Anda di halaman 1dari 14

BAB III

LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Energi
Energi adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk melakukan
suatu usaha. Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu energia yang berarti
kemampuan untuk melakukan usaha. Energi merupakan besaran yang kekal,
artinya energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
suatu bentuk satu ke bentuk yang lain namun tidak merubah jumlah atau besar
energi secara keseluruhan. Dalam pengertian sehari-hari energi merupakan
kemampuan untuk melakukan gerak, jika suatu objek mampu untuk melakukan
gerakan, maka obyek tersebut dikatakan mempunyai energi.

3.1.1 Macam-macam bentuk energi


Menurut ilmu fisika, terdapat berbagai macam bentuk energi diantaranya:
1. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena
pengaruh gerakannya, contohnya ketika seseorang yang sedang berlari, maka posisi
orang tersebut akan berubah setiap detiknya, perubahan posisi ini menunjukkan
bahwa orang itu memiliki energi.
2. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya
pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut.Energi potensial disebut juga
dengan energi diam karena benda yang dalam keaadaan diam dapat memiliki energi.
Jika benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi
potensial menjadi energi gerak. Energi potensial memiliki beberapa bentuk
diantaranya: energi potensial gravitasi, energi potensial pegas, dan lain - lain.
3. Energi Panas
Energi panas adalah energi ini muncul saat terjadinya perubahan suhu benda,
dan menjalar dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Energi ini dapat
dideteksi dengan indera peraba dan thermometer.
4. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang tersimpan secara kimiawi. Misalnya
makananyang kita makan menghasilkan energi kimia yang sangat bermanfaat bagi
tubuh. Minyak bumi mengandung energi kimia yang sangat bermanfaat untuk
bahan bakar. Baik energi kimia dalam makanan maupun energi kimia dalam
minyak bumi berasal dari energi matahari.
5. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang tersimpan dalam atom. Energi keluar
ketika terjadi proses reaksi nuklir. Energi ini diperoleh dari hasil reaksi inti, yaitu
reaksi yang terjadi pada inti atom dimana partikel - partikel berenergi tinggi
bertumbukkan dengan inti atom tersebut sehingga terbentuklah inti baru yang
berbeda dengan inti semula.
6. Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang bermuatan
listrik.Muatan listrik yang diam (statis) menimbulkan energi potensial listrik,
sedangkan muatan listrik yang bergerak (dinamis) menimbulkan arus listrik dan
energi magnet.

3.2 Pembangkit Energi Listrik


Pembangkit Tenaga Listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik
yang berfungsi membangkitkan energi listrik dengan mengubah sumber energi
lain menjadi energi listrik. Sumber energi tersebut dapat berupa energi air, bahan
bakar minyak, batu bara, angin, surya dan lain-lain. Masing-masing pembangkit
mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga penggunaannya
disesuaikan dengan kepentingannya. Pembangkit Tenaga Listrik biasanya
digolongkan menurut prinsip kerja dan sumber energi yang digunakan.
3.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Secara umum, pengertian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah


pembangkit listrik yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan
engrgi listrik. Uap merupakan sumber energi sekunder di dalam sistem PLTU,
sedangkan bahan bakar yang digunakan untuk memproduksi uap tersebut merupakan
sumber energi primer.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang
dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap
panas/kering. Bahan bakar yang umum digunakan pada PLTU adalah bahan bakar
padat dan bahan bakar cair. Yang termasuk ke dalam kategori bahan bakar padat
adalah bagase, batubara, lignit, sekam padi, kayu. Sedangkan yang termasuk
kedalam kategori bahan bakar cair adalah minyak bakar.
Sebuah pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara jika dilihat dari
bahan baku untuk memproduksinya maka pembangkit listrik tenaga uap bisa
dikatakan pembangkit yang berbahan baku air, karena untuk menghasilkan uap dalam
jumlah tertentu diperlukan bahan dasar air. Dalam PLTU terdapat proses yang terus
menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian
uap kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang disebut siklus uap pada
sistem PLTU.
Menurut Adhi Hartono (2011), secara umum siklus uap yang digunakan pada
PLTU adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Siklus Uap Pada PLTU


