0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo. Ringkasannya adalah:
1. Jumlah kasus HIV/AIDS di Gorontalo pada tahun 2018 mencapai 459 jiwa yang sebagian besar terjadi pada kelompok usia 15-49 tahun.
2. Faktor penyebab tingginya angka HIV/AIDS di Gorontalo adalah kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya remaja tentang penyakit tersebut.
3
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo. Ringkasannya adalah:
1. Jumlah kasus HIV/AIDS di Gorontalo pada tahun 2018 mencapai 459 jiwa yang sebagian besar terjadi pada kelompok usia 15-49 tahun.
2. Faktor penyebab tingginya angka HIV/AIDS di Gorontalo adalah kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya remaja tentang penyakit tersebut.
3
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo. Ringkasannya adalah:
1. Jumlah kasus HIV/AIDS di Gorontalo pada tahun 2018 mencapai 459 jiwa yang sebagian besar terjadi pada kelompok usia 15-49 tahun.
2. Faktor penyebab tingginya angka HIV/AIDS di Gorontalo adalah kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya remaja tentang penyakit tersebut.
3
HIV/AIDS merupakan salah satu penderita HIV/AIDS di Provinsi masalah kesehatan yang termasuk Gorontalo sudah sebanyak 130 jiwa. dalam penyakit yang sangat sulit Penyebab banyaknya HIV/AIDS untuk disembuhkan karena belum di Gorontalo salah satunya ada obat ataupun vaksin yang dipengaruhi oleh karakteristik dari mampu menyembuhkan seseorang remaja, seperti ingin bebas, mencari apabila sudah terinfeksi virus pengalaman, mencoba hal baru, tersebut.Sampai saat ini HIV/AIDS pencarian jati diri, ingin tampil terus-menerus berkembang dan tidak menonjol, dan diakui eksistensinya ada negara yang bebas dari ancaman (Setyoadi dan Triyanto, 2012). penyakit tersebut.HIV/AIDS ini juga Remaja yang ingin dianggap masuk kedalam salah satu penyakit keberadaannya dan diakui yang mematikan yang mengancam eksistensinya oleh lingkungan selalu hidup manusia. berusaha menjadi lingkungan Estimasi penduduk dunia yang tersebut.Hal ini mempengaruhi sikap menderita HIV pada tahun 2008 dan tingkah laku remaja bukan lagi menurut United Nation Programme sebagai remaja, tetapi sudah on HIV/AIDS (UNAIDS), sekitar mengarah kepada tingkah laku 33.4 juta orang dengan angka ataupun sikap orang dewasa kematian sekitar dua juta orang. Pada (Fudyartanta, 2012). tahun 2017 HIV/AIDS meningkat Menurut Azwar (2012),Sikap hingga 36.9 juta orang dengan yang muncul pada remaja adalah Penduduk yang menderita HIV percobaan emosi seksual, mulai jatuh terbanyak 25 juta orang adalah pada pergaulan-pergaulan yang Benua Afrika. Sedangkan penderita mesra antara pria dan wanita, cinta HIV/AIDS di Asia pada tahun 2017 monyet mulai tumbuh. Hal tersebut sebanyak 3.6 juta orang. membuat remaja mampu memikat Di Provinsi Gorontalo, distribusi satu sama lain, membentuk perilaku HIV/AIDS berdasarkan data dari berpacaran, bertunangan dengan komisi penanggulangan AIDS mesra (Ki Fudyartanta, 2012). Hal (2018), diagnosa tahun 2001 s/d ini dikhawatirkan akan September 2018 jumlah HIV adalah menjerumuskan remaja untuk sebanyak 213 dan AIDS 246 jiwa melakukan seks bebas, menggunakan dengan total keseluruhan sampai saat narkoba dan hal inilah yang