Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nina Aulia R.

Rabu, 5 Februari 2020

NIM / Kelas : 190342621209 / C17

NILAI POSITIF PERJUANGAN MUALAF

Kisah mualaf yang saya ringkas adalah kisah dari seorang perempuan bernama Erlina yang
dulunya mempercayai iman Kristen. Saya akan menceritakan sedikit kisah Erlina hingga ia
memutuskan untuk menjadi mualaf. Latar belakang keluarga dari Erlina menganut agama Kristen.
Erlina beserta kedua adiknya dididik secara Kristen oleh kedua orangnya. Bahkan ayah dan ibunya
adalah pemuka dan pengurus gereja.

Erlina adalah seorang yang taat dan aktif dalam kegiatan persekutuan remaja di sekolahnya. Ia
semakin masuk ke dalam kegiatan keagamaan hingga mengikuti pelayanan di sebuah instansi
keagamaan. Kecintaannya dalam agama Kristen membuat ia menolak apapun yang berbau agama
Islam yang disampaikan oleh teman-temannya. Sampai ia bertemu dengan A yang kini menjadi
suaminya.

A mengenalkan Islam kepada Erlina dari sisi yang beroma Kristen. A mengatakan bahwa jika
Kristen lebih benar dibanding agama Islam maka A akan mengikuti agama Kristen. Erlina senang
dengan pernyataan si A tetapi yang terjadi selanjutnya adalah di luar dugaan Erlina. Si A memang
banyak mengetahui agama Kristen, namun A juga memiliki pengetahuan tentang Islam. Banyak
pertanyaan yang diajukan oleh A yang tidak bisa dijawab Erlina mengenai agama Kristen.

Diskusi yang Erlina dan A lakukan berlanjut hingga mereka sama sama bekerja. Dari diskusi itulah
A terkadang memasukkan sesuatu tentang Islam secara tidak langsung dan tidak disadari oleh Erlina.
Banyaknya pertanyaan dari A yang tidak bisa Erlina jawab mengakibatkan mereka mengajak pendeta
senior untuk berdiskusi bersama. Hasil yang didapat adalah pendeta tidak membantu sama sekali
dalam menjelaskan agama Kristen kepada si A. Erlina menyimpulkan bahwa pendeta tidak memiliki
argument dari pertanyaan A sehingga membuat Erlina merasakan ada yang kurang dari agamanya.

Sejak itulah Erlina berusa menilai Islam dan Kristen sebagai dua agama yang sejajar sehingga
membuat ia mulai membuka diri selain agama Kristen. Sampai akhirnya A memberi tau bahwa ada
ayat di Alkitab yang berbunyi, “Jangan sampai kita sudah setiap hari menyeru ‘Tuhan-Tuhan,’ tetapi
tidak selamat seperti yang tertulis dalam Injil.”

Ayat inilah yang membuat Erlina gelisah karena apa yang dilakukannnya selama ini adalah
perjuangan yang sia-sia. Sejak itu, Erlina tertarik dengan Islam sehingga ia mengasingkan diri ke
Banjarmasin untuk mempelajari Islam tanpa teman dan sanak saudara serta tetap berdiskusi dengan
A. Setelah sekian lama Erlina mempelajari Islam, ia merasa harus ada aktifitas ibadah yang dilakukan
untuk menyembah Allah dimana saat itu ia masih belum bisa cara beribadah pada Islam. Ia mencoba
shalat dengan pengetahuan seadanya. Ia shalat hanya dengan tiga kaliamat yang ia ketahui yaitu
Bismillahirrahmanirrahim, Allahu Akbar dan Alhamduillah dan dengan gerakan yang tanpa urutan dan
aturan.

Sampai waktunya si A memberanikan diri bertemu dengan kedua orangtua Erlina untuk
mengutarakan keinginan Erlina untuk memeluk agama Islam. Respon dari orangtua Erlina tentu saja
kaget, marah dan tidak percaya. Orangtua Erlina meminta Erlina untuk memikirkan kembali dan
setelah itu Erlina kembali ke Banjarmasin. Beberapa waktu kemudian seluruh keluarga Erlina
menemui Erlina ke Banjarmasin untuk menanyakan kembali keputusan Erlina yang sudah bulat.
Orangtua Erlina marah dan berkata “APAKAH KAMU SANGGUP MENGHIANATI YESUS!!! TEGANYA
ENGKAU DENGAN YESUS!!!”. Sejak saat itulah hungan Erlina dengan keluarganya merenggang.

Perkataan Ibu Erlina menganggunya hingga pada saat tidur ia bermimpi Yesus datang kepadanya
dengan wajah yang tidak jelas, namun berjubah. Di dalam mimpi itu Yesus Nampak tersenyum dan
mengulurkan tangannya seperti hendak menyalami Erlina. Sosok tersebut tidak berbicara namun ia
dipahamkan bahwa maksud beliau adalah mengucapkan selamat kepadanya. Erlina terbangun dan
berpikir bahwa apakah ini tanda bahwa keputusannya sudah benar.

Waktu berlalu dan Erlina semakin yakin dengan keputusannya untuk memeluk agama Islam
dengan A yang hampir selalu hadir dalam perjalanan Erlina untuk menggapai hidayah. Akhirnya A
melamar Erlina dan orangtua Erlina mengizinkan untuk menikah. Setelah menikah Erlina terus
mempelajari agama Islam hingga saat ini. Dari proses pembelajaran inilah Erlina semakin memahami
siapakah Allah yang selama ini Erlina sembah dan mengapa hanya Allah yang harus disembah. Kini
Erlina lebih paham tentang kegiatan rububiyah Alah (sebagai pencipta yang berkuasa) yang
melazimkan bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah dan mengapa tidak boleh
mempersekutukan-Nya karena jika melakukan kesyirikan maka ia akan menjadi dosa yang tidak
terampuni.
Nilai positif yang dapat diambil dari kisah Erlina menjadi seorang mualaf:

1. Membuka diri dan menghargai kepercayaan agama lain.


2. Mendiskusikan sesuatu yang sensitif seperti kepercayaan dengan hati netral dan tanpa emosi.
3. Berupaya sekuat tenaga untuk memenuhi hasrat untuk beribadah kepada Allah dengan
pengetahuan yang sedikit.
4. Tetap berpendirian teguh terhadap keputusannya untuk masuk kedalam Islam meskipun keluarga
menolak.
5. Terus mempelajari agama Islam hingga saat ini.
6. Memahami siapakah Allah yang selama ini Erlina sembah dan mengapa hanya Allah yang harus
disembah.
7. Tidak mempersekutukan Allah.

Sumber:

https://kisahmuslim.com/1197-mualaf-masuk-islam.html

Anda mungkin juga menyukai