Disusun Oleh
Hersa Vitasari Hustianti
NPM : 22.14901.10.21
Disusun Oleh
Hersa Vitasari Hustianti
NPM : 22.14901.10.21
ii
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Karya Ilmiah Akhir Ners, 15 Agustus 2023
Penerapan Posisi Semi Fowler Terhadap Pola Nafas Tidak Efektif Dengan
Pasien Asma Di Rumah Sakit Umum B Tahun 2023
(xv, 59 halaman, 6 tabel, 4 gambar, 3 skema, 4 lampiran)
ABSTRAK
Asma telah dikenal sejak ribuan tahun lalu, asma adalah salah satu penyakit
tidak menular yang menjadi permasalahan global saat ini. Asma merupakan suatu
penyakit yang ditandai dengan obstruksi jalan nafas yang bersifat kambuh
berulang dan reversible. Serangan asma dapat berupa sesak nafas ekspiratori yang
proksimal berulang-ulang dengan mengi atau wheezing dan batuk yang
disebabkan oleh konstriksi atau spasme otot bronkus, inflamasi mukosa bronkus
dan produksi lendir kental berlebihan. Bronkus penderita asma sangat peka
terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi. Serangan asma mudah
terjadi akibat berbagai pemicu, baik fisik, metaboloc, kimia, alergen, infeksi dan
sebagainya. Oleh karena itu penyebab asma sangat kompleks dan multifaktorial.
Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk menganalisis masalah asuhan
keperawatan yang dilakukan pada Ny. S dengan penyakit asma. Lokasi penelitian
dilakukan di ruang Anggrek Lantai 3 RSU Bunda Palembang Sumatera Selatan.
Hasil penelitian Ny. S ditemukan pola nafas tidak efektif dengan
pelaksanaan intervensi manajemen jalan nafas yaitu penerapan posisi semi fowler
yang telah dilakukan ditemukan berkurangnya sesak nafas saat pengkajian
respiratory rate yaitu 25 x/m dan pada saat evaluasi akhir respiratory rate yaitu 20
x/m. pada penegakan diagnosa Ny. S masalah teratasi dihari ketiga.
Ada perubahan dilakukan penerapan posisi semi fowler, sehingga penerapan
posisi semi fowler dapat direkomendasikan untuk membantu mengurangi sesak
nafas pada pasien asma.
iii
ABSTRACT
INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE
BINA HUSADA PALEMBANG
NURSE PROFESSIONAL STUDY PROGRAM
Ners Final Scientific Work, 15 August 2023
ABSTRACT
Bibliography : 21 (2016-2023)
iv
PENERAPAN POSISI SEMI FOWLER TERHADAP POLA NAFAS
TIDAK EFEKTIF DENGAN PASIEN ASMA DI RUMAH SAKIT
UMUM B TAHUN 2023
Karya Ilmiah Akhir ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan penguji
Program Studi Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
Disusun Oleh :
Hersa Vitasari Hustianti
NPM : 22.14901.10.21
Pembimbing
Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Ners
Kardewi, S.Kep.,Ners.,M.Kes
NIDN : 02.270383.03
v
KARYA ILMIAH AKHIR
Oleh :
Hersa Vitasari Hustianti
NPM : 22.14901.10.21
Ketua Penguji
Penguji I Penguji II
vi
RIWAYAT HIDUP
I. BIODATA
Nama : Hersa Vitasari Hustianti
Tempat, Tanggal Lahir : Sungai Baung, 17 Maret 2000
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Tempat Tinggal : Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Penukal
Abab Lematang Ilir, Alamat Talang Subur, RT
001/RW 004, Kecamatan Talang Ubi, Kelurahan
Talang Ubi Selatan
Nomor Telepon 081274755546
Email : hustiantihersavitasari@gmail.com
Nama Orang Tua
- Ayah : Herlin Dodi
- Ibu : Fitriana
vii
PERNYATAAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners yang saya
tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa keseluruhan Karya Ilmiah Akhir Ners ini
merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi seberat-beratnya atas perbuatan tidak terpuji
tersebut.
Demikian, surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
paksaan sama sekali.
Penulis
viii
KATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners
dengan judul ”Analisis Asuhan Keperawatan Terhadap Pola Nafas Tidak Efektif
dengan Pasien Asma dan Intervensi Penerapan Posisi Semi Fowler di Rumah
Sakit Umum B Tahun 2023” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada
Palembang.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari penulisan karya ilmiah
akhir ners ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Ns. Ersita, S.Kep., M.Kes., M.Kep. Selaku Ketua STIK Bina Husada
Palembang.
2. dr. Halipah Mahyuddin, Sp. THT., M.M. Selaku Direktur Utama RSU Bunda
Palembang yang telah memberikan kesempatan untuk menjalani penelitian
dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.
3. Ns. Kardewi, S.Kep, M.Kes. Selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang.
4. Ns. Meta Nurbaiti, S.Kep. M.Kes. Selaku dosen pembimbing profesi ners
yang telah bersedia membimbing, memotivasi, memberikan arahan dalam
penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.
