TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ofloksasin
mengandung ofloksasin, C18H20FN3O4, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Ofloksasin memiliki rumus
okso-7H-pirido [1,2,3-de]-1,4-benzoksasin-6-karboksilat.
Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol, dalam metanol, dan dalam air;
Omar, 2009).
bakterisid pada fase pertumbuhan kuman berdasarkan inhibisi dua enzim bakteri
struktur ruang DNA. Enzim tersebut hanya terdapat pada pada kuman dan tidak
pada sel dari organisme lebih tinggi, sehingga sintesa DNA manusia tidak
2.1.2 Farmakologi
gonore uretritis dan servisitis (Sukandar, dkk., 2009). Ofloksasin ini merupakan
digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif
(pada protein) kurang lebih 25% dan plasma-t1/2 kurang lebih 6 jam, yang dapat
meningkat sampai 10-30 jam pada gangguan fungsi ginjal (Tan dan Rahardja,
2007).
Efek samping obat ini yang terpenting ialah pada saluran cerna dan
susunan saraf pusat. Manifestasi pada saluran cerna, terutama berupa mual dan
hilang nafsu makan, merupakan efek samping yang paling sering dijumpai.
Efeksamping pada susunan saraf pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit
2.1.4 Dosis
berikut:
1. Oral
Infeksi saluran kemih bawah: 400 mg/hari, bila perlu dinaikkan menjadi
Uretritis atau servisitis non gonokokus: 400 mg/hari dalam dosis terbagi
atau tunggal.
kemih bawah: 200 mg dua kali sehari. Infeksi kulit dan jaringan lunak:
400 mg dua kali sehari. Infeksi berat atau dengan komplikasi: 400 mg
2.2 Tablet
padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
tablet kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling
kompak.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;
kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu
atas bahan aktif dan eksipien. Eksipien ditambahkan dengan berbagai fungsi dan
1. Pengisi/pengencer
2. Pengikat
6. Pelicin (glidants)
10. Pemanis
lain:
1. Tablet cetak. Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, dengan
mulut.
8. Tablet sublingual
radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
cahaya tampak, infra merah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang
untuk daerah ultraviolet adalah 190-380 nm, daerah cahaya tampak 380-780 nm,
daerah infra merah dekat 780-3000 nm, dan daerah infra merah jauh 2,5-40 µm
penggabungan dari dua fungsi alat yang terdiri dari spektrometer yang
fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk
(Khopkar, 1990).
halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel pada
pada daerah ultraviolet kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas
tidak tembus cahaya pada daerah ini. Kuvet tampak dan ultraviolet yang
cm bahkan lebih.
radiasi ultraviolet ini akan meningkatkan energi dari tingkat dasar ke tingkat
radiasi yang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi. Suatu
menyerap radiasi ultraviolet. Salah satu kromofor yang paling sederhana adalah
benzen (Watson, 2005). Gugus fungsi seperti –OH, -O, -NH2, dan –OCH3 yang
yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus
ke arah yang lebih besar (efek batokromik atau pergeseran merah) dan disertai
sel yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert-
Dimana:
A = serapan
a = absorptivitas
b = ketebalan sel
c = konsentrasi
ε = absorptivitas molar
ketebalan sel dan serapan. Absorptivitas merupakan suatu tetapan dan spesifik
untuk setiap molekul pada panjang gelombang dan pelarut tertentu. Absorbansi
yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,6. Anjuran
ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut kesalahan
fotometrik yang terjadi adalah paling minimal (Gandjar dan Rohman, 2007).
absorbansi (A) yang dalam batas konsentrasi tertentu nilainya sebanding dengan
obat yang akan dianalisis disiapkan, serapan sampel dan standar dapat ditentukan
pendekatan.
1. Metode Regresi
2. Metode Pendekatan
Cs = As.Cb/Ab
Dimana:
As = serapan sampel
Ab = serapan standar
Cb = konsentrasi standar
Cs = konsentrasi sampel
kepekaan yang cukup tinggi, ketelitian yang baik, sederhana, biayanya relatif
persyaratan mendasar yang diperlukan untuk menjamin kualitas dan hasil dari
2007).
ditambahkan, dan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi
sampel sampel plasebo maka dapat dipakai metode penambahan baku, yaitu
Keterangan:
prosedur analisis ditetapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan yang diambil
dari satu sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai deviasi standar atau
relatif dinyatakan memenuhi persyaratan jika < 2% (Ermer dan McB. Miller,
2005).
SD
Simpangan baku relatif = x 100%
X
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat diukur dalam
kondisi percobaan yang sama dan memenuhi kriteria cermat dan seksama
(Harmita, 2004).
tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat kurva kalibrasi dari
beberapa set larutan baku yang telah diketahui konsentrasinya. Persamaan garis
Persamaan ini akan menghasilkan koefisien korelasi (r). Koefisien korelasi inilah
suatu metode analisis adalah kemampuan untuk menunjukkan bahwa nilai hasil
analitik tersebut mampu memberikan presisi, akurasi, dan linieritas yang dapat
diterima ketika digunakan untuk menganalisis sampel (Ermer dan McB. Miller,
2005).