1. Pertama-tama air demin ini berada disebuah tempat bernama Hotwell.
2. Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian
dipompakan menuju LP Heater (Low Pressure Heater) yang pungsinya untuk
menghangatkan tahap pertama. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak
di lantai paling dasar dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor.
Selanjutnya air mengalir masuk ke Deaerator.
3. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih
tersisa di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Bisa pula
dikatakan deaerator memiliki pungsi untuk menghilangkan buble/balon yang
biasa terdapat pada permukaan air. Agar proses pelepasan ini berlangsung
sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena
itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses
pemanasan oleh peralatan yang disebut LP Heater. Letak dearator berada di
lantai atas (tetapi bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara
Karang unit 4, dearator terletak di lantai 5 dari 7 lantai yang ada.
4. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di ground
floor air langsung akan dipompahkan oleh Boiler Pump/BFP (pompa air
pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan Boiler
ini seperti drum, tetapi drum berukuran raksasa. Air yang di pompakan ini
adalah air yang bertekanan tinggi, kerena itu syarat agar uap yang dihasilkan
juga bertekanan tinggi. Karena itu kontruksi PLTU membuat dearator berada
di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar.Karena dengan meluncurnya air
dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.
5. Sebelum masuk ke boiler untuk “direbus” lagi-lagi air mengalami beberapa
proses pemanasan di HP Heater (High Pressuer Heater). Setelah itu barulah
air masuk boiler yang letaknya berada di lantai atas.
6. Didalam Boiler inilah terjadi proses memasakm air untuk menghasilkan uap.
Proses ini memerlukan api pada umumnya menggunakan batubara sebagai
bahan dasar pembakaran dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (Force Draft
Fan) dan pelumas yang berasal dari Fuel Oil tank.
7. Bahan bakar di pompakan kedalam boiler melalui oil Pump. Bahan bakar
PLTU bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas
atau istilahnya dual firing dan batu bara.

8. Sedangkan udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan
mengambil udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam
perjalananya menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh air
heater (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler.
9. Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud
menjadi uap. Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar
turbin, karena masih berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung
kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin, karena dengan putaran hingga
3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi
terkikis.
10. Untuk menghilangkan kadar air itu, Uap jenuh tersebut di keringkan di super
hiter sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang
di gunakan untuk memutar turbin.
11. Ketika turbin berhasil berputar maka secara otomatis generator akan berputar.
Karena antara turbin dan generator berada pada satu poros.Generator inilah
yabg menghasilkan energi listrik.
12. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator
menghasilkan bedab potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah
cikal bakal energi listrik.
13. Energi listrik itu di kirimkan ke trafo untuk di rubah tegangannya dan
kemudian di salurkan melalui saluran transmisi PLN.
14. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali
kelantai dasar. Uap tersebut mengalami prose Kondensasi didalam kondensor
sehingga pada akhirnya beruba wujud kembali menjadi air dan masuk
kedalam Hotwell.
3.3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

3.3.1 Pengertian PLTD


PLTD atau pembangkit listrik tenaga diesel adalah pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai prime mover (penggerak mula). Prime mover
ini adalah peralatan yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang
dibutuhkan untuk memutar rotor generator.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel biasanya digunakan untuk mencukupi


kebutuhan energi listrik dalam jumlah kecil. Biasanya digunakan pada daerah-
daerah tepencil yang belum mendapatkan pasokan listrik serta digunakan untuk
memasok kebutuhan listrik pada suatu pabrik.

3.3.2 Prinsip kerja PLTD :

 Pertama-tama bahan bakar di dalam tangki penyimpanan disaring terlebih dahulu


sebelum dipompakan ke dalam tangki penyimpanan sementara yang kemudian
akan disimpan. Jika menggunakan bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar
tersebut dipompakan ke nozzle (pengabut). Pada proses ini temperatur bahan
bakar akan dinaikkan sehingga menjadi kabut. Sedangkan jika menggunakan
bahan bakar gas (BBG), bahan bakar dari tangki penyimpanan sementara akan
diatur tekanannya melalui convertion kit (pengatur tekanan gas).
 Dengan kompresor, udara bersih akan dimasukkan ke dalam tangki udara
kemudian dialirkan ke dalam turbocharger. Sebelum dialirkan, udara di dalam
turbo charger tersebut akan dinaikkan tekanan dan temperaturnya mencapai 500
psi dan suhunya 600° C . kemudian udara yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi tersebut akan dialirkan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).
 Kemudian bahan bakar dari nozzle (jika menggunakan BBM) atau dari
convertion kit (jika menggunakan (BBG) diinjeksikan ke dalam ruang bakar
(combustion chamber).
Karena menggunakan udara yang memiliki tekanan dan temperatur tinggi, mesin
diesel akan menyala secara otomatis. Hal ini terjadi karena udara dengan tekanan dan
temperatur tinggi tadi akan membuat temperatur di dalam silinder ikut naik. Dan pada
saat itu bahan bakar akan disemprotkan pada silinder sehingga dapat menimbulkan
ledakan bahan bakar dan membuat mesin diesel menyala. Ledakan bahan bakar
tersebut dapat menggerakkan poros rotor generator yang akan mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Agar energi listrik yang telah dihasilkan sampai ke
beban, tegangan yang dihasilkan generator tadi akan dinaikkan tegangannya
menggunakan trafo step up.
3.1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalikan


energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama pembangkit
listrik jenis ini adalah Generator yang di hubungkan ke turbin dimana untuk memutar
turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas atau kering. Pembangkit listrik tenaga
uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu-bara dan minyak bakar
serta MFO untuk start awal. Komponen-komponen pada pembangkit listrik tenaga
uap tersebut dapat dilihat pada Gambar

(Gambar 1. Komponen-komponen Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Sistem kerja PLTU menggunakan bahan bakar minyak residu/MFO (soalr) dan
gas alam. Kelebihan dari PLTU adalah daya yang dihasilkan sangat besar. Konsumsi
energi pada peralatan PLTU bersumber dari putaran turbin uap. PLTU adalah suatu
pembangkit yang menggunakan uap sebagai penggerak utama (prime mover). Untuk
menghasilkan uap, maka haruslah ada proses pembakaran untuk memanaskan air.
PLTU merupakan suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan
energi kimia menjadi energi listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida
kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan proses
sudu-sudu turbin menggerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin
menggerakkan generator yang kemudian dibangkitkannya energi listrik. Energi listrik
yang dihasilkan akan menyuplai alat-alat yang disebut beban.
3.1.1 Prinsip Kerja PLTU
Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang
merupakan suatu sistem tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses
pengondensasian di kondensor dan air make up water (air yang dimurnikan) dipompa
oleh condensat pump ke pemanas tekanan rendah. Disini air dipanasi kemudian
dimasukkan oleh daerator untuk menghilangkan oksigen, kemudian air ini dipompa
oleh boiler feed water pump masuk ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya
dialirkan ke pipa untuk dipanaskan pada tube boiler.
Pada tube, air dipanasi berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali
pada steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut pada superheater sudah berubah
menjadi uap kering yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi, dan selanjutnya
uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu turbin tekanan tinggi, untuk sudu turbin
menggerakkan poros turbin. Hasil dari putaran poros turbin kemudian memutar poros
generator yang dihubungkan dengan coupling, dari putaran ini dihasilkan energi
listrik. Energi listrik yang dihasilkan dari generator disalurkan dan didistribusikan
lebih lanjut ke pelanggan. Uap bebas dari turbin selanjutnya dikondensasikan dari
kondensor dan bersama air dari make up water pump dipompa lagi oleh pompa
kondensat masuk ke pemanas tekanan rendah, daerator, boiler feed water pump,
pemanas tekanan tinggi, economizer, dan akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan
menjadi uap lagi. Proses ini akan terjadi berulang-ulang.

3.2. Siklus Rankine


Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi
kerja. Panas yang disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya
menggunakan air sebagai fluida bergerak. Pada steam boiler, ini akan menjadi
reversible tekanan konstan pada proses pemanasan air untuk menjadi uap air, lalu
pada turbin proses ideal akan menjadi reversible ekspansi adiabatik dari uap, pada
kondenser akan menjadi reversible tekanan konstan dari panas uap kondensasi yang
masih saturated liquid dan pada proses ideal dari pompa akan terjadi reversible
kompresi adiabatik pada cairan akhir dengan mengetahui tekanannya. Ini adalah
siklus reversible, yaitu keempat proses tersebut terjadi secara ideal yang biasa disebut
Siklus Rankine.
Salah satu peralatan yang sangat penting di dalam suatu pembangkit tenaga
listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel uap. Alat ini
merupakan alat penukar kalor, dimana energi panas yang dihasilkan dari pembakaran
diubah menjadi energi potensial yang berupa uap. Uap yang mempunyai tekanan dan
temperatur tinggi inilah yang nantinya digunakan sebagai media penggerak utama
Turbin Uap. Energi panas diperoleh dengan jalan pembakaran bahan bakar di ruang
bakar.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan
yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem.

