Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01 1/4

Tanggal Terbit Ditetapkan di Denpasar

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 24 Mei 2016

Pengertian Komunikasi efektif adalah suatu usaha atau kegiatan untuk


menyampaikan dan menerima berita lisan atau tertulis dalam
rangka pelayanan pasien.
1. Menjamin penyampaian dan penerimaan berita lisan atau
Tujuan tertulis dengan tepat dan cepat.
2. Menunjang pelaksanaan administrasi pasien dengan benar.
3. Memastikan pasien sudah mendapatkan terapi / perawatan
yang benar.
4. Menghindari kesalahan medis yang dapat berakibat kejadian
yang tidak diharapkan pada pasien (pasien savety).
Kebijakan Surat Keputusan Kepala rumah Sakit Mawar Nomor :
116/SKEP/Yanmed/RSAD/V/2016 tentang Pedoman Komunikasi
Efektif di Rumah Sakit Mawar Denpasar
1. Komunikasi dalam rangka pelayanan pasien harus
Prosedur dilaksanakan dengan efektif baik secara langsung, maupun via
alat bantu penghubung : surat konsul, telepon, faximile,
pesan singkat (SMS).
2. Komunikasi efektif dilaksanakan oleh semua petugas dan
karyawan rumah sakit dalam rangka pelayanan pasien, yaitu
antara :
a. Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis (Dr. Spes)
b. Dokter Spesialis dan Dokter Spesialis
c. Dokter dan perawat
d. Antar perawat
e. Petugas / karyawan rumah sakit dengan pasien
f. Petugas / karyawan rumah sakit dengan keluarga pasien
3. Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien :
a. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi
yang diberikan.
b. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan
nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis
pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan kemasan)
4. Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien :
c. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi
yang diberikan.
d. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan
nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis
pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan kemasan)
KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01 2/4

Prosedur 5. Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien :


e. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi
yang diberikan.
f. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan
nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis
pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan kemasan)
6. Komunikasi antara Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis
(Dr Spes) :
a. DU melaporkan diagnosis kerja kepada Dr Spes pada
saat jam jaga (luar dinas) ataupun saat jam dinas di UGD
dan poliklinik rawat jalan.
b. Pada saat melaporkan, DU menguasai data-data
pasiennya.
c. Dr Spes memberikan jawaban konsultasi dengan jelas
berupa terapi awal dan rencana tindak lanjut.
d. DU mengulangi semua perintah (read back) dari Dr Spes
baik pemberian obat, pemeriksaan penunjang maupun
tindakan yang akan dikerjakan.
e. Dr Spes memperhatikan dengan seksama read back dari
DU, dan segera melakukan koreksi bila terjadi kesalahan.
f. DU menuliskan / mencatat instruksi Dr Spes dicatatan
medik.
7. Komunikasi antara Dokter Spesialis (Dr Spes) dan Dokter
Spesialis (Dr Spes) :
a. Dr Spes penerima konsultasi pertama dari DU disebut
sebagai penanggung jawab pelayanan (DPJP) Utama.
b. Bila menemukan kelainan di bidang lain di samping
masalah di bidang DPJP Utama, DPJP Utama diwajibkan
berkonsultasi dengan Dr Spes terkait baik dengan lisan
dan membuat surat konsultasi setelah mendapatkan
persetujuan dari pasien / keluarganya.
c. Dalam keadaan livesaving, tindakan/konsultasi dapat
segera dilaksanakan dan kemudian memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien.
d. Bila menemukan kelainan utama di bidang lain dan tidak
ada indikasi di bidang DPJP Utama, DPJP Utama
diwajibkan berkonsultasi untuk alih rawat dengan Dr Spes
terkait baik dengan lisan dan membuat surat konsultasi
setelah mendapatkan persetujuan dari pasien /
keluarganya.
e. Dr Spes terkait memberikan saran dan jawaban konsultasi
dengan jelas, secara lisan dan tertulis , dapat berupa :
1) Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga
bertindak sebagai konsultan.
2) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up
nya sehingga bertindak sebagai DPJP pendamping
dalam rangka rawat bersama.
3) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan
pertimbangan alih rawat sehingga bertindak sebagai
DPJP Utama.
KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01 3/4

Prosedur f. Dr Spes terkait memberikan saran dan jawaban konsultasi


dengan jelas, secara lisan dan tertulis , dapat berupa :
4) Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga
bertindak sebagai konsultan.
5) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up
nya sehingga bertindak sebagai DPJP pendamping
dalam rangka rawat bersama.
6) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan
pertimbangan alih rawat sehingga bertindak sebagai
DPJP Utama.
g. Dr Spes sebagai DPJP Utama wajib mengadakan
komunikasi dengan semua DPJP Pendamping termasuk
Dr Spes Penunjang diagnostik, dengan cara :
1) Tertulis di catatan medik
2) Secara berkala, menyediakan waktu / mengundang
tatap muka untuk melakukan diskusi mengenai
kemajuan perawatan pasien.
8. Komunikasi antara Dokter dan Perawat :
a. Perawat bertugas menjadi penanggung jawab asuhan
keperawatan pasien sesuai dengan mekanisme yang
berlaku.
b. Segera melaporkan keluhan, gejala dan tanda kepada
dokter ruangan / dokter jaga / dokter spesialis baik secara
langsung maupun dengan sarana alat komunikasi yang
tersedia.
c. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat
visite dengan menguasai data pasien (identitas, diagnosis,
kondisi umum saat ini dan rencana tindak lanjut).
d. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat
mendampingi pemeriksaan canggih, dengan menguasai
data pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini
dan rencana tindak lanjut).
e. Mencatat dan mengulang kembali semua instruksi dokter
serta di dokumentasikan di catatan keperawatan.
9. Komunikasi antar perawat / antar petugas rumah sakit :
a. Sebelum melaksanakan perpindahan pasien, perawat
UGD / polklinik menghubungi perawat ruangan yang dituju
baik secara langsung atau menggunakan sarana
komunikasi yang tersedia.
Pasien siap dievakuasi ke ruang rawat inap sesuai
dengan SOP evakuasi perpindahan pasien.
b. Perawat UGD / poliklinik menyampaikan keadaan pasien
(identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana
tindak lanjut) kepada perawat di ruangan yang dituju untuk
persiapan yang tepat dan cepat. Perpindahan pasien
dilakukan setelah mendapat konfirmasi dari perawat
ruangan yang dituju.
c. Pada saat serah terima pasien, sampaikan secara lisan
dan tertulis dengan memeriksa kelengkapan administrasi
dan data pasien.
KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman

01 4/4

Prosedur d. Pada saat serah terima sampel pemeriksaan atau hasil


pemeriksaan sampaikan secara lisan dan tertulis (agenda
/ ekspedisi) dengan memastikan identitas secara benar.
e. Pada kesempatan pertama, melaporkan kepada petugas
kontrole, Pawas, Kepala Rumkit, Waka Rumkit bila
menyangkut pasien V-VIP atau bila memerlukan
keputusan pimpinan dalam mendukung pelayanan pasien.
10. Komunikasi antara petugas rumah sakit dengan pasien /
keluarga pasien :
a. Lakukan komunikasi secara sopan, selalu senyum dan
menghargai pasien.
b. Mampu mengatasi tindakan sementara setiap kejadian
yang tidak diharapkan sesuai kewenangan.
c. Memberi pelayanan kepada pasien/keluarganya seseuai
dengan tataran kewenangannya.
d. Petugas rumah sakit memahami prosedur pelayanan
pasien.
Unit Terkait Semua Unit Kerja

Anda mungkin juga menyukai