Anda di halaman 1dari 14

1

MAKALAH
GAGAL GINJAL KRONIK

DISUSUN OLEH
NURJAITUN
049 STYC 15

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2019
2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga sampai sekarang kita bisa
beraktivitas dalam rangka beribadah kepada-Nya dengan salah satu cara
menuntut ilmu. Shalawat serta salam tidak lupa penulis senandungkan kepada
tauladan semua umat Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ilmu
pengetahuan melalui Al-Qur’an dan Sunnah, serta semoga kesejahteraan tetap
tercurahkan kepada keluarga beliau, para sahabat-sahabatnya dan kaum
muslimin yang tetap berpegang teguh kepada agama Islam.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Istiana, Ners., M.Kep.
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Gadar yang telah memberikan
bimbingan dan masukan sehingga makalah “gagal ginjal kronik” ini dapat
tersusun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Semoga amal baik yang
beliau berikan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhir kata, semoga makalah ini senantiasa bermanfaat pada semua pihak
untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Mataram, 2 Agustus 2019

Penulis
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Devinisi Gagal Ginjal Kronik..................................................................3
2.2 Etiologi Gagal Ginjal Kronik....................................................................
2.3 Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronik ...................................................
2.4 Patofisiologi ..............................................................................................
2.5 Komplikasi ...............................................................................................
2.6 Penatalaksanaan ........................................................................................
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1LatarBelakang
Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat
di seluruh dunia dan sekarang dikenal sebagai kondisi umum yang
dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan gagal ginjal
kronis .Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yakni
kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagl ginjal
yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun),
sebaliknya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa
minggu. Pada kedua kasus tersebut, ginjal kehilangan kemampuannya
untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam
keadaan asupan makanan normal. Meskipun ketidakmampuan fungsional
terminal sama pada kedua jenis gagal ginjal ini, tetapi gagal ginjal akut
mempunyai gambaran khas dan akan dibahas secara terpisah. Gagal ginjal
kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak massa
nefron ginjal. Sebagian besar penyakit ini merupakan penyakit parenkim
ginjal difus dan bilateral, meskipun lesi obstruktif pada traktus urinarius
juga dapat menyebabkan gagal ginjal kronik. Pada awalnya, beberapa
penyakit ginjal terutama menyerang glomerulus (glomerulonefritis),
sedangkan jenis yang lain terutama menyerang tubuls ginjal (pielonefritis
atau penyakit polikistik ginajl) atau dapat juga mengganggu perfusi darah
pada parenkim ginjal (nefrosklerosis). Namun, bila proses penyakit tidak
dihambat, maka pada semua kasus seluruh nefron akhirnya hancur dan
diganti dengan jaringan parut.
Meskipun penyebabnya banyak, manifestasi klinis gagal ginjal kronik
sangat mirip satu sama lain karena gagal ginjal progresif dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai defisiensi jumlah total nefron yang
berfungsi dan kombinasi gangguan yang tidak pasti tidak adapat dielakkan
lagi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran perawatan pada penyakit gagal ginjal kronik
5

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi gagal ginjal kronik
2. Untuk mengetahui etiologi gagal ginjal kronik
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis gagal ginjal kronik
4. Untuk mengetahui patofisiologi gagal ginjal kronik
5. Untuk mengetahui klasifikasi gagal ginjal kronik
6. Untuk mengetahui komplikasi gagal ginjal kronik
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic gagal ginjal kronik
8. Untuk untuk mengetahui penatalaksanaa dari gagal ginjal kronik
6

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gagal Ginjal Kronik


Gagal ginjal kronik (GGK) : ketidak mampuan ginjal untuk
mempertahankan keseimbangan dan itergritas tubuh yang mncul secara
bertahap sebelum terjun ke fase penurunan faal ginjal tahap akhir.
Gagal ginjal kronik : penurunan semua faal ginjal secara bertahap,
diikuti penimbunan sisa metabolisme protein dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Penyakit ginjal kronik (PGK)
adalah kerusakan ginjal atau penurunan faal ginjal lebih atau sama
dengan 3 bulan sebelum diagnosis ditegakkan. Sesuai rekomendasi
dariNKF-DOQI (2202).

