedangkan nira masuk melalui atas sulfurtower. Proses sulfitasi menghasilkan kirasan
pH nira dari7-7,2. Kemudian nira dipompa menuju juice heater II, nira dipanaskan
hingga mencapai suhu 105-110oC. Pemanasan ini bertujuan untuk menyempurnakan
reaksi pengendapan, membunuh mikroba yang resisten pada suhu 75-85oC dan
penguapan gas-gas yang terlarutyang dapat mnguap, sehinga tidak mengganggu
proses pengendapan.
Nira dialirkan ke flash tank untuk melepaskan uap gas (gas yang
menggangu/gas ammonia). Nira dari flash tank masuk ke dalam Single Tray
Clarifier. Penambahan flukolan dilakukan agar molekul-molekul yang terbentuk
saling berikatan satu sama lain membentuk partikel yang lebih besar (flok-flok),
sehingga kotoran yang membentuk fluk lebih mudah mengendap.
Flok-flok atau nira kotor yang mengendap akan dialirkan menuju Rotary
Vacuum Filter (RVF), yang ditambahkan ampas halus dan susu kapur. Proses
pencampuran tersebut bertujuan utuk mendapakan nira tapis yang masih terkandung
pada nira kotor. Nira tapis dialirkan menuju bak penampung nira mentah, sedangkan
blotong ditampung oleh truk-truk dan dibawa pada pihak ke tiga. Nira jernih dari
Single Tray Clarifier secara overflow menuju bak penampungan nira jernih, yang
sebelumnya disaring menggunkan DSM Screen.
Nira Jernih
Nira Kental
SO2 Sulfitasi 2
PAN
PAN PAN
A
C C
Palung
Klare SHS
Pendingin Puteran C Puteran D1 Tetes
Klare SHS
Puteran D2
Mixer A
Magma D
Puteran SHS
Gula SHS
Nira kental yang dihasilkan dialirkan ke Pan A, dari Pan A diperoleh mascute
yang kemudian dialirkan ke palung pendingin. Dari palung pendingin, masakan A
dipompa ke puteran A sehingga dihasilkan stroop A dan gula A. Gula A diproses di
mixer A, kemudin diputar lagi di putaran SHS. Dari putaran SHS dihasilkan gula
SHS dan klare SHS. Klare SHS dicampur lagi dengan nira kental untuk diproses lagi.
Stroop A dihasilkan dari puteran A dipompa masuk ke Pan C dan dicampur
dengan magma D dan puteran D2, kemudian masuk ke palung pendingin. Setelah ke
puteran gula C, stroop C dan gula C dihasilkan dari putaran C. Gula C dialirkan ke
magma C. Di Pan D stroop C dicampur dengan klare D.
Masakan yang telah dihasilkan dialirkan ke palung pendinin lalu dipompa ke
puteran D1. Dari puteran D1 dihasilkan tetes dan gula D1. Gula D1 dimasukkan ke
dalam Mixer ntuk diproses. Gula D1 yang telah diproses tersebut dipompa ke puteran
D2
5 Stasiun penyelesaian
Tujuan dari stasiun penyelesaian yaitu untuk mengeringkan gula SHS dan
menyeleksi ukuran Kristal gula yang ditetapkan sebesar 0,9-1,2 mm serta
menghasilkan gula produk. Gula SHS hasil dari putaran SHS dikeringkan dengan
sugar dryer, yang merupakan pengering yang menggunkan udara panas bersuhu 50 oC
selama 2,5 jm. Setelah gula mengalami pengeringan pada sugar dryer, gula tersebut
melalui proses pendinginan (cooler) yang mempunyai suhu 30oC sehingga diperoleh
gula kering. Gula kering yang dihasilkan memliki kadar air 0,03-0,05% kemudian
melalui talang goyang
Gula SHS dibawa ke talang goyang kemudian diangkut dengan vibrating
conveyor untuk dilakukan pengayaan . gula SHS dilewatkan saringan yang berukuran
8 mesh untuk menyaring gula kasar. Kristal gula yang tidak tersaring berupa
gumpalan Kristal gula maupun pengotor lainnya seperti kerikil akan ditampung untuk
kemudian dilebur kembalibersama nira kental. Sedangkan Kristal gula yang tersaring,
selanjutnya dilewatkan saringan berukuran 23 mesh untuk memisahkangula halus
yang nantinya akan dimasakkembali sebagai bibitan /bobonan C. bagian Kristal gula
yang tertahan disaringan berukuran 23 mesh, masuk ke penampungan gula sementara
dimana terdapat bucket elevator atau tangga Jacob yang akan mengangkutnya masuk
ke sugar bin untuk dilakukan pengemasan.
Hasil saringan yang berupa krisral gula dimasukkan ke kantong-kantong
berukuran 50 Kg menggunakan sugar bin agar berat gula yang berada didalam karung
tepat 50 Kg. setelah itu dilakukan penjahitan. Penjahitan karung gula dilakukan
secara manual yaitu degan menggunakan tenaga manusia, kaung-karng gula yang
telah dijahit tersebut, diangkut secara manual dengan menggunakan tenaga manusia
kemudian dibawa menuju gudang penyimpanan. Dalam gudang penyimpanan,
karung-karung gula tersebut ditata dan disimpan dengan rapi. Selain itu dilakukan
pengawasan terhadap penyimpanan gula tersebut.
Gula prosuk yang dihasilkan merupakan gula Kristal putih dengan kualitas IA
dengan criteria besar butiran 0,9-1,0 mm dan % remisi kurang dari 70. Criteria gula
yang diterapkantelah sesuai dengan syarat mutu gula Kristal putih SNI 3140.3 tahun
2010.
a. Pengemasan
Jenis kemasan di PT. PG. Candi Baru terdapat dua macam, yaitu kemasan
karung dan kemasan plastic. Kemasan karung berisi 50 Kg, setalah karung dijahit dan
menuju ke =tempat pengangkutan, sedangkan kemasan plastic berisi 1 Kg yang
dikemas dengan menggunakan sealer dan dikemas dengan kardus.
b. Penyimpanan
Karung-karung gula dari tempat pengangkutan diangkut ke gudang,
pengangkuatan gula di PT.PG. Candi Baru masih menggunakan tenaga manusia. PT.
PG. Candi Baru memiliki dua gudang, yaitu gudang barat dan gudang timur. Gudang
barat dan gudang timur dengan kapasitas masing-masing6.400 ton dan 5.100 ton.
Maksimal tumpukan yang digunakan untuk kemasan kardus adalah 5 tumpukan dan
tumpukan karung (stepelan) adalah 40-50 tumpukan.
c. Pemasaran
PT.PG. Candi Baru memasarkan gula yang dihasilkan kepada konsumen
melalui dua jalur. Pertama, melalui panitia lelang gula, yang terdiri dari kelompok
tani dibawah naungan PT.PG. Candi Baru. Jumlah produk gula yang dilelang adalah
66% dari gula hasil produksi, gula lelang ini dikemas dengan karung. Kedua, gula
hasil produksi 34% yang dikemas dengan plastic ditangani langung oleh anak
perusahaan PT. RNI yang bergerak dibidang perdagangan yaitu PT. Rajawali
Nusindo dengn merek “Raja Gula”. Gula yang ditangani oleh PT. Rajawali Nusindo,
biasanya dijual secara retail. Gula-gula ini didistribusikan di seluruh Indonesia.