Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas pada Stase Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh :
Amrina Rosyada (190721040)
Didan Sofyan Sauri (190721032)
Husnul Khotimah (190721045)
Kurniawan Irianto (190721033)
Lika Kartika (190721025)
Neng Fitriani (190721027)
Nicky Ayu Vanessa (190721028)
Rahayu (190721046)
Reynaldi Qadarsyah (190721029)
Semi Mardia (190721025)
Tantri Dwi Lestari (190721043)
Tika Kartika (190721044)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena limpahan dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tugas keperawatan manajemen
keperawatan yang berjudul “Laporan Manajemen Keperawatan di RSAU X”
dengan tepat waktu meskipun terdapat banyak sekali kekurangan didalamnya.
Adapun tujuan pelaporan ini untuk memenuhi salah satu syarat dan menempuh
Pendidikan Profesi Ners Reguler Stase Keperawatan Manajemen Keperawatan Fakultas
Universitas Muhammadiyah Cirebon. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
sebesar-besarnya kepada Ibu Lin Herlina, S.Kep.NS.M.kep., selaku pembimbing Ners
Reguler yang selalu memotivasi, memberikan dukungan serta arahan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan kajian situasi dengan baik.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Cirebon. Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang bersifat
positif guna perbaikan pembuatan laporan dimasa yang akan datang.
Tim Penulis
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1 Rumah Sakit
2.1.1 Sejarah Rumah Sakit..........................................................................................
2.2 Ruang Bedah Kelas III kutilang
2.2.1 Karaktersitik Unit................................................................................................
2.2.2 Analisis Terhadap Pasien...................................................................................
2.2.3 Analisis Unit Layanan Keperawatan..................................................................
2.2.4 Kajian Indikator..................................................................................................
2.2.5 Pendidikan...........................................................................................................
BAB III HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA
3.1 5 M (Man, Material & Mechine, Method, Money, Market).........................................
3.2 Fungsi Manajemen........................................................................................................
3.3 Analisa SWOT..............................................................................................................
BAB IV PRIORITAS MASALAH BAB V
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................
5.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Visi RSPAU X :
Menjadi Rumah Sakit rujukan TNI ANGKATAN UDARA yang mampu
melaksanakan kegiatan dukungan operasi dan memberikan kwalitas pelayanan
kesehatan secara propfesional di wilayah Indonesia.
Misi RSPAU X :
1) Menjamin pelayanan Prima yang berkualitas dan paripurna bagi anggota TNI
AU/TNI, PNS dan keluarga serta Masyarakat Umum.
2) Mengembangkan SDM yang profesional dan kompeten di bidang pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien serta kesehatan penerbangan pada
khususnya secara berkesinambungan.
3) Menyelenggarakan pengembangan pendidikan dan latihan, penelitian bidang
kesehatan guna menunjang dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang
optimal.
4) Meningkatkan sarana prasarana dan pemeliharaan peralatan serta materiil
➢ Hasil observasi penerimaan pasien baru yang masuk Ruang Rawat Inap
Kutilang adalah sebanyak 10 dari 30 pasien.
▪ 18 dari 60 orang pasien baru yang masuk Ruang Rawat Inap Kutilang
dapat terobservasi dari mulai perawat ruangan menerima telefon dari
admission center untuk order tempat, kemudian mencatatnya di buku
pemesanan tempat (buku Waiting List) atau menulisnya di komputer,
selanjutnya perawat menyiapkan tempat tidur (bed making) dengan linen
yang baru.
▪ Semua calon klien yang akan dirawat di Ruang Rawat Inap Kutilang
telah diketahui sebelumnya melalui pendokumentasian calon klien
(waiting list).
▪ Dari hasil observasi 11 dari 18 pasien baru akan langsung diperiksa oleh
dokter residen atau dokter jaga sesuai dengan subspesialisnya masing-
masing kurang dari 24 jam.
▪ Perawat melaporkan semua klien baru secara lisan dan tertulis kepada
dokter.
▪ Perawat memindahkan semua klien baru ke tempat tidur yang telah
disiapkan.
▪ Perawat mengatur posisi nyaman bagi semua klien baru.
