Disusun Oleh :
Husnul Khotimah
NIM : 190721045
B. Klasifikasi
Menurut Deslidel et al. (2011: 108) klasifikasi BBLR, yaitu :
a. BBLR prematur atau kurang bulan
1) Sindrom gangguan pernafasan ideopatik (penyakit membran hialin)
2) Pnemonia aspirasi karena refkek menelan dan batuk belum sempurna, bayi belum
dapat menyusu
3) Perdarahan periventrikuler dan perdarahan intraventrikuler (P/IVH) otak lateral
akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan)
4) Hipotermia karena sumber panas bayi prematur baik lemak subkutan yang masih
sedikit maupun brown fat belum terbentuk.
Beberapa ciri jika seorang bayi terkena hipotermi antara lain :
a) Bayi menggigil
b) Kulit anak terlihat belang, merah putih atau timbul bercak-bercak.
c) Anak terlihat apatis atau diam saja.
d) Gerakan bayi kurang dari normal.
e) Lebih parah lagi jika anak menjadi biru yang bisa dilihat pada bibir dan ujung-ujung
jarinya. (Walyani, 2015 : 161).
5) Hiperbilirubinemia karena fungsi hati belum matang
b. BBLR tidak sesuai usia kehamilan atau dimatur
1) Sindrom aspirasi mekonium
2) Hiperbilirubinemia
3) Hipoglikemia
4) Hipotermia
C. Etiologi
Kelahiran premature disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan, yaitu:
a) Faktor ibu meliputi faktor penyakit (toksimiagravidarum, trauma fisik), faktor usia
ibu di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun, riwayat kelahiran premature
sebelumnya, perbedaan antepatrum, malnutrisi, kelainan uterus, hidrammion,
penyakit jantung / penyakit kronis lsinnya, hipertensi dan kelahiran multiple.
b) Aktivitas ibu meliputi: stress fisik yang lama berhubungan dengan gangguan
pertumbuhan intra uterin dan maturitas.
c) Faktor janin meliputi: cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah
dini.
d) Faktor Plasenta meluputi: Penyakit Vaskuler, kehamilan ganda, malformasi, tumor,
plasentaprivea.
e) Keadaan sosial dan ekonomi yang rendah, di ukur berdasarkan pendapatan keluarga,
tingkat pendidikan, statur sosial dan pekerjaan / jabatan.
f) RAS, dari data penelitian menunjukan angka kelahiran premature 2 kali lipat bnayak
ibu-ibu kulit putih yang merupakan 1/3 dari seluruh BKB (bayi kurang bulan)
(Markum 2012)
D. Manifestasi Klinik
a. Sebelum bayi lahir
1) Padaanamnesa masih sering di jumpai adanya riwayat abortus, partus premature
dan lahir mati
2) Persamaan uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
3) Pergerakan janin yang pertaman terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat
walaupun kehamilanya sudah aga lanjut.
4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai tidak menurut yang
seharusnya dan sering di jumpai kehamilan dengan oligo, lidramnion,
gravidarum atau perdarahan antepatum.
b. Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterin
E. Patofisiologi
Adapun pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada berat badan lahir rendah pada
bayi yaitu :
a) Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 ).
b) Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus
otot dan reflek).
c) Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.
d) Pengkajian spesifik
e) Pemeriksaan fungsi paru
f) Pemeriksaan fungsi kardiovaskular.
a. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
b. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic
prenatal/perinatal ).
c. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan ).
