Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
seseorang, terutama untuk menentukan masa depan. Fenomena saat ini banyak
orang tua yang memahami pentingnya pendidikan, menyekolahkan anak-anaknya
di sekolah-sekolah unggulan.Dengan harapan mendapatkan pendidikan yang
berkualitas. Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan komponen-
komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran
guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang
memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan
pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam
perananya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia,
ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam
keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi
agama, masyarakat, keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa
pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam
pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung
jawab keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat
Pendidikan.
Kemampuan daya serap dan memahami suatu pelajaran dari setiap siswa
pasti berbeda satu sama lainnya. Kemampuan tersebut sangat tergantung dari daya
juang belajar siswa serta kemauan yang keras dalam belajar juga menentukan
prestasi dari siswa itu sendiri.Akan tetapi keberhasilan siswa dalam menyerap dan
memahami suatu pelajaran merupakan suatu prestasi bagi seorang pendidik,
khususnya guru yang mengajarkan pelajaran di Sekolah.

1
2

Terlepas dari hasil yang didapatkan oleh seorang siswa, guru sebagai
pembimbing dan mengarahkan pembelajaran di Sekolah, harus selalu dituntut
untuk memutakhirkan kemampuan dan keterampilannya dalam hal pembelajaran.
Pembelajaran tersebut terkait dengan begitu pesatnya kemajuan bidang
pendidikan dewasa ini, baik dari segi metode pembelajaran, materi pembelajaran
serta alat dan bahan pembelajaran yang beraneka ragam.Sebagai ilustrasi bahwa
pembelajaran dewasa ini tidak harus melalui tatap muka di kelas dengan guru
sebagai narasumbernya, tetapi siswa dapat belajar dari tempat dimana dia berada,
misalnya di rumah, dengan melalui jaringan internet. Selain itu, guru sebagai
narasumber yang selama menjadi acuan harus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengajar.
Sejalan dengan proses pembelajaran tersebut, maka di SD Islam Al Azhar
19 Jakarta Timur khususnya di Kelas IB Ibnu Khaldun perlu adanya suatu
tindakan penelitian untuk mengukur kemampuan dan keterampilan anak didiknya.
Dalam proses pembelajaran sehari-hari di kelas, siswa yang mempunyai
kemampuan kurang seringkali kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dengan
baik. Terlepas dari kemampuan tersebut, perlu juga diperhatikan dan diteliti
bagaimana keadaan keseharian siswa tersebut di rumah dan di lingkungan
sekitarnya, terutama bagaimana keseharian siswa kurang tersebut beradaptasi dan
bermain di luar jam pelajaran. Selain itu perlu juga diperhatikan bagaimana
interaksi dalam hal komunikasi dengan guru, atau dengan temannya. Juga
bagaimana siswa tersebut dapat berbaur dengan teman sesama kelas, atau dengan
teman beda kelas, baik satu angkatan maupun adik kelas atau kakak kelasnya.
Maka secara teknis penelitian secara menyeluruh tidak bisa dilakukan,
tetapi yang akan diteliti pada kegiatan ini adalah aspek pengetahuan dan
keterampilan menguasai pelajaran.Untuk mengukur kemampuan berbagai aspek
tersebut, mungkin diperlukan berbagai instrumen penelitian yang menyeluruh,
mencakup penelitian terhadap keadaan keluarga, teman di sekitar rumah, teman
satu sekolahan, aspek pskilogisnya, aspek intelegensia, aspek keterampilan, aspek
pengetahuan dan sebagainya.
3

Apabila semua aspek diteliti, maka mungkin memerlukan waktu yang


lama, serta teknis penelitian diharuskan di rumah untuk memantau siswa yang
sudah pasti harus menginap di keluarga siswa yang Imas Kurniasih dan Berlin
Sani (2015), secara sederhana adalah dengan melihat kompetensi guru dalam
beberapa hal tertentu. Kompetensi yang dimaksud adalah kecakapan,
kewenangan, kekuasaan, dan kemampuan, atau seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
Dari semua itu, guru merupakan komponen yang berpengaruh terhadap
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas, karena guru berinteraksi
langsung dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Proses interaksi
yang mendorong terjadinya belajar disebut juga pendidikan. Tindakan mendidik
tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri.Selain guru, sebagai komponen
yang berpengaruh juga harus ada kurikulum yang disempurnakan.Kurikulum yang
dipakai saat ini adalah kurikulum 2013. Didalam Kurikulum 2013, terutama di
dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia,
bersangkutan.sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk
memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara.Salah satu
perwujudannya melalui pendidikan brmutu pada setiap jenjang
pendidikan.Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan
kontribusi positif demi tercapainya masyarakat yang cerdas sesuai yang
diamanatkan dalam UUD 1945.
Menurut H.M. Surya (2008:3.4) tujuan pendidikan dasar dibagi menjadi
3 kelompok yaitu :
1. Menanamkan kemampuan baca – tulis – hitung ( calistung ). Kemampuan baca
tulis hitung ( calistung ) merupakan prasyarat utama bagi setiap orang untuk
mampu hidup secara wajar dalam masyarakat yang selalu berkembang.
4

2. Memberikan / menanamkan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang


bermanfaat bagi siswa sesuai dengan perkembangannya.Tekanan utama dalam
tujuan ini adalah pengetahuan dan ketrampilan dasar.
3. Mempersiapkan anak untuk mengikuti pendidikan di SLTP.Kegiatan yang
berkaitan dengan tujuan ini dilaksanakan di kelas tinggi, terutama kelas VI.
Karena matematika merupakan pelajaran yang bersifat hierarki maka
setiap sub bab yang ada akan sangat berkaitan dengan sub babberikutnya. Untuk
itu siswa kelas 1 harus benar-benar mampu menguasai operasihitung penjumlahan
sebagai dasar awal untuk mempelajarimateri matematika selanjutnya.Mata
pelajaran matematika, merupakan mata pelajaran yang membahas masalah tentang
kemampuan menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur dan
memahami bentuk geometri, perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari
jenjang sekolah dasar guna membekali siswa agar mampu berfikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama.
Konsep-konsep Operasi Hitung Dasar adalah konsep yang mendasari
operasi hitung dasar yang meliputi penjumlahan (penambahan), pengurangan,
perkalian dan pembagian (Ruseffendi, dalam Romi, 2010:17).Sedangkan menurut
Van De Walle (2006:155), jika beberapa bagian dari suatu himpunan sudah
diketahui, penjumlahan digunakan untuk menyebut jumlah keseluruhan dari
bagian-bagian tersebut.Definisi dari penjumlahan yang cukup sederhana bisa
digunakan baik untuk situasi yang memerlukan aksi (penggabungan dan
pemisahan) dan situasi statis yang tidak memerlukan adanya aksi.
Lambang “+” adalah lambang untuk operasi penjumlahan atau
pertambahan, sehingga kalimat matematika seperti jumlah delapan dan lima sama
dengan 13 ditulis secara symbol atau model matematika adalah “8 + 5 = 13.”
Tanda + mulai dipakai pada abad ke-15 untuk menandai “karung padi-padian atau
gamdum yang melebihi berat yang ditentukan sebelumnya”. (Wahyudin &
Sudrajat, 2003 :36)
Dalam pembelajaran Matematika SD, agar bahan pengajaran yang
disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu
pembelajaran, juga pemilihan strategi, pendekatan, metode dan teknik
5

pembelajaran yang menarik dan tepat dapat membantu penulis dan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.Agar siswa dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan dalam pelajaran matematika, penulis dituntut mempunyai kompetensi
terhadap tugasnya. Salah satunya adalah penulis harus mampu menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan.Mengajak dan
menjaga agar siswa tetap belajar adalah tugas penulis dalam rangka menjaga
semangat belajar siswa. Tidak hanya terbatas pada seberapa materi yang
dikuasainya, hal yang tidak kalah penting untuk dikuasainya yaitu bagimana
menggunakan suatu pendekatan tertentu dalam proses pembelajaran. Memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat dalam suatu proses belajar berarti penulis
sedang mengatur strategi pembelajaran.
Proses belajar yang baik dapat membangkitkan kegiatan belajar yang
efektif, bermakna, dan menyenangkan (Pitadjeng, 2006: 82). Dalam kegiatan
belajar di kelas 1B Ibnu Khaldun SD Islam Al Azhar 19 Jakarta Timur, khususnya
pembelajaran operasi hitung penjumlahan, belum terdapat proses pembelajaran
yang dikatakan sebagai proses belajar yang baik. Keaktifan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar masih kurang, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan
guru.
Kondisi tersebut dikarenakan masih banyak guru-guru yang belum
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dikarenakan banyaknya kendala
pembelajaran yang belum berhasil dipecahkan oleh guru. Dalam
perkembangannya kendala yang dimaksud adalah problematika pembelajaran
yang berasal dari guru dan siswa itu sendiri.Kendala yang berasal dari guru adalah
masih banyak guru jika mengajar tidak menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik materi pembelajarannya sehingga pembelajaran itu
tidak menarik bagi siswa.Disamping kurang adanya kreatifitas guru dalam
menyiapkan perencanaan pembelajaran yang baik, kendala lainnya adalah masih
banyak guru dalam mengelola pembelajaran mengandalkan metode ceramah dan
menggunakan pendekatan otoriter terhadap siswanya sehingga guru selalu kurang
berhasil bahkan tidak sedikit jumlahnya yang mengalami kegagalan memperbaiki
proses dan hasil belajar siswanya.
6

Salah satunya adalah penulis harus mampu menggunakan berbagai


pendekatan pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan. Mengajak dan menjaga
agar siswa tetap belajar adalah tugas penulis dalam rangka menjaga semangat
belajar siswa. Tidak hanya terbatas pada seberapa materi yang dikuasainya, hal
yang tidak kalah penting untuk dikuasainya yaitu bagimana menggunakan suatu
pendekatan tertentu dalam proses pembelajaran.
Menurut Muhibin syah (dalam Adrian,2004:8) metode demonstrasi
adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan. Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Matematika di SD Ada
beberapa karakteristik metode demonstrasi, menurut Udin S. Winataputra dalam
Strategi Belajar Mengajar (2005; 4.18) antara lain:
1. Mempertunjukkan obyek sebenarnya
2. Ada proses peniruan
3. Ada alat bantu yang digunakan
4. Memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan seluruh siswa aktif
5. Bapat dilakukan oleh guru atau murid
Memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dalam suatu proses belajar
berarti penulis sedang mengatur strategi pembelajaran. Adapaun yang dimaksud
dengan strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi adalah rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Walaupun
demikian masih banyak sekolah atau madrasah yang siswanya tidak dapat
mencapai KKM atau tuntas, meskipun penulis telah menggunakan strategi
pembelajaran dengan baik, dengan menggunakan metode dan alat peraga yang
diperlukan sesuai kebutuhan anak, tetapi hasil belajarnya masih rendah terutama
dalam pelajaran Matematika.
Selama ini peneliti sudah menggunakan berbagai macam metode untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi hasilnya masih belum
memuaskan.Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum cukup
untuk menghasilkan perubahan. Meier (2002 : 54) mengatakan bahwa belajar
7

adalah berkreasi bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah suatu yang diserap