3.3. Boiler
Boiler merupakan mesin kalor (thermal engineering) yang mentransfer energi-
energi kimia atau energi otomis menjadi kerja (usaha) (Muin 1988 : 28). Boiler atau
ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan untuk
menghasilkan steam. Steam diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air
dengan bahan bakar (Yohana dan Askhabulyamin 2009: 13). Boiler mengubah
energi-energi kimia menjadi bentuk energi yang lain untuk menghasilkan kerja.
Boiler dirancang untuk melakukan atau memindahkan kalor dari suatu sumber
pembakaran, yang biasanya berupa pembakaran bahan bakar.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem steam
(steam system) dan sistem bahan bakar (fuel system). Sistem air umpan (feed water
system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem
steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler.
Steam dialirkan melalui sistempemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakankran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semuaperalatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang
digunakan pada sistem.
Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan
energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler terdiri dari 2
komponen utama, yaitu:
1. Ruang bakar sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas.

2. Alat penguap (evaporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas)


menjadi energi potensial uap (energi panas).

Kedua komponen tersebut dia atas telah dapat untuk memungkinkan sebuah boiler
untuk berfungsi.
Boiler pada dasarnya terdiri dari bumbungan (drum) yang tertutup pada ujung
pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa
air. Banyak orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung kepada sudut pandang
masing-masing (Muin 1988 : 8).
3.3.1. Water Tube Boiler (Boiler Pipa Air)
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk
steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga.
Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500
– 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers yang
dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas.
Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang
secara paket. Karakteristik water tube boilers sebagai berikut :
a. Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi
pembakaran.

b. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.

c. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi

Gambar 2. Water Tube Boiler (Boiler Pipa Air)


3.4. Perinsip Kerja Super Heater
Prinsip kerja Super Heater yaitu pada saat pemanasan, api harus diatur sehingga
suhu dari pipa Super Heater tidak melebihi batas keamanan yang diizinkan. Suhu dari
logam pipa pada waktu pemanasan ketel biasanya dijaga supaya berada di bawah
suhu pipa pada saat ketel berada pada kapasitas penuh. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan mengatur waktu dari saat pemanasan sampai saat tekanan kerja tercapai,
dengan maksud untuk membatasi suhu gas masuk ke superheater pada ±5000C untuk
superheater dengan pipa baja biasa.
Superheater yang tidak dilengkapi dengan pembuangan atau drain akan selalu
menyimpan air condensate pada saat pembakaran dihentikan. Makin banyak
condensate yang terkulmpul disitu, makin banyak pula panas yang dibutuhkan untuk
mendidihkan air dalam pipa superheater, supaya pipa superheater bebas dari air. Pada
saat pemanasan pertama, biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk
membersihkan pipa superheater dari air, karena banyak air yang terjebak di pipa
superheater sesudah diadakan hydrostatis test.

(Gambar 3. Ilustrasi Super Heater)

Cara termudah untuk membuang air tersebut adalah dengan menguapkannya.


Cara ini mengkibatkan kontrol dari suhu gas selama penaikan tekana menjadi sangat
penting, untuk mencegah panas berlebihan pada pipa yang tidak dilalui oleh uap
karena terhambat oleh air. Hal tersebut juga mengharuskan pembukaan penuh katup
pelepas (air vent) pada superheater sebelum pemanasan ketel dumulai, dan katub
haruslah tatap terbuka sampai dicapai aliran uap dari ketel pada pipa utama ±10%
dari kapasitas ketel.
Hal yang menjadi catatan penting adalah bahwa ada uap mengalir memalui
vent tidaklah berarti bahwa semua pipa superheater telah dilalui uap, beberapa
kemungkinan masih mengandung air yang terjebak di dalamnya dan bila pemanasan
berlangsung cepat, pada saat itu pipa dapat mengalami panas berlebihan (pada bagian
permukaan air yang terjebak) karena tidak ada aliran uap didalamnya.
Saat penghentian operasi dai ketel katub pelepas superheater harus dibuka sebelum
menutup katub uap utama dan juga pada setiap saat dimana dimana uap yang
melewati katub utama lebih kecil dari 10% dari kapasitas ketel, seperti yang sudah
tersebut diatas. Kemungkinan pipa superheater mengalami panas berlebihan pada saat
katub uap ditutub bila ketel masih sangat panas, yaitu pada saat baru berhenti ketel
masih mengandung banyak bagasse atau abu panas diatas fire grate yang masih dapat
terbakar.

Anda mungkin juga menyukai