Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

PERCOBAAN KALORIMETER

Laporan Praktikum

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisika

Dibina Oleh Nurul Hidayat, M.Sc & Joko Utomo, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 5B Offering H Tahun 2019

1. Aulia Khairunnisa 190342621224


2. Indri Febriani 190342621216
3. Nina Aulia Rahmah P.S 190342621209

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI BIOLOGI
September 2019
A. LATAR BELAKANG

Secara umum, untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda menggunakan alat kalorimeter. Dalam percobaan kalorimeter
ini merupakan pengukuran kuantitatif dari pengukuran kalori, ketika suatu zat
menerima kalor, maka zat tersebut mengalami kenaikan suhu.

Secara teoritis, materi kalor telah disampaikan di dalam kelas secara tatap muka.
Selain teori, diperlukan aktivitas untuk memperkuat pemahaman teoritis tersebut.
Dalam kegiatan ini mahasiswa melakukan pengamatan terhadap proses
termodimanik yang berlangsung selama peristiwa “serah terima” kalor dari dua sistem
yang bertemperatur Kalor mengalir dari bagian bertemperatur tinggi menuju bagian
yang bertemperatur lebih rendah. Dalam percobaan kalorimeter ini melakukan dua set
percobaan, yaitu menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan mencari kalor jenis zat
padat.

B. TUJUAN

Adapun tujuan praktikum antara lain:

1. Mahasiswa memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor, kapasitas kalor


zat dan kalor jenis zat,
2. Mahasiswa mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis
zat padat,
3. Mahasiswa terampil menggunakan set kalorimeter,
4. Mahasiswa terampil menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat,
5. Mahasiswa terampil menggunakan termometer.

C. ALAT DAN BAHAN

ALAT

1. Set Kalorimeter
2. Termometer
3. Gelas Ukur 100 Ml
4. Pemanas Bunsen
5. Penjepit tabung reaksi
6. Penjepit besi
7. Zat Padat
8. Neraca digital
9. Heater

BAHAN
1. Air
2. Air dingin

D. PROSEDUR PERCOBAAN

Dalam percobaan kalorimeter terdapat dua tahap percobaan, yaitu percobaan 1 dan
percobaan 2. Perlu diperhatikan saat percobaan 1 dan percobaan 2 menggunakan
kalorimeter yang sama.

Percobaan 1 (Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter)


1. Alat, bahan dan percobaan disusun
2. Sejumlah air dipanaskan menggunakan pemanas Bunsen (atau hitter agar
lebih cepat)
3. Air yang sudah dipanaskan diletakkan di atas timbangan bagian set kalorimeter
yang terdiri dari bejana kalorimeter, termometer, dan pengaduk jadi satu.
4. Air dingin ditimbang (suhunya harus lebih rendah dari suhu kamar) sekitar 50
g, kemudian dimasukkan ke dalam kalorimeter
5. Massa air dingin dicatat sebagai mad
6. Digunakan termometer untuk dicari dan dicatat temperatur kesetimbangan
awal antara air dingin dan kalorimeter sebagai T1
7. 50 mL air yang dipanaskan pada langkah 2 diambil, Temperatur air panas
dibuat sebesar 50°C (diukur dengan termometer lain) dan dimasukkan dengan
cepat ke dalam kalorimeter. Suhu ini dicatat sebagai T2
8. Campuran air dingin dan panas tersebut diaduk sambil diamati terus perubahan
temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah penunjukan termometer
stabil,dan suhunya hampir turun, Suhunya dicatat sebagai T3!
9. Air dalam kalorimeter dibuang dan diusap dengan lap bejana kalorimeter atau
tissue hingga kering , lalu langkah butir 4 sampai dengan butir 9 diulangi
sebanyak 4 kali
10. Data yang anda peroleh dicatat pada lembar data pengamatan yang tersedia.

Percobaan 2 (Menentukan Kalor Jenis Zat Padat)

1. Zat padat besi yang telah tersedia diambil, dipanaskan di atas pemanas bunsen
2. Langkah pada percobaan 1 diulangi, tetapi kini air panasnya diganti dengan zat
padat (zat pelepas kalor).

E. DATA

Data 1 (Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter)

No. mad (g) map (g) T1 (°C) T2 (°C) T3 (°C) Ckal (satuan)
1. 50,0 50,0 16,0 50,0 33,0 0,0
2. 50,0 50,0 18,0 50,0 34,0 0,0
3. 50,0 50,0 20,0 50,0 34,0 7,1
4. 50,0 50,0 22,0 50,0 35,0 7,6

Data 2 (Menentukan Kalor Jenis Zat Padat)

No. mad (g) map (g) T1 (°C) T2 (°C) T3 (°C) Ckal (satuan)
1. 50,0 100,4 19,0 80,0 28,0 57,4
2. 50,0 100,4 18,0 80,0 26,0 69,0
3. 50,0 100,4 19,0 80,0 26,0 79,7
4. 50,0 100,4 10,0 80,0 22,0 47,9

Keterangan :

mad = massa air dingin (gram)

map = massa air panas (gram)

T1 = suhu kesetimbangan antara kalorimeter dan air dingin (°C)


T2 = suhu air panas tepat akan dimasukkan ke kalorimeter (°C)

T3 = suhu kesetimbangan antara calorimeter, air dingin dan air panas (°C)

Ckal = Kapasitas Kalor Kalorimeter

nst =

-gelas beker = 50 mL

-termometer = 1°C

-neraca = 0,01 gram

Pernyataan:

Data pengamatan pada praktikum ini diambil dengan teliti dan jujur serta telah
disetujui untuk dianalisis lebih lanjut.

