Anda di halaman 1dari 42

Penanganan Obat Suntik

LUCIANA
Pelayanan Intravena admixture

• Definisi :
Pencampuran obat suntuk yang steril ke dalam larutan intravena
steril untuk menghasilkan sediaan yang siap digunakan kepada
pasien dan tetap terjaga sterilitasnya.
Ruang lingkup pelayanan iv admixture

• IV admixture : penyiapan obat suntik secara aseptis


 Dilution ( pengenceran )
 Reconstitution (melarutkan )
 Compounding ( peracikan )
• Penanganan obat sitostatika ( handling cytotoxic )
 Penyiapan obat sitostatika secara aman dan benar
• Total Parenteral Nutrition ( TPN ) : penyediaan sediaan nutrisi parenteral secara aseptis
Pendahuluan
• Tujuan pemberian secara intravena :
 Mencapai konsentrasi terapetik obat dengan cepat dalam darah
 Obat yang absorpsinya buruk di saluran cerna
 Pasien yang tidak dapat menggunakan obat secara peroral
 Pasien tidak sadar
 Pasien tidak kooperatif
 Koreksi cepat cairan dan elektrolit
 Mengurangi iritasi obat
 Terapi kontinyu
Kerugian pemberian intravena
• Resiko infeksi, phlebitis, ekstravasasi
• Ada kemungkinan terkontaminasi udara, mikroorganisme, partikel, dan zat
pirogen
• Jika terjadi reaksi yang tidak diharapkan, larutan tidak bisa dikeluarkan
• Precaution
 inkompatibilitas
Stabilitas
Kontaminasi
• Pengetahuan yang diperlukan :
Perhitungan yang akurat
Teknik peracikan
Teknik aseptik
Karakteristik sediaan IV

• Berupa larutan atau suspense


• Bebas dari gelembung udara
• Mempunyai sifat kimia yang tidak merusak pembuluh darah dan tidak merusak sifat
kimia darah
• Harus iso-osmotik dan isotonik
Iso-osmotik : mempunyai jumlah partikel yang sama dalam larutan per satuan
volume
Isotonik : mempunyai tekanan osmotik yang sama
Persyaratan sediaan IV

• Obat kompatibel dengan cairan infus/ pelarut pembawa


• Obat kompatibel dengan wadah
• Obat yang satu dengan yang lain kompatibel
• Obat tetap stabil selama pemberian infus
Teknik Aseptis

• Metode atau cara yang dilakukan sebelum dan selama proses


peracikan obat yang dapat mengurangi resiko papapan terhadap
petugas dan pasien dengan menurunkan/meniadakan jumlah
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh
Persyaratan Aseptik Dispensing

• Cleanroom
• Laminar Air Flow Cabinet
Cytotoxic Drug Safety Cabinet
Vertical LAF
• Perlengkapan Steril :
Alat pelindung diri ( APD )
Spuit
Needle
Obat steril
• Teknik aseptis
Clean Room
Sistem Tata Udara

• Ruang IV admixture :
Tingkat kebersihan Ruang : kelas 10.000 ( Kelas C )
Suhu : 18-22 derajat C
Kelembaban : 50±5 %
Tekanan : Positif ( produk steril )
Pertukaran udara : 15-20 ACH ( Air Change per hour )
Fungsi clean room

• Mencegah produk terpapar partikel dan kontaminasi mikrobiologi


• Mendapatkan keamanan lingkungan kerja
• Untuk mencegah cross-contamination
• Untuk mempertahankan sterilitas produk
Desain Clean Room
HEPA filter

• High Efficiency Particulate Air Filter


• 99,97-99,99% retention
• MPPS ( Most Penetrating Partikel Size ) 0,1 um-0,3 um
• Terbuat dari lapisan kertas, kompak dan rapuh
• Diganti sesuai dengan kondisi filter
Hirarki Teknik Aseptik Dispensing
Pengetahuan khusus yang harus diperhatikan
untuk menjaga mutu produk
• Pelarut yang digunakan
• Suhu penyimpanan
• Stabilitas larutan
• Inkompatibilitas
Teknik Aseptis
Teknik Aseptis - Syringe

• Ukuran syringe yang tersedia antara 1 ml saampai 50 ml


• Tanda yang bergaris-garis pada syringe menunjukkan perbedaan volume
bergantung ukuran syringe
• Jangan menggunakan syringe yang dua kali lebih besar dari volume yang
dibutuhkan
• Untuk menjaga sterilitas, syringe tip atau plunger tidak boleh tersentuh
Syringe
Teknik Aseptis-Needle

• Ukuran Needle ditentukan oleh dua nomor :


Diameter lubang ( gauge )
Panjang ( inch )
• Nomor diameter lubang yang lebih besar menunjukkan ukuran diameter lubang
lebih kecil
Ukuran needle 27G : diameter lubang dan panjangnya lebih kecil dari ukuran needle
18G
Ukuran needle di Indonesia : 27G &1/2 inch; 18G 1 ½ inch
• Panjang needle diukur dengan inch
• Jangan menyentuh sebagian dari needle
• Membuka needle harus dalam kemasan untuk menjamin sterilitas
Needle

• Hub :
Tempat jarum menempel pada syringe
tip dan cairan dari syringe mengalir ke jarum
• Bevel
Ujung jarum miring dan bagian miring dari
needle
Teknik Aseptis-Ampul dan Vial
Ampul
J Motion
Teknik memindahkan sediaan dari ampul
VIAL
Critical Point
Menarik Larutan
Memasukkan Larutan
Teknik Aseptis-Hand Placement

• Selama melakukan pencampuran, tangan jangan menempel pada kisi-kisi


udara yang akan mencegah aliran udara steril
• Jangan menyentuh syringe plunger, khususnya selama syringe dimasukkan
berulang. Selama plunger masuk ke dalam syringe kemungkinan akan terjadi
kontaminasi selama penggunaan berulang.
Melakukan pencampuran obat intravena

• Dikerjakan dalam laminar air flow


• Petugas harus mendapatkan pelatihan khusus
• Menggunakan pakaian khusus
• Ada SPO pemeliharaan alat, membersihkan, disinfeksi di daerah aseptic
dispensing
• Semua produk dan alat harus dalam keadaan steril
• Gunakan teknik non touch yaitu tidak menyentuh bagian/area jarum yang
dapat terkontaminasi bakteri, contoh : jarum, ujung syringe, tutup vial
• Kontaminasi mikrobiologis di daerah kritis harus dimonitor
• Tidak boleh ada yang diperkenankan keluar masuk ruang aseptic dispensing
selama dilakukan pengerjaan pencampuran
Evaluasi Produk

• Integritas wadah
• Organoleptis : warna, bau, volume, endapan, kekeruhan
• Penandaan ( labeling ) harus jelas :
 Identitas pasien ( nama lengkap, NRM )
 Nama obat
 Konsentrasi ( kadar )
 Nama cairan /pelarut
 BUD
 Inisial petugas yang membuat
Perhitungan
• Seorang pasien usia 56 tahun dan BB : 66 kg, hasil ureum : 38,5 dan
creatinine : 0,8, rencana akan mendapat terapi antibiotika amikasin dengan
dosis 1 gram tiap 24 jam. Dokter meminta agar konsentrasi antibiotika
amikasin tidak lebih dari 5 mg/ml. Bagaimana cara anda membuat sediaan
antibiotika amikasin jika produk amikasin yang tersedia adalah 500 mg/2 ml
dan harus dilarutkan dalam 10 ml WFI ?
• Seorang pasien anak usia 2 tahun dengan BB : 12 kg pasca tindakan
laparatomi eksplorasi dan rencana mendapat terapi antibiotika cefotaxime
dengan dosis 600 mg tiap 8 jam. Jika sediaan cefotaxime yang tersedia adalah
1 gram dalam setiap vialnya dan dilarutkan dalam 10 ml WFI, bagaiman cara
menghitung dosis antibiotika tersebut dan lakukan medication review.
• R/ Ceftriaxone 700 mg S1dd1
• Buat larutan 700 mg ceftriaxone ke dalam 500 ml NaCl 0,9%
Pertanyaan :
1. Berapa ml yang diambil dari ceftriaxone yang sudah dilarutkan dengan 10
ml WFI ?
2. Jika larutan obat tersebut habis dalam 30 menit , berapa tetes/menit yang
harus diberikan?

Anda mungkin juga menyukai