▪ Dari 18 pasien baru yang terobservasi, 12 orang pasien diorientasikan
mengenai ruangan dan dokter DPJP serta diberikan penkes tentang teknik
mencuci tangan menggunakan hand rub serta pengelolaan sampah, 6
orang pasien tidak mendapatkan orientasi dan penkes apapun.
b) Pengelolaan Pasien
➢ Perawat
▪ Metode Asuhan Keperawatan
Pembagian kerja dokter dibagi dalam sub bagian, yaitu subbagian Bedah
Digestif, Bedah Anak, Bedah Orthopedi, Bedah Onkologi, Bedah Thorax,
Bedah Vaskuler, Bedah Urologi, Bedah Plastik, Bedah Saraf, IKA, Bedah
THT, dan Bedah Mulut. Berdasarkan hasil observasi dokter maupun residen
dari tiap subbagian di setiap shift pasti akan ada minimal 1 orang dokter yang
akan ke ruangan untuk memeriksa, mengkaji, dan memberikan pengobatan
kepada pasien, sedangkan untuk dokter jaga dapat ditelpon untuk saat-saat
tertentu seperti pasien sedang dalam kondisi yang buruk.
➢ Farmasi
Bagian farmasi menerima order terapi sesuai dengan advis dokter, setiap
pagi bagian farmasi mengambil kartu obat pasien, kartu obat pasien dicek oleh
bagian farmasi, kebutuhan obat disesuaikan dengan BPJS atau umum. Obat
yang diberikan hanya obat yang tersedia di depo dan obat di stok per hari untuk
efisiensi obat. Obat disiapkan oleh asisten apoteker, lalu obat yang sudah
terbungkus dicek oleh apoteker dan disesuaikan dengan KOP (kartu obat
pasien) apakah obat tersebut sesuai indikasi atau kontraindikasi dengan kondisi
kesehatan dan riwayat alergi pasien. Maupun dipertimbangkan untuk proses
farmakokinetik dan farmakodinamiknya, sehingga bagian farmasi yakin
dengan obat yang akan diberikan kepada pasien. Bila apoteker menemukan hal
yang tidak sesuai dengan kondisi pasien maupun tidak sesuai bila terapi
tersebut disatukan atau dipisahkan, maka apoteker akan diskusi dengan dokter
yang memberikan terapi untuk mempertimbangkan terapi klien. Kemudian
setelah obat siap, obat diantarkan ke ruangan oleh petugas farmasi (asisten
apoteker) sampai membereskan ke tiap loker di ruangan dispensing sesuai
dengan nama, no medrek, dan kamar pasien. Obat diantarkan keruangan
minimal 3-4 kali dalam sehari. Jika bersifat cito obat diambil oleh perawat ke
depo. Perawat mengatur dan melaksanakan pemberian obat-obatan yang
disuntikkan. Jadwal pemberian obat suntikan terdapat dibuku suntik atau
catatan obat pasien yang selalu dibawa saat memberikan obat kepada pasien.
Untuk obat oral sebelum waktu minum obat, obat oral diberikan terlebih
dahulu oleh perawat kepada pasien dan keluarga untuk disiapkan diminum
sesuai jam yang tertera di label obat. Sehingga, pasien menyimpan,
menyiapkan, dan minum obat oral secara mandiri sesuai jadwal dibantu oleh
keluarga dengan dikontrol oleh perawat apakah pasien sudah minum obat atau
belum. Hasil observasi yang didapatkan bahwa pengecekan obat yang sudah
diminum atau belum oleh pasien masih dilakukan secara minim oleh perawat
karena kesibukan dalam melakukan tindakan keperawatan yang lain kepada
pasien. Pendokumentasian pemberian obat-obatan sudah sesuai dengan
pedoman 6B. Koordinasi antara perawat dengan farmasi mengenai obat-obatan
dilakukan melalui kartu resep dan via telepon.
➢ Gizi
Alur pelayanan gizi di Ruang Rawat Inap Kutilang saat pasien masuk,
pasien dilakukan skrining, jika hasil dari skrining menunjukkan lebih dari 2,
maka pasien dilakukan assesment gizi awal. Dari hasil assesment gizi awal
dievaluasi apakah pasien makannya terganggu atau tidak, apakah ada penyakit
tertentu yang memerlukan diet khusus. Jika ada maka selanjutnya dilakukan
assesment lanjut apakah perlu diet khusus dan monitoring. Untuk malnutrisi
berat pasien dievaluasi setiap hari, sedangkan yang tergolong malnutrisi sedang
evaluasi dilakukan 3-4 hari dan malnutrisi ringan evaluasi dilakukan 6-7 hari.
Pengelolaan gizi terbagi menjadi 2 yaitu pelayanan makanan dan asuhan
gizi. Pelayanan makanan bertugas menghitung kebutuhan makanan dalam
bentuk standar dan pembagian porsi makan klien dalam 3 kali sehari sesuai
dengan kebutuhan pasien dan dilakukan di pantry ruangan. Sedangkan asuhan
gizi bertugas dalam penentuan diet klien, evaluasi, penentuan diet lunak, diet
khusus atau diet biasa, dan menghitung kebutuhan gizi klien berdasarkan usia,
berat badan, tinggi badan, jenis kelamin dan jenis penyakit pasien.
Jika terdapat pasien pulang dengan diet yang khusus maka petugas dari
asuhan gizi akan memberikan konseling pada pasien dan keluarga untuk
prosedur pemenuhan nutrisi saat pasien berada dirumah yang dalam
pelaksanaannya masih minim dilakukan karena shift ahli gizi yang tidak
bertepatan dengan jam kepulangan pasien.
➢ Pemeriksaan Diagnostik
Bedasarkan hasil wawancara pengelolaan petugas laboratorium dilakukan
secara terpusat untuk seluruh Rumah sakit. Pengelolaan bahan pemeriksaan
laboratorium: dokter menulis jenis pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
bersangkutan, perawat menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan, dan perawat
menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan. Pengiriman sampel
laboratorium dilakukan oleh perawat atau oleh pekarya ke laboratorium kemuning.
Bahan- bahan pemeriksaan sesuai dengan tabung yang telah disiapkan seperti
tabung ungu untuk pemeriksaan Hb atau Sysmex, tabung biru untuk pemeriksaan
PT-APTT, dan tabung kuning untuk pemeriksaan darah kimia. Pemeriksaan
radiologi: setelah formulir permintaan pemeriksaan disiapkan dan ditulis dalam
buku ekspedisi, kemudian petugas ruangan (pekarya/perawat) mendaftarkan ke
bagian radiologi sambil membawa pasien. Bagi pasien yang harus dikonsultasikan
ke bagian lain, maka dokter menulis permintaan konsul, kemudian perawat
menghubungi dokter bagian yang dituju.
Untuk perawatan luka, klien, dan keluarga diajarkan cara perawatan luka oleh
perawat maupun dokter residen ketika melakukan perawatan luka.
Perawat memberikan motivasi dan anjuran kepada keluarga agar klien kontrol.
Kepala Ruangan
Lina Suci, S,Kep., Ners
Prakarya
Ketua TIM I
Ketua TIM II Tata Usaha Kekey
Tania Husnul S,Kep.,
Vanessa Ayu S,Kep., Ners Hj.Nawati Damayanti
Ners
Rahel
b) Non Manusia
(1) Money
Pendanaan Ruang Rawat Inap Kutilang berasal dari pusat atau tersentral
dari rumah sakit dan pemerintah daerah. Dalam penyediaan barang
kebutuhan bagi kelangsungan pelayanan didrop dari pusat (dari bidang
keperawatan ke bidang pengadaan). Untuk barang yang tidak disediakan,
pihak ruangan mengajukan proposal pengadaan barang ke bidang
keperawatan. Anggaran biaya pengembangan dan biaya pemeliharaan
berasal langsung dari operasional rumah sakit
Tunjangan yang didapatkan perawat terdiri gaji, ULP dan dari
intensif berdasarkan sistem remunerasi. Ruangan memiliki dana khusus
yang berasal dari iuran rutin perawat dan dana tersebut digunakan apabila
terdapat pegawai yang sakit, melahirkan, dan lain-lain, tetapi dana ini
sama sekali tidak berhubungan dengan pembiayaan asuhan pelayanan atau
keperawatan untuk pasien.
