DISPENSING
APT. DRA. PERI, M. FARM.
Dispensing sediaan steril harus
dilakukan di Instalasi Farmasi dengan
teknik aseptik untuk menjamin
sterilitas dan stabilitas produk dan
melindungi petugas dari paparan zat
berbahaya serta menghindari
terjadinya kesalahan pemberian obat.
Definisi dan
Tujuan
Dispensing sediaan steril bertujuan:
• Menjamin sterilitas dan stabilitas produk
• Meminimalkan kesalahan pengobatan
• Menjamin kompatibilitas dan stabilitas
• Menghindari pemaparan zat berbahaya
• Menghindari pencemaran lingkungan
• Penghematan biaya penggunaan obat
PRINSIP
Produk steril hendaklah dibuat dengan persyaratan khusus dengan tujuan:
▶ memperkecil risiko pencemaran mikroba,
▶ partikulat dan pirogen,
▶ terfokus ketrampilan, pelatihan dan sikap personil yang terlibat.
MUTU
PRODUK
Clean
room
3%
LAF
(7%)
Tehnik
aseptis
40%
Pengetahuan
khusus
50%
TEKNIK ASEPTIS
SYRINGE
NEEDLE
TEKNIK
VIA
SPESIF L
IK AMPUL
MEMBUKA
KEMASAN
HAND PLACEMENT
Teknik Aseptis -
Syringe
Ukuran syringe yang tersedia antara 1ml
sampai 50 ml
Tanda yang bergradasi (Garis-garis) pada
syringe menunjukan perbedaan volume
bergantung ukuran syringe
Jangan menggunakan syringe yang dua kali
lebih besar dari volume yang dibutuhkan (C:
kebutuhan 5 ml ukuran syringe 5 ml)
Untuk menjaga sterilitas, syringe tip atau
plunger tidak boleh tersentuh
Membaca
skala yang
benar pada
syringe
Teknik Aseptis - Needle
▶ Ukuran Needle ditentukan oleh dua nomor
▶ Diameter lubang (gauge)
▶ Panjang (inch)
▶ Nomor diameter lubang yang lebih besar menunjukan ukuran diameter
lubang lebih kecil.
▶ Ukuran needle 27G diameter lubang dan panjangnya lebih kecil dari ukuran
needle 18G
▶ Ukuran needle di Indonesia
27G & 1/2 inch
18G & 1 1/2 inch
▶ Jangan sentuh sebagian dari needle
▶ Membuka needle harus dalam kemasan untuk menjamin sterilitas
AMPUL
J Motion pada Sediaan Ampul
TEHNIK MEMINDAHKAN SEDIAAN OBAT DARI
AMPUL
1 2
3 4
MENARIK LARUTAN OBAT DARI AMPUL DAN MENYUNTIKKANNYA KE
DALAM
LARGE VOLUME
1. Untuk memasang filter needle (khusus untuk syringe volume 20, 30, 50 ml) Lepaskan tutup filter
needle dari packing dan penutup sekitar syringe. Masukkan syringe ke pusat needle dan putar
hingga pas. Tarik syringe dan needle untuk membiarkan udara mengalir ke sekitar port of injection.
• Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan mengetuk-ngetuk bagian atas ampul atau
dengan melakukan gerakan J-motion.
• Seka bagian leher ampul dengan swab alkohol biarkan mengering.
• Berdirikan ampul.
3. Mengambil Larutan Obat
• Pegang ampul dengan posisi 45º, patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi petugas.
• Patahan ampul dan kassa buang ke dalam kantong buangan tertutup.
• Pegang ampul dengan posisi 45º, masukkan needle ke dalam ampul, tarik seluruh larutan dari ampul, tutup
needle.
• Pegang ampul dengan posisi 45º, sesuaikan volume larutan dalam syringe sesuai yang
diinginkan dengan menyuntikkan kembali larutan obat yang berlebih kembali ke ampul.
1. Memasang filter needle (khusus untuk syringe volume 20, 30, 50 ml)
Lepaskan tutup filter needle dari packing.
Masukkan syringe ke pusat needle dan putar hingga pas.
Tarik syringe dan needle untuk membiarkan udara mengalir ke sekitar port of injection..
5. Untuk permintaan iv bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk penyuntikan
(needle 27).
Menarik
sediaan cair
dari vial
Memasukkan
sediaan cair
ke vial atau
kolf
CRITICAL
POINT
- TIP SYRING NEEDL sepanjang
- PLUNGER E E needle (mulai
dari hub sampai
dengan bevel
tip)
DO
NOT
NECK
(LEHER TOUCH RUBBER
AMPUL) TOP
Kecepatan penghambatan
Tidak mahal, aktivitasnya tetap dalam waktu lama, larut dalam air dan stabil
dalam larutan
Kriteria Desinfektan yang baik
Antiseptik dengan desinfektan adalah zat kimia yang memiliki fungsi yang sama,
yaitu untuk membunuh mikroorganisme dalam rangka menjaga kebersihan
(higienitas) rumah tangga.
Perbedaannya adalah lokasi pengaplikasian zat kimia tersebut.
Istilah antiseptik digunakan untuk zat kimia anti mikroorganisme yang
diaplikasikan pada jaringan hidup terluar pada manusia maupun hewan, misalnya
sabun mandi dan pembersih wajah.
Sedangkan desinfektan adalah zat kimia anti mikroorganisme yang diaplikasikan
pada permukaan benda-benda mati seperti lantai dan kamar mandi.
DESINFEKTAN YANG BANYAK
DIGUNAKAN
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol digunakan
untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid
digunakan dalam bidang kedokteran gigi
untuk mendesinfeksi permukaan.
DESINFEKTAN YANG BANYAK
DIGUNAKAN
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu
desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat
disterilkan
Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap
bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis,
fungi, dan virus tidak akan mati dalam waktu
10-20 menit, sedang spora baru akan mati
setelah 10 jam.
DESINFEKTAN YANG BANYAK
DIGUNAKAN
3. Biguanid
Cuci tangan
Pakai sarung tangan dan alat pelindung diri (apron,
masker, kaca mata) kalau perlu
Rendam alat medis segera setelah dipakai dalam
larutan klorin 0.5 % selama 10 menit. Seluruh alat
medis harus terendam dalam larutan klorin.
Buka sarung tangan
Cuci tangan
PROSEDUR DEKONTAMINASI
PERMUKAAN YANG TERCEMAR DARAH
ATAU CAIRAN TUBUH PASIEN
Cuci tangan
Pakai APD: sarung tangan, apron, masker, kaca mata
Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan
kertas/tisu
Buang kertas/tisu penyerap kedalam kantong sampah
medis
Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan klorin
0.5 %
Buka sarung tangan
Cuci tangan