5. Yofa Anggriani Utama, S.Kep, Ners, M.Kes, M.Kep. Selaku penguji I yang
telah bersedia membimbing, menguji, memberikan arahan dalam penyusunan
karya ilmiah akhir ners ini.
5. Ns. Egga Rafika Romadona, S.Kep. Selaku penguji II yang telah bersedia
membimbing, menguji, memberikan arahan dalam penyusunan karya ilmiah
akhir ners ini.
6. Ns. Mareta Akhriansyah. S.Kep, M.Kep Selaku dosen pembimbing sarjana
keperawatan serta profesi ners yang masih berkontribusi membantu dan
memberikan arahan dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.
ix
7. Semua dosen-dosen STIK Bina Husada Palembang yang sudah membimbing
saya selama proses perkuliahan profesi ners ini.
8. Teruntuk kedua orangtuaku dan adik-adikku terimakasih atas support mental,
moril dan money nya I Love You So Much.
Penulis memahami tanpa bantuan, doa dan bimbingan dari semua orang akan
sulit untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini. Penulis menyadari bahwa
penulisan karya ilmiah akhir ners ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan. Semoga
karya ilmiah akhir ners ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan bagi
siapa saja yang membacanya.
Palembang, 15 Agustus 2023
Penulis
x
DAFTAR
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................46
4.1 Profil Rumah Sakit..........................................................................46
4.2 Pembahasan.....................................................................................51
BAB V PENUTUP..........................................................................................55
5.1 Kesimpulan......................................................................................55
5.2 Saran.................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................57
LAMPIRAN
xi
TABE
No Tabel Halaman
2.1 Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ..
21
3.1 Hasil laboratorium..................................................................................36
3.2 Analisa Data...........................................................................................37
3.4 Perencanaan...........................................................................................38
3.5 Catatan Perkembangan...........................................................................40
3.6 Evaluasi..................................................................................................44
xii
GAMBA
No Gambar Halaman
xiii
SKEM
No Skema Halaman
2.1 Patoflow................................................................................................12
3.1 Genogram..............................................................................................30
4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit..........................................................50
xiv
LAMPIRA
No Lampiran
1. Buku bimbingan
2. Persetujuan pasien
3. Surat izin penelitian
4. Dokumentasi
xv
BAB
PENDAHULUAN
1
2
Berdasarkan data kasus asma di RSU Bunda dalam 1 bulan terakhir 10 Juli
2023 hingga 10 Agustus 2023 terdapat peningkatan kasus asma di ruangan
Palembang Tahun 2023 yaitu sebanyak 38 pasien yang memiliki tanda dan gejala
seperti dyspnea.
Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan napas yang mengakibatkan
dispnea, batuk, susah tidur dan menimbulkan wheezing. Asma bersifat fluktuaktif
(hilang timbul) artinya dapat tenang dengan gejala ringan sampai berat bahkan
dapat menimbulkan kematian (Muttaqin, 2018) Jika serangan terjadi dalam waktu
yang cukup lama akan mengakibatkan apnea dan yang paling parah akan
menyebabkan kematian. Pada saat serangan alur jalan napas membengkak karena
penyempitan jalan napas dan pengurangan aliran udara yang masuk ke paru
(Effendy, 2018)
Komplikasi serangan yang terjadi pada penderita asma adalah pneumothorak,
aspirasi, gagal jantung, sumbatan pada jalan nafas atau gagal nafas, asidosis
bahkan kematian dan terapi yang biasa dilakukan di pelayanan kesehatan biasanya
diberikan terapi farmakologi pada penderita asma seperti bronchodilator,
antikolinergin, kortikosteroid dan mukolitin dan intervensi non farmakologi dapat
diaplikasikan untuk mengatasi sesak nafas pada pasien asma yaitu pengaturan
posisi (Hartati Sukma, 2022). Metode yang paling sederhana dan efektif dalam
biaya untuk mengurangi risiko stasis sekresi pulmonar mengurangi resiko
penurunan pengembangan dinding dada dan mengurangi yaitu dengan pengaturan
posisi.
Posisi adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan
posisi tubuh dengan meningkatkan kesejahteraan atau kenyamanan fisik dan
psikologis. Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur dimana posisi kepala dan
tubuh ditinggikan 45° hingga 60° dimana posisi lutut mungkin/mungkin tidak
dalam posisi tertekuk, sedangkan posisi semi fowler merupakan posisi tempat
tidur dimana posisi kepala dan tubuh ditinggikan 15° hingga 45° (Satria &
Sahrudi 2020). Dengan mengatur posisi semi fowler akan membantu menurunkan
konsumsi oksigen dan meningkatkan ekspansi paru-paru maksimal.Dengan
penerapan posisi semi fowler, sehingga sesak nafas berkurang dan proses respirasi
akan kembali normal.
3
Fowler Terhadap Pola Nafas Tidak Efektif Dengan Pasien Asma di Rumah Sakit
Umum Bunda Palembang Tahun 2023.
