ABSTRAK
ABSTRACT
This research administratively was conducted in the Regional Langkema and its
surroundings, encompasses Langkema, Batuawu and Pununu village chief, West Kabaena,
the district of Bombana, Southeast Sulawesi Province at coordinates 12° 50' 00"East
Longitude - 121° 54' 00" East Longitude and 05° 17' 00" South Latitude - 05° 21' 00" South
Latitude. This research aimed to conduct surface geological mapping at a scale of 1:
25,000, which is the result mentioned in report form. The purpose of this research was to
describe the geological conditions of the research areas include geomorphology
conditions, order stratigraphy, structural geology in order to make the geological history
of the research are and defines the minerals that exist in the area.
Geomorphology research areas consists of three units of the geomorphology, the
fluvial plains landscape unit, hilly structural geomorphology unit, and mountainous
structural geomorphology units. River types that developed were normal and episodic
rivers. Nevertheless, the river types genetically consist of the subsequent and obsequent
river, with parallel flow pattern. Thus, the stadia of the research area were mature to older.
Based on unofficial of lithostratigraphy, the stratigraphic of the research area was divided
into four (4) lithologies from younger to older mainly, alluvial units, schist units, slate
units, and peridotite units. Geological structure of the research area consists of folds with
the types of homocline and monocline fold, joint with the types based on its shape is not
systematic joint. Types of faults are Tangkeno reverse fault and Pununu shear fault that
are sinistral (leftist). Minerals contained in research areas such as laterite and gravel
(sand and rocks).
200
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
229
20
0
5°20'0"S
PENDAHULUAN Secara administratif lokasi penelitian
terletak pada Daerah Langkema,
Geologi sebagai suatu ilmu yang
Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten
secara khusus mempelajari mengenai
Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.
bumi dan aspek-aspek yang terdapat di
Secara astronomis terletak pada 05° 17'
dalamnya, bahan-bahan penyusunnya,
00" LS – 05° 21' 00" LS (Lintang
bentuknya, proses-proses yang terjadi di
5°21'0"S
Selatan) dan 121° 50' 00" BT - 121° 54'
121°51'0"E
dalamnya maupun di permukaannya
00"PETA
BT (Bujur Timur) (gambar 1).
TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEK
sejak terbentuk sampai sekarang
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0
0°0'0"
4°0'0"S
4°0'0"S
memiliki berbagai macam metode Kolaka
Kota Kendari
5°15'0"S
penelitian untuk memahami karakteristik
4°30'0"S
4°30'0"S
2°15'0"S
2°15'0"S
geologi suatu daerah, salah satunya yaitu Bombana
Muna Barat
5°30'0"S
5°0'0"S
5°0'0"S
dengan melakukan suatu kegiatan 4°30'0"S Muna
4°30'0"S
Buton Tengah
5°45'0"S
pemetaan geologi. Berdasarkan uraian Kota Bau-Bau
5°30'0"S
5°30'0"S
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0
Sungai
karakteristik atau ciri-ciri bentukan alam penelitian akan dimulai dari satuan tertua
yang dijumpai dilapangan, maka stadia sampai yang termuda.
daerah penelitian mengarah pada stadia
Satuan Peridotit
dewasa menjelang tua.
Satuan peridotit beranggotakan
STRATIGRAFI peridotit (lherzolit dan wherlit) dan
peridotit terserpentinisasi. Satuan ini
Pengelompokan dan penamaan
menempati sekitar 25,7 % dari luas
satuan batuan pada daerah penelitian
keseluruhan daerah penelitian atau
didasarkan pada litostratigrafi tidak 2
sekitar 15,07 km . Satuan ini tersebar
resmi, yang bersendikan ciri fisik yang
secara lateral yang memanjang dari
dapat diamati di lapangan, meliputi jenis
sebelah timur hingga selatan menenggara
batuan, ciri-ciri litologi, dominasi batuan,
pada daerah penelitian yaitu pada daerah
keseragaman gejala litologi, hubungan
Gunung Tangkenoea dan Batuawu.