Ada beberapa pengertian gagal ginjal kronik yang


dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu Gagal ginjal kronik merupakan
kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-lahan
karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan
penumpukan sisa metabolit (toksin uremik) sehingga ginjal tidak dapat
memenuhi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit (Hudak
& Gallo, 1996). Long (1996 : 368) mengemukakan bahwa gagal ginjal
kronik adalah ginjal sudah tidak mampu lagi mempertahankan
lingkugan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan
fungsi sudah tidak ada. Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal
ginjal yang menahun yang umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut.
(Suparman, 1990: 349). Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan
gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung dalam
beberapa tahun (Lorraine M Wilson, 1995: 812).
7

2.2 Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Umumnya gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal intrinsic difus


dan menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan
berakhir dengan gagal ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar ginjal, missal
nefropati obstruktif dapat menyebabkan kelainan ginjal intrinsic dan berakhir
dengan gagal ginjal kronik. Glomerulonefritis hipertensi essensial dan
pielonefritis merupakan penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik kira-
kira 60%. Gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal
polikistik dan nefropati obstruktif hanya 15 – 20 %. Glomerulonefritis kronik
merupakan penyakit parenkim ginjal progresif dan difus, seringkali berakhir
dengan gagal ginjal kronik. Laki-laki lebih sering dari wanita, umur 20 – 40
tahun. Sebagian besar pasien relatif muda dan merupakan calon utama untuk
transplantasi ginjal. Glomerulonefritis mungkin berhubungan dengan
penyakit-penyakit system (Glomerulonefritis sekunder) seperti Lupus
Eritomatosus Sitemik, Poliarthritis Nodosa, Granulomatosus Wagener.
Glomerulonefritis (Glomerulopati) yang berhubungan dengan diabetes melitus
(Glomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan gagal
ginjal kronik. Glomerulonefritis yang berhubungan dengan amiloidosis sering
dijumpai pada pasien-pasien dengan penyakit menahun sperti tuberkolosis,
lepra, osteomielitis, dan arthritis rheumatoid, dan myeloma.

Penyakit ginjal hipertensif (arteriolar nefrosklerosis) merupakan salah


satu penyebab gagal ginjal kronik. Insiden hipertensi essensial berat yang
berekhir dengan gagal ginjal kronik kurang dari 10 %. Kira-kira 10 -15%
pasien-pasien dengan gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal Pada
orang dewasa, gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan infeksi saluran
kemih dan ginjal (Pielonefritis) tipe uncomplicated jarang dijumpai, kecuali
tuberculosis, abses multiple, nekrosis papilla renalis yang tidak mendapatkan
pengobatan adekuat. Seperti diketahui,nefritis interstisial menunjukkan
kelainan histopatologi berupa fibrosis dan reaksi inflamasi atau radang dari
jaringan interstisial dengan etiologi yang banyak. Kadang dijumpai juga
8

kelainan-kelainan mengenai glomerulus dan pembuluh darah, vaskuler.


Nefropati asam urat menempati urutan pertama dari etiolgi nefrotis interstisial

2.3 Manifestasi Klinis


Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 stadium:

Stadium I

Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % – 75 %). Tahap inilah


yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini
belum merasasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal
masih dalam masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan
kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita
asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan
memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan kemih yang lama
atau dengan mengadakan test GFR yang teliti.

Stadium II

Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini


penderita dapat melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan
konsentrasi ginjal menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat dalam
hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan
pencegahan pemberian obat obatan yang bersifat menggnggu faal ginjal. Bila
langkah langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah
penderita masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75 %
jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas
batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda beda, tergantung dari
kadar protein dalam diit.pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai
meningkat melebihi kadar normal. Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih
besar pada penyakit yang terutama menyerang tubulus, meskipun poliuria
bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter / hari. Biasanya ditemukan anemia
9

pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5 % – 25 % . faal ginjal jelas
sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan darah, tekanan darah
akan naik, , aktifitas penderita mulai terganggu.

Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10 %)
Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan diman tak dapat
melakukan tugas sehari hair sebaimana mestinya. Gejal gejal yang timbul
antara lain mual, munta, nafsu makan berkurang., sesak nafas, pusing, sakit
kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang kejang dan akhirnya terjadi
penurunan kesadaran sampai koma. Stadum akhir timbul pada sekitar 90 %
dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan
kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml / menit atau kurang. Pada keadaan
ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat mencolok
sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai
merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi
mempertahankan homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh. Penderita
biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/ hari karena
kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula mula menyerang
tubulus ginjal, kompleks menyerang tubulus gijal, kompleks perubahan
biokimia dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi
setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti
akan menggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi
ginjal atau dialisis.