2. Bagi Pasien
Hasil penelitian dapat menjadi panduan dasar atau usaha mandiri yang
digunakan sebagai salah satu alternatif pilihan Penerapan Posisi Semi Fowler
untuk mengatasi asma karena dapat dilakukan sendiri.
3. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini digunakan sebagai referensi dan manfaat bagi penelitian
selanjutnya serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sendiri
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai informasi serta menjadi referensi ilmiah pada penelitian lebih lanjut
untuk lebih menyempurnakan pembahasan dan penggunaan perlakuan atau
metode lain guna membantu mengatasi pasien asma yang dialami di rumah
sakit.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
6
7
4) Trakea
Bentuk batang tenggorokan seperti pipa bergelang-gelang, tulang
rawan yang panjangnya kurang lebih 10cm, berada dibagian leher dan
rongga dada. Fungsi trakea sebagai tempat lewatnya udara. Saat
berbicara, epligotis akan turun menutupi saluran pernapasan dan akan
terangkat ketika menelan makanan.
5) Bronkus (Cabang dari Tenggorokan)
Bronkus merupakan cabang dari trakea yang bercabang menjadi dua,
yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Bronkus bercabang tiga menuju
paru-paru kanan dan bercabang dua menuju paru-paru kiri. Setiap
caban dari bronkus akan bercabang lagi membentuk saluran yang
lebih kecil yang disebut bronkiolus.
6) Bronkiolus
Cabang dari bronkus yang membentuk saluran kecil disebut
bronkiolus. Cabang-cabang dari bronkiolus akan masuk ke gelembung
paru-paru atau alveolus. Fungsi alveolus ialah sebagai tempat oksigen
untuk masuk kedala darah dan melepaskan air dan karbondioksida.
7) Alveolus
Saluran yang paling ujung dari alat pernapasan ialah alveolus, yang
berupa gelembung-gelembung udara. Alveolus mempunyai fungsi
sebagai tempat pertukaran gas, yaitu tempat masuknya oksigen ke
dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dan air dari darah.
Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter
masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.
8) Paru-paru
Paru-paru terletak di rongga dada dibagian atas diafragma. Paru-paru
tersusun oleh dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekstra) yang
terdiri dari tiga gelambir dan paru-paru kiri (pulmo sinistra) yang
terdiri dari dua gelambir. Paru-paru berfungsi membungkus paru-paru
disebut pleura dalam (pleura visceralis). Sedangkan selaput yang
langsung menyelubungi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang
rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis)
9
b. Fisiologi
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu:
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau terdiri dari alveoli ke atmosfer. Proses ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor:
a) Semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin
rendah
b) Adanya kondisi jalan napas yang baik
c) Adanya kemampuan thoraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang disebut dengan compliance
d) Adanya alveoli yaitu kemampuan untuk mengeluarkan
karbondioksida atau kontraksinya paru-paru
2) Difusi
Merupakan pertukaran oksigen dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
arbondioksida dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a) Luasnya permukaan paru-paru
b) Tebal membrane respirasi yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial
Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
penebalan, perbedaan tekanan dan konsentrasi oksigen. Hal ini dapat
terjadi karena tekanan oksigen dalam rongga alveoli lebih tinggi
daripada tekanan oksigen dalam darag vena pulmonalis.
3) Transportasi
Merupakan proses pendistribusian oksigen kapiler ke jaringan tubuh
dan karbondioksida jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a) Curah jantung (cardiac output)
b) Frekuensi denyut nadi
1
2.1.3 Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan faktor pencetus
timbulnya serangan asma (Muttaqin, 2017), yaitu:
a. Faktor predisposisi
Genetik Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya
bakat alergi ini penderita sangat mudah terkena penyakit asma jika
terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran
pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor Pencetus
1) Alergen
Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila diisap atau dimakan dapat
menimbulkan serangan asma misalnya debu rumah, bulu binatang,
spora jamur, beberapa makanan laut dan sebagainya.
2) Infeksi saluran pernafasan
Saluran pernafasan terutama disebabkan oleh virus. Virus influenza
merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering
menimbulkan asma. Diperkirakan dua pertiga penderita asma dewasa
serangan asma ditimbulkan oleh infeksi saluran pernafasan.
3) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi asma,
perubahan cuaca menjadi pemicu serangan asma.
4) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-
15% klien asma. Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu, polisi
lalu lintas, penyapu jalanan.
5) Olahraga atau kegiatan jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan asma bila
melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan. Lari cepat
paling mudah menimbulkan asma.
6) Stres
Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma,
selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada.