stratigrafi antara batuan yang satu dengan
Kenampakan lapangan peridotit yang
batuan yang lain serta dapat terpetakan
dijumpai pada gunung Tangkenoea
pada sekala 1 : 25.000 (Sandi Stratigrafi
(stasiun 45) memperlihatkan warna hijau
Indonesia, 1996). Secara umum litologi
tua dalam keadaan segar dan hijau
penyusun daerah penelitian merupakan
kehitaman dalam keadaan lapuk, tekstur
batuan beku ultrabasa, batuan metamorf,
kristanilitas holokristalin, granularitas
dan aluvial.
faneritik, bentuk mineral subhedral –
Berdasarkan pemahaman tersebut
anhedral, relasi equigranular, struktur
diatas, maka satuan batuan yang terdapat
masif, dan komposisi mineral terdiri dari
pada daerah penelitian dapat dibagi
piroksin dan olivin. Berdasarkan ciri fisik
menjadi empat (4) satuan. Berikut akan
tersebut maka nama dari batuan ini
diuraikan secara berurutan dari termuda
adalah Peridotit (Fenton, 1940).
ke yang tertua adalah sebagai berikut :
Kenampakan petrografis dari
Satuan Aluvial
peridotit dengan nomor sayatan
Satuan Sekis
ARI/ST.45/UB memperlihatkan warna
Satuan Slate
abu – abu pada nikol sejajar, pada nikol
Satuan Peridotit
silang berwarna biru keabuan, tekstur
Pembahasan dan uraian dari setiap
kristalinitas faneritik, granularitas
satuan batuan yang terdapat di daerah
holokristalin, bentuk euhedral –
subhedral, tekstur khusus corona,
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
Formasi Matano (Km) yang berumur tersebut maka nama dari batuan ini
Kapur Atas pada geologi regional lembar adalah Sekis (Travis, 1955). Arah foliasi
kolaka (Simandjuntak, dkk 1993) batuan yang didapatkan pada satuan sekis
berdasarkan kandungan fosil umumnya adalah N 650E / 400 dan
batugamping, yaitu Globotruncana sp ketebalan dari satuan ini ± 1.500 meter.
dan Heterohelix sp serta Radiolaria Kenampakan petrografis dari sekis
dalam rijang (Budiman, 1980). Sehingga dengan nomor sayatan ARI/ST.3/BM,
umur dari satuan slate yang berada di memperlihatkan pada nikol sejajar
daerah penelitian yaitu Post Kapur Atas, berwarna abu – abu kehitaman, pada
dikarenakan slate terbentuk setelah nikol silang berwarna biru kehitaman,
batuan sedimen pada Formasi Matano tekstur lepidoblastik, struktur foliasi
(Km) mengalami proses metamorfisme. (schistose), bentuk mineral euhedral –
subhedral, indeks bias Nmin > Ncb,
Satuan Sekis
komposisi mineral kuarsa (33%),
(sekis muskovit kuarsa, sekis kuarsa (12%), ukuran mineral 0.06 – 1 mm.
Satuan ini menempati sekitar 47 % dari penyusun batuan, maka nama batuan ini
luas keseluruhan daerah penelitian atau adalah Sekis Muskovit Kuarsa (Travis,
nama dari batuan ini adalah Marble Sekis termasuk dalam tipe
(Travis, 1955). metamorfisme regional (orogenik)
Kenampakan petrografis dari sekis karena peran tekanan dan suhu yang
dengan nomor sayatan ARI/ST.38/BM, dominan sehingga pada batuan terbentuk
memperlihatkan pada nikol sejajar struktur yang berfoliasi. Metamorfisme
berwarna abu – abu, pada nikol silang orogenik melibatkan deformasi yang luas
berwarna hijau kecoklatan, tekstur secara bersamaan, akibat dari stress
mozaik, struktur non foliasi (granulose), kontraksi selama konvergensi lempeng di
bentuk mineral euhedral – subhedral, zona subduksi. Berdasarkan uraian
indeks bias Nmin > Ncb, komposisi tersebut maka satuan ini terbentuk pada
mineral kalsit, kuarsa, dan ukuran zona subduksi, namun di kedalaman yang
mineral 0.1 – 1.4 mm. Berdasarkan lebih dibanding slate.
persentase material penyusun batuan, Penentuan umur satuan ini
maka nama batuan ini adalah Marble ditentukan berdasarkan posisi stratigrafi,
(Travis, 1955). lokasi tipe dan kesebandingan ciri
litologi dengan satuan batuan yang telah
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
resmi. Ciri fisik satuan sekis pada daerah kehitaman yang berasal dari peridotit.
