Pengertian Komunikasi efektif adalah suatu usaha atau kegiatan untuk
menyampaikan dan menerima berita lisan atau tertulis dalam rangka pelayanan pasien. 1. Menjamin penyampaian dan penerimaan berita lisan atau Tujuan tertulis dengan tepat dan cepat. 2. Menunjang pelaksanaan administrasi pasien dengan benar. 3. Memastikan pasien sudah mendapatkan terapi / perawatan yang benar. 4. Menghindari kesalahan medis yang dapat berakibat kejadian yang tidak diharapkan pada pasien (pasien savety). Kebijakan Surat Keputusan Kepala rumah Sakit Mawar Nomor : 116/SKEP/Yanmed/RSAD/V/2016 tentang Pedoman Komunikasi Efektif di Rumah Sakit Mawar Denpasar 1. Komunikasi dalam rangka pelayanan pasien harus Prosedur dilaksanakan dengan efektif baik secara langsung, maupun via alat bantu penghubung : surat konsul, telepon, faximile, pesan singkat (SMS). 2. Komunikasi efektif dilaksanakan oleh semua petugas dan karyawan rumah sakit dalam rangka pelayanan pasien, yaitu antara : a. Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis (Dr. Spes) b. Dokter Spesialis dan Dokter Spesialis c. Dokter dan perawat d. Antar perawat e. Petugas / karyawan rumah sakit dengan pasien f. Petugas / karyawan rumah sakit dengan keluarga pasien 3. Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien : a. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi yang diberikan. b. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan kemasan) 4. Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien : c. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi yang diberikan. d. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan kemasan) KOMUNIKASI EFEKTIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01 2/4
Prosedur 5. Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien :
e. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi yang diberikan. f. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan kemasan) 6. Komunikasi antara Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis (Dr Spes) : a. DU melaporkan diagnosis kerja kepada Dr Spes pada saat jam jaga (luar dinas) ataupun saat jam dinas di UGD dan poliklinik rawat jalan. b. Pada saat melaporkan, DU menguasai data-data pasiennya. c. Dr Spes memberikan jawaban konsultasi dengan jelas berupa terapi awal dan rencana tindak lanjut. d. DU mengulangi semua perintah (read back) dari Dr Spes baik pemberian obat, pemeriksaan penunjang maupun tindakan yang akan dikerjakan. e. Dr Spes memperhatikan dengan seksama read back dari DU, dan segera melakukan koreksi bila terjadi kesalahan. f. DU menuliskan / mencatat instruksi Dr Spes dicatatan medik. 7. Komunikasi antara Dokter Spesialis (Dr Spes) dan Dokter Spesialis (Dr Spes) : a. Dr Spes penerima konsultasi pertama dari DU disebut sebagai penanggung jawab pelayanan (DPJP) Utama. b. Bila menemukan kelainan di bidang lain di samping masalah di bidang DPJP Utama, DPJP Utama diwajibkan berkonsultasi dengan Dr Spes terkait baik dengan lisan dan membuat surat konsultasi setelah mendapatkan persetujuan dari pasien / keluarganya. c. Dalam keadaan livesaving, tindakan/konsultasi dapat segera dilaksanakan dan kemudian memberikan penjelasan kepada keluarga pasien. d. Bila menemukan kelainan utama di bidang lain dan tidak ada indikasi di bidang DPJP Utama, DPJP Utama diwajibkan berkonsultasi untuk alih rawat dengan Dr Spes terkait baik dengan lisan dan membuat surat konsultasi setelah mendapatkan persetujuan dari pasien / keluarganya. e. Dr Spes terkait memberikan saran dan jawaban konsultasi dengan jelas, secara lisan dan tertulis , dapat berupa : 1) Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga bertindak sebagai konsultan. 2) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up nya sehingga bertindak sebagai DPJP pendamping dalam rangka rawat bersama. 3) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan pertimbangan alih rawat sehingga bertindak sebagai DPJP Utama. KOMUNIKASI EFEKTIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01 3/4
Prosedur f. Dr Spes terkait memberikan saran dan jawaban konsultasi
dengan jelas, secara lisan dan tertulis , dapat berupa : 4) Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga bertindak sebagai konsultan. 5) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up nya sehingga bertindak sebagai DPJP pendamping dalam rangka rawat bersama. 6) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan pertimbangan alih rawat sehingga bertindak sebagai DPJP Utama. g. Dr Spes sebagai DPJP Utama wajib mengadakan komunikasi dengan semua DPJP Pendamping termasuk Dr Spes Penunjang diagnostik, dengan cara : 1) Tertulis di catatan medik 2) Secara berkala, menyediakan waktu / mengundang tatap muka untuk melakukan diskusi mengenai kemajuan perawatan pasien. 8. Komunikasi antara Dokter dan Perawat : a. Perawat bertugas menjadi penanggung jawab asuhan keperawatan pasien sesuai dengan mekanisme yang berlaku. b. Segera melaporkan keluhan, gejala dan tanda kepada dokter ruangan / dokter jaga / dokter spesialis baik secara langsung maupun dengan sarana alat komunikasi yang tersedia. c. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat visite dengan menguasai data pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana tindak lanjut). d. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat mendampingi pemeriksaan canggih, dengan menguasai data pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana tindak lanjut). e. Mencatat dan mengulang kembali semua instruksi dokter serta di dokumentasikan di catatan keperawatan. 9. Komunikasi antar perawat / antar petugas rumah sakit : a. Sebelum melaksanakan perpindahan pasien, perawat UGD / polklinik menghubungi perawat ruangan yang dituju baik secara langsung atau menggunakan sarana komunikasi yang tersedia. Pasien siap dievakuasi ke ruang rawat inap sesuai dengan SOP evakuasi perpindahan pasien. b. Perawat UGD / poliklinik menyampaikan keadaan pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana tindak lanjut) kepada perawat di ruangan yang dituju untuk persiapan yang tepat dan cepat. Perpindahan pasien dilakukan setelah mendapat konfirmasi dari perawat ruangan yang dituju. c. Pada saat serah terima pasien, sampaikan secara lisan dan tertulis dengan memeriksa kelengkapan administrasi dan data pasien. KOMUNIKASI EFEKTIF
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01 4/4
Prosedur d. Pada saat serah terima sampel pemeriksaan atau hasil
pemeriksaan sampaikan secara lisan dan tertulis (agenda / ekspedisi) dengan memastikan identitas secara benar. e. Pada kesempatan pertama, melaporkan kepada petugas kontrole, Pawas, Kepala Rumkit, Waka Rumkit bila menyangkut pasien V-VIP atau bila memerlukan keputusan pimpinan dalam mendukung pelayanan pasien. 10. Komunikasi antara petugas rumah sakit dengan pasien / keluarga pasien : a. Lakukan komunikasi secara sopan, selalu senyum dan menghargai pasien. b. Mampu mengatasi tindakan sementara setiap kejadian yang tidak diharapkan sesuai kewenangan. c. Memberi pelayanan kepada pasien/keluarganya seseuai dengan tataran kewenangannya. d. Petugas rumah sakit memahami prosedur pelayanan pasien. Unit Terkait Semua Unit Kerja