oleh pembelajaran, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh pembelajar.
Keunggulan metode demonstrasi antara lain: (a) Siswa dapat memahami
sesuai abjek sebenarnya; (b) Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa; (c)
Siswa dibiasakan untuk kerja secara sistimatis; (d) Siswa dapat mengamati
sesuatu secara proses; (d) Siswa dapat mengetahui hubungan struktual atau urutan
obyek; (e) Siswa dapat membandingkan pada beberapa obyek. Kelemahan metode
demonstrasi antara lain : (1) Dapat menimbulkan berpikir konkrit saja; (2) Bila
jumlah siswa banyak, efektifitas demonstrasi sulit dicapai; (3) Bergantung pada
alat bantu; (4) Bila demonstrasi guru tidak sistematis, demonstrasi tidak berhasil;
(5) Banyak siswa yang kurang berani.
Media konkret merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya,
karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya.
Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian
informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak
mengalami perubahanyang berarti. Sebagai obyek nyata, media konkret
merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada
pengguna. Oleh karena itu, media konkret banyak digunakan dalam proses
pembelajaran sebagai alat bantu memperkenalkan subjek baru. Media konkret
mampu memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya
digambarkan secara abstrak yaitu dengan kata-kata atau hanya visual.
Menurut Gerlach secara umum media (pembelajaran) itu meliputi orang,
bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan
siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.Sependapat dengan
Gerlach, Gagne juga menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai
komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar (Wina Sanjaya, 2013).
Fungsi media pembelajaran antara lain : (1) Mengatasi berbagai hambatan
proses komunikasi, sifat pasif siswa dan mengatasi keterbatasan fisik kelas; (2)
Mengatasi pengertian yang verbalisme sehingga siswa lebih jelas menerima
informasi dari guru tidak hanya berupa kata-kata saja; (3) Mengatasi sifat pasif
8

siswa, menimbulkan kegairahan belajar, menarik perhatian siswa, mendekatkan


interaksi langsung dengan lingkungan nyata.
Disamping siswa itu sendiri yang harus bisa nyaman dan bersemangat
dalam pembelajaran yang diikutinya.
1. Setelah mengadakan observasi dan pengamatan di dalam kelas, bahan untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan memberikan pertanyaan secara
tertulis.Mata pelajaran yang dibuat penelitian yaitu matematika. Materi yang
dilaksanakan sebagai bahan untuk penelitian adalah operasi hitung bilangan
dengan penjumlahan secara sederhana. Sebagai tolak ukur keberhasilan dari
penelitian adalah dibuat Kriteria Ketuntasan Evaluasi dilakukan selama proses
pembelajaran melalui tanya jawab lisan, dan pada akhir pelajaran dengan tes
tertulis
2. Alat evaluasi : pertanyaan lisan dan tertulis sebagai berikut.
Materi untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang diberikan oleh guru
adalah sebagai berikut :
1. 6 + 4 = 4. 3 + 2 =
2. 7 + 5 = 5. 5 + 1 =
3. 10 + 3 =
Minimal (KKM) dari mata pelajaran matematika yaitu 70. Jumlah siswa
Kelas 1B Ibnu Khaldun SD Islam Al Azhar 19 Sentra Primer Jakarta Timur
sebanyak 28 (dua puluh delapan) siswa telah mengikuti penelitian, maka dapat
diperoleh hasil adalah sebagai berikut :
“Materi penjumlahan, siswa yang telah mencapai KKM yaitu sebanyak 13 siswa (
46 % )”
Hasil dari obeservasi tersebut, maka guru menjelaskan bagaimana cara
menyelesaikan soal-soal tersebut di papan tulis. Adapun hasil dari penyelesaian
soal tersebut adalah sebagai berikut :
Kunci Jawaban :
1. 10 4. 5
2. 12 5. 6
3. 13
Kondisi nyata yang terjadi sekarang terkait mengenai rendahnya hasil
pembelajaran Matematika tentang operasi hitung penjumlahan yang kami lakukan,
9

setelah dikoreksi hasil tes tertulis dari 28 siswa kelas IB Ibnu Khaldun SD Islam
Al Azhar 19 Jakarta Timur yang mengikuti tes, 15 siswa ( 54 % ) belum
memperoleh hasil yang diharapkan ( tidak tuntas ). Di Sekolah penulis, Kriterira
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran Matematika
adalah 70. Sehingga kalau nilai anak kurang dari 70 dinyatakan belum tuntas.
Hal ini terlihat saat proses pembelajaranberlangsung anak itu terlihat
bosan,cenderung pasif dan tidak semangat dalam belajar. Perbaikan sudah
dilakukan tetap saja belum mendapat hasil yang maksimal.Salah satu penyebab
masalah yang seperti ini adalah guru belummenggunakan media dan metode yang
tepat yang sesuai dengan keadaan siswasehingga siswa dalam pembelajaran
terlihat pasif,gaduh dan kurangmotivasi.Kebanyakan proses pembelajaran yang
digunakan adalah pembelajarankonvensional yakni ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas sehinggapembelajaran didominasi oleh guru.
Hasil observasi di kelas IB Ibnu Khaldun SD Islam Al Azhar 19 Jakarta
Timur tersebut, bahwa untuk pelajaran matematika pada materi penjumlahan,
sebagian besar siswa masih kurang memahami bagaimana proses
pengerjaannnya. Pelajaran matematika materi penjumlahan masih menjadi
kendala besar bagi anak-anak kelas IB Ibnu Khaldun, hal ini menjadi bahan
pertimbangan untuk dikaji dan diteliti. Dengan kendala tersebut, maka diambil
keputusan untuk meneliti bagaimana cara untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan para siswa untuk mengerjakan berbagai macam soal tentang
penjumlahan.
Siswa kelas I Sekolah Dasar masih tahap belajarnya pada fase
operasional konkrit, karena itumedia konkret dan metode demonstrasi adalah
salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas 1. Dan hal
ini perlu mendapat perhatian serius dari penulis. Penulis sebagai pelaku
pendidikan harus bertanggung jawab untuk memperbaiki agar pembelajaran dapat
mencapai tujuan dengan baik.Oleh sebab itu penulis melakukan refleksi, apa yang
telah terjadi selama pembelajaran.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas maka penulis
mencobamelakukan penelitian yang berjudul:” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
10

Operasi Hitung Penjumlahan Dalam Pembelajaran Matematika Dengan


Menggunakan Metode Demontrasi Dan Media Benda Konkrit Pada Siswa Kelas
1B Ibnu Khaldun SD Islam Al Azhar 19 Jakarta Timur”. Tujuan Khusus dari
penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mengerjakan operasi penjumlahan pada pelajaran matematika kelas 1B
Ibnu Khaldun SD Islam Al Azhar 19 Jakarta Timur.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah tersebut di atas, penulis melakukan refleksi dan
kolaborasi dengan teman sejawat, untuk mencari akar permasalahan. Dari
kegiatan tersebut , teridentifikasi permasalahan sebagai berikut :
a. Prestasi belajar rendah, karena siswa kurang bersemangat mengikuti
pembelajaran.
b. Kualitas proses belajar matematika rendah, karena siswa kurang bersemangat
mengikuti pembelajaran.
c. Siswa kurang lancar berhitung 1-20, sehingga kesulitan waktu mengerjakan
latihan soal yang diberikan guru.
d. Siswa masih sering bermain sendiri.
e. Masih banyak siswa yang tidak fokus memperhatikan materi yang di ajarkan
oleh guru.
f. Adanya kecenderungan siswa yang masih salah dalam menghitung hasilnya.
g. Kurangnya minat belajar siswa dalam berhitung.
h. Hasil belajar siswa kurang baik dan masih banyak yang mendapatkan nilai
dibawah KKM.
i. Rendahnya motivasi siswa untuk dapat berhitung dengan benar.
j. Masih terdapat kesalahan atau terbalik dalam menuliskan angkanya.
k. Masih ada yang belum percaya diri dengan hasil hitungannya.

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi tersebut, penulis dan teman sejawat melakukan
analisa untuk mengatasi masalah-masalah tersebut :
a. Penulis kurang tepat dalam memilih media pembelajaran dan alat peraga
b. Penulis kurang tepat dalam memilih pendekatan pembelajaran
c. Penulis kurang dalam memberi contoh/latihan.
11

d. Penulis kurang memberikan motivasi kepada siswa.


e. Penulis kurang memberi kesempatan perbaikan kepada siswa.
f. Penulis kurang memberikan contoh konkret yang mudah dipahami siswa.
g. Penulis merupakan pusat kegiatan belajar dikelas.
h. Penulis belum menerapkan penggunaan metode yang tepat.
i. Penulis belum menerapkan penggunaan media yang menarik
j. Penulis menganggap semua siswa sudah bisa berhitung.
k. Penulis menganggap mudah/ meremehkan materi penjumlahan.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Dari hasil identifikasi dan analisis, ditemukan beberapa masalah yang
harus dipecahkan. Untuk itu ditentukan alternatif pemecahan masalah-masalah
tersebut sebagai berikut :
1. Menggunakan media dan alat peraga harus sesuai dengan karakteristik siswa
kelas 1.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan ada unsur menarik dan
menyenangkan.
3. Metode dan media yang digunakan lebih variatif supaya anak tidak bosan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dipilih alternatif untuk mengatasinya
dengan menggunakan metode demonstrasi dan media benda konkrit. Dengan
menggunakan metode demonstrasi dan media konkrit diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa kelas I dalam pelajaran Matematika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana upaya meningkatkan hasil
belajar operasi hitung penjumlahan dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode demonstrasi dan media benda konkrit pada
kelas 1B Ibnu Khaldun SD Islam Al Azhar 19 Jakarta Timur ?”
12

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan ketrampilan mengajar guru dalam
pembelajaran matematika materi penjumlahan dengan menggunakan metode
demonstrasi dan media benda konkrit di kelas IB Ibnu Khaldun SD Islam Al
Azhar 19 Jakarta Timur.
2. Untuk mendeskrepsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran matematika materi penjumlahan dengan menggunakan metode
demonstrasi dan media benda konkrit di kelas IB Ibnu Khaldun SD Islam Al
Azhar 19 Jakarta Timur
3. Untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahan dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi dan
media benda konkrit pada kelas 1B Ibnu Khaldun SD Islam Al Azhar 19
Jakarta Timur.

D. Manfaat Penlitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, hasil penelitian ini diharapkan
dapatmemberikan manfaat bagi dunia pendidikan. Adapun manfaat yang
diharapkan darihasil peneilitan ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan terkait dengan penggunaan
metode demonstrasi dan media benda konkrit pada penjumlahan dalam
pembelajaran matematika di kelas 1 SD.

2. Manfaat Praktis
A. Bagi Siswa
13

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa agar mampu


meningkatkan hasil belajarnya dalam pelajaran matematika dengan materi
penjumlahan.
B. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengatasi
permasalahan siswa terkait dengan materi kelas 1B Ibnu Khaldun SD Islam Al
Azhar 19 Jakarta Timur. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
variasi metode pembelajaran berupa metode demonstrasi dan bervariasi media
benda konkrit yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran matematika materi penjumlahan.
C. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan :
1. Menjadi sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah
2. Memiliki iklim pendidikan yang senantiasa kondusif
3. Mempunyai kesempatan besar untuk berubah secara komprehensif dan
menyeluruh
4. Dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi penggunaan
metode pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan dalam
rangka memperbaiki kualitas proses pembelajaran di sekolah.
D. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
a. Membantu penulis memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
b. Membantu dalam mengatasi permasalahan siswa terkait materi penjumlahan
c. Meningkatkan profesionalisme penulis
d. Meningkatkan rasa percaya diri
e. Menggunakan metode dan media yang bervariasi dan menarik
f. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan serta sebagai sarana untuk
menampilkan pembaharuan pembelajaran
g. Menambah pengalaman sekaligussebagai usaha untuk meningkatkan
kemampuan dalam melakukan penelitianberikutnya.
E. Lembaga Lainnya,
a. Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran, akan cepat
dapat dianalisis dan diperbaiki, sehingga dapat dijadikan acuan untuk
pedoman dalam proses pembelajaran selanjutnya.
14

b. Penulis yang terampil melaksanakan PTK dan akan selalu kritis terhadap
hasil belajar siswa, sehingga merasa diperhatikan penulis terutama hasil
belajarnya.
F. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam usaha
mencerdaskan generasi bangsa.

Anda mungkin juga menyukai