menjadi ini mencapai 459 jiwa. Distribusi penyebab tingginya HIV/AIDS. jenis kelamin lebih banyak laki-laki Sikap dan karakteristik remaja dengan 353 jiwa yang terkena yang menjadi penyebab tingginya HIV/AIDS dan perempuan sebanyak HIV/AIDS dipengaruhi karena 106 jiwa.Distribusi HIV/AIDS dari kurangnya pengetahuan tentang penularan terbanyak adalah penyakit HIV/AIDS. Pengetahuan hubungan seks dengan jumlah HIV tentang HIV/AIDS salah satunya 80 dan AIDS 121 total 201 jiwa dan adalah dampak dari penularan distribusi berdasarkan kelompok penyakit tersebut, sehingga umur 15-49 tahun yang menderita dibutuhkan informasi tentang HIV/AIDS sejak dini yang dilakukan di sekolah tersebut belum pernah ada atau dipusatkan pada usia sekolah, penyuluhan tentang HIV/AIDS. yaitu siswa SMA. METODE PENELITIAN Menurut Alamsyah dan Muliawati Jenis penelitian Pra-Eksperimental (2013), pendidikan kesehatan adalah desain one group pre-post test, proses untuk membuat masyarakat Lokasi penelitian ini adalah SMA dalam memelihara dan meningkatkan Negeri 1 Tapa kelas XI pada bulan kesehatannya dengan cara dapat April 2019. mengenal dan mewujudkan Populasi dalam penelitian ini aspirasinya, kebutuhan dan dapat adalah siswa SMA Negeri 1 Tapa mengubah juga mengatasi kelas XI yang berjumlah 169 lingkungannya. Menurut Doenges siswa.Tehnik pengambilan sampel (2012), pendidikan kesehatan yaitu Purposive Sampling.Sampel merupakan dukungan seseorang, pada penelitian ini sejumlah 27 keluarga maupun masyarakat untuk siswa. lebih meningkatkan perilaku Tekhnik pengumpulan data primer kesehatan yang dilakukan melalui (pengetahuan dan sikap) diperoleh kesiapan untuk lebih mewujudkan dari kuesioner dengan melaksanakan perilaku hidup sehat. pre-test yaitu tes sebelum diberikan Menurut Fitriani (2011), pendidikan kesehatan dan post-test pendidikan kesehatan adalah suatu setelah diberikan pendidikan caraatau kegiatan untuk kesehatan. mempengaruhi orang lain baik HASIL PENELITIAN individu, kelompok atau masyarakat A. Karakteristik Responden berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Berdasarkan Jenis Kelamin kesehatan. Pendidikan kesehatan Tabel 4.1. Distribusi juga suatu kegiatan untuk lebih Karakteristik Responden menjadikan kondisi sehingga orang Berdasarkan Jenis Kelamin mampu untuk berperilaku hidup No Jenis n % sehat. Kelamin Berdasarkan observasi awal yang 1. Laki – Laki 6 22.2 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 2. Perempuan 21 77.8 19 Februari 2019 kepada siswa Jumlah 27 100 SMA Negeri 1 Tapa kelas XI, Sumber: Data Primer, 2019. didapatkan informasi bahwa mereka Berdasarkan tabel 4.1.diatas, memiliki tingkat pengetahuan yang responden yang berjenis kelamin berbeda-beda. Pada wawancara awal laki-laki sebanyak 6 responden sebanyak 10 orang ditanya tentang (22.2%) sedangkan perempuan definisi HIV/AIDS, dampak dan cara lebih banyak dengan jumlah 21 penularannya, namun 8 dari mereka responden (77.8 %). tidak dapat menjawab benar tentang B. Analisis Univariat HIV/AIDS dan hanya mengetahui Pengetahuan tentang Hiv/Aids tentang definisinya saja. Hal ini Tabel 4.2Distribusi diperkuat dari hasil wawancara yang Karakteristik Responden dilakukan dengan wakil kepala berdasarkan Pengetahuan