DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 - A.2 / SEMESTER V
1. RILLA AYU SUITARI ( 055 STYC 15 )
2. RIWIATUL HASANAH ( 059 STYC 15 )
3. RAHMAN HADI PUTRA ( 051 STYC 15 )
4. NURJAITUN ( 049 STYC 15 )
5. SISKA MAULIDA AGUSTINI ( 068 STYC 15 )
6. RISAWATI ( 057 STYC 15 )
7. SUPRIADI ( 076 STYC 15 )
8. M. JEFRI ( 043 STYC 15 )
Penulis,
(Makalah Osteomalacia) 1
1.3 Manfaat Penulisan
Dengan dibuatkannya makalah “Osteomalacia dan Asuhan Dasar
Keperawatan” ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa perawat dalam mengetahui dan memahami penyakit Osteomalacia
tersebut . Dengan makalah ini pula, para mahasiswa perawat agar tidak
melakukan kesalahan dalam pemberian tindakan keperawatan nantinya serta
agar para perawat lebih terampil dalam menangani kasus tersebut.
(Makalah Osteomalacia) 2
BAB 2
KONSEP DASAR TEORI
(Makalah Osteomalacia) 3
2.2 Etiologi Osteomalacia
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami osteomalasia yaitu:
1. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium
akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila
ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu
penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi
makan tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses
mineralisasi adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika
kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam
tubuhnya akan berlangsung dengan baik.
2. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya
tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
3. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan
kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
4. Gangguan malabsorbsi
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-anak ialah :
a. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit
mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum.
b. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan
peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.
c. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired),
renal tubular acidosis yang disertai dispro teinemia kronik (Noor,
Helmi Zairin, 2012).
(Makalah Osteomalacia) 4
dan pelvis tertekan ke lateral. Kedua deformitas tersebut menerangkan bentuk
khas pelvis yang sering mengakibatkan perlunya dilakukan seksio sesaria pada
wanita hamil yang terkena penyakit ini. Kelemahan dan ketidakseimbangan
meningkatkan risiko jatuh dan fraktur. secara umum terdapat sepuluh tanda
utama dari klinis osteomalcia yaitu sebagai berikut:
1. Lemahnya tulang
2. Nyeri tulang
3. Nyeri tulang spina.
4. Nyeri tulang pelvis.
5. Nyeri tulang panjang.
6. Kelemahan otot.
7. Hipokalsemia.
8. Tulang vertebra mengalami tekanan.
9. Pendataran pelvis.
10. Fraktur,baik secara jumlah dan mudahnya patah tulang (Noor , Helmi
Zairin,2012).
(Makalah Osteomalacia) 5
vitamin D (semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium yang dapat
mengakibatkan osteomalacia. Eskresi yang paling terakhir terdapat dalam
feses bercampur dengan asam lemak (fatty acid). Sebagai contoh dapat
terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obstruksi system pencernaan
kronik, pangkreatitis kronis, dan reseksi perut yang kecil.
Penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, tetapi
disisi lain organ-organ tersebut dapat mengubah vitamin D kedalam bentu
aktif. Terakhir, hiperparatiroid menunjang terjadinya kekurangan
pembentukan kalsium, dengan demikian osteomalacia menyebabkan kenaikan
eksresi fospat dalam urin. (Noor , Helmi Zairin,2012).
Kegagalan absorbsi
kalsium/ kekurangan
kalsium
Transport kalsium Kelemahan otot
ke tulang terganggu Osteomalasia
Intoleransi aktivitas
Tulang melunak
(Makalah Osteomalacia) 6
2.6 Pemeriksaan Penunjang Osteomalacia
1. Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata rata serum
kalsium dan jumlah fosfor, serta kurangnya kenaikan alkaline fosfat.
Ekskresi urine kalsium dan kreatinin lambat.
2. Radiologis
Pada foto polos di dapatkan adanya osteosklerosis dan erosi pada
periosteum. Kondisi kondrokalsinosis bisa terjadi di dalam fibrokartilage
atau tulang rawan hialain dan paling sering terjadi di daerah lutut (Noor ,
Helmi Zairin,2012).
(Makalah Osteomalacia) 7
BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Fokus pengkajian pada pasien dengan Osteomalacia adalah sebagai berikut :
Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang aktivitas hidup sehari-hari,
pola ambulasi, alat bantu yang digunakan (misalnya kursi roda, tongkat,
walker), dan nyeri (jika ada nyeri tetapkan lokasi, derajat nyeri, lama, faktor
yang memperberat dan faktor pencetus) kram atau kelemahan Pengkajian
perlu dilakukan secara sistematis, teliti dan terarah.
a. Anamnesis
1. Data demografi
2. Riwayat perkembangan : Data ini untuk mengetahui tingkat
perkembangan pada neonatus, bayi, prasekolah, remaja, dewasa dan
tua.
3. Riwayat sosial : Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang
yang terpapar terus-menerus dengan agens tertentu dalam
pekerjaannya, status kesehatannya dapat dipengaruhi.
4. Riwayat penyakit keturunan : Riwayat penyakit keluarga perlu
diketahui untuk menentukan hubungan genetik yang perlu
diidentifikasi misalnya (penyakit diabetes melitus yang merupakan
predisposisi penyakit sendidegeneratif, TBC, artritis, riketsia,
osteomielitis, dll)
5. Riwayat diet : Bagaimana menu makanan sehari-hari dan konsumsi
vitamin A,D, kalsium, serta protein yang merupakan zat untuk
menjaga kondisi muskuloskeletal.
6. Aktivitas kegiatan sehari-hari
7. Riwayat kesehatan masa lalu : Data ini meliputi kondisi kesehatan
individu. Data tentang adanya efek langsung atau tidak langsung
terhadap muskuloskeletal, misalnya riwayat trauma atau kerusakan
tulang rawan, riwayat artritis dan osteomielitis.
(Makalah Osteomalacia) 8
8. Riwayat kesehatan sekarang : sejak kapan timbul keluhan, apakan ada
riwayat trauma. Hal-hal yang menimbulkan gejala. Timbulnya gejala
mendadak atau perlahan. Timbulnya untuk pertama kalinya atau
berulang. Perlu ditanyakan pula tentang ada tidaknya gangguan pada
sistem lainnya. Kaji klien untuk mengungkapkan alasan klien
memeriksakan diri atau mengunjungi fasilitas kesehatan, keluhan
utama pasien dan gangguan muskuloskeletal meliputi : Nyeri,
Kekuatan sendi, Bengkak, Deformitas dan imobilitas, dan Perubahan
sensori
b. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian Skeletal Tubuh
Hal-hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu :
Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat disebabkan
oleh penyakit sendi.
Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan oleh
adanya tumor tulang.
Pemendekan ekstrimitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak
sejajar secara anatomis
Angulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada titik
bukan sendi, teraba krepitus pada titik gerakan abnormal,
menunjukkan adanya patah tulang.
(Makalah Osteomalacia) 9
Kifosis (kenaikan kurvantura tulang belakang bagian dada).
Sering terjadipada lansia dengan osteoporosis atau penyakti
neuromuskular.
Lordosis (membebek, kurvantura tulang bagian pinggang yang
berlebihan.
3. Pengkajian Sistem Persendian
Pengkajian sistem perssendian dengan pemeriksaan luas
gerak sendi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas dan
adanya benjolan. Pemeriksaan sendi menggunakan alat
goniometer, yaitu busur derajat yang dirancang khusus untuk
evakuasi gerak sendi.
4. Pengkajian Sistem Otot
Pengkajian sistem otot meliputi kemampuan mengubah
posisi, kekuatan dan koordinasi otot, serta ukuran masing-masing
otot. Kelemahan sekelompok otot menunjukkan berbagai kondisi
seperti polineuropati, gangguan elektrolit, miastenia grafis,
poliomielitis dan distrofi otot. Palpasi otot dilakukan ketika
ekstrimitas rileks dan digerakkan secara pasif, perawat akan
merasakan tonus otot. Kekuatan otot dapat diukur dengan meminta
pasien menggerakkan ekstrimitas dengan atau tanpa tahanan.
5. Pengkajian Cara Berjalan
Pada pengkajian ini, pasien diminta berjalan. Perhatikan hal
berikut:
Kehalusan dan irama berjalan, gerakan teratur atau tidak.
Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu ekstrimitas
pendek.
Keterbatasan gerak sendi dapat memengaruhi cara berjalan
Abnormalitas neurologis yang berhubungan dengan cara
berjalan.
(Makalah Osteomalacia) 10
3.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut Muttaqin, Arif. 2008.
1. Nyeri kronis berhubungan dengan pelunakan tulang.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
3. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal.
1. Catat dan kaji lokasi dan intensitas Untuk mengetahui respon dan
nyeri (skala 0-10). Selidiki sejauh mana tingkat
perubahan karakteristik nyeri. nyeri pasien.
(Makalah Osteomalacia) 11
pemberian vitamin D.
(Makalah Osteomalacia) 12
Kriteria Hasil: Tidak terjadi cidera.
No. Intervensi Rasional
(Makalah Osteomalacia) 13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Osteomalasia berasal dari bahasa Yunani yaitu osteomalacia yang artinya
adalah mineralisasi osteoid yang tidak adekuat atau terlambat pada tulang
spongiosa atau korteks dewasa.
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan
tidak memadainya mineralisasi tulang. Tulang membutuhkan komponen
kalsium dan fosfat agar tulang menjadi padat dan keras. Jika asupan kedua
mineral tersebut kurang akibat diet yang kurang baik atau penyerapan di
dalam tubuh terganggu, maka di saat inilah terjadi osteomalasia. Dengan
keluhan nyeri pada tulang dan kelemahan otot. Tidak terdapat banyak
perbedaan dari asuhan keperawatan teori dan kasus.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi
tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di
bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil
akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
Beberapa predisposisi yang bisa menyebabkan kondisi osteomalasia
adalah sebagai berikut: Defisiensi vitamin D, Malabsorpsi, Tidak adekuatnya
pajanan sinar matahari, Hipokalsemia, dan Penyakit Ginjal.
4.2 Saran
Sebagai Mahasiswa Ilmu Keperawatan, sangatlah penting untuk
memahami konsep penyakit dan Asuhan Keparawatan Secara Teoritis. Bagi
mahasiswa atau pembaca yang akan membuat makalah selanjutnya diharapkan
dapat lebih melengkapi dengan teori yang lengkap dan kasus yang lebih
spesifik. Dengan makalah ini diharapkan seluruh komponen tenaga kesehatan
pada khususnya dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
osteomalasia dengan baik dan sesuai dengan prosedur keperawatan serta
tentunya memperhatikan aspek-aspek tertentu yang berhubungan dengan
prosedur yang dilakukan.
(Makalah Osteomalacia) 14
DAFTAR PUSTAKA
(Makalah Osteomalacia) 15