YANG AMAN
KOMITE PPI RSDWA
TAHUN 2021
PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
1. Petugas kesehatan dapat melakukan penyuntikan yang aman
2. Tidak terjadi penyebaran infeksi baik pada pasien maupun
petugas
Khusus
3. Mencegahan infeksi luka tusuakan jarum bekas pakai
4. Mampu memmahami penyuntikan yang aman
5. Mampu menerapkan berbagai penyuntikan yang aman
6. Menggunakan alat suntik dan tehnik penyuntikan yang aman
Pengertian
1. Penyuntikan yang aman adalah penyuntikan yang dilakukan dengan
mengindahkan Prinsip prinsip yang benar sehingga aman untuk pasien
dan petugas dari resiko terinfeksi
2. Aseptic technique adalah penanganan secara steril terhadap obat -
obat, jarum/spuit, vial, ampul mulai dari penyimpanan, persiapan
sampai penyuntikan sehingga kesterilan tetap terjamin.
3. Single dose adalah pemberian obat dalam kemasan vial/ampul dengan
menggunakan satu jarum dan spuit untuk satu kali pemberian pada satu
pasien.
4. Multi dose adalah pemberian obat dalam bentuk vial/ampul untuk lebih
dari satu kali pemberian pada pasien yang sama dengan menggunakan
jarum dan spuit steril pada setiap penyuntikan
KONSEP PENYUNTIKAN YANG AMAN
Pathogenesis
Material ,
mekanik/tehnik
,kimia/cairan
Cephalic 16 G,18 G
Basilic 16 G,18 G
Accesory Cepalic
18 G, 20G, 22 G Median Cubital 18 G, 20 G, 22 G
• Gunakan ukuran kateter dan jarum yang tepat dan terbuat dari teflon / polyuretan
untuk cegah plebitis
• Lepaskan IV kateter sesegera mungkin jika tidak ada indikasi (72 jam pasca
pemasangan kecuali pada anak) atau jika ada tanda plebitis
• Gunakan teknik aseptik pada saat memasang atau melepas IV kateter
• Flush kateter dengan cairan heparin 10 unit/mL sebagai heparin lock dan lepaskan
setiap 96 jam( tidak di rekomendasikan dapat menimbulkan emboli)
Parentral fluid
1. Ganti cairan infus atau cairan parenteral nutrisi yang
tergantung/ diberikan kepasien dalam waktu 24 jam
2. Jika pemberian lipid emulsion diberikan tersendiri hanya
dipakai selama 12 jam .
3. Pemberian lipid based atau liposoma – based therapi
yang tidak tepat dapat merupakan sumber terjadinya
bakterimia.
Perawatan daerah cateter
a. Antisepsis daerah insersi:
bersihkan kulit dengan menggunakan antiseptic (povidone–ioc 10 %, tincture
of iodine 2 % , alkohol 70 % ) sebelum melakukan insersi.
jika menggunakan iodine pada kulit sebelum insersi maka bersihkan kembali
dengan alkohol 70 %.
jangan lakukan palpasi kembali pada daerah insersi setelah dilakukan
tindakan aseptik.
b. Dressing kateter
Gunakan kasa atau transparan dresiing untuk menutupi daerah insersi
Segera ganti verban / transfaran derssing jika lepas,rusak, basah atau kotor
dan ganti verban lebih sering pada pasien diaphoretic
Hindarkan terjadinya kontaminasi pada daerah insersi pada saat melakukan
dresing care.
Perawatan infus
Inspeksi setiap pergantian ship atau jika
perlu
Gantidressing/penutup setiap 24 jam atau
jika lepas, basah atau kotor jika
menggunakan transparan dressing > 5 hari
Ganti kanula & infus set setiap 72 jam
Periksa sambungan, hindari “Biofilm”
Mengganti infus set 72 jam pada anak &
Vena sentral dengan prinsip aseptik
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE DARAH KULTUR