1
2.1.5 Patofisiologi
Keterbatasan aliran udara pada penderita asma ini bersifat recurment yang
disebabkan oleh berbagai perubahan jalan napas (Yudhawati dan Krisdanti, 2019),
antara lain :
1
a. Bronkokontriksi
Kejadian fisiologis yang paling sering ditemui asalah penyumbatan jalan
napas yang biasanya diikuti oleh gangguan udara, pada asma eksaserbasi
akut, kontraksi otot polos bronkus terjadi dengan sangat cepat yang
menyebabkan penyempitan saluran napas sebagai reaksi dari paparan
allergen atau iritan.
b. Edema jalan napas
Asma menetap dengan meningkatnya inflamasi, diikuti oleh edema,
inflamasi, hipersekresi mucus dan hyperplasia otot polos.
c. Airway hyperresponsiveness
Hiperresponsif jalan napas ditentukan dengan menurunkan
hiperresponsift jalan napas dan meningkatkan manajemen asma.
d. Airway remodeling
Beberapa individu penderita asma memiliki keterbatasan aliran udara
yang sebagian reversible dan peningkatan kehilangan fungsi paru
menyebabkan peruahan struktural saluran napas
Biopsi bronkus pasien menunjukkan infiltrasi eosinophil, ketebalan
membrane sub-basal, fibrosis sub-epitel, hyperplasia dan hipertrofi otot
polos saluran napas. Setiap perubahan jalan napas pada penderita asma
akan mengurangi aliran udara.
Skema 2.1 Patoflow
Faktor pencetus serangan
Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk dan bulu binatang) Polusi udara: CO2, asap, rokok, parfum
Emosional: cemas, takut, stress Fisik: cuaca dingin p
Aktivitas berlebihan
Dispnea
Kelelahan otot intercostae
Antigen merangsang igE di selt mast, maka
terjadi reaksi antigen-antibodi
2.1.7 Klasifikasi
a. Berdasarkan Etiologi
Menurut Herdman (2016), asma terbagi menjadi alergik, idiopatikatau
non-alergik, dan campuran (mixed).
1) Ekstrinsik atau (alergik asthma)
Merupakan suatu bentuk asma dengan alergen seperti bulu binatang,
debu, ketombe, tepung sari makanan, dan lain-lain. Alergen terbanyak
adalah airbone dan musiman (seasonal). Klien dengan asma alergik
1
2.1.9 Penatalaksanaan
Terdapat dua jenis penatalaksanaan pada penderita asma (Smeltzer, 2018)
yaitu:
a. Penatalaksaan Farmakologi
1) Agonis adrenergik – beta 2 kerja – pendek
2) Antikolinergik
3) Kortikosteroid : inhaler dosis – terukur (MDI)
4) Inhibitor pemodifikasi leukotrien / antileukotrien
5) Metilxantin
b. Penatalaksanaan Non Farmakologi
1) Penyuluhan
2) Pola hidup sehat
3) Berhenti atau tidak merokok
4) Penerapan posisi
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Terhadap Pola Nafas Tidak Efektif
dengan Pasien Asma
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan dalam lingkungan menurut
(Resti, 2021).
a. Pengumpulan data
1) Identitas
2) Nama keluarga
3) Alamat
4) Komposisi keluarga
5) Tipe bentuk keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
1
a) Karakteristik rumah
Karekteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank
dengan sumber air minum yang digunakan serta dena rumah.
b) Karakteristik lingkungan sekitar dan komunitas yang lebih besar
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiaaan, lingkuhan fisik, aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan berpindah
tempat.
d) Asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas
12.) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
b) Struktur kekuasaan
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
d) Nilai keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.
13) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya.
2
b) Fungsional sosialisai
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya, dan pelaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan
keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan tugas kesehatan keluarga.
d) Stres, koping, dan adaptasi keluarga
b. Analisa data
Analisa data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk mengkaitkan
data klien serta menghubungkan data klien serta menghubungkan data tersebut
dengan konsep teori dan prinsip yang relevan keperawatan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan pasien dan keperawatan
pasien.
2.2.3 Intervensi
Intervensi keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan diberikan
kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan yang
muncul. Rencana keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI, 2018) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI,2019) .
2
1. Kekhawatir akibat kondisi yang 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
dihadapi menurun digunakan
2. Perilaku gelisah menurun 3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,tekanan dara
3. Frekuensi pernapasan membaik dan suhu tubuh
4. Frekuensi nadi membaik Terapeutik
5. Tekanan darah membaik 1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
6. Konsentrasi membaik dengan pencahayaan dan suhu ruangan nyaman
7. Pola tidur membaik 2. Anjurkan menggunakan pakaian longgar
3. Gunakan nada suara lembut
4. Gunakan relaksasi sebagai trategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis lain jika sesuai
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis.musik, meditasi,napas
dalam,relaksasi otot progresif)
2. Anjurkan mengambil posisi nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik
yang dipilih
5. Demonstrasikan dan latihan teknik relaksasi (mis.
Napas dalam, peregangan atau imajinasi
terbimbing)
2
2.2.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan adalah pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan secara
langsung kepada pasien. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi
adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan hubungan
saling percaya dan saling membantu, kemampuan teknik psikomotor, kemampuan melakukan
observasi sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi
dan evaluasi. Tahap pelaksanaan keperawatan meliputi: fase pesiapan (preparation), tindakan
dan dokumentasi.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kiteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan keluarga. Evaluasi bertujuan untuk melihat kemamouan
keluarga dalam mencapai tujuan. Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu:
a. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana
keperawatan guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah
SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasilpemeriksaan),
analisa data (perbandingan data dengan teori), dan Planning (perencanaan).