Perhitungan Ckal Kapasitas Kalor Kalorimeter

a. Menghitung Kapasitas Kalor Kalorimeter (Ckal) Percobaan 1


1. Data 1
𝑇2 − 𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝. 𝐶𝑎 − 𝑚𝑎𝑑. 𝐶𝑎
𝑇3 − 𝑇1
50 − 33
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 50.1 − 50.1 = 0
33 − 16

2. Data 2
𝑇2 − 𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝. 𝐶𝑎 − 𝑚𝑎𝑑. 𝐶𝑎
𝑇3 − 𝑇1
50 − 34
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 50.1 − 50.1 = 0
34 − 18

3. Data 3
𝑇2 − 𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝. 𝐶𝑎 − 𝑚𝑎𝑑. 𝐶𝑎
𝑇3 − 𝑇1
50 − 34
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 50.1 − 50.1 = 7,1
34 − 20
4. Data 4
𝑇2 − 𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝. 𝐶𝑎 − 𝑚𝑎𝑑. 𝐶𝑎
𝑇3 − 𝑇1
50 − 35
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 50.1 − 50.1 = 7,6
35 − 22

Kapasitas kalor kalorimeter rata-rata adalah


𝑐𝑘𝑎𝑙1+𝑐𝑘𝑎𝑙2+𝑐𝑘𝑎𝑙3+𝑐𝑘𝑎𝑙4 0+0+7,1+7,6 14,7
Ckal = = = = 3,675
𝑛 4 4

Standar Deviasi dari kapasitas kalor kalorimeter (Sckal) adalah

4 (0)(0)(50,4)(57,8)−(0+0+7,1+7,6)2
Sckal = √ 4(3)

4 (0)(0)(50,4)(57,8)−216,1 216,1
Sckal =√ =√ = √18 = 4,24
4(3) 12

Dengan demikian hasil pengukuran kapasitas kalor kalorimeter


berdasarkan percobaan ini:
Ckal = Ckal rata-rata ± Sckal
Ckal = 3,675 ± 4,24

b. Menghitung Kapasitas Kalor Kalorimeter (Ckal) Percobaan 2


1. Data 1
𝑇2 − 𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝. 𝐶𝑎 − 𝑚𝑎𝑑. 𝐶𝑎
𝑇3 − 𝑇1
(80,0−28,0)
𝐶𝑘𝑎𝑙 = (100,4)(0,11) (28,0−19,0) − (50,0)(0,11) = 62,9 − 5,5 = 57,4

2. Data 2
𝑇2 − 𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝. 𝐶𝑎 − 𝑚𝑎𝑑. 𝐶𝑎
𝑇3 − 𝑇1
(80,0 − 26,0)
𝐶𝑘𝑎𝑙 = (100,4)(0,11) − (50,0)(0,11) = 74,5 − 5,5 = 69,0
(26,0 − 18,0)

3. Data 3
𝑇2 − 𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝. 𝐶𝑎 − 𝑚𝑎𝑑. 𝐶𝑎
𝑇3 − 𝑇1
(80,0 − 26,0)
𝐶𝑘𝑎𝑙 = (100,4)(0,11) − (50,0)(0,11) = 85,2 − 5,5 = 79,7
(26,0 − 19,0)
4. Data 4
𝑇2 − 𝑇3
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑝. 𝐶𝑎 − 𝑚𝑎𝑑. 𝐶𝑎
𝑇3 − 𝑇1
(80,0 − 22,0)
𝐶𝑘𝑎𝑙 = (100,4)(0,11) − (50,0)(0,11) = 53,4 − 5,5 = 47,9
(22,0 − 10,0)

c. Menghitung Kalor Jenis Zat Padat (Cb)


1. Data 1
𝑚𝑎𝑑 (𝑇3 − 𝑇1) 𝐶𝑘𝑎𝑙 (𝑇3 − 𝑇1)
𝐶𝑏 = +
𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3) 𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3)
50,0 (28,0 − 19,0) 57,4 (28,0 − 19,0)
𝐶𝑏 = +
100,4 (80,0 − 28,0) 100,4 (80,0 − 28,0)
450,0 516,6
= +
5220,0 5220,0