(2) Method
Kebijakan rumah sakit memberikan kebebasan kepada setiap ruangan
untuk menentukan metode keperawatan yang akan digunakan dan
memberikan kewenangan untuk mengatur jadwal dinas atau shift-nya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada masing-masing kepala
ruangan didapatkan hasil metode keperawatan yang digunakan di Ruang
Rawat Inap C adalah metode tim dengan case manager. Untuk metode tim
perawat dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim 1 yang menangani pasien di kamar
1, 2, dan 3 bed 1-3, tim 2 menangani pasien di kamar 3 bed 4-6, 4, dan 5.
Dalam hal rotasi anggota tim sudah dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Namun, dalam pelaksanaannya perawat mengaku bahwa meskipun sudah
terbagi secara tim, untuk dinas pada shift sore maupun malam perawat yang
sedang berdinas akan saling membantu rekannya yang berada di tim yang
berbeda dalam memberikan asuhan keperawatan dimana hal ini disebabkan
karena kurangnya tenaga keperawatan. Perawat mengaku metode tim belum
bisa dilakukan secara optimal karena keterbatasan tenaga perawat yang
tidak sesuai dengan jumlah pasien. Perawat juga mengakui bahwa jika
terdapat operan maupun tindakan untuk pasien diluar pegangan timnya, ia
tetap memberikan pelayanan dengan sepengetahuan perawat
penangungjawab dari pasien tersebut.
Penjadwalan shift dibuat secara bulanan oleh kepala ruangan atau wakil
kepala ruangan sebagai penanggungjawab untuk membuat jadwal. Dalam
setiap shift-nya terdapat 5-9 perawat yang bertugas pada shift pagi, 3-4
orang untuk shift sore dan malam. Pada saat shift pagi, pengambilan
keputusan dilakukan oleh kepala ruangan, wakil kepala ruangan, maupun
kepala timnya masing-masing. Sedangkan saat shift sore dan malam
pengambilan keputusan yang bersifat urgent dilakukan oleh leader yang
telah ditentukan dan ditandai dalam jadwal dinas (penanggung jawab shift).
Ruang Rawat Inap Kutilang sudah memiliki struktur organisasi metode case
management tetapi dalam pelaksanaanya digunakan metode tim. Ruangan
memiliki SPO, protap, dan standar asuhan keperawatan terintegrasi dengan
SPO dari rumah sakit yang berada di komputer. Pendokumentasian asuhan
dilakukan sepenuhnya oleh perawat. Selain pendokumentasian di buku status,
ruangan juga memiliki buku komunikasi atau disebut buku tim yang diisi oleh
ketua tim maupun penanggung jawab shift, berisi tentang keadaan umum
pasien, alat kesehatan yang terpasang, tindakan yang telah dilakukan, dan
rencana tindakan yang akan dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk
memudahkan komunikasi antar perawat di ruangan. Serta dokumentasi juga di
input ke computer di masing-masing ruangan dalam file komunikasi.
Ruang Rawat Inap Kutilang juga memiliki buku jadwal dinas pegawai
baik perawat maupun non keperawatan baik yang tertulis maupun yang
digital di dalam komputer. Selain itu, ruangan pun memiliki buku catatan
rapat ruangan yang diisi oleh kepala atau wakil kepala ruangan berisi
tentang hasil rapat, pembagian tugas baru perawat, masalah iuran bulanan
ruangan, dan lain-lain.
(3) Material
Ruang Rawat Inap Kutilang, terdiri dari 1 ruang pantry/dapur, 1
ruang tindakan, 1 ruang nurse station, 1 ruang ganti perawat, ruang
mushola, 1 ruang spoelhoeck, 1 ruang tata usaha, 10 kamar perawatan
dengan kapasitas 6-8 bed yang dibatasi oleh sampiran. Setiap kamar
memiliki pencahayaan yang cukup dan terdapat kipas angin untuk
kenyamanan pasien dan keluarga.