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas proses
keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan menilai dan memonitor
kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada
evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan respon
pasien dan keluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir
pelayanan.
2
2.4.1 Pengertian
Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk.
2.4.2 Tujuan
a. Mengurangi sesak napas
b. Memberikan rasa nyaman
c. Membantu memperlancar keluarnya cairan
d. Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
2.4.3 Indikasi
a. Pasien sesak napas
b. Pasien pasca bedah, bila keadaan umum pasien baik atau bila pasien sudah benar-
benar sadar.
2
2.4.4 Persiapan
a. Persiapan alat
1) Sandaran panggung atau kursi
2) Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu
3) Tempat tidur khusus (functional bed) jika perlu
b. Persiapan pasien, perawat dan lingkungan
1) Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau peran dan
jelaskan apa yang akan dilakukan
2) Pastikan identitas pasien
3) Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebur yang dapat dipahami
oleh pasien
4) Siapkan peralatan
5) Cuci tangan
6) Yakinkan pasien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan pencahayaan
yang cukup untuk melaksanakan tugas
7) Berikan privasi pasien
a. Pasien didudukkan, sandaran punggung atau kursi di letakkan di bawah atau di atas
kasur di bagian kepala, diatur sampai setengah duduk dan dirapikan. Bantal disusun
menurut kebutuhan. Pasien dibaringkan kembali dan pada ujung kakinya dipasang
penahan.
b. Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya langsung
diatur setengah duduk, di bawah lutut ditinggikan sesuai kebutuhan. Kedua lengan
ditopang dengan bantal.
c. Rapikan tempat tidur.
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
No RM 225308
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal MRS : 05 Agustus
2023
Tanggal Pengkajian : 08 Agustus 2023
29
3
3.1.5 GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
3
3.1.6 LINGKUNGAN
a. Rumah
Pasien mengatakan rumah yang ia tempati jauh dari pabrik industri dan
jalan raya. Pasien mengatakan suami dan anak laki-lakinya tidak
merokok dan pasien mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan yang
berbulu atau ternak.
b. Pekerjaan
Pasien mengatakan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga.
c. Pola eliminasi
1) BAK dan BAB Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan BAK, pasien
mengatakan frekuensi BAB 4-5 x/hari dengan warna urine kuning
jernih dan bau khas urine, pasien mengatakan BAB lancar 1 x/hari,
feses berwarna kuning dan bau khas feses.
2) BAK dan BAB Saat sakit
Pasien mengatakan BAK sehari 4-5 x/hari dengan warna urine kuning
jernih dan baunkhas urine, pasien mengatakan BAB 1 x/hari dengan
feses bewarna kuning, bentuk padat dan bau khas feses.
d. Pola personal hygiene
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien mandi 2 x/hari, menggosoik gigi 3 x/hari,
keramas rambut 2 x/hari.
2) Saat sakit
Selama dirawat dirumah sakit pasien mandi 1 x/hari, pasien
mengatakan menggosok gigi 1 x/hari dengan dibantu oleh keluarga
pasien dan keramas rambut 1 x/hari.
e. Pola istirahat dan tidur
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak ada masalah istirahat dan tidurnya, lama
tidur 7-8 jam/hari, waktu tidur pasien siang dan malam, pasien
mengatakan mudah untuk memulai tidur.
2) Saat sakit
Pasien mengatakan sulit tidur, pasien mengatakan merasa sesak di
malam hari dan terbangun saat tidur lalu pasien tidak dapat tidur
kembali, lama tidur saat sakit 3-4 jam/hari, pasien mengatakan tidak
puas tidurnya, pasien tampak mneguap, pasien tampak mengantuk dan
pasien tidak menggunakan obat-obatan sebelum tidur.
f. Pola aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit pasien tidak mengalami keterbatasan dalam hal mandi,
3
telinga simetris antara kiri dan kanan dan pasien tidak menggunakan
alat bantu pendengaran.
3) Sistem wicara
Pada saat dilakukan pengkajian pasien tidak mengalami kesulitan
dalam berbicara.
4) Sistem pernafasan
Pada saat dilakukan pengkajian pasien terpasang nasal kanul, pasien
mengatakan sesak, pasien mengatakan sesak seperti ditarik sesak
berlangsung hilang timbul selama 20-30 menit. Sesak bertambah
parah ketika melakukan aktivitas rigan apalagi berlebihan, kelelahan
dan terpapar udara dingin, saturasi oksigen 95% frekuensi pernafasan
28 x/m.
5) Sistem kardiovaskuler
Pada saat pengkajian nadi radialis didapatkan data nadi 89 x/m teraba
kuat dan teratur, tidak terdapat distensi vena jugularis, CRT (Capillary
reffil time) < 2 detik.
6) Sistem neurologi
Kesadarn compos mentis, glasglow come scale (GCS E4 M6 V5) pada
saat melakukan pemeriksaan sensorik pasien dapat merasakan dan
menyebutkan benda tumpul maupun tajam, meningeal (-).
7) Sistem pencernaan
Pada sat dilakukan pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah
dalam menelan, tidak menglami masalah dalam rongga mulut dan
tidak ada masalah gigi, mukosa kulit pasien tampak kering.