sekolah, didapatkan informasi bahwa Sebelum Pendidikan Kesehatan Tabel 4.4Distribusi Pendidikan Kesehatan Karakteristik Responden N berdasarkan Sikap Sebelum o Kategori n % Pendidikan Kesehatan N Kategori n % 1. Baik 3 11.1 o 2. Cukup 20 74.1 3. Kurang 4 14.8 1. Baik 4 14.8 2. Cukup 22 81.5 Jumlah 27 100 3. Kurang 1 3.7 Sumber: Data Primer, 2019. Jumlah 27 100 Berdasarkan tabel 4.2 diatas responden yang memiliki Sumber: Data Primer, 2019. kategori pengetahuan baik Berdasarkan tabel 4.4 diatas sebanyak 3 responden (11.1%), sebelum diberikan pendidikan cukup sebanyak 20 responden kesehatanresponden yang (74.1%), dan kurang sebanyak 4 memiliki kategori sikap baik responden (14.8%). sebanyak 4 responden (14.8%), Tabel 4.3Distribusi memiliki kategori sikap cukup Karakteristik Responden sebanyak 22 responden (81.5%), berdasarkan Pengetahuan memiliki kategori sikap kurang Sesudah Pendidikan Kesehatan sebanyak 1 responden (3.7%). N Tabel 4.5.Distribusi o Kategori Karakteristik Responden n % berdasarkan Sikap Sesudah Pendidikan Kesehatan 1. 2. Baik 24 88.9 N Kategori n % Cukup 3 11.1 o
Jumlah 27 100 1. Baik 27 100
Sumber: Data Primer, 2019. 2. Cukup 0 0 Berdasarkan tabel 4.3 diatas 3. Kurang 0 0 setelah dilakukan pendidikan kesehatan sebanyak 27 responden Jumlah 27 100 mengalami peningkatan Sumber: Data Primer, 2019. pengetahuan secara signifikan. Berdasarkan tabel 4.5 diatas Pada post-test responden yang setelah dilakukan pendidikan memiliki kategori pengetahuan kesehatan sebanyak 27 responden baik sebanyak 24 responden mengalami peningkatan sikap (88.8%), kategori pengetahuan secara signifikan.Hal ini terlihat cukup sebanyak 3 responden pada tabel dimanaresponden (11.1%), dan yang memiliki menjawab baik sebanyak 27 kategori kurang tidak ada. responden (100%) dengan nilai Sikap tentang Hiv/Aids rata-rataadalah 87.50%. C. Analisis Bivariat Keseh Tabel 4.6Hasil Nilai Rata- atan Terha Rata Pengetahuan Sebelum dan dap Sesudah Diberikan Pendidikan Sikap Kesehatan. Sumber: Data Primer. 2019. Pretest Posttest Berdasarkan tabel 4.7 diatas Varia Mean Mean n P bel diketahui nilai rata-rata sikap ± SD ± SD sebelum diberikan pendidikan Pengar uh kesehatan adalah 71.06 dengan Pendid standar deviasi 6.1, sedangkan ikan nilai rata-rata sikap sesudah Keseha 65.18 84.19 2 .00 diberikan pendidikan kesehatan tan 9.3 6.9 7 0 adalah 87.50 dengan standar Terhad ap deviasi 6.9. Penget Uji Wilcoxon pada tabel ahuan sikap diatas dilihat pada kolom P Sumber: Data Primer 2019.\ Value adalah .000 pada Berdasarkan tabel 4.6 diatas kelompok setelah post-test.nilaiP diketahui nilai rata-rata Value = .000 < 0.05, dapat pengetahuan sebelum diberikan diketahui bahwa hipotesis bisa pendidikan kesehatan adalah diterima sehingga dapat 65.18 dengan standar deviasi 9.3, disimpulkan bahwa “Terdapat sedangkan nilai rata-rata pengaruh pendidikan kesehatan pengetahuan sesudah diberikan terhadap sikap”. pendidikan kesehatan adalah PEMBAHASAN 84.19 dengan standar deviasi 6.9. A. Pengetahuan Dan Sikap Hasil Uji Wilcoxon pada Remaja Tentang HIV/AIDS pengetahuan diatas dilihat pada Sebelum Dilakukan tabel kolom P Value adalah .000 Pendidikan Kesehatan. pada kelompok setelah post- Berdasarkan tabel 4.2 diatas test.nilaiP Value = .000 < 0.05, diketahui bahwa responden yang dapat diketahui bahwa hipotesis memiliki kategori pengetahuan bisa diterima sehingga dapat baik sebanyak 3 responden disimpulkan bahwa “Terdapat (11.1%), cukup sebanyak 20 pengaruh pendidikan kesehatan responden (74.1%), dankurang terhadap pengetahuan”. sebanyak 4 responden (14.8%), Tabel 4.7Hasil Nilai Rata- sehingga rata-rata pada pre-test Rata Sikap Sebelum dan Sesudah adalah 65.18%. Dari hasil pre- Diberikan Pendidikan Kesehatan. test Pengetahuan responden yang Pretest Posttest menjawab nilai cukup lebih Varia banyak dari nilai baik yaitu n P bel Mean Mean sebanyak 20 responden (74.1%), ± SD ± SD hal ini disebabkan mereka tidak Penga ruh 71.06 87.50 2 .00 pernah mendapatkan informasi Pendi 6.1 6.9 7 0 dari tenaga pengajar disekolah dikan tersebut, dan dibuktikan dengan belum pernah ada sosialisasi Menurut Azwar (2012), sikap ataupun pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, tentang HIV/AIDS dari petugas yakni pengalaman pribadi, kesehatan di wilayah tersebut, pengaruh orang lain, pengaruh sehingga pengetahuan yang kebudayaan, media massa, dimiliki siswa masih tergolong lembaga pendidikan dan lembaga dibawah karena hal ini dilihat agama, dan faktor emosional. pada jawaban dari pretest. Dari beberapa faktor diatas, yang Pengetahuan dipengaruhi menyebabkan kurangnya nilai oleh beberapa faktor dari dalam sikap siswa pada pre test adalah seperti dukungan dan dari luar kurangnya pendidikan kesehatan seperti sasaran informasi yang tentang HIV/AIDS baik dari tersedia (Budiman dan Riyanto, tenaga kesehatan setempat dan 2013).Apabila sasaran tidak tenaga pengajar disekolah mendapatkan informasi, maka tersebut. hal tersebut akan menyebabkan Selain faktor diatas, adapun seseorang memiliki pengetahuan faktor dari media massa yang yang rendah. Dengan pendidikan menyebabkan siswa tersebut maka seseorang akan cenderung bersikap kurang terhadap untuk mendapatkan informasi. pencegahan HIV/AIDS. Hal ini Hal ini sejalan dengan sejalan dengan penelitian yang penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh Sinaga, Eko Kurniasih, Ringgi (2017), (2013) bahwa pengaruh media menyatakan bahwa setelah massa dan televisi sering diberikan pendidikan kesehatan diadopsi dalam kehidupan sehari- terlihat adanya peningkatan hari. Media dapat berperan dalam pengetahuan siswa tentang mentransformasikan perubahan HIV/AIDS.Melalui pendidikan nilai seksualitas yaitu dari ksehatan maka akan memberikan hiburan program televisi yang kemudahan untuk memahami menampilkan tayangan pornograf materi tentang HIV/AIDS yang dan mereka melihat itu sangat dapat berpengaruh terhadap menyenangkan dan dianggap pengetahuan dan sikap siswa. dapat diterima dilingkungan. Berdasarkan table B. Pengetahuan Dan Sikap 4.4diketahui bahwa responden Remaja Tentang HIV/AIDS yang memiliki kategori sikap Sesudah Dilakukan baik sebanyak 4 responden Pendidikan Kesehatan (14.8%), memiliki kategori sikap Berdasarkan tabel cukup sebanyak 22 responden pengetahuan 4.3. diperoleh hasil (81.5%), memiliki kategori sikap pendidikan kesehatan tentang kurang sebanyak 1 responden HIV/AIDSmengalami (3.7%), sehingga rata-rata pada peningkatan yang