Terdapat wastafel tempat cuci tangan dengan air mengalir di
samping nurse station dan 1 buah wastafel di ruang tindakan dengan
sabun antiseptik dan tissue khusus. Terdapat 6 fasilitas cuci tangan
kering yang diisi campuran cairan chlorine hexidine dan alkohol 70% di
sepanjang koridor, lalu ada tambahan fasilitas cuci tangan di masing-
masing bedpasien. Pengisian cairan tersebut dilakukan oleh pekarya.
Untuk jadwal operasi di tim 1 dan 2 sudah bisa diakses secara
online dan pencatatannya ditulis di computer yang berisi tentang jadwal
dan jenis tindakan yang akan diberikan. Ruangan memiliki buku
komunikasi perawat yang diisi oleh perawat dan berisi tentang keadaan
umum pasien, pemenuhan KDM, terapi, tindakan yang sudah dilakukan,
dan yang akan dilakukan pada shift selanjutnya. Sudah terdapat uraian
tugas mengenai tugas kepala ruangan, wakil kepala ruangan, ketua dan
anggota tim dalam metode penugasan tim. Ruangan sudah memiliki
SOP, protap, dan SAK.
(4) Marketing
Secara khusus, Ruang Rawat Inap Kutilang tidak memiliki
kewenangan dalam mengatur marketing. Kegiatan marketing terpusat
dilakukan oleh manajemen RS melalui tim humas rumah sakit.
2) Lingkungan Kerja
a) Lingkungan Fisik
(1) Keadaan Ruangan
Secara umum, keadaan ruangan Ruang Rawat Inap Kutilang adalah
sebagai berikut:
- Lantai
Lantai berupa keramik di semua ruangan, permanen, kondisi lantai
tidak licin, dan dibersihkan setiap pagi hari atau sesuai kebutuhan oleh
cleaning service.
- Dinding
Dinding berupa tembok permanen di semua ruangan, tembok kokoh,
tidak mengelupas, tidak berjamur, tidak terdapat sarang laba-laba,
dinding rutin dibersihkan oleh cleaning service.
- Pencahayaan
Cahaya sinar matahari dapat masuk dengan cukup baik, lampu
dinyalakan hanya saat akan dilakukan tindakan. Untuk pencahayaan
pada malam hari digunakan lampu neon yang tersebar di ruangan
sebanyak 10 lampu neon dan pencahayaan dirasa cukup ketika
perawat melaksanakan tindakan terutama pada malam hari karena
setiap bed dilengkapi 1 lampu.
- Ventilasi
Jumlah jendela dan lubang ventilasi yang ada sesuai dengan besar
ruangan dan disetiap kamar terdapat 1 pintu keluar balkon sehingga
tidak terkesan pengap.
- Langit-Langit
Langit-langit terbuat dari gypsum berwarna krem, bersih dan tidak
ditemukan sarang laba-laba.
(2) Koridor
Terdapat 2 koridor memanjang dari pintu masuk utama hingga
pintu balkon bagian belakang. Ruang Rawat Inap Kutilang masuk dari
pintu masuk utama dan sudah terdapat petunjuk arah yang ditempel di
depan tembok pintu masuk agar memudahkan pengunjung atau pasien
agar tidak tersesat. Pencahayaan cukup memadai dari depan hingga
belakang karena sudah dilengkapi lampu neon pada setiap koridor.
Disepanjang koridor cukup untuk memobilisasi keluar dan masuk pasien.
(3) Ruang Tunggu Keluarga Pasien
Ruang tunggu keluarga menyatu dengan kamar perawatan tepatnya
bersebelahan dengan bed pasien difasilitasi dengan 1 kursi. Kebijakan
ruangan hanya memperkenankan 1 penunggu pasien yang berada di
kamar perawatan. Keluarga pasien tidur malam biasanya disamping bed
pasien. Setiap bed disekat dengan sampiran berwarna hijau. Adapun
balkon depan digunakan sebagai ruang tunggu keluarga pasien dengan
pencahayaan yang cukup karena langsung berhubungan dengan
lingkungan luar. Dilengkapi dengan tempat sampah nonmedis dan TV
sebagai sarana hiburan di ruang tunggu keluarga.