penelitian berwarna hijau tua dalam Ketebalan dari satuan ini ± 6 meter.
keadaan segar dan hijau kecokelatan
dalam keadaan lapuk, tekstur
lepidoblastik, bentuk mineral euhedral –
subhedral, struktur foliasi (schistose),
dan komposisi mineral terdiri dari
muskovit. Sedangkan sekis pada
Kompleks Pompangeo (MTpm)
Gambar 17. Kenampakan endapan sungai
berwarna putih, kuning kecoklatan,
yang menyusun satuan alluvial,
kehijauan kelabu; kurang padat sampai yang berukuran bongkah –
lempung pada sungai Lameowea
sangat padat serta memperlihatkan
Lingkungan pengendapan dari satuan
perdauanan (foliasi). Berdasarkan
ini merupakan lingkungan pengendapan
kesamaan ciri fisik tersebut, maka satuan
darat yang dihasilkan dari pelapukan
sekis pada daerah penelitian dapat
batuan asalnya yang kemudian
disebandingkan dengan batuan
tertransportasi oleh aliran sungai dan
Kompleks Pompangeo (MTpm) yang
melalui proses sedimentasi di sekitar
berumur Kapur Akhir – Paleosen Bawah
muara sungai Pununu, Rarahua dan
(Simandjuntak, dkk 1993).
Lameowea. Satuan ini tebentuk pada
Satuan Aluvial Kala Holosen yang berlangsung hingga
sekarang (Simandjuntak, dkk 1993).
Satuan aluvial ini menempati sekitar
6,4 % dari luas keseluruhan daerah
STRUKTUR GEOLOGI
penelitian atau sekitar 3,8 km2. Satuan ini
tersebar secara lateral pada sungai Jenis struktur geologi yang dijumpai
Rarahua, Pununu dan Lameowea. pada daerah penelitian terdiri atas
Secara umum material penyusun struktur lipatan, kekar dan sesar.
satuan ini terdiri atas material lempung
Struktur Lipatan
dan pasir yang berwarna abu-abu
kekuningan sampai coklat yang berasal
Struktur lipatan batuan pada daerah
dari sekis dan slate; dan material yang
penelitian di hasilkan dari pengukuran
berukuran bongkah berwarna abu - abu
kedudukan batuan yaitu sekis hijau yang
memperlihatkan foliasi batuan yang
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
Gambar 20. Kenampakan kekar tidak Gambar 22. Kenampakan kekar tidak
sistematik pada peridotit di gunung sistematik pada slate di sungai Rarahua
Tangkenoea
σ1
σ3
σ2
σ1
σ2 σ3
Struktur Sekar
TEORI REIDEL
DALAM MC CLAY (1987)
MEKANISME PEMBENTUKAN SESAR DAERAH PENELITIAN
TAHAP I TAHAP II sekis, yang memiliki struktur foliasi.
σ 3
E
XT
EN
SI
O
NF
AU
LT
S
R2
σ
1
Proses tersebut berakhir pada kala
TH
P
RU
ST
FA
UL
TS
R1
R1
P Paleosen Bawah.
TH
RU
ST
FA
U
LT S
R2 FA
U
LT
S
N
O
SI
EN
E XT
σ
1
σ 3 Selanjutnya pada kala Post Paleosen
Gambar 24. Mekanisme pembentukan Bawah terjadi proses struktur dimana
struktur geologi daerah penelitian gaya kompresi bekerja karena pengaruh
berdasarkan sistem Reidel, modifikasi dari
Teori Harding (1974) dalam McClay (1987) aktivitas tektonik menyebabkan
terbentuknya lipatan dan selanjutnya
SEJARAH GEOLOGI mengekarkan peridotit dan slate. Adapun
Sejarah geologi daerah penelitian arah dari gaya kompresi yang bekerja
dimulai pada zaman Kapur Bawah. Pada yaitu dengan arah umum tegasan
kala tersebut terjadi proses pemekaran maksimumnya (σ1) relatif berarah timur
kerak samudera yang menyebabkan – barat yang menyebabkan rekahan
naiknya magma bersifat ultra basa ke batuan yang terbentuk mengalami
permukaan bumi kemudian mengalami pergeseran atau patahan sehingga
kristalisasi membentuk satuan peridotit. menyebabkan terjadinya Sesar Naik
Proses tersebut berakhir pada zaman itu Tangkeno sehingga mensesarkan satuan
juga. peridotit. Akibat gaya kompresi yang
Memasuki zaman Post Kapur Atas, terus bekerja dengan arah umum tegasan
pada zona subduksi terjadi proses maksimumnya (σ1) berarah timur laut -
metamorfisme pada batulempung barat daya terhadap batuan sehingga
karbonatan, dimana peranan tekanan menyebabkan terjadinya Sesar Geser
lebih tinggi dibandingkan suhu sehingga Pununu yang arah gayanya mengiri
membentuk batuan metamorf satuan (sinistral) relatif sehingga mensesarkan
slate, yang memiliki struktur foliasi. satuan peridotit dan satuan sekis.