8) Sistem endokrin
Pada saat dilakukan pengkajian pasien tidak mengalami pembesaran
kelenjar typoid, tidak tremor, tidak ada tanda-tanda peningkatan kadar
gula dalam urine.
9) Sistem immunologi
Pada saat dilakukan pengkajian pasien tidak mengalami pembesaran
kelenjar getah bening.
3
3.1.9 PENGOBATAN
a. Injeksi Dexamethason 1 ampul
b. Oksigen nasal canule
c. Captopril 25mg
d. Infus ringer laktat 500 ml
Sesak nafas
Intoleransi aktivitas
3 Ds : Pasien tampak sulit tidur karena sesak sering terjadi di malam hari, pasien Intoleransi aktivitas Gangguan pola
mengatakan sering terbangun di malam hari karena sesak, pasien tidur
mengatakan tidak puas dengan tidurnya dan pasien mengatakan lama tidur Peningkatan kebutuhan
hanya kurang lebih 3-4 jam oksigen
Do : Pasien tampak menguap dan pasien tampak mengantuk
Hiperventilasi
3
Sesak nafas
P : Lanjutkan intervensi
- Memposisikan semi fowler
- Memberikan terapi oksigen nasal kanul
- Memonitor tanda-tanda vital
Intoleransi aktivitas 08 1. Mengidentifikasi fungsi tubuh S : Pasien mengatakan badannya lemah, lelah saat Hersa
berhubungan dengan Agustus yang mengakibatkan kelelahan beraktivitas, saat beraktivitas merasa sesakk dan
kelemahan 2023 2. Memonitor penyebab kelelahan belum bisa beraktivitas secra mandiri
09.30 wib 3. Memberikan aktivitas distraksi O : Pasien tampak lemah, pasien tampak melakukan
yang menenangkan dengan distraksi dengan berdoa dan aktivitas pasien dibantu
berdoa keluarga dan perawat
4. Membantu pasien dalam A : Masalah belum teratasi
memenuhi kebutuhan memberi P : Lanjutkan intervensi
obat dan meminum air hangat - Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
5. Menganjurkan tirah baring melakukan aktivitas
- Lakukan latihan rentang gerak aktif
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangu kelelahan
Gangguan pola 08 1. Mengidentifikasi faktor S : Pasien mengatakan sulit tidur karena sesak, sering Hersa
tidur berhubungan Agustus pengganggu tidur terbangun dan tidur malam hanya 4 jam dari pukul
dengan sesak napas 2023 2. Menciptakan lingkungan yang 23.00 wib sampai dengan 03.00 wib
10.30 wib tenang dengan membatasi O : Pasien tampak mengantuk, lemah dan tampak menguap
pengunjung A: Masalah belum teratasi
3. Memodifikasi lingkungan yang P : Lanjutkan intervensi
aman dan tempat tidur yang - Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
bersih serta rapi saat tidur
4. Memonitor pola tidur pasien dan - Anjurkan pasien untuk menghindari makanan
catat kondisi fisik dan minuman yang mengganggu tidur
- Berikan terapi music untuk membantu pasien dalam
4
Pola nafas tidak 09 1. Memposisikan semi fowler S : Pasien mengatakan sesak napas berkurang setelah Hersa
efektif berhubungan Agustus 2. Memberikan terapi oksigen diberikan oksigen, pasien mengatakan nyaman dan
dengan hambatan 2023 nasal kanul 3 l/m sesak napas berkurang setelah diposisikan semi fowler
upaya napas 08.30 wib 3. Memonitor tanda-tanda vital O:
- RR 23 x/m
- SpO2 98 %
- Tekanan darah 170/90 mmHg
- Nadi 80 x/m
- Suhu 37.1°c
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Memposisikan semi fowler
- Memberikan terapi oksigen nasal kanul
- Memonitor tanda-tanda vital
Intoleransi aktivitas 09 1. Memonitor lokasi dan S : Pasien mengatakan aktivitas dibantu keluarga seperti Hersa
berhubungan dengan Agustus ketidaknyamanan selama personal hygiene, pasien akan menerapkan latihan
kelemahan 2023 melakukan aktivitas pergerakan sendi secara mandiri dan pasien mengatakan
09.30 wib 2. Memotivasi pasien untuk perasaan lemah berkurang
melakukan pergerakan sendi O : Pasien tampak lebih nyaman, rileks dan aktivitas
secara mandiri personal hygiene pasien dibantu keluarga
3. Mengajarkan strategi koping A : Masalah teratasi sebagian
untuk mengurangi kelelahan P : Lanjutkan intervensi
- Kaji aktivitas yang dapat dilakukan secara mandiri
- Evaluasi latihan gerak aktif
- Sediakan lingkungan nyaman dengan rendah
4
Gangguan pola 09 1. Monitor pola tidur pasien S : Pasien mengatakan keluhan sesak berkurang saat tidur Hersa
tidur berhubungan Agustus 2.Menganjurkan pasien untuk dan nyaman saat tidur dengan posisi semi fowler
dengan sesak napas 2023 menghindari makanan dan O : Pasien tampak rileks dan tampak mengantuk
10.30 wib minuman yang mengganggu A : Masalah teratasi sebagian
sebelum tidur P : Lanjutkan intervensi
3. Memberikan terapi musik untuk - Bantu menghindari stress sebelum tidur
membuatk pasien dalam keadaan - Evaluasi pengaturan posisi semi fowler
nyaman saat memulai tidur’
4. Melakukan prosedur pengaturan
posisi semi fowler untuk
meningkatkan kenyamanan saat
tidur
Pola nafas tidak 10 1. Memposisikan semi fowler S : Pasien mengatakan sesak napas sudah tidak lagi Hersa
efektif berhubungan Agustus 2. Memberikan terapi oksigen nasal O:
dengan hambatan 2023 kanul 3 l/m - RR 20 x/m
upaya napas 08.30 wib 3. Memonitor tanda-tanda vital - SpO2 100 %
- Tekanan darah 150/90 mmHg
- Nadi 80 x/m
- Suhu 37,5°c
A: Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Intoleransi aktivitas 10 1. Mengkaji aktivitas pasien yang S : Pasien mengatakan sudah dapat melakukan aktivitas Hersa
berhubungan dengan Agustus dapat dilakukan secara mandiri secara mandiri seperti meminum obat dan menggosok
kelemahan 2023 2. Mengevaluasi aktivitas gigi secara mandiri dan pasien mengatakan perasaan
09.30 wib pergerakan sendi yang dilakukan lemah berkurang
4
3.6 EVALUASI
Intoleransi aktivitas berhubungan 10 Agustus S : Pasien mengatakan sudah dapat melakukan aktivitas secara mandiri seperti Hersa
dengan kelemahan 2023 meminum obat dan menggosok gigi secara mandiri dan pasien mengatakan
09.30 wib perasaan lemah berkurang
O : Pasien tampak rileks dan tampak melakukan pergerakan
sendi A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Gangguan pola tidur 10 Agustus S : Pasien mengatakan sudah bisa mengatasi tidur menggunakan teknik relaksasi Hersa
berhubungan dengan sesak 2023 dengan baik (mendengarkan musik) dan pasien mengatakan tidurnya sudah 5-
napas 09.30 wib 6 jam
O : Pasien tampak segar dan tampak tidak mengantuk
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
46
4
tempat yang agak tinggi, yakni pada bagian utara. Secara rata-rata kota ini memiliki ketinggian
12 meter dari permukaan laut.
keperawatan, keamanan sampai dengan staf urusan administari dan pemeliharaan disiapkan
untuk selalu memberikan bantuan dan pelayanan terbaik demi kenyamanan dan kepuasan
pelanggan.
RS Bunda Palembang dalam operasionalnya, didukung oleh Tim Pencegahan Penyakit
Infeksi (PPI), yaitu untuk pengendalian, pengawasan dan pencegahan terhadap infeksi atau
kontaminasi kuman penyakit. IPSRS, untuk mengatur perawatan, perbaikan, dan
pengkalibrasian alat-alat medis yang digunakan, pemeliharaan semua peralatan
listrik, AC.
KETUA YAYASAN
SATUAN WAKIL
PEMERIKSAA DIREKTUR
N INTERN PELAYANA
N DIREKTUR
WAKIL
DIREKTUR
DAN UMUM
BIDANG BAGIAN
BIDANG BIDANG BAGIAN
PENUNJAN KEUANGAN
PEL KEPERWATA UMUM
G MEDIK DAN
MEDIK N DAN SDM
AKUTANSI
SUBAG
AKUTAN
INSTALASI
SUBAG TATA SUBAG
SUBAG SUBA PERBENDAHARAAN
SDM USAHA DAN G
INSTALASI RUMAH DAN MOBILISASI DANA
DIKLAT IPRS
TANGGA
5
4.2 Pembahasan
Penulis akan memaparkan hasil dan pembahasan laporan kasus pola nafas
tidak efektif pada Ny. S dengan Asma di ruang Anggrek RSU Bunda Palembang
yang dilaksanakan selama tiga hari yaitu :
a. Biodata pasien
Sesuai pengkajian yang telah dilakukan pada hari selasa tanggal 08
Agustus 2023 pukul 07.00 wib di ruang Anggrek RSU Bunda Palembang
didapatkan identitas pasien jenis kelamin perempuan Ny. S, umur 51
tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, agama islam dengan nomor rekam
medis 225308 Ny. S dirawat di ruang Anggrek sejak 05 Agustus 2023
dengan diagnosa medis Asma.
b. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan
Pengkajian meliputi keluhan utama : Ny. S mengeluh sesak nafas,
riwayat penyakit sekarang : Ny. S datang ke IGD Rumah Sakit Umum
Bunda dengan keluhan sesak dan pada pukul 20.15 wib dipindahkan ke
ruang Anggrek untuk di rawat inap. Riwayat penyakit dahulu : Ny. S
mengatakan pernah di rawat beberapa bulan lalu dengan keluhan yang
sama yaitu sesak. Riwayat penyakit keluarga : Ny. S mengatakan ada
anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang sama yaitu
ayah dan adiknya.
2) Genogram
Pasien mengatakan masih memiliki kedua orang tua, mertua dan suami
yang masih hidup dan pasien mengatakan kalau pasien memiliki 6
orang adik tetapi 1 diantaranya meninggal dan suami memiliki 2 orang
adik. Pasien mengatakan memiliki 3 orang anak yang pertama anak
laki-laki yang kedua dan ketiga yaitu perempuan.
3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 08 Agustus 2023
dengan hasil : Glukosa Darah Sewaktu (GDS) 168 mg/dL, Natrium
(Na) 135 mmol/L, Kalium (K) 4.4 mmol/L, Swab Test Antigen SARS
ncov 2 Negatif, Hemoglobin (HB) 12.2 g/dL, Leukosit (WBC) 10.6
5
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tentang penerapan posisi semi fowler terhadap
pola nafas tidak efektif dengan pasien asma di RSU Bunda Palembang di ruang
Anggrek lantai 3 penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengumpulan data pada pasien Ny. S pengkaian riwayat
kesehatan didapatkan pernafasan 25 x/m tekanan darah 190/100 mmHg
nadi 81 x/m suhu tubuh 36,9°c dan saturasi oksigen 95%.
2. Sesuai dengan pengkajian dan analisa yang penulis lakukan pada Ny. S
maka penulis menemukan masalah keperawatan pola nafas tidak efektif
dengan tanda dan gejala dyspnea menurut Tim Poka SDKI PPNI (2016).
3. Dalam perencanaan ini penulis berfokus pada satu intervensi menurut SIKI
PPNI (2018) manajemen jalan napas adalah memberikan posisi semi
fowler.
4. Dalam tahap pelaksanaan yang dilakukan selama tiga hari penulis dapat
melaksanakan semua rencana keperawatan sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat.
5. Evaluasi keperawatan pada Ny. S dapat teratasi pada hari ke 3 perawatan
dengan kriteria hasil sesak napas berkurang saat beraktivitas ringan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa
saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau
sumber informasi tentang Penerapan Posisi Semi Fowler Terhadap Pola
Nafas Tidak Efektif Dengan Pasien Asma di Rumah Sakit.
55
5
2. Bagi Pasien
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi panduan dasar atau usaha
mandiri yang digunakan sebagai salah satu alternatif pilihan Penerapan
Posisi Semi Fowler untuk mengatasi asma karena dapat dilakukan sendiri.
3. Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai referensi dan manfaat
bagi penelitian selanjutnya serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan
sendiri.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini sebagai informasi serta menjadi referensi
ilmiah pada penelitian lebih lanjut untuk lebih menyempurnakan
pembahasan dan penggunaan perlakuan atau metode lain guna membantu
mengatasi pasien asma yang dialami di rumah sakit.
5
DAFTAR PUSTAKA
Ansyari, M., Riduansyah, M., Ariani, M., & Fetriyah, U. H. (2023). Pengalaman
Keluarga dalam Merawat Anak dengan Asma di UGD. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 13(3), 1083–1088.
Hartati, Sukma, H. S. (2022). Penerapan Pengaturan Posisi Semi Fowler pada Ny.
R pada Pasien Astma di Ruang IGD RSUD Sungai Rumbai Tahun 2020.
Moorhead, S., Jonhson, M., Maas, M.L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Classification. (NOC). Singapura : Elsevier
5
Nugroho, T., Putri, B.T., & Putri, D.K. (2016). Teori Asuhan Keperawatan
GawatDarurat. Yogyakarta : Nuha Medika
Putranti, D. F., Sulistyowati, A., Zuhroidah, I., & Diana, M. (2021). Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Asma Bronkial Dengan Masalah Keperawatan
Pola Napas Tidak Efektif Di Kelurahan Wirogunan Kota Pasuruan
(Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia).
Satria, et al. 2020. ―Posisi Semi Fowler Menurunkan Frekuensi Napas Pasien
Asma Bronkial.‖ Jurnal Antara Keperawatan 3.
Kepada Yth.
Bapak / Ibu
di-Tempat
Dengan hormat.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hersa Vitasari Hustianti
NPM 22149011021
Judul : “Penerapan posisi semi fowler terhadap pola nafas tidak efektif dengan
pasien asma di Rumah Sakit Umum Bunda Palembang Tahun 2023”.
adalah mahasiswi Program Studi Profesi Ners Bina Husada Palembang.
Penelitian ini tidak akan mempengaruhi pasien atau mengakibatkan hal yang
merugikan bagi saudari. Informasi yang saudari berikan akan saya jaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan sebagai penelitian. Apabila saudari
menyetujui, maka dimohon kesediannya untuk menandatangani persetujuan dan
mengisi kuesioner yang disediakan.
Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan dari penelitian maka
bersedia menjadi pasien peneliti. Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya
telah di beri informasi dan memutuskan berpartisipasi dalam penelitian ini.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama yang baik dari saudara sebagai
pasien.
Peneliti pasien