2.4 Patofisiologi
Kegagalan ginjal ini bisa terjadi karena serangan penyakit dengan stadium
yang berbeda-beda
Stadium I
10

Penurunan cadangan ginjal.Selama stadium ini kreatinine serum dan


kadar BUN normal dan pasien asimtomatik. Homeostsis terpelihara. Tidak
ada keluhan. Cadangan ginjal residu 40 % dari normal.
Stadium II
Insufisiensi Ginjal Penurunan kemampuan memelihara
homeotasis, Azotemia ringan, anemi. Tidak mampu memekatkan urine dan
menyimpan air, Fungsi ginjal residu 15-40 % dari normal, GFR menurun menjadi
20 ml/menit. (normal : 100-120 ml/menit). Lebih dari 75 % jaringan yang
berfungsi telah rusak (GFR besarnya 25% dari normal), kadar BUN meningkat,
kreatinine serum meningkat melebihi kadar normal. Dan gejala yang timbul
nokturia dan poliuria (akibat kegagalan pemekatan urine)
Stadium III
Payah ginjal stadium akhir
Kerusakan massa nefron sekitar 90% (nilai GFR 10% dari normal). BUN
meningkat, klieren kreatinin 5- 10 ml/menit. Pasien oliguria. Gejala lebih
parah karena ginjal tak sanggup lagi mempertahankan homeostasis cairan dan
elektrolit dalam tubuh. Azotemia dan anemia lebih berat, Nokturia, Gangguan
cairan dan elektrolit, kesulitan dalam beraktivitas.

Stadium IV
11

2.5 Komplikasi
1. Hiperkalemia yang diakibatkan karena adanya penurunan ekskresi
asidosis metabolik, perikardistis efusi pericardial dan tempnade
jantung.
2. Hipertensi yang disebabkan oleh retensi cairan dan natrium serta
funsgsi mal renim angioaldosteron.
3. Anemia yang disebabkan oleh penurunan eritroprotein, rentang usia sel
darah merah, dan perdarahan gastrointestinal akibat iritasi.
4. Penyakit tulang. Hal ini disebabkan resistensi fosfat kadar kalium
serum yang rendah, metabolisme vitamin D, abnormal, dan peningkatan
kadar aluminium.
5. Retensi cairan, yang dapat menyebabkan pembengkakan pada lengan
dan kaki, tekanan darah tinggi, atau cairan di paru-paru (edema paru)
kerusakan permanen pada ginjal (stadium akhir penyakit ginjal),
akhirnya ginjal membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal untuk
betahan hidup.
12

2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi
a. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
b. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (comorbid condition)
c. Memperlambat pemburukan (progresion) fungsi ginjal.
13

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, jelaslah bahwa ginjal merupakan organ
terpenting di dalam tubuh manusia. Akan tetapi, pengetahuan manusia akan
pentingnya fungsi ginjal sangatlah rendah. Gagal kronik adalah penyakit gagal
ginjal yang prosesnya bertahap dan memakan waktu yang relative lama.
Penyebab utamanya adalah penyakit gula, glomerulelonefritis, infeksi,
kelainan bawaan dan sumbatan oleh batu saluran kemih. Jika kondisi ginjal
sangat parah, pekerjaanya perludibantu oleh mesin cuci darah ( dialysis) untu
membersih sampah yang ada di dalam tubuh.
14

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E, Marilin, dkk. (2011) Rencana asuhan keperawatan pedoman


untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien . Edisi
3 Jakarta : EGC.

Smeltzert, Suzanne C dan Bredan G Bare. (2010).Buku aja keperawatan


medical bedah & suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Sukandar, Enday 2009 gagal ginjal dan panduan terapi dialysis. Pusat
informasi ilmiah bagian ilmu penyakit dalam FK. UNPAD.
Bandung.

Mubin, halim. 2007 panduan praktis ilmu penyakit dalam diagnose dan terapi
edisi 2, EGC.

Anda mungkin juga menyukai