966,6
=
5220,0
= 0,18

2. Data 2
𝑚𝑎𝑑 (𝑇3 − 𝑇1) 𝐶𝑘𝑎𝑙 (𝑇3 − 𝑇1)
𝐶𝑏 = +
𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3) 𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3)
50,0 (26,0 − 18,0) 57,4 (28,0 − 19,0)
𝐶𝑏 = +
100,4 (80,0 − 28,0) 100,4 (80,0 − 28,0)

450,0 516,6
= +
5220,0 5220,0

966,6
= 5220,0

= 0,18
3. Data 3
𝑚𝑎𝑑 (𝑇3 − 𝑇1) 𝐶𝑘𝑎𝑙 (𝑇3 − 𝑇1)
𝐶𝑏 = +
𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3) 𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3)
50,0 (28,0 − 19,0) 57,4 (28,0 − 19,0)
𝐶𝑏 = +
100,4 (80,0 − 28,0) 100,4 (80,0 − 28,0)
450,0 516,6
= +
5220,0 5220,0

966,6
=
5220,0
= 0,18

4. Data 4
𝑚𝑎𝑑 (𝑇3 − 𝑇1) 𝐶𝑘𝑎𝑙 (𝑇3 − 𝑇1)
𝐶𝑏 = +
𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3) 𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3)
50,0 (28,0 − 19,0) 57,4 (28,0 − 19,0)
𝐶𝑏 = +
100,4 (80,0 − 28,0) 100,4 (80,0 − 28,0)
450,0 516,6
= +
5220,0 5220,0

966,6
=
5220,0
= 0,18
F. PEMBAHASAN

1) Definisikan kalor, temperature, kalor jenis, kapasitas kalor zat!


Jawab:
Kalor adalah suatu bentuk energy yang dapat diterima atau dilepaskan suatu
benda. Temperatur adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Kalor
jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 satuan
massa benda sebesar 1 derajat. Kapasitas kalor zat adalah besaran terukur
yang menggambarkan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu zat sebesar suhu tertentu.
2) Apakah yang mendasari dilakukannya pengukuran kapasitas kalor bagi
kalorimeter dan bukan kalor jenisnya!
Jawab:
Kalorimeter digunakan untuk mencampur dua jenis zat larutan dengan suhu
berbeda yang kemudian diukur suhu campuran (suhu akhir). Dengan
mengetahui kapasitas kalor kalorimeter dapat diketahui berapa kalor yang
dapat dilepas atau diterima selama proses pencampuran.
3) Deskripsikan metode pencampuran untuk menentukan kalor jenis zat dan
mengapa dipersyaratkan berkondisi adiabatis!
Jawab:
Dengan mencampur dua larutan yang memiliki suhu berbeda sehingga suhu
akhir akan menjadi homogen. Jumlah kalor yang dilepas = jumlah kalor yang
diterima dan harus dalam kondisi adiabatik. Adiabatik adalah kondisi dimana
perpindahan kalor antara system dan lingkungan = 0 sehingga kalor hanya
berada di dalam sistem.
4) Berdasarkan informasi yang Anda peroleh dari pembimbing praktikum tentang
bahan zat padat yang ditentukan kalor jenisnya, cari nilai standard kalor jenis
bahan tersebut pada table, bandingkan dengan kalor jenis benda hasil
percobaan, jelaskan mengapa demikian menurut pengamatan Anda!
Jawab:
𝑚𝑎𝑑 (𝑇3 − 𝑇1) 𝐶𝑘𝑎𝑙 (𝑇3 − 𝑇1)
𝐶𝑏 = +
𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3) 𝑚𝑏 (𝑇2 − 𝑇3)
50,0 (25,5 − 16,5) 63,5 (25,5 − 16,5)
𝐶𝑏 = +
100,4 (80,0 − 25,5) 100,4 (80,0 − 25,5)
450,0 571,5
= +
5471,8 5471,8

1021,5
=
5471,8
= 0,18

G. KESIMPULAN

1. Prinsip kerja dari kalorimeter adalah menggunakan prinsip Asas Black yaitu dengan cara
mencampurkan kedua zat yang mempunyai perbedaan suhu dalam kalorimeter. Zat yang
mempunyai suhu tinggi akan meepaskan kalor dan zat yang mempunyai suhu rendah akan
menerima kalor yang dilepaskan sehingga suhu akhir atau campuran dapat ditentukan.
Kemudian salah satu variabel yang belum diketahui seperti kalor jenis, kapasitas bahan
kalor, massa, dan kalor ditentukan melalui persamaan.
2. Kapasitas kalor kalorimeter (Ck) yang didapatkan pada percobaan ini adalah sebesar
Ck=J/kgoC
3. Kalor jenis logam besi yang didapatkan pada percobaan ini adalah sebesar c1= J/kgoC

H. DAFTAR RUJUKAN

Nikmah, Hesti. 2018. Pengembangan Alat Praktikun Kalorimeter Bom pada Pokok
Bahasan Kalor Hesti. Dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

Anda mungkin juga menyukai