(4) Ruang Perawatan Pasien
- Ruang Rawat Inap Kutilang memiliki 5 ruang perawatan pasien yang
terdiri dari 8 bed di kamar 1dan 2, 5 bed di kamar 4 dan 5, serta 4
bed di kamar 3
- Tiap bed dilengkapi 1 lemari kecil, 1 meja, 1 kursi untuk penunggu.
- Antar bed memiliki sekat yaitu oleh sampiran untuk menjaga
privacy pasien. Tempat tidur dilengkapi kasur, bantal, linen, sarung
bantal, dan selimut. Di tembok tiap bed terpasang nomor bed dan di
tembok pasien terdapat 2 buah colokan listrik, 1 bel perawat, dan
hanya ada 6 oksigen sentral.
- Tempat tidur pasien dilengkapi dengan hek di bagian sisinya untuk
mencegah pasien terjatuh dari tempat tidur. Tempat tidur pasien
dapat ditinggikan di bagian kepala dan kakinya.
- Langit-langit dan lantai dalam kondisi baik.
- Tersedia tempat sampah non medis 1 buah, 1 sampah medis dan
fasilitas hands rub di setiap kamar bahkan di gantung di tempat tidur.
(5) Kamar Mandi Pasien
Ruang Rawat Inap Kutilang dilengkapi kamar mandi dan toilet
pasien sebanyak 14 buah. Letak kamar mandi terbagi menjadi dua,
yaitu disudut ujung balkon sebelah kanan dan kiri. Kamar mandi yang
dapat dipakai dari total keseluruhan kamar mandi pasien sebanyak 6.
(6) Nurse Station
- 1 Meja front office memanjang dan 6 buah kursi yang digunakan
oleh tenaga kesehatan dalam pendokumentasian dan perencanaan
tindakan pasien. Selain itu digunakan juga untuk tempat diskusi
antara perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.
- Terdapat 1 buah rak kayu yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan formulir konsul, formulir catatan keperawatan dan
instruksi dokter, formulir pemeriksaan laboratorium, format izin
operasi, dan dokumen penting lainnya
- 2 buah lemari kaca untuk pojok informasi berisi SPO, SAK, file
profil perawat, dan informasi lainnya serta sebagai lemari untuk
penyimpanan status pasien yang telah tersusun rapi sesuai dengan
bed-nya masing-masing.
- Di dinding terdapat tempelan Visi, Misi, Motto, falsafah, dan Nilai-
nilai rumah sakit.
- Terdapat alat-alat untuk pemeriksaan pasien diantaranya,1 troli
emergency, 1 stecoscop, 1 spygmomanometer air raksa, 1
spygmomanometer mobile, 1 lampu radiologi (light case).
- Alat komunikasi yang tersedia diantaranya 2 komputer yang
digunakan untuk melihat hasil pemeriksaan diagnostik terbaru, dan 1
telepon.
(7) Ruang Ganti Perawat
Ruangan ganti perawat Rawat Inap Kutilang memiliki penerangan
lampu neon 4 buah. Di dalam ruangan terdapat loker untuk menyimpan
barang-barang perawat, meja, karpet, dan TV. Terdapat lemari untuk
menggantung pakaian. Adapun fungsi ruangan ini sebagai ruangan
makan, tempat shalat, dan istirahat.
Ruang tindakan terdapat 1 bed tindakan. Terdapat lemari tempat
penyimpanan alat-alat steril, lemari kaca tempat penyimpanan bahan
berbahaya dan beracun, lemari kaca tempat alat medis yang didalamnya
terdapat satu set alat steril dan kassa steril, satu set mesin vacuum, 2
wadah tempat penyimpanan alat-alat medis yang sudah tidak steril,
trolli GV (ganti verban) yang disampingnya sudah tersedia tempat
sampah medis dan non medis, 1 wastafel dengan kran air dan tersedia 1
botol sabun antiseptik, serta bak sampah khusus plabot.