signifikan pre-test adalah 71.06%. Nilai dilihat dari rata-rata nilai 65.18 dikategori berdasarkan soal yang naik menjadi 84.19 dengan dijawab benar oleh responden. selisih 19.01 dan juga dilihat pada distribusi jawaban responden pada posttest jawaban dilihat dari rata-rata nilai 71.06 yang mendapatkan nilai baik naik menjadi 87.50 dengan mengalami peningkatan dengan selisih 16.44 dan juga dilihat persentasi 76% - 100%. pada distribusi jawaban Menurut Notoatmojo (2010), responden pada posttest jawaban pengetahuan adalah hasil dari yang mendapatkan nilai baik tahu dan ini terjadi sesudah mengalami peningkatan dengan seseorang melakukan persentasi 76% - 100%. Dilihat penginderaan terhadap suatu dari distribusi frekuensi semua obyek tertentu. Dengan siswa mendapatkan nilai dengan sendirinya pada waktu predikat baik yaitu sebanyak 27 penginderaan sampai siswa. memperoleh pengetahuan. Sesuai dengan pendapat Hal ini diperlihatkan dari Azwar (2012), faktor-faktor yang pemutaran vidio yang disertai mempengaruhi sikap adalah penjelasan tentang HIV/AIDS pengalaman pribadi, pengaruh sehingga siswa-siswa memiliki orang lain, pengaruh kebudayaan, persepsi ataupun gambaran media massa, lembaga bagaiamana bahayanya virus pendidikan dan lembaga agama, HIV/AIDS apabila masuk ke dan faktor emosional. dalam tubuh dan bagaimana cara Adanya intervensi atau pencegahan virus tersebut. pengaruh dari orang lain berupa Dengan pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan ternyata seperti ini dapat merangsang mampu mempengaruhi serta meningkatkan pengetahuan peningkatan sikap seseorang dari siswa dalam proses terhadap suatu obyek. Hal ini pembelajaran. sejalan dengan teori yang Hal ini sejalan dengan dikemukakan oleh Fitriani penelitian yang dilakukan oleh (2011), bahwa pendidikan Harmawati (2018), menyatakan kesehatan adalah suatu cara atau bahwa kegiatan pendidikan kegiatan untuk mempengaruhi kesehatan pada pelajar ini sangat orang lain baik individu, penting dan efektif karena terjadi kelompok atau masyarakat peningkatan pengetahuan atau berperilaku sesuai dengan nilai- pemahaman belajar, sehingga nilai kesehatan. Pendidikan dengan pendidikan kesehatan kesehatan juga suatu kegiatan kepada pelajar dapat menambah untuk lebih menjaga kondisi pengetahuan, merubah sikap, dan sehingga seseorang mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan berperilaku hidup sehat. sehari-hari, sehingga dapat C. Pengaruh Pendidikan meningkatkan derajat kesehatan. Kesehatan Terhadap Berdasarkan tabel 4.5. pada Pengetahuan Dan Sikap tabel sikap diperoleh hasil Remaja Tentang HIV/AIDS pendidikan kesehatan tentang Berdasarkan hasil penelitian HIV/AIDSmengalami setelah dilakukan pendidikan peningkatan yang signifikan kesehatan tentang HIV/AIDS pada ujistatistika pada tabel 4.7 tentang HIV/AIDS pada menunjukan hasil uji wilcoxon ujistatistika pada tabel 4.7 dimana nilai p (Value) = .000 < menunjukan hasil uji wilcoxon 0.05 dimana H0 ditolak yang dimana nilai p (Value) = .000 < menunjukan bahwa adanya 0.05 dimana H0 ditolak yang perbedaan sebelum dan sesudah menunjukan bahwa adanya diberikan pendidikan kesehatan perbedaan sebelum dan sesudah terhadap pengetahuan dan sikap diberikan pendidikan