Proses tersebut berakhir pada zaman itu Selanjutnya proses – proses geologi
juga. muda pada daerah penelitian terjadi
Kemudian pada zaman Kapur Atas, seperti erosi dan pelapukan pada selang
di zona subduksi namun di kedalaman waktu yang relatif lama, hingga memasuki
yang lebih dibandingkan satuan slate Kala Holosen terendapkan material –
terjadi lagi proses metamorfisme pada material yang berukuran lempung hingga
batulempung, dimana peranan tekanan bongkah membentuk satuan aluvial.
lebih tinggi dibandingkan suhu sehingga Proses geologi muda tersebut masih
membentuk batuan metamorf satuan berlangsung hingga sekarang yang
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
No. 23 Tahun 2010, bahan galian pada 2. Startigrafi daerah penelitian tersusun
daerah penelitian terdiri atas bahan galian atas empat (4) satuan batuan, dari yang
laterit dan sirtu (pasir dan batu). tertua ke yang termuda yaitu; satuan
sirtu dan laterit telah dimanfaatkan oleh 3. Struktur geologi yang berkembang
secara optimal dimana pada daerah yang berjenis homoklin dan monoklin,
sirtu dan laterit yang kemudian sesar naik Tangkeno yang memiliki arah
wilayah untuk dijual dimanfaatkan barat dan sesar geser Pununu yang
sebagai bahan bangunan / bahan beton bersifat sinistral dengan arah tegasan
cor berat dan dimanfaatkan sebagai utama maksimum relatif berarah timur
dapat ditarik bererapa kesimpulan yang bahan galian laterit yang cukup memadai
Ee
30 39o UNIVERSITAS HASANUDDIN
57o 10 57 o
0
L
!
FAKULTAS TEKNIK
!
28
o
33 40
ak
!
41
257 39 !
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
am
!
26o 37
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
pu
! ! 36
290 42o 34o
!
Langkema 34
! 42
la
20
38
o
0
22
!
29
o
31
41o PETA STASIUN PENGAMATAN
38o 35
! 48o
56
21o
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
100 KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
39o
5°18'0"S
100
50 289
400
410
5°18'0"S
!
53
!
46
29o
Meter
SKALA 1:25.000
!
43 IK = 25 M
!
47
!
28
23o
32o OLEH
KABAENA BARAT 600
!
! 44
27
ARISANDY
0 D611 12 280
..... 50
(
!
54
....
..... 22
!
57o
!
45
51 13
!
ua
21
MAKASSAR
ah
179 700
ar
2017
900
R
53o
Ee
48
o
30
5°19'0"S
5°19'0"S
178 Keterangan :
!
23 1067
o
20
! 18o G. Tangkenoea
!
!
am 25
41o 12o eo
!
57 7
0
: Slate
!
58
!
59 55 o
67 o !15 19o
: Sekis
5°20'0"S
5°20'0"S
!6 300 14
!
32o
..... : Marble
!
56
....
.....
u
!
5 13 80
un
! : Aluvial
0
un
!
o 24o 17
P
28
!
12 24o
: Breksi Sesar
Ee
!
!
4 11
o
37
!
63 267
!
3 : Kekar
!
16
o 10
134 26o : Rock Fall
2
!
!
!
!
1
21o
9 61 : Tambang Aktif
o
18
.....
i
om
....
400
19o : Bahan Galian
.....
ped
!
64
!
8 60 : Gully Erosion
am
22o 62
L
: Channel Bar
Ee
5°21'0"S
700 : Kontur
PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
179
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
! : Titik Ketinggian
Keterangan :
4°0'0"S
4°0'0"S
0°0'0"
Kota Kendari
US
UG US : Utara Sebenarnya (Geografi)
* UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka UM
5°15'0"S
4°30'0"S
2°15'0"S
5°30'0"S
5°0'0"S
Muna c TEOMOKOLE
4°30'0"S
4°30'0"S
5°45'0"S
5°30'0"S
Ee
57 0 UNIVERSITAS HASANUDDIN
1057
L
28 00 FAKULTAS TEKNIK
ak
2 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
am
257
26 DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
bu
42 34
la
Langkema 290
22 PETA GEOLOGI
31 o
41
38 48
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
56 21 KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
¬
39
400
104 50 410
100 289
5°18'0"S
5°18'0"S
0 250 500 1,000
Meter
C 100
403 SKALA 1:25.000
29 IK = 25 M
OLEH
0 ARISANDY
23 32 50 D611 12 280
KABAENA BARAT 600
MAKASSAR
57 2017
13
ua
ah
179 800
ar
o
53
R
Keterangan : Umur :
Ee
900
30 : Satuan Aluvial Holosen
5°19'0"S
5°19'0"S
178 1067
Ketidakselarasan
18 G. Tangkenoea
100 37 : Satuan Sekis Kapur Atas - Paleosen Bawah
Ee Kontak Metamorfisme
41
L am
eo o : Satuan Slate Post Kapur Atas
12 we 24 14
: Kekar
229 200 200
A
B
: Sayatan Geologi A-B
55 C
D
: Sayatan Geologi C-D
19
5°20'0"S
5°20'0"S
67 300
: Sesar Geser
200
32
u
B : Sesar Naik
un
un
24
P
28 24 700
: Kontur
Ee
37
42 40 179
19 ! : Titik Ketinggian
267
: Sungai
16 26
134 : Jalan
21
: Pemukiman
18
i
om
19
: Laut
400
700
ped
am
22
L
Ee
5°21'0"S
PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
0°0'0"
4°0'0"S
4°0'0"S
5°15'0"S
e Daerah Penelitian dan Utara magnetit ditunjukkan secara diagram
4°30'0"S
4°30'0"S
2°15'0"S
5°30'0"S
Muna Barat
f d e. Kecamatan Kabaena Utara berubah 02'.
5°0'0"S
5°0'0"S
f. Kecamatan Kabaena
TEOMOKOLE
c
4°30'0"S
4°30'0"S
5°45'0"S
SUMBER PETA
Kota Bau-Bau
5°30'0"S
5°30'0"S
b
Peta ini merupakan perbesaran Peta Rupa Bumi Indonesia
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E Lembar Teomokole Skala 1 : 50.000 yang diterbitkan
oleh Bakosurtanal tahun 1988 dan dimodifikasi oleh ARISANDY
1000 Anak
Sungai Lampedomi
750
500
250
0
A B
PENAMPANG SAYATAN GEOLOGI C-D
H:V=1:1
Anak
Anak
Sungai Lampedomi
Sungai Lameowea
Barat Laut Timur
1000
Sesar Naik Tangkeno
Anak
750
Sungai Lameowea
500
250
0
C D
Peta Geomorfologi
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
Ee
57 o 0 UNIVERSITAS HASANUDDIN
10
L
ak
2 00 FAKULTAS TEKNIK
am
257 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
bu
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
la
Langkema 290
PETA GEOMORFOLOGI
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
56
¬
KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
400
104 50 289 410
100
5°18'0"S
5°18'0"S
0 250 500 1,000
100 Meter
403
SKALA 1:25.000
IK = 25 M
0 OLEH
23o 50 ARISANDY
KABAENA BARAT 600 D611 12 280
13 MAKASSAR
ua
2017
ah
179 800
ar
R
Ee
900 Keterangan :
5°19'0"S
5°19'0"S
178 1067
: Satuan Geomorfologi Pegunungan Struktural
G. Tangkenoea
100
: Satuan Geomorfologi Perbukitan Struktural
Ee
L am
eo : Satuan Geomorfologi Pedataran Fluvial
we
Batuawu a
19 : Rock Fall
A
B
: Gully Erosion
1000
: Channel Bar
: Point Bar
A
229 200 200 B : Sayatan Geomorfologi A-B
700 : Kontur
179
! : Titik Ketinggian
5°20'0"S
5°20'0"S
300
200
: Sungai
u
un
: Jalan
Pun
Ee
: Pemukiman
: Laut
267
16 o
134
18o
i
19
om
400
700
ped
am
22 o
L
Ee
5°21'0"S
PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
Keterangan :
0°0'0"
4°0'0"S
4°0'0"S
UG
US : Utara Sebenarnya (Geografi)
Kota Kendari a. Kecamatan Kabaena Barat *
US
UM UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka
2210 - 44 2210 - 53 Daerah Penelitian UM : Utara Magnetit
06' o
TEDUBARA TG. KARANGAN 1 34'
5°15'0"S
5°15'0"S
4°30'0"S
2°15'0"S
5°30'0"S
berubah 02'.
5°0'0"S
5°0'0"S
c TEOMOKOLE
4°30'0"S
4°30'0"S
5°45'0"S
5°30'0"S
750
Anak Sungai Lameowea
Sungai Lameowea
500
250
0
A B
Peta Kerangka Struktur Geologi
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
Ee
UNIVERSITAS HASANUDDIN
57 0
10 0 FAKULTAS TEKNIK
L
20
28 57
ak
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
257
am
26 DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
bu
42 34
la
Langkema 290
22 PETA KERANGKA STRUKTUR GEOLOGI
31 41
38 48
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
56 21 KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
¬
39
400
104 50 289 410
100
5°18'0"S
5°18'0"S
0 250 500 1,000
100 Meter
403 SKALA 1:25.000
29 IK = 25 M
OLEH
ARISANDY
0
23 32 50 D611 12 280
KABAENA BARAT 600
57 MAKASSAR
13 2017
ua
ah
179 800 Keterangan :
ar
53
R
Ee
: Breksi Sesar
900
30
5°19'0"S
5°19'0"S
178 1067 21o
: Foliasi Batuan
18 G. Tangkenoea
100 37 : Kekar
Ee
L am : Sesar Geser
41
eo 14o
12 we 24
a : Sesar Naik
Batuawu 19
700 : Kontur
1000 179
! : Titik Ketinggian
: Sungai
: Pemukiman
55
19 : Laut
5°20'0"S
5°20'0"S
67 300
200
32
u
un
un
24
P
28 Ee 24
37
42 40
19
267
o
16 26
134
21
18
i
om
19
400
700
ped
am
22
L
Ee
5°21'0"S
PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
Keterangan :
0°0'0"
4°0'0"S
4°0'0"S
5°15'0"S
4°30'0"S
2°15'0"S
5°30'0"S
berubah 02'.
5°0'0"S
5°0'0"S
c TEOMOKOLE
Lembar 2210 - 42
4°30'0"S
4°30'0"S
Muna 2210 - 23
TALAGA BESAR
Buton Tengah
5°45'0"S
5°45'0"S
SUMBER PETA
Kota Bau-Bau b
5°30'0"S
5°30'0"S
σ 3
NF
AU
LTS σ 1
SI O R2
EN
E XT
TH
P
R
U
ST
F
A
U
LT
R1
S
R1
P
TH
RU
ST
FA
U
LT S
R2 FA ULT
S
ON
ENSI
E XT
σ 1
σ 3
Peta Bahan Galian
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
Ee
10
0 FAKULTAS TEKNIK
L ak
257
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
am
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
pu
Langkema 290
20
la
0
PETA BAHAN GALIAN
56
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
100 KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
5°18'0"S
100
50 289
400
410
5°18'0"S
100 0 250 500 1,000
403
Meter
SKALA 1:25.000
IK = 25 M
13
179
700 MAKASSAR
900 2017
5°19'0"S
5°19'0"S
178 1067 Keterangan :
G. Tangkenoea : Bahan Galian Sirtu (Pasir dan Batu)
0 : Sungai
20
: Jalan
200
229 : Pemukiman
20
0
: Laut
5°20'0"S
5°20'0"S
300
u
80
un
0
Pun
Ee
267
134
i
om
400
ped
am
L
Ee
5°21'0"S
PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
Keterangan :
4°0'0"S
4°0'0"S
US
Kota Kendari UG
* UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka UM
5°15'0"S
e
b. Kecamatan Kabaena Selatan dan Utara magnetit ditunjukkan secara diagram
4°30'0"S
4°30'0"S
2°15'0"S
5°30'0"S
5°0'0"S
Muna c TEOMOKOLE
Lembar 2210 - 42
4°30'0"S
4°30'0"S
2210 - 23
Buton Tengah
TALAGA BESAR
5°45'0"S
5°45'0"S
Kota Bau-Bau
SUMBER PETA
b
5°30'0"S
5°30'0"S
277 39 o
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Ee
57 o
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
L
28o 57o
ak
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
am
257
m
26 o
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
pu
42 o 34o
la
Langkema 290
m
o
22
31o 41o
PETA POLA ALIRAN DAN TIPE GENETIK SUNGAI
38o 48o
56 21o
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
¬
39 o KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
m
104 50 289 410
5°18'0"S
5°18'0"S
0 250 500 1,000
403
Meter
29o
SKALA 1:25.000
IK = 25 M
m
o
24
23o OLEH
32 o
o
57
13
ua
MAKASSAR
ah
179 2017
ar
53o
R
Ee
Keterangan :
30 o
5°19'0"S
5°19'0"S
178 1067
: Pola Aliran Sungai Paralel
18o G. Tangkenoea
m 37o
Ee : Sungai Subsekuen
m
L am
41o
eo 14o : Sungai Obsekuen
12 o we 24o
Batuawu a
19
: Sungai
m
: Arah Aliran Sungai
o
21
: Foliasi Batuan
m
o
55
5°20'0"S
19 o
5°20'0"S
m 67 o
m 32o
u
un
o
un
24
P
28o
Ee
24o
m
37 o
40o
42 o
19o
267
16o
26 o
134
21o
18o
i
om
19 o
29o
ped
am
22 o
L
5°21'0"S
Ee
PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
Keterangan :
4°0'0"S
4°0'0"S
0°0'0"
Kota Kendari
US
UG
US : Utara Sebenarnya (Geografi)
* UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka UM
2210 - 44 2210 - 53
a. Kecamatan Kabaena Barat UM : Utara Magnetit
06'
TEDUBARA TG. KARANGAN o
1 34'
Daerah Penelitian
5°15'0"S
5°15'0"S
4°30'0"S
2°15'0"S
5°30'0"S
5°0'0"S
Muna c TEOMOKOLE
4°30'0"S
4°30'0"S
5°45'0"S
5°30'0"S
FORMASI
BATUAN
SATUAN
TEBAL
LINGKUNGAN PENGENDAPAN /
ZAMAN
PA SIR SEDANG
PA SIR S ANG AT
LITOLOGI PEMERIAN
PA SIR K ASA R
MASA
KALA
PAS IR H ALUS
BERAN GKA L
LEM PUN G
K ERA KAL
BO NGK AH
K ASA R
LA NAU
KERIKIL
H ALU S
LINGKUNGAN PEMBENTUKAN
KENOZOIKUM
Alluvium (Qa)
Satuan Aluvial
KWARTER
Satuan Aluvial terdiri dari material lempung dan pasir yang
DARAT
Holosen
berwarna abu-abu kekuningan sampai coklat yang berasal dari
±6m
sekis dan slate, sedangkan material yang berukuran bongkah
berwarna abu - abu kehitaman yang berasal dari peridotit.
Ketidakselarasan
KAPUR ATAS - TERSIER (PALEOGEN)
ZONA SUBDUKSDI
kecokelatan dalam keadaan lapuk, tekstur lepidoblastik, bentuk
mineral euhedral – subhedral, struktur foliasi (schistose ), dan
Paleosen Bawah
± 1.500 m
Kontak Metamorfisme
Satuan Slate terdiri dari slate
ZONA SUBDUKSDI
Formasi Matano (Kml)
POST KAPUR ATAS
Satuan Slate
± 1.212,5 m
Kontak Struktur
Sa tuan P eridot it t erdiri da ri peri dot it da n peridoti t
LEMPENG SAMUDERA
terserpentinisasi
Kompleks Ultramafik (Ku)
Satuan Peridotit