d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
e. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
f. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
H. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
a. Hipotermia
b. Gangguan cairan dan elektrolit
c. Hiperbilirubbinemia
d. Sindroma gawat nafas
e. Paten duktus anteriocus
f. Infeksi
g. Perdarahan intraventrikuler
h. Apnea of prematurity
i. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi – bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan (retinopati)
d. Gangguan pendengaran
e. Penyakit paru kronis
f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
g. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
I. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan medik dari BBLR antara lain:
a. Pemberian O2 (oksigen)
b. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh
sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat
c. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi, perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi
d. Pengawasan nutrisi/ASI. Reflex menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat
e. Penimbangan ketat. Adanya perubahan berat badan mencerminkan kondisi
gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat
f. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,pertahankan
suhu tetap hangat
g. Tali pusat harus dalam keadaan bersih
h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
i. Bila tidak mungkin infuse dekstrose 10 % + bikarbonat natrikus 1,5 % = 4:1, hari 1 =
60 cc/kg/hari ,kolaborasi dengan dokter dan berikan antibiotic (Sacharin, 2006)
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi
kurang atau lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium, produksi urin
rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit, kemudian menurun sampai 120-140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit, kemudian menurun sampai 40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120
sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis
atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot
aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan
rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau
ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit
mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau),
BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan
mengisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah,
warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro,
menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi,
ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago
telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,
pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram,
panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, lanugo
pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada
laki-laki skrotum belum berkembang, tidak menggantung dan testis belum
turun., nilai APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
3) Pengkajian Reflek Bayi
1) Reflek moro (kaget)
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba digerakkan.
2) Reflek rooting (mencari)
Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi.
3) Refleks sucking (isap)
Terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir, yang disertai refleks menelan.
4) Reflek Swallowing
Terjadi apabila bayi menelan Air susu ibu.
5) Refleks Tonikneck
Terjadi apabila kepala bayi kita angkat dan mendapat tahanan pada kepala
bayinya.
6) Refleks Plantar
Terjadi apabila tangan kita dapat di genggam oleh tangan bayi
7) Refleks Babinsky
Terjadi apabila telapak kaki bayi kita sentuh dan akan terjadi kerutan pada telapak
kaki bayinya itu menandakan turgor kulit bayi negative / jelek , sebaliknya apabila
tidak ada kerutan pada telapak kaki bayinya berarti turgor kaki bayi negative/baik.
8) Reflek Walking
Terjadi apabila bayinya kita angkat akan terjadi reaksi pada kakinya seperti
berjalan.
4) Pengkajian APGAR
a) Penilaian APGAR Score
Penilaian APGAR score ini biasanya dilakukan sebanyak 2 kali. Yaitu 5 menit
pertama bayi baru lahir dan 5 menit kedua atau 10 menit pertama bayi baru
lahir. Secara garis besar, penilaian APGAR score ini dapat disimpulkan seperti
berikut ini.
b) Appearance atau warna kulit:
Nilai APGAR 0 jika kulit bayi biru pucat atau sianosis
Nilai APGAR 1 jika tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerah merahan
sedangkan ekstremitas ( tangan dan kaki) berwarna biru pucat.Nilai APGAR
2jika seluruh tubuh bayi berwarna merah muda atau kemerahan
c) Pulse atau denyut jantung:
Nilai APGAR 0 jika bunyi denyut jantung tidak ada atau tidak terdengar
Nilai APGAR 1 jika bunyi denyut jantung lemah dan kurang dari 100 x/menit
Nilai APGAR 2 jika denyut jantung bayi kuat dan lebih dari 100 x/menit
Gremace atau kepekaan reflek bayi
Nilai APGAR 0 jika bayi tidak berespon saat di beri stimulasi
Nilai APGAR 1 jika bayi meringis, merintih atau menangis lemah saat di beri
stimulasi
Nilai APGAR 2 jika bayi menangis kuat saat bayi diberi stimulasi
d) Activity atau tonus otot
Nilai APGAR 0 jika tidak ada gerakan
Nilai APGAR 1 jika gerakan bayi lemah dan sedikit
Nilai APGAR 2 jika gerakan bayi kuat
e) Respiration atau pernafasan
Nilai APGAR 0 jika tidak ada pernafasan
Nilai APGAR 1 jika pernafasan bayi lemah dan tidak teratur
Nilai APGAR 2 jika pernafasan bayi baik dan teratur
5) Pengkajian Ballard Score
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
2. Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak
tubuh subkutan.
3. Risiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (malnutrisi saluran cerna)
C. Intervensi Keperawatan