kesehatan remaja tentang HIV/AIDS. terhadap pengetahuan dan sikap Pada tabel 4.7 Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. terdapat perbedaan rata-rata yang Pada tabel 4.5 diketahui signifikan antara siswa-siswa bahwa nilai setelah diberikan sebelum dan sesudah pendidikan pendidikan kesehatan semuanya kesehatan tentang HIV/AIDS, masuk dalam kategori baik, itu dari tabel tersebut dapat artinya terdapat peningkatan membuktikan bahwa ada yang signifikan terhadap sikap pengaruh perubahan tingkat siswa setelah diberikan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan. pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan juga Pendidikan Kesehatan adalah dapat membantu mereka dalam suatu cara atau kegiatan untuk memahami apa yang dapat mempengaruhi orang lain baik mereka lakukan terhadap individu, kelompok, atau masalahnya dengan sumber daya masyarakat berperilaku sesuai yang ada maupun dukungan dari dengan nila-nilai kesehatan. luar, menetapkan masalah dan Pendidikan kesehatan juga dapat kebutuhan mereka sendiri, dan menjadikan kondisi lebih baik memutuskan kegiatan yang sehingga orang mampu untuk paling tepat untuk dapat hidup sehat (Fitriani, 2011). meningkatkan kesehatan Penelitian yang dilakukan (Mubarak dan Chayatin, 2009). oleh Muliana, Setiyadi, dan Hal ini sejalan dengan Werdani (2014), menyatakan penelitian yang dilakukan oleh bahwa pendidikan kesehatan Muliana (2014), menyatakan tentang pencegahan HIV/AIDS bahwa pada kelompok kontrol cukup efektif dan memberikan tidak terjadi peningkatan sikap pengaruh untuk meningkatkan siswa namun pada kelompok pengetahuan remaja SMA dalam eksperimen terjadi peningkatan jangka waktu yang singkat dan sikap sebesar 20.87 setelah sesuai teori yang sudah ada. diberikan pendidikan Diharapkan pengetahuan ini kesehatan.Dari hasil penelitian dapat merubah sikap remaja tersebut disimpulkan ada SMA terhadap pencegahan pengaruh pendidikan kesehatan HIV/AIDS. terhadap tingkat pengetahuan dan Berdasarkan hasil penelitian sikap remaja SMA dalam upaya pada variabel sikap setelah pencegahan HIV/AIDS. dilakukan pendidikan kesehatan Dengan demikian hasil kesehatan pendidikan kesehatan penelitian pendidikan kesehatan sebanyak 27 responden tentang HIV/AIDS memberikan mengalami peningkatan sikap dampak yang sangat baik dalam secara signifikan. Semua meningkatkan pengetahuan dan menjawab baik sebanyak 27 sikap siswa. Secara umum, siswa. pendidikan kesehatan disekolah 3. Terdapat pengaruh pendidikan dapat memudahkan siswa dalam kesehatan terhadap pengetahuan memahami masalah kesehatan dansikapremaja tentang yang sebenanrnya akan sangat HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Tapa mengancam apabila tidak kelas XI dengan nilai p value diantisipasi dari awal, dan juga (0.000 < 0.05). dengan pendidikan kesehatan B. SARAN mereka jadi lebih mudah 1. Bagi siswa mengerti bahwa penyakit Lebih meningkatkan HIV/AIDS adalah penyakit yang wawasan informasi tentang sangat mengancam hidup mereka HIV/AIDS baik dari segi dan sudah tau bagaimana cara penularan dan pencegahannya. untuk mencegah agar mereka, 2. Bagi pihak sekolah keluarga, dan masyarakat sekitar Lebih memberikan tidak menderita penyakit pendidikan kesehatan ataupun HIV/AIDS. sosialisasi kepada siswa-siswa PENUTUP disekolah secara berkala terkait A. KESIMPULAN cara penularan dan pencegahan 1. Pengetahuan siswa sebelum HIV/AIDS. diberikan pendidikan kesehatan 3. Bagi peneliti selanjutnya siswa yang menjawab kurang Bagi peneliti yang ingin sebanyak 4 responden, menjawab melanjutkan penelitian ini bisa cukup sebanyak 20 siswa, baik ditambahkan dengan metode lain, sebanyak 3 responden, misalnya dengan pelatihan sedangkan sikap siswa sebelum menggunakan aplikasi secara diberikan pendidikan kesehatan langsung, bisa menambahkan yang menjawab kurang sebanyak variabel tentang penelitian ini 1 siswa, menjawab cukup atau mengganti dengan perilaku sebanyak 22 siswa, baik remaja terkait HIV/AIDS, dan sebanyak 4 siswa. dapat mengkaji lebih banyak 2. Pengetahuan siswa setelah sumber smaupun referensi terkait diberikan pendidikan kesehatan sarana dan prasaran agar sebanyak 27 siswa mengalami penelitiannya dapat lebih baik peningkatan pengetahuan secara dan lebih lengkap lagi. signifikan.siswa yang menjawab kurang tidak ada, menjawab DAFTAR PUSTAKA cukup sebanyak 3 siswa, yang Alamsyah dan Muliawati. 2013. menjawab baik sebanyak 24 Pilar Dasar Ilmu Kesehatan siswa, sedangkan sikap siswa Masyarakat. Yogyakarta: setelah diberikan pendidikan Nuha Medika. Azwar, S. 2012. Sikap manusia: Muliana, Maria., Setiadi, Noor Teori dan Pengukurannya. Alis., Werdani, Kusuma Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Estu. 2014. Budiman dan Riyanto. 2013. Kapita PengaruhPendidikan Selekta Kuesioner: Pengetahuan Kesehatan Terhadap dan Sikap dalam Penelitian Tingkat Pengetahuan dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Sikap Remaja SMA X Dalam Medika. Upaya Pencegahan Doenges, Marilynn E. Rencana HIV/AIDS Di Kabupaten Asuhan Keperawatan: Karanganyar. Artikel Pedoman Untuk Penelitian. Surakarta: Perencanaan dan Universitat Muhammadiyah Pendokumentasian Surakarta. Perawatan Pasien. Edisi 3. Notoatmodjo, S. 2012. Jakarta: EGC. Metodologi Penelitian Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Kesehatan. Yogyakarta: Cipta. Graha Ilmu. Sinaga, Sarma Eko Natalia. 2013. Fudyartanta, Ki. 2012. Psikologi Faktor – Faktor Yang Kepribadian. Yogyakarta: Mempengaruhi Perilaku Pustaka Pelajar. Seks Pranikah Pada Harmawati., Sari, Desriza Artika., Mahasiswa Akademi Verini, Devi. 2018. Kesehatan X. Jurnal Ilmiah Pengaruh Pendidikan Vol. 2 No. 1. Kesehatan Terhadap Tingkat Setyoadi dan Triyanto. 2012. Pengetahuan Pelajar SMA Strategi Pelayanan Tentang HIV/AIDS. Jurnal Keperawatan Bagi Endurance. Vol. 3 No 3. Penderita AIDS. Komisi Penanggulangan AIDS Yogyakarta: Graha Ilmu. (KPA). 2018. Jumlah kasus UNAIDS. 2017. Global AIDS HIV/AIDS Tahun 2001- Update 2017. Diunduh dari 2018. Gorontalo: Komisi http://www.unaids.org/sites/ Penanggulangan AIDS. default/files/media_asset/20 Kurniasih, Ringgi. 2017. Pengaruh 170720_Data_book_2017_e Pendidikan Kesehatan n.pdf. Tentang Hiv/Aids Terhadap Pengetahuan Remaja Pada Kelas XI di SMA. Naskah Publikasi. Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV. Yogyakarta. Mubarak dan Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyrakata: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.