Anda di halaman 1dari 6

Observasi Usaha Kusen di Jalan Pramuka KM 6

Dosen: Maulana Rizky, SE., M. Acc.

Oleh : Ahmad Nur Khairi (A1B215003)

ENGLISH DEPARTMENT
FACULTY OF TEACHING TRAINING AND EDUCATION
LAMBUNG MANGKURAT UNIVERSITY
BANJARMASIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jong and Wennekers (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan
sebagai pengam-bilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-
peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha
yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan
persaingan. Kata kunci dari kewirausahaan adalah: pengambilan resiko, menjalankan usaha
sendiri, memanfaatkan peluang-peluang, menciptakan usaha baru, pendekatan yang inovatif,
mandiri (misal;tidak bergantung pada bantuan pemerintah)
Latar belakang penulisan objek penelitian ini adalah ingin mengetahui perkembangan dari usaha
“Kusen Puteri" Selain itu, penulis juga ingin memperkenalkan produk serta perkembangan
usaha “Kusen Puteri" yang masih terus berjalan hingga saat ini.

1.2 Tujuan Penelitian


Laporan observasi ini bertujuan untuk :
 Memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
 Menambah pengetahuan kepada mahasiswa di bidang kewirausahaan
 Mengubah pemikiran mahasiswa bahwa dunia kerja tidak hanya menjadi pegawai tetapi
terdapat bidang lain yaitu sebagai pengusaha
 Memberi pelajaran untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan
 Menambah berbagi pengalaman tentang bidang kewirausahaan dari pengusaha-
pengusaha sukses

1.3 Waktu dan Pelaksanaan


Kegitan observasi ini dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2019 di rumah Bapak
Suriadi Jalan Pramuka KM 6 No 77 RT 11 RW 03, Banjarmasin selaku pemilik usaha Kusen
Puteri.
BAB II
HASIL OBSERVASI

2.1 Jenis Usaha


Jenis usaha yang diteliti yaitu salah satu usaha kusen yang ada di Jl. Pramuka KM 6 yang
bernama “Kusen Puteri”.

2.2 Sejarah Singkat Usaha


Kusen Puteri adalah usaha yang didirikan karena banyaknya perumahan - perumahan
yang memerlukan kusen, jendela, dan pintu. Melihat peluang tersebut, Bapak Suriadi yang
awalnya hanya menjual kayu, ulin, dan sebagainya membeli mesin untuk pembuatan kusen.
Nama Puteri diambil dari nama anak ke tiga beliau yang bernama Puteri Sarina. Usaha ini berdiri
sejak tahun 2013 masih beroperasi sampai saat ini.

2.3 Modal
Dalam menajalankan usaha ini, bapak Suriadi menggunakan tempat atau toko kepunyaan
beliau sendiri jadi tidak perlu membeli atau menyewa. Modal awal yang dipakai adalah modal
pribadi dari hasil tabungan untuk membeli mesin kusen, kayu dan ulin untuk membuat kusen,
lem dan lain sebagainya.

2.5 Strategi / Pilihan Usaha, Tempat, Peluang, dan Pelanggan


2.5.1 Strategi pemasaran
Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga yang ditetapkan adalah dibawah
harga pasar dengan tetap menjaga kualitas usaha serta pelayanan, dengan kata lain harga
diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing tetapi pelayanan dan kualitas tetap
diutamakan.
2.5.2 Tempat
Tempat yang Bapak Suriadi gunakan untuk memulai usahanya adalah tempat yang ia
miliki sendiri, jadi tidak perlu membayar atau menyewanya. Ditambah lagi posisinya yang cukup
strategis, yang mudah dijangkau oleh pembeli. Yaitu di Jalan Pramuka KM 6 NO 77 RT 11 RW
03
2.5.3 Peluang
Untuk peluang usaha Kusen Puteri masih cukup baik sampai beberapa tahun kedepan
atau bahkan selama orang, perumahan, atau sekolah masih memerlukan kusen, jendela, atau
pintu baru, atau mengganti kusen, jendela, atau pintu yang sudah usang.
2.5.4 Pelanggan
Pelanggan Kusen Puteri ini sebagian berasal dari perumahan, sekolah, dan sebagian
sudah mempunyai pelanggan tetap.

2.6 Hambatan dan Solusi Usaha


2.6.1 Hambatan Usaha
Hambatan Usaha Kusen Puteri ini apabila kayu atau ulin untuk pengolahan kusen,
jendela atau pintu yang biasanya Bapak Suriadi beli di Lianganggang atau Alalak kosong, atau
harganya naik, dan ketika ada pemadaman listrik yang cukup lama membuat pekerjaan pintu,
jendela, atau kusen menjadi tertunda.
2.6.2 Solusi dari hambatan usaha
Membeli lebih banyak kayu atau ulin sebagai persediaan untuk pengolahan kusen,
jendela atau pintu, membeli genset agar tetap dapat membuat pintu, kusen, atau jendela ketika
terjadi pemadaman listrik.

2.7 Manajemen Usaha


2.7.1 Modal
Peralatan
Semua Mesin untuk membuat kusen, jendela atau pintu Rp 70.000,000
Kaca 1pack Rp 2.100.000
Amplas 100pcs. Rp 100.000
Lem 1kaleng Rp 160.000
Kayu 1kubik. Rp. 4.000.000
Ulin 1kubik Rp 8.000.000
Biaya lain-lain
Upah per 1 buah pintu Rp. 60.000
Upah per 1buah jendela Rp. 30.000
Upah kusen meter Rp. 15.000

Perhitungan laba/(rugi) pengolahan pintu kayu


Pendapatan kotor Rp 450.000
Biaya-biaya :
5 Amplas @Rp 1000 Rp 5.000
3 potong kayu ukuran 4x12 2meter. Rp 90.000
3 potong kayu ukuran 4x8 2meter Rp 60.000
4 potong papan ukuran 2x20 2meter Rp 120.000
Upah gaji. Rp. 60.000
Jumlah Rp 335.000
Laba/(rugi)bersih per pintu kayu= Pendapatan kotor - biaya
Rp 450.000– Rp 335.000 = Rp 115.000
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Menjadi seorang wirausahawan yang sukses seperti Bapak Suriadi tidaklah mudah.
Membangun usaha sampai beromset ratusan ribu per satu buah pintu seperti beliau, pastilah
dimulai dengan modal yang cukup banyak untuk membeli mesin kusen dan keyakinan. Pelajaran
penting yang dapat diteladani, yaitu sebagai wiraushawan sejati jeli melihat peluang, percaya
diri,tekun, berpikiran positif, dan berani mengambil risiko. Sifat wirausaha Bapak Suriadi
diperoleh dari sikap mau belajar dan ikhlas, artinya sifatnya bukan karena bakat dan keturunan.
Ia juga sosok yang mudah bergaul dan pekerja keras. Sikap motivasi dan kreatifnya sudah
dikembangkan. Ide kreatif muncul dari keinginan merealisasikan sesuatu yang berbeda dengan
keadaan sekitar. Hasil ide kreatif dapat menambah nilai jual produk.
Lampiran foto saat observasi

Anda mungkin juga menyukai