Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus 1

Konversi Agama
Mata Kuliah Psikologi Agama
Dosen Pengampu : Erna Multahada, S.H.I., S.Psi., M.Psi.
Devi Putri Antika
11180520000013
Profile Narasumber
Putri

18 tahun

Perempuan

Anak pertama dari 6 bersauda


Deskripsi Singkat Lingkungan
Putri seorang gadis berusia 18 tahun yang telah menuntut
ilmu di pesantren sejak ia duduk dibangku Tsanawiyah (MTs).
Keadaan keluarganya yang jauh dari kata harmonis dan taat
agama, mendorong dirinya untuk memilih keluar dari rumah
untuk mencari jati diri dan kehidupan yang damai di luar
rumah. Hati yang hancur, jiwa yang mulai merasa tidak berada
pada tempat dan jalan yang benar adalah awal dari perjalanan
hijrahnya.
Deskripsi Singkat Masalah
Rasa kesal terhadap orang tuanya membuat Putri tidak betah berada di
rumah. Sehingga ia memutuskan untuk pergi ke rumah neneknya (ibu dari
ayahnya). Sejak ia kecil ia tidak diajarkan pendidikan agama sedikit pun,
orang tua Putri bahkan bisa dikatakan syirik atau menyimpang dari agama.
Melakukan perjanjian dengan jin agar usaha keluarganya ramai, namun
ketika usaha milik keluarganya itu bangkrut sejak itulah mulai terjadi
ketidakharmonisan dalam keluarganya akibat ekonomi yang menurun
sedangkan kebutuhan anak semakin meningkat.
Kasih sayang yang tak pernah ia rasakan serta jauh dari Tuhan semakin
memantapkan dirinya untuk masuk pesantren dengan harapan ia
mendapatkan ketenangan batin dan ilmu agama yang selama ini tak pernah
ia dapatkan.
Gejala Perilaku
Konflik Jiwa

Konversi Emosional

Ketidaktenangan
Teori
Walter Houston Clark (dalam
Daradjat, 1979),konversi agama
sebagai suatu macam pertumbuhan Setiap manusia pernah berbuat
atau perkembangan spiritual yang
salah. Namun yang paling baik dari
mengandung perubahan ke arah yang
cukup berarti, dalam sikap terhadap yang berbuat salah adalah yang
ajaran dan tindak agama. Faktor- mau bertaubat.” 
faktor terjadinya konversi agama (HR. Tirmidzi no. 2499; Ibnu Majah,
yaitu: no. 4251; Ahmad, 3: 198. Syaikh Al-
1. Pertentangan batin dan ketegangan Albani mengatakan bahwa hadits
perasaan ini hasan)
2. Pengaruh hubungan dan tradisi
agama
3. Ajakan/seruan dan sugesti
4. Faktor-faktor emosi
Analisis Teori
Keadaan keluarganya yang membuat hatinya hancur, sehingga terjadi
ketegangan batin, gelisah, merasa tidak tentram, dan jiwa terpukul.Pendidikan
dan suasana keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap seseorang yang
kemudian terjadi konversi agama, yaitu keadaan ketegangan batin. Pengalaman
pendidikan dan suasana keluarga tersebut secara tidak sadar akan terekam oleh
ingatan seseorang. Memori nya tentang keadaan keluarganya mendorong Putri
untuk bisa mendoakan kedua orang tua nya agar mendapat hidayah dari Allah
Swt. Inilah yang menyebabkan terjadinya konversi agama pada Putri. Selain itu
kebiasaan hidup di pesantren membantu Putri semakin meyakini dan
mendalami agama melalui bimbingan sehingga memudahkan terjadinya
konversi agama.
Solusi
Solusi untuk anak : Karena putri sudah melanjutkan pendidikan di
pesantren. Maka, sebaiknya Putri fokus untuk mempelajari agama di
Pesantren. Memperbaiki tauhid dan belajar akhlak karimah agar dapat
menyampaikan kebenaran kepada keluarganya yang telah masuk
kepada kegiatan syirik dengan akhlak yang baik.
Solusi untuk orang tua : Sebagai orang tua, pastitersentuh jika melihat
anaknya tumbuh menjadi anak yang memiliki akhlak yang baik kepada
orang tua.Mulailah untuk menata kembali tauhid dan membuka diri
dengan anak sehingga dapat sama -sama belajar untuk menjadi
keluarga dalam koridor tauhid yang lurus.

Anda mungkin juga menyukai