(9) Ruang Dispensing/ Persiapan Obat
Ruang dispensing terdapat loker penyimpanan obat serta cairan
infus pasien yang telah disusun berdasarkan nomor bed dan diberi label
nama. Terdapat 1 buah AC yang berfungsi mengatur suhu ruangan agar
tetap normal untuk penyimpanan obat dan pencahayaan ruangan dengan
1 lampu neon. Selain itu, terdapat masing-masing 2 safety box sebagai
tempat pembuangan limbah tajam seperti jarum suntik dan ampul, 1
kulkas untuk penyimpanan obat sisa dengan label BUD pada setiap obat
yang tersisa, sampah coklat yang digunakan untuk membuang bekas
vial obat, dan 1 monitor suhu ruangan. Trolley obat disimpan di balkon
belakang dikarenakan ruang dispensing yang sempit.
(10) Ruang Administrasi
Ruangan administrasi terletak diantara ruang tindakan dan ruang
KaRu dan WaKaRu. Pada ruangan ini terdapat 2 meja, 1 printer, 2
lemari berkas, 1 komputer, dan 1 aeroform yang berfungsi mengirimkan
bahan pemeriksaan ke labolatorium digunakan hanya saat keadaan
cito/darurat.
(11) Ruang Pendidikan
Belum terdapat ruang pendidikan khusus, tetapi balkon
belakang digunakan sebagai ruang pendidikan yang terdiri dari 1
meja dan 2 kursi panjang yang dapat dipergunakan mahasiswa
sebagai tempat berdiskusi dan beristirahat. Di balkon belakang ini
juga terdapat lemari linen, lemari pendidikan, lemari penyimpanan
alat kesehatan habis pakai seperti kertas-kertas dokumen RM, spuit,
kapas alcohol, dll. Di balkon ini juga digunakan sebagai tempat
penyimpanan kursi roda, oksigen besar.
(12) Pantry
Pantry berada di koridor sebelah kiri pintu masuk ruangan dan
memiliki kebersihan yang cukup baik. Di dalam pantry terdapat 2
wastafel besar, meja persiapan makanan, kursi, dan lemari.
2.2.5 Pendidikan
Rumah sakit memberikan fasilitas bagi perawat yang akan melanjutkan
pendidikan berkelanjutan dan pelatihan. Kepala ruangan membuat mapping tahunan
tentang karir perawat yang dilihat dari masa kerja perawat dan apabila ada informasi
CPD dari kabid keperawatan, kemudian perawat diruangan akan ditawarkan oleh
kepala ruangan sesuai urutan mapping yang sudah dibuat. Perawat di ruangan juga
dapat mengajukan penawaran secara pribadi kepada kepala ruangan yang nantinya
diajukan kepada kabid keperawatan.
a. Pendidikan pada Perawat
Saat kajian situasi, terdapat 2 orang perawat yang sedang izin belajar.
b. Pendidikan pada Keluarga Pasien
Pendidikan untuk keluarga pasien dilakukan secara berkala melalui
penyuluhan Ruang Rawat Inap Kutilang .
c. Pendidikan pada Calon Praktisi Keperawatan dan Profesi Lain
Selama dilakukan kajian situasi mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
klinik di Ruang Rawat Inap Kutilang adalah mahasiswa Profesi Ners
Muhammadiyah Cirebon.
Kepala Ruangan
Lina Suci, S.Kep., Ners
g. Pendokumentasian tindakan
- Di dalam status pasien tidak dilengkapi dengan pencatatan infus
- Di dalam status pasien tidak dilengkapi dengan pencatatan intake-output
pasien setiap shift
- 5 dari 5 status pasien yang terpasang NGT dilengkapi dengan pencatatan
NGT, sedangkan sisanya klien tidak terpasang NGT.
- 3 dari 3 status pasien yang terpasang Dower Catheter (DC) dilengkapi
dengan pencatatan Dower Catheter, sedangkan sisanya tidak terpasang DC
- 10 dari 23 status dilengkapi dengan pencatatan perawatan luka (Ganti
Balutan), sedangkan sisanya klien tidak terdapat luka balutan
- 8 dari 23 klien yang teridentifikasi nyeri dilakukan pendokumentasian
manajemen nyeri oleh perawat
3.2.3 Fungsi Pengendalian
Pengumpulan data terkait fungsi pengendalian yaitu: mutu layanan, yang ada di
jajaran rawat inap.
3.2.4 Fungsi Manajemen Asuhan Keperawatan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan