Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH APOTEKER MUSLIM

DISUSUN OLEH :

HESTIAWATI 41191097000074

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PROGRAM STUDI APOTEKER

2019
َ‫ب ا ْلعَالَ ِمين‬ ِِّ ‫اي َو َم َماتِي ِ َّلِلِ َر‬ َ َّ‫قُ ْل إِن‬
ُ ُ‫ص ََلتِي َون‬
َ َ‫س ِكي َو َمحْ ي‬

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah


untuk Allah Rabb semesta alam” (Q.S al-An’ām : 162)

ٍ ِ‫َّللا‬ َّ ‫َت هِجْ َرتُهُ إِلَى‬ ْ ‫سلَّ َم قَا َل إِنَّ َما ْاْل َ ْع َما ُل بِالنِيَّ ِة َو ِل ُك ِل ا ْم ِرئ َما ن ََوى فَ َم ْن كَان‬َ ‫صلَّى اللَّهم َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ع َم َر أ َ َّن َر‬
ُ ‫َع ْن‬
َ َ
‫ُصيبُ َها أ ِو ا ْم َرأة يَت َزَ َّو ُج َها َف ِهجْ َرتُهُ إِلَى َما هَا َج َر إِلَ ْي ِه‬
ِ ‫َت هِجْ َرتُهُ لد ُ ْنيَا ي‬
ْ ‫سو ِل ِه َو َم ْن كَان‬ َّ ‫سو ِل ِه فَ ِهجْ َرتُهُ إِلَى‬
ُ ‫َّللاِ َو َر‬ ُ ‫َو َر‬

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal
itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka
hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
Jabir Ibnu Hayyan

Kitab al-Khama’ir
Al-Biruni
(Fermentasi);
Kitab al-Khawashsh al
juga memberikan kontribusi besar
Kabir (Buku Besar Sifat
bagi pekembangan ilmu farmasi.
Kimiawi);10
Al- Biruni mendefenisikan ilmu Buku-buku yang berisi esai-
farmasi serta menentukan metode esai,
dan prinsipnya. Selain itu, ia juga
menulis teks terlengkap buku-
buku farmakologi yang sangat
berharga, yakni sebagai berikut.

1) Kitab as-Saydalah fi ath-Thibb Al-Kindi


(Buku tentang Obat-obatan). Kitab Sejarah Farmasi Islam
Asy-Syahdalah (Ramuan-ramuan) Dan hasil Karya Tokoh- dalam ilmu farmasi, ia
diterjemahkan dalam bahasa Latin tokohnya mencoba menetapkan
dengan judul Continens.45 Al- bahwa efektivtas obat-obat
Biruni menjelaskan peralatan campuran tergantung atas
Sejarah Farmasi Islam
untuk pembuatan obat-obatan, hubungan matematis antara
peran farmasi serta fungsi dan Dan hasil Karya Tokoh- bahan-bahan obat itu.Buku-
tugas apoteker. Ia juga turut tokohnya untuk buku yang ditinggalkan
menopang tumbuhnya apotek di meliputi berbagai cabang
membuka wawasan dan
era Islam46 dan menjelaskan ilmu pengetahuan seperti
fungsi apotek. memotivasi diri kita farmakologi (teori dan cara
bahwa kefarmasian pengobatan), matematika,
dalam Islam telah geometri, astronomi, illmu
hitung, ilmu jiwa, politik,
berkembang sejak lama musik, dan sebagainya.
serta tokoh Islam tersebut
telah berkontribusi
dengan karya terbaik
yang dapat kita contoh
untuk masa yang akan
datang demi kepentingan
dan manfaat untuk semua
orang.

Ibnu Sina
dikenal di dunia Barat dengan Avicenna36 Semasa hidupnya Ibnu Sina, pernah mengabdi di
istana. Tugasnya mempersiapkan pengobatan serta perawatan pada khalifah, keluarga istana,
dan pejabat penting.
Bagaimana Membangun Integritas Seorang Apoteker Muslim di Sebuah Instansi ?

Makna sebuah kata integritas berkaitan dengan aspek kesesuaian antara kata dan perbuatan
dalam menerapkan etika kerja, nilai-nilai, kebijakan dan peraturan yang ada. Tentunya bagi
seorang apoteker muslim memiliki arti yang mendalam bukan hanya memahami kaidah yang
berlaku namun tenaga kesehatan profesional yang memahami kode etik keprofesian diharapkan
mampu untuk menerapkan nilai keislaman dalam kehidupan dan pekerjaan. Dalam pekerjaan,
seorang apoteker muslim bisa memahami nilai keislaman yang ada melalui Al-quran, Suri
tauladan sifat Nabi Muhammad S.A.W serta hadis-hadis.

Mengapa agama Islam menjadi pondasi penting dalam kehidupan khususnya dalam
pekerjaan?

Islam merupakan agama yang sempurna dan rahmatan lil’alamin

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ‫صة َغي َْر ُمتَ َجانِف ِ ِْلثْم ۙ فَإِ َّن اللَّـه‬ ُ ‫ض‬
َ ‫ط َّر فِي َم ْخ َم‬ ِ ‫ْاليَ ْو َم أ َ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم دِينَ ُك ْم َوأَتْ َم ْمتُ َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬
ِ ْ ‫ضيتُ لَ ُك ُم‬
ْ ‫اْلس ََْل َم دِينًا ۚ فَ َم ِن ا‬
٣﴿ ‫ور َّر ِحي ٌم‬ ٌ ُ‫﴾ َغف‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Q.S Al-Ma’idah [5]:3)

Dalam kompetensi seorang apoteker :

Seorang apoteker muslim pun wajib mengembangkan ilmu pengetahuan. Jika memahami islam
hal tersebut juga sesuai dengan hadis berikut :

‫ل ِع ْل ِم ِبا فَ َعلَ ْي ِه دَالدُّ ْن َيا أَ َرا َم ْن‬،


ْ ‫آخ َرة َ َو َم ْن‬
ِ ‫ ِب ْال ِع ْل ِم فَ َعلَ ْي ِه أَ َرادَ ْاْل‬، ‫ِب ْال ِع ْل ِم فَ َعلَ ْي ِه أ َ َرادَ ُه َما َو َم ْن‬

Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu,
dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan
barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Islam sudah mengatur segalanya dengan sangat sempurna sehingga relevan dengan kehidupan
saat ini Kita sebagai seorang apoteker muslim hendaknya bukan hanya dapat bekerja secara
professional namun dapat menerapkan nilai keislaman. Seorang ilmuwan Albert Einsten pun
juga mengatakan : Ilmu tanpa Agama Buta, Agama Tanpa Ilmu Lumpuh.

Apakah Bekerja merupakan salah satu kewajiban seorang muslim ?

Bekerja Sebagai Satu Kewajiban Seorang Hamba Kepada Allah SWT Allah SWT
memerintahkan bekerja kepada setiap hamba-hamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 : 105) :

Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Akhlak merupakan teras kepada pembentukan etika kerja seseorang. Akhlak mulia yang dimiliki
oleh seseorang pekerja maupun ketua menjadi lambang ketinggian pribadi dan kualitas individu
terbaik. Ini bermakna apabila seseorang itu mempunyai akhlak yang baik maka, mereka akan
melakukan pekerjaan dengan mengikut tuntutan Islam. Salah satunya berakhlak dalam
melakukan kerja dengan bersungguh-sungguh (itqan). Pekerjaan yang dilakukan dengan
bersungguh-sungguh akan tergolong dalam amalan kebajikan. “Sesungguhnya Allah suka
apabila seseorang itu melakukan sesuatu kerja itu dengan tekun” ( Riwayat Al-Baihaqi)
Perintah untuk giat bekerja setelah selesainya ibadah. Allah berfirman :

“ apabila telah ditunaikan salat , maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia
Allah dan ingatlah banyak-banyak supaya kamu beruntung “ ( Q.S Al-jumu’ah :10 )

Perintah untuk selalu beraktivitas, dan dilarang kosong (menganggur) . Allah berfirman dalam
AL-Qur’an :

“ maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain.” (Q.S Alam Nasyrah (94) : 7 )

Implementasi Sifat Nabi Muhammad SAW Dalam Diri Seorang Apoteker Muslim

Praktik kefarmasian Secara Professional Implementasi dalam Bekerja Sesuai Dengan


dan Etik Sifat Rasullulah SAW

Praktik kefarmasian secara professional dan Shiddiq : Perkataan dan perbuatan benar
etik sejalan dengan apa yang diucapkan.

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al


Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang


diwahyukan kepadanya” [An Najm 4-5]

Contoh : Seorang apoteker muslim dalam


menjalani praktik kefarmasian setiap informasi
yang disampaikan kepada pasien dan perbuatan
kepada pasien selalu berkata jujur tanpa
menyakiti perasaan pasien.

Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi Amanah : Dapat Dipercaya. Nabi


Muhammad SAW dijuluki oleh penduduk
Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya
terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi
Nabi. Apa pun yang beliau ucapkan, penduduk
Mekkah mempercayainya karena beliau
bukanlah orang yang pembohong.

“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku


kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat
yang terpercaya bagimu.” [Al A’raaf 68]

Contoh : Ketika apoteker muslim diberikan


tanggungjawab untuk memilih penggunaan
sediaan farmasi maka pastikan bahwa apa yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien
sehingga pasien akan mempercayai kita
sebagai seorang apoteker muslim yang dapat
diandalkan.

Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan Shiddiq : Perkataan dan perbuatan benar
sejalan dengan apa yang diucapkan.

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al


Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang


diwahyukan kepadanya” [An Najm 4-5]

Contoh : Seorang apoteker muslim dalam


dispensing sediaan farmasi dan alkes harus
memegang prinsip jujur dan tidak berfikir
untuk menarik keuntungan untuk diri sendiri.

Pemberian informasi sediaan farmasi dan alat Tabligh : Menyampaikan. Segala firman
kesehatan Allah yang ditujukan oleh manusia,
disampaikan oleh Nabi. “Supaya Dia
mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul
itu telah menyampaikan risalah-risalah
Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia
menghitung segala sesuatu satu persatu.” [Al
Jin 28]

Contoh : Pada saat konseling kepada pasien


maka sampaikan informasi terkait sediaan
farmasi dan alkes dengan kompetensi dan ilmu
yang kita miliki tentunya dengan bahasa yang
baik dan tidak menyakiti perasaan pasien.

Formulasi dan produksi sediaan farmasi Selalu merasa takut pada Allah SWT
(Khasyyah)

Contoh : Seorang apoteker muslim dalam


melakukan formulasi dan produksi sediaan
farmasi tidak berani melakukan hal curang atau
dapat merugikan pasien (misalnya terlibat
dalam produksi obat palsu) karena didalam
hatinya selalu takut kepada Allah SWT ketika
melakukan laranganNya.

Upaya preventif dan promotif kesehatan Rendah diri di hadapan Allah SWT
masyarakat (Khusyu')

Contoh : Penyuluhan yang dilakukan seorang


aoteker muslim senantiasa bukan didasarkan
pada pemikiran bahwa dirinya yang paling
pintar namun hatinya selalu ditanamkan bahwa
salah satu rejeki termasuk kepintaran dan
kompetensi yang dimiliki semata-mata titipan
Allah yang wajib dia bagikan untuk banyak
orang agar bermanfaat dan meningkatkan mutu
kehidupan pasien.

Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan Tidak sombong pada siapa pun (Tawadhu)

Contoh : Apoteker muslim tidak pernah merasa


bahwa dirinya paling berkuasa dan paling bisa
dengan kompetisi yang dimiliki serta
menyombongkan dirinya kepada bawahannya
(asisten apoteker) namun dirinya akan
merangkul dan bekerjasama dengan
bawahannya.

Komunikasi efektif Punya akhlak yang bagus (Khusnul khuluq)

Contoh : Komunikasi dalam pelayanan pasien


maupun konsumen ditunjang denga adanya
akhlak yang bagus terlihat bahwa seorang
apoteker muslim professional dan beretika.

Ketrampilan organisasi dan hubungan Hidupnya tidak hanya berorientasi pada


interpersonal dunia (Zuhud)

Contohnya : Buka hanya hubungan pekerjaan,


apabila rekan kerja kita dalam masalah yang
semestinya kita bisa tolong maka bantulah
dengan ikhlas dengan niat dalam hti bahwa
semata-mata karena Allah SWT.

Peningkatan kompetensi diri Fathonah : Cerdas

Artinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau


jahlun. Dalam menyampaikan 6.236 ayat Al
Qur’an kemudian menjelaskannya dalam
puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan
yang luar biasa. Nabi harus mampu
menjelaskan firman-firman Allah kepada
kaumnya sehingga mereka mau masuk ke
dalam Islam. Nabi juga harus mampu berdebat
dengan orang-orang kafir dengan cara yang
sebaik-baiknya.

Contohnya : Keahlian, profesionalitas dalam


bekerja, etika dalam dunia kerja semua
kompetensi diri dapat ditingkatkan dengan
mengikuti semiar ataupun menempuh jenjang
kuliah yang lebih tinggi maka disanalah
Nampak apoteker muslim yang cerdas.

Syarat Mendapatkan Syurga dalam Bekerja

 Niat Ikhlas Karena Allah SWT

‫النية الخاصة هلل تعالى‬

Artinya ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah SWT sebagai kewajiban dari Allah
yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Dan selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan
dzikir kepada Allah.

 Itqan, sungguh-sungguh dan profesional dalam bekerja

‫اإلتقان في العمل‬

Syarat kedua agar pekerjaan dijadikan sarana mendapatkan surga dari Allah SWT adalah
profesional, sungguh-sungguh dan tekun dalam bekerja.

Diantara bentuknya adalah, tuntas melaksanakan pekerjaan yang diamanahkan kepadanya,


memiliki keahlian di bidangnya dsb.

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda

)‫إِ َّن هللاَ ي ُِحبُّ إِذَا َع ِم َل أ َ َحد ُ ُك ْم َع َمالً أَ ْن يُتْ ِقنَهُ (رواه الطبراني‬

Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan


pekerjaannya. (HR. Tabrani )
 sikap Jujur & Amanah

‫الصدق واألمانة‬

Karena pada hakekatnya pekerjaan yang dilakukan merupakan amanah, baik secara duniawi dari
atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari Allah SWT yang akan dimintai
pertanggung jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya. Implementasi jujur dan amanah dalam
bekerja diantaranya adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak
curang, obyektif dalam menilai, dan sebagainya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW
bersabda:

)‫اء (رواه الترمذي‬


ِ َ‫ش َهد‬ ِّ ِ ‫صد ُْو ُق اْأل َ ِم ْينُ َم َع النَّ ِب ِِّييْنَ َو‬
ُّ ‫الص ِدِّ ْي ِقيْنَ َوال‬ ِ َّ ‫الت‬
َّ ‫اج ُر ال‬

Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi,
shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi)

 Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim

Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang muslim, seperti etika dalam
berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan customer, rapat,
dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang
mu’min.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

َ ْ‫أ َ ْك َم ُل ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ ِإ ْي َمانًا أَح‬


‫سنُ ُه ْم ُخلُقًا (رواه الترمذي‬

Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya (HR.
Turmudzi)

 Tidak Melanggar Prinsip-Prinsip Syariah

‫مطبقا بالشريعة اإلسالمية‬


Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh melanggar prinsip-prinsip syariah
dalam pekerjaan yang dilakukannya.

‫سو َل َوالَ تُب ِْطلُوا أ َ ْع َمالَ ُك ْم‬ َّ ‫َّللاَ َوأَ ِطيعُوا‬


ُ ‫الر‬ َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬

Hai orang-orang yang beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan janganlah
kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad, 47 : 33)

 Menghindari Syubhat

‫اإلبتعاد عن الشبهات‬

Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang
meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian
dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja
sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui kedzliman atau pelanggarannya terhadap
syariah. Dan syubhat semacam ini dapat berasal dari internal maupun eksternal.

Oleh karena itulah, kita diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadits Rasulullah
SAW bersabda, “Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-
perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka
ia terjerumus pada yang diharamkan…” (HR. Muslim)

 Menjaga Ukhuwah Islamiyah

‫المراعاة باألخوة اإلسالمية‬

Aspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah antara
13esame muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di tengah-
tengah kaum muslimin. Rasulullah SAW sendiri mengemukakan tentang hal yang bersifat
prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah di kalangan kaum muslimin. Beliau
mengemukakan, “Dan janganlah kalian membeli barang yang sudah dibeli saudara kalian”
Karena jika terjadi kontradiktif dari hadits di atas, tentu akan merenggangkan juga ukhuwah
Islamiyah diantara mereka; saling curiga, su’udzon dsb.
DAFTAR PUSTAKA

Sudewi dkk.2018. Sejarah Faarmasi Islam dan Hasil Karya Tokoh-tokohnya. Badan Litbang
Kemenkes RI.Jakarta.
JURNAL AQLAM -- Journal of Islam and Plurality -- Volume 2, Nomor 1, Juni 2017
K.H.Toto Tasmara membudayakan etos kerja islami Jakarta : PT Gema Insani, 2002

IAI.2016. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai