Anda di halaman 1dari 28

Jurnal Pemetaan Geologi

GEOLOGI DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT


KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Arisandy
Jurusan Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Gowa – Malino
E-mail : chelsea211194@gmail.com

ABSTRAK

Secara administratif daerah penelitian termasuk dalam Daerah Langkema dan


sekitarnya, meliputi Kelurahan Langkema, Kelurahan Batuawu dan Kelurahan Pununu
Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara pada
koordinat 121° 50' 00" BT - 121° 54' 00" BT (Bujur Timur) dan 05° 17' 00" LS – 05° 21'
00" LS (Lintang Selatan). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengadakan pemetaan geologi
permukaan dengan skala 1 : 25.000, yang hasilnya dituangkan dalam bentuk laporan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kondisi geologi daerah penelitian meliputi
kondisi geomorfologi, tatanan stratigrafi, struktur geologi sehingga dapat membuat sejarah
geologi daerah penelitian serta menjelaskan kondisi bahan galian yang ada di daerah
penelitian.

Geomorfologi daerah penelitian terdiri atas 3 satuan geomorfologi, yaitu satuan


geomorfologi pedataran fluvial, satuan geomorfologi perbukitan struktural dan satuan
geomorfologi pegunungan struktural. Jenis sungai yang berkembang adalah sungai normal
dan episodik. Sedangkan secara genetik terdiri dari sungai subsekuen dan obsekuen dengan
pola aliran paralel. Sehingga, stadia daerah penelitian adalah stadia dewasa menjelang tua.
Berdasarkan litostratigrafi tidak resmi, stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi empat
(4) satuan batuan dari urutan muda hingga tua yaitu satuan aluvial, satuan sekis, satuan
slate dan satuan peridotit. Struktur geologi daerah penelitian terdiri dari lipatan dengan
jenisa lipatan homoklin dan monoklin, kekar dengan jenis kekar berdasarkan bentuknya
adalah kekar tidak sistematik. Sesar berupa sesar naik tangkeno dan sesar geser pununu
yang bersifat sinistral (mengiri). Bahan galian yang terdapat pada daerah penelitian berupa
laterit dan sirtu (pasir dan batu).

ABSTRACT

This research administratively was conducted in the Regional Langkema and its
surroundings, encompasses Langkema, Batuawu and Pununu village chief, West Kabaena,
the district of Bombana, Southeast Sulawesi Province at coordinates 12° 50' 00"East
Longitude - 121° 54' 00" East Longitude and 05° 17' 00" South Latitude - 05° 21' 00" South
Latitude. This research aimed to conduct surface geological mapping at a scale of 1:
25,000, which is the result mentioned in report form. The purpose of this research was to
describe the geological conditions of the research areas include geomorphology
conditions, order stratigraphy, structural geology in order to make the geological history
of the research are and defines the minerals that exist in the area.
Geomorphology research areas consists of three units of the geomorphology, the
fluvial plains landscape unit, hilly structural geomorphology unit, and mountainous
structural geomorphology units. River types that developed were normal and episodic
rivers. Nevertheless, the river types genetically consist of the subsequent and obsequent
river, with parallel flow pattern. Thus, the stadia of the research area were mature to older.
Based on unofficial of lithostratigraphy, the stratigraphic of the research area was divided
into four (4) lithologies from younger to older mainly, alluvial units, schist units, slate
units, and peridotite units. Geological structure of the research area consists of folds with
the types of homocline and monocline fold, joint with the types based on its shape is not
systematic joint. Types of faults are Tangkeno reverse fault and Pununu shear fault that
are sinistral (leftist). Minerals contained in research areas such as laterite and gravel
(sand and rocks).
200
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
229
20
0

5°20'0"S
PENDAHULUAN Secara administratif lokasi penelitian
terletak pada Daerah Langkema,
Geologi sebagai suatu ilmu yang
Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten
secara khusus mempelajari mengenai
Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.
bumi dan aspek-aspek yang terdapat di
Secara astronomis terletak pada 05° 17'
dalamnya, bahan-bahan penyusunnya,
00" LS – 05° 21' 00" LS (Lintang
bentuknya, proses-proses yang terjadi di

5°21'0"S
Selatan) dan 121° 50' 00" BT - 121° 54'
121°51'0"E
dalamnya maupun di permukaannya
00"PETA
BT (Bujur Timur) (gambar 1).
TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEK
sejak terbentuk sampai sekarang
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0

0°0'0"

4°0'0"S

4°0'0"S
memiliki berbagai macam metode Kolaka
Kota Kendari

5°15'0"S
penelitian untuk memahami karakteristik

4°30'0"S

4°30'0"S
2°15'0"S

2°15'0"S
geologi suatu daerah, salah satunya yaitu Bombana
Muna Barat

5°30'0"S
5°0'0"S

5°0'0"S
dengan melakukan suatu kegiatan 4°30'0"S Muna

4°30'0"S
Buton Tengah

5°45'0"S
pemetaan geologi. Berdasarkan uraian Kota Bau-Bau

5°30'0"S

5°30'0"S
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0

tersebut, maka penulis tertarik untuk


Gambar 1. Peta Tunjuk Lokasi
melakukan penelitian pada Daerah
Penelitian
Langkema, Kecamatan Kabaena Barat,
Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi GEOMORFOLOGI
Tenggara. Penamaan satuan geomorfologi
Maksud dari penelitian ini adalah daerah penelitian didasarkan pada 2 (dua)
untuk melakukan pemetaan geologi aspek pendekatan yakni pendekatan
permukaan pada Daerah Langkema, morfografi dan morfogenesa (Thornbury,
Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten 1969). Berdasarkan pendekatan tersebut,
Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara maka satuan geomorfologi daerah
dengan menggunakan peta dasar skala 1 penelitian terdiri atas 3 (tiga) satuan
: 25.000. Sedangkan tujuan dari geomorfologi, yaitu :
penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Satuan Geomorfologi Pegunungan
kondisi geologi daerah penelitian yang Struktural
meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi, 2. Satuan Geomorfologi Perbukitan
struktur geologi, sejarah geologi dan Struktural
potensi bahan galian pada Daerah 3. Satuan Geomorfologi Pedataran
Langkema, Kecamatan Kabaena Barat, Fluvial
Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

Satuan Geomorfologi Pegunungan relief satuan dapat digolongkan sebagai


Struktural pegunungan.
Jenis pelapukan yang bekerja pada
satuan geomorfologi ini berupa
pelapukan fisika (lepasnya batuan dari
batuan induknya), pelapukan kimia
(perubahan warna pada batuan) dan
pelapukan biologi (akar tumbuhan yang
menembus rekahan batuan). Jerosi yang
Gambar 2. Kenampakan satuan geomorfologi
pegunungan struktural pada
bekerja pada satuan geomorfologi ini
gunung Tangkenoea adalah ablasi dimana erosi yang terjadi
Satuan geomorfologi pegunungan pada gunung tangkenoea dominan
struktural menempati wilayah dengan disebabkan oleh air. Adapun jenis
luas sekitar 10,88 km2 atau sekitar 18,5 % ablasinya yakni Gully erosion,
dari keseluruhan daerah penelitian. merupakan erosi berbentuk saluran
Satuan morfologi ini menempati bagian dengan ukuran lebar lembahnya lebih
timur dan selatan menenggara daerah besar 1 meter dan bentuk lembahnya
penelitian meliputi Gunung Tangkenoea yang relatif melebar kesamping
dan sekitarnya. (Djauhari, 2001). Sedangkan gerakan
Analisa morfometri terhadap satuan massa (mass wasting) yang dijumpai
ini memperlihatkan kemiringan lereng pada satuan geomorfologi ini berupa
yang berkisar 30o - 84o dengan persentase jatuhan batuan (rock fall).
kemiringan lereng yaitu sekitar 22%– 75 Tata guna lahan dari satuan
% dan beda tinggi sekitar 567 meter. geomorfologi ini adalah areal yang
Kenampakan morfologi pada daerah digunakan oleh penduduk setempat
penelitian berdasarkan pengamatan sebagai area pemukiman dan tempat
secara langsung di lapangan wisata yang terdapat di Kepulauan
memperlihatkan kenampakan morfologi Kabaena.
dengan bentuk puncak tumpul dan
lembahnya yang berbentuk “U”.
Berdasarkan pendekatan morfometri dan
kenampakan morfologi langsung
dilapangan maka bentuk topografi atau
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

Satuan Geomorfologi Perbukitan peridotit terserpentinisasi. Berdasarkan


Struktural pendekatan morfometri dan kenampakan
morfologi langsung dilapangan maka
bentuk topografi atau relief satuan dapat
digolongkan dalam relief perbukitan.
Jenis pelapukan yang bekerja pada
satuan geomorfologi ini berupa
pelapukan fisika (thermal expansion atau
peretakan batuan menjadi fragmen yang
Gambar 3. Kenampakan satuan geomorfologi lebih kecil), pelapukan kimia (perubahan
perbukitan struktural pada desa
Langkema warna pada batuan) dan pelapukan
biologi (akar tumbuhan yang menembus
Satuan geomorfologi perbukitan
rekahan batuan). Jerosi yang bekerja
struktural menempati wilayah dengan
pada satuan geomorfologi ini adalah
luas sekitar 37,5 km2 atau sekitar 63,9 %
ablasi dimana erosi yang terjadi sungai
dari keseluruhan daerah penelitian.
Pununu dan Lameowea dominan
Satuan morfologi ini menempati bagian
disebabkan oleh air. Adapun jenis
utara dan selatan daerah penelitian yang
ablasinya yakni Gully erosion,
meliputi Desa Langkema, Batuawu,
merupakan erosi berbentuk saluran
Pununu bagian Utara, Teomokole bagian
dengan ukuran lebar lembahnya lebih
Selatan, sepanjang sungai Lampedomi
besar 1 meter dan bentuk lembahnya
dan Lakambula.
yang relatif melebar kesamping
Analisa morfometri terhadap satuan
(Djauhari, 2001). Sedangkan gerakan
ini memperlihatkan kemiringan lereng
massa (mass wasting) yang dijumpai
yang berkisar antara 9o - 32o dengan
pada satuan geomorfologi ini berupa
persentase kemiringan lereng yaitu
jatuhan batuan (rock fall) dan rayapan
sekitar 13 - 40% dan beda tinggi rata –
tanah (creep).
rata sekitar 285 meter. Kenampakan
Tata guna lahan dari satuan
morfologi berdasarkan pengamatan
geomorfologi ini adalah area yang
secara langsung di lapangan
digunakan oleh penduduk setempat
memperlihatkan morfologi dengan
sebagai perkebunan jati pada daerah
bentuk puncak tumpul dan bentuk
Batuawu dan kawasan daerah
lembahnya yang berbentuk huruf “U”
pertambangan pada daerah Langkema.
yang disusun oleh sekis, slate, dan
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

Satuan Geomorfologi Pedataran Tata guna lahan dari satuan


Fluvial morfologi ini adalah area yang digunakan
oleh penduduk setempat sebagai daerah
pemukiman dan perkebunan jati.

Sungai

Berdasarkan kandungan air pada


tubuh sungai (Thornbury, 1969) maka
jenis sungai pada daerah penelitian dapat
Gambar 4. Kenampakan satuan geomorfologi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
pedataran fluvial pada sungai
Lameowea sungai permanen dan episodik. Sungai -
sungai yang merupakan sungai permanen
Satuan geomorfologi pedataran
tersebut antara lain Sungai Lakambula
fluvial menempati wilayah dengan luas
dan Lampedomi. Sedangkan, sungai
sekitar 3,8 km2 atau sekitar 6,4% dari
yang termasuk dalam jenis sungai
keseluruhan daerah penelitian. Satuan
episodik adalah sungai Rarahua.
morfologi ini menempati daerah sebagian
Berdasarkan klasifikasi pola
aliran sungai Rarahua, Lameowea, dan
pengaliran maka sungai pada daerah
Pununu.
penelitian secara umum memiliki satu
Analisa morfometri terhadap satuan
pola, aliran yaitu pola aliran paralel.
ini memperlihatkan kemiringan lereng
Sedangkan tipe genetik sungai pada
yang berkisar antara 0o – 2o dengan
daerah penelitian adalah obsekuen (arah
persentase kemiringan lereng yaitu
aliran sungainya tegak lurus dengan jurus
sekitar 0% - 3% dan beda tinggi sekitar
perlapisan batuan) dan subsekuen (arah
13 meter. Kenampakan morfologi
aliran sungainya sejajar dengan jurus
berdasarkan pengamatan secara langsung
perlapisan batuan).
di lapangan yang memperlihatkan
Stadia sungai pada daerah penelitian
kenampakan morfologi dengan lereng
mengarah pada stadia dewasa menjelang
yang relatif landai. Berdasarkan
tua.
pendekatan morfometri dan kenampakan
morfologi langsung dilapangan maka
Stadia Daerah Penelitian
bentuk topografi atau relief satuan dapat
digolongkan dalam relief pedataran. Berdasarkan analisis terhadap
dominasi dari persentase penyebaran
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

karakteristik atau ciri-ciri bentukan alam penelitian akan dimulai dari satuan tertua
yang dijumpai dilapangan, maka stadia sampai yang termuda.
daerah penelitian mengarah pada stadia
Satuan Peridotit
dewasa menjelang tua.
Satuan peridotit beranggotakan
STRATIGRAFI peridotit (lherzolit dan wherlit) dan
peridotit terserpentinisasi. Satuan ini
Pengelompokan dan penamaan
menempati sekitar 25,7 % dari luas
satuan batuan pada daerah penelitian
keseluruhan daerah penelitian atau
didasarkan pada litostratigrafi tidak 2
sekitar 15,07 km . Satuan ini tersebar
resmi, yang bersendikan ciri fisik yang
secara lateral yang memanjang dari
dapat diamati di lapangan, meliputi jenis
sebelah timur hingga selatan menenggara
batuan, ciri-ciri litologi, dominasi batuan,
pada daerah penelitian yaitu pada daerah
keseragaman gejala litologi, hubungan
Gunung Tangkenoea dan Batuawu.
stratigrafi antara batuan yang satu dengan
Kenampakan lapangan peridotit yang
batuan yang lain serta dapat terpetakan
dijumpai pada gunung Tangkenoea
pada sekala 1 : 25.000 (Sandi Stratigrafi
(stasiun 45) memperlihatkan warna hijau
Indonesia, 1996). Secara umum litologi
tua dalam keadaan segar dan hijau
penyusun daerah penelitian merupakan
kehitaman dalam keadaan lapuk, tekstur
batuan beku ultrabasa, batuan metamorf,
kristanilitas holokristalin, granularitas
dan aluvial.
faneritik, bentuk mineral subhedral –
Berdasarkan pemahaman tersebut
anhedral, relasi equigranular, struktur
diatas, maka satuan batuan yang terdapat
masif, dan komposisi mineral terdiri dari
pada daerah penelitian dapat dibagi
piroksin dan olivin. Berdasarkan ciri fisik
menjadi empat (4) satuan. Berikut akan
tersebut maka nama dari batuan ini
diuraikan secara berurutan dari termuda
adalah Peridotit (Fenton, 1940).
ke yang tertua adalah sebagai berikut :
Kenampakan petrografis dari
 Satuan Aluvial
peridotit dengan nomor sayatan
 Satuan Sekis
ARI/ST.45/UB memperlihatkan warna
 Satuan Slate
abu – abu pada nikol sejajar, pada nikol
 Satuan Peridotit
silang berwarna biru keabuan, tekstur
Pembahasan dan uraian dari setiap
kristalinitas faneritik, granularitas
satuan batuan yang terdapat di daerah
holokristalin, bentuk euhedral –
subhedral, tekstur khusus corona,
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

struktur masif, indeks bias Nmin > Ncb,


komposisi mineral olivin (75%),
hipersten (10%), augit (15%) dan ukuran
mineral 0.2 – 1.2 mm. Berdasarkan
persentase material penyusun batuan,
Gambar 6. Kenampakan petrografis Lherzolit
maka nama batuan ini adalah Lherzolit pada sayatan ARI/ST 45/UB yang tersusun
oleh mineral hipersten (3B), olivin (5I) dan
(Streckeisen, 1973).
augit (2H), difoto dengan perbesaran 50X
Kenampakan petrografis dari
peridotit dengan nomor sayatan
ARI/ST.56/UB memperlihatkan warna
abu – abu pada nikol sejajar, pada nikol
silang berwarna biru keabuan, tekstur
kristalinitas faneritik, granularitas
holokristalin, bentuk euhedral –
subhedral, tekstur khusus corona,
Gambar 7. Kenampakan singkapan peridotit
struktur masif, indeks bias Nmin > Ncb, pada kaki gunung Tangkenoea
komposisi mineral olivin (85%) dan augit pada stasiun 56

(15%) dan ukuran mineral 0.1 – 1.4 mm.


Berdasarkan persentase material
penyusun batuan, maka nama batuan ini
adalah Wherlit (Streckeisen, 1973).

Gambar 8. Kenampakan petrografis Wherlit


pada sayatan ARI/ST 56/UB yang tersusun
oleh mineral olivin (5A) dan augit (6B),
difoto dengan perbesaran 50X

Kenampakan lapangan peridotit


terserpentinisasi yang dijumpai pada
daerah Batuawu (Stasiun 49)

Gambar 5. Kenampakan singkapan peridotit memperlihatkan warna hijau tua dalam


pada gunung Tangkenoea pada keadaan segar dan hijau kecokelatan
stasiun 45
dalam keadaan lapuk, tekstur kristanilitas
holokristalin, granularitas faneritik,
bentuk mineral subhedral – anhedral,
relasi equigranular, struktur masif, dan
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

komposisi mineral terdiri dari serpentin,


piroksin dan olivin. Berdasarkan ciri fisik
tersebut maka nama dari batuan ini
adalah Peridotit (Fenton, 1940).
Kenampakan petrografis dari
Gambar 10. Kenampakan petrografis
peridotit dengan nomor sayatan Peridotit terserpentinisasi pada sayatan
ARI/ST.49/UB dan ARI/ST.55/UB ARI/ST.49/UB yang tersusun oleh mineral
serpentin (1C), piroksin (5J) dan olivin (4B),
memperlihatkan pada nikol sejajar
difoto dengan perbesaran 50X
berwarna abu – abu kehitaman, pada
Penentuan lingkungan pembentukan
nikol silang berwarna hijau tua, tekstur
dari satuan peridotit ini ditentukan
kristalinitas faneritik, granularitas
berdasarkan tekstur, struktur dan
holokristalin, relasi inequigranular,
komposisi mineral yang dijumpai.
struktur masif, bentuk mineral subhedral
Kenampakan satuan peridotit utamanya
– anhedral, indeks bias Nmin > Ncb,
disusun oleh mineral olivin dan piroksin
komposisi mineral serpentine (30-35%),
yang bersifat basa. Tekstur batuannya
piroksin (0-15%), olivin (50-55%),
terdiri dari tekstur kristanilitas
kuarsa (0-8%) dan mineral opak (0-7%),
holokristalin dan granularitas faneritik
ukuran mineral 0.06 – 0.8 mm.
serta struktur batuannya yang masif.
Berdasarkan persentase material
Berdasarkan uraian tersebut maka satuan
penyusun batuan, maka nama batuan ini
ini terbentuk pada lempeng samudera
adalah Peridotit (Streckeisen, 1973).
yang bersifat basa. Penentuan umur
satuan ini disebandingkan dengan umur
batuan Kompleks Ultramafik (Ku) pada
geologi regional lembar kolaka. Dalam
lembar geologi kolaka, Kompleks
Ultaramafik (Ku) yang berumur Kapur
(Simandjuntak, dkk 1993), sehingga
umur dari satuan peridotit yang berada di
Gambar 9. Kenampakan singkapan peridotit
terserpentinisasi pada daerah daerah penelitian yaitu Kapur.
Batuawu pada stasiun 49
Satuan Slate

Satuan slate beranggotakan slate.


Satuan ini menempati sekitar 9,8 % dari
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

luas keseluruhan daerah penelitian atau persentase material penyusun batuan,


sekitar 5,8 km2. Satuan ini menempati maka nama batuan ini adalah Slate
bagian barat – utara barat laut pada peta (Travis, 1955).
daerah penelitian yaitu pada daerah
Langkema dan sekitarnya.
Kenampakan lapangan slate yang
dijumpai pada daerah Langkema
tepatnya pada sungai Rarahua (Stasiun
27) memperlihatkan warna abu - abu
dalam keadaan segar dan cokelat
kemerahan dalam keadaan lapuk, tekstur Gambar 11. Kenampakan singkapan slate
lepidoblastik, bentuk mineral euhedral – pada sungai Rarahua pada
stasiun 27
subhedral, struktur foliasi (slaty
cleavage), dan komposisi mineral terdiri
dari kalsit. Berdasarkan ciri fisik tersebut
maka nama dari batuan ini adalah Slate
(Travis, 1955). Arah foliasi batuan yang
didapatkan pada satuan slate umumnya
Gambar 12. Kenampakan petrografis Slate
adalah N 1480E / 230 dan ketebalan dari pada sayatan ARI/ST.27/BM yang tersusun
oleh mineral kuarsa (4B), kalsit (3A), dan
satuan ini ± 1.212,5 meter. mineral opak (2A) difoto dengan perbesaran
Kenampakan petrografis dari slate 50X

dengan nomor sayatan ARI/ST.27/BM,


Slate termasuk dalam tipe
ARI/ST.29/BM dan ARI/ST.46/BM
metamorfisme regional (orogenik)
memperlihatkan pada nikol sejajar
karena peran tekanan dan suhu yang
berwarna abu – abu, pada nikol silang
dominan sehingga pada batuan terbentuk
berwarna hijau kehitaman, tekstur
struktur yang berfoliasi. Metamorfisme
lepidoblastik, struktur foliasi (slaty
orogenik melibatkan deformasi yang luas
cleavage), bentuk mineral euhedral –
secara bersamaan, akibat dari stress
subhedral, indeks bias Nmin > Ncb,
kontraksi selama konvergensi lempeng di
komposisi mineral kalsit (60-88%),
zona subduksi. Berdasarkan uraian
kuarsa (7-30%), dan mineral opak (5-
tersebut maka satuan ini terbentuk pada
10%), ukuran mineral 0.04 – 0.4 mm.
zona subduksi. Penentuan umur satuan
Selain itu, terdapat vein kalsit pada
ini disebandingkan dengan umur batuan
sayatan ARI/ST.27/BM. Berdasarkan
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

Formasi Matano (Km) yang berumur tersebut maka nama dari batuan ini
Kapur Atas pada geologi regional lembar adalah Sekis (Travis, 1955). Arah foliasi
kolaka (Simandjuntak, dkk 1993) batuan yang didapatkan pada satuan sekis
berdasarkan kandungan fosil umumnya adalah N 650E / 400 dan
batugamping, yaitu Globotruncana sp ketebalan dari satuan ini ± 1.500 meter.
dan Heterohelix sp serta Radiolaria Kenampakan petrografis dari sekis
dalam rijang (Budiman, 1980). Sehingga dengan nomor sayatan ARI/ST.3/BM,
umur dari satuan slate yang berada di memperlihatkan pada nikol sejajar
daerah penelitian yaitu Post Kapur Atas, berwarna abu – abu kehitaman, pada
dikarenakan slate terbentuk setelah nikol silang berwarna biru kehitaman,
batuan sedimen pada Formasi Matano tekstur lepidoblastik, struktur foliasi
(Km) mengalami proses metamorfisme. (schistose), bentuk mineral euhedral –
subhedral, indeks bias Nmin > Ncb,
Satuan Sekis
komposisi mineral kuarsa (33%),

Satuan sekis beranggotakan sekis muskovit (55%), dan mineral opak

(sekis muskovit kuarsa, sekis kuarsa (12%), ukuran mineral 0.06 – 1 mm.

klorit dan sekis amphibolit) dan marble. Berdasarkan persentase material

Satuan ini menempati sekitar 47 % dari penyusun batuan, maka nama batuan ini

luas keseluruhan daerah penelitian atau adalah Sekis Muskovit Kuarsa (Travis,

sekitar 27,6 km2. Satuan ini menempati 1955).

bagian utara – selatan pada peta daerah


penelitian yaitu pada sungai Pununu,
Lampedomi, Lameowea dan Lakambula.
Kenampakan lapangan sekis hijau
yang dijumpai pada daerah Pununu
tepatnya pada sungai Pununu (Stasiun 3)
memperlihatkan warna hijau kehitaman
dalam keadaan segar dan hijau Gambar 13. Kenampakan singkapan sekis
hijau pada sungai Pununu pada
kecokelatan dalam keadaan lapuk, stasiun 3
tekstur lepidoblastik, bentuk mineral
euhedral – subhedral, struktur foliasi
(schistose), dan komposisi mineral terdiri
dari muskovit. Berdasarkan ciri fisik
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

Gambar 14. Kenampakan petrografis Sekis


Muskovit Kuarsa pada sayatan
ARI/ST.3/BM yang tersusun oleh mineral
kuarsa (3F), muskovit (4C) dan mineral opak
(2J) difoto dengan perbesaran 50X Gambar 15. Kenampakan singkapan marble
pada sungai Lakambula pada
Kenampakan lapangan marble yang stasiun 38
dijumpai pada sungai Lakambula
(Stasiun 38) memperlihatkan warna abu -
abu dalam keadaan segar dan abu – abu
kecokelatan dalam keadaan lapuk,
tekstur granoblastik, bentuk mineral
euhedral – subhedral, struktur non foliasi, Gambar 16. Kenampakan petrografis Marble
pada sayatan ARI/ST.38/BM yang tersusun
dan komposisi mineral terdiri dari kalsit. oleh mineral kuarsa (5D) dan kalsit (5E)
Berdasarkan ciri fisik tersebut maka difoto dengan perbesaran 50X

nama dari batuan ini adalah Marble Sekis termasuk dalam tipe
(Travis, 1955). metamorfisme regional (orogenik)
Kenampakan petrografis dari sekis karena peran tekanan dan suhu yang
dengan nomor sayatan ARI/ST.38/BM, dominan sehingga pada batuan terbentuk
memperlihatkan pada nikol sejajar struktur yang berfoliasi. Metamorfisme
berwarna abu – abu, pada nikol silang orogenik melibatkan deformasi yang luas
berwarna hijau kecoklatan, tekstur secara bersamaan, akibat dari stress
mozaik, struktur non foliasi (granulose), kontraksi selama konvergensi lempeng di
bentuk mineral euhedral – subhedral, zona subduksi. Berdasarkan uraian
indeks bias Nmin > Ncb, komposisi tersebut maka satuan ini terbentuk pada
mineral kalsit, kuarsa, dan ukuran zona subduksi, namun di kedalaman yang
mineral 0.1 – 1.4 mm. Berdasarkan lebih dibanding slate.
persentase material penyusun batuan, Penentuan umur satuan ini
maka nama batuan ini adalah Marble ditentukan berdasarkan posisi stratigrafi,
(Travis, 1955). lokasi tipe dan kesebandingan ciri
litologi dengan satuan batuan yang telah
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

resmi. Ciri fisik satuan sekis pada daerah kehitaman yang berasal dari peridotit.
penelitian berwarna hijau tua dalam Ketebalan dari satuan ini ± 6 meter.
keadaan segar dan hijau kecokelatan
dalam keadaan lapuk, tekstur
lepidoblastik, bentuk mineral euhedral –
subhedral, struktur foliasi (schistose),
dan komposisi mineral terdiri dari
muskovit. Sedangkan sekis pada
Kompleks Pompangeo (MTpm)
Gambar 17. Kenampakan endapan sungai
berwarna putih, kuning kecoklatan,
yang menyusun satuan alluvial,
kehijauan kelabu; kurang padat sampai yang berukuran bongkah –
lempung pada sungai Lameowea
sangat padat serta memperlihatkan
Lingkungan pengendapan dari satuan
perdauanan (foliasi). Berdasarkan
ini merupakan lingkungan pengendapan
kesamaan ciri fisik tersebut, maka satuan
darat yang dihasilkan dari pelapukan
sekis pada daerah penelitian dapat
batuan asalnya yang kemudian
disebandingkan dengan batuan
tertransportasi oleh aliran sungai dan
Kompleks Pompangeo (MTpm) yang
melalui proses sedimentasi di sekitar
berumur Kapur Akhir – Paleosen Bawah
muara sungai Pununu, Rarahua dan
(Simandjuntak, dkk 1993).
Lameowea. Satuan ini tebentuk pada
Satuan Aluvial Kala Holosen yang berlangsung hingga
sekarang (Simandjuntak, dkk 1993).
Satuan aluvial ini menempati sekitar
6,4 % dari luas keseluruhan daerah
STRUKTUR GEOLOGI
penelitian atau sekitar 3,8 km2. Satuan ini
tersebar secara lateral pada sungai Jenis struktur geologi yang dijumpai
Rarahua, Pununu dan Lameowea. pada daerah penelitian terdiri atas
Secara umum material penyusun struktur lipatan, kekar dan sesar.
satuan ini terdiri atas material lempung
Struktur Lipatan
dan pasir yang berwarna abu-abu
kekuningan sampai coklat yang berasal
Struktur lipatan batuan pada daerah
dari sekis dan slate; dan material yang
penelitian di hasilkan dari pengukuran
berukuran bongkah berwarna abu - abu
kedudukan batuan yaitu sekis hijau yang
memperlihatkan foliasi batuan yang
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

relatif sama dengan arah penyebaran dari


arah utara timur laut ke selatan barat
daya. Secara umum pengukuran
kedudukan batuan yaitu strike antara N
150E - N 530E dengan besarnya dip antara
140 - 670. Berdasarkan hasil pengukuran
kedudukan batuan dan pengamatan
langsung dilapangan, maka dapat di Gambar 18. Kenampakan lipatan monoklin
interpretasi bahwa struktur lipatan yang pada sekis hijau

berkembang pada daerah penelitian


berupa lipatan monoklin, dimana
kemiringan lapisan batuannya secara
umum terjal.
Sedangkan satuan slate yang
memperlihatkan foliasi batuan yang
relatif sama dengan arah penyebaran dari
arah selatan menenggara ke utara barat Gambar 19. Kenampakan lipatan homoklin
laut. Secara umum pengukuran pada slate

kedudukan batuan yaitu strike antara N Struktur Kekar


1460E - N 1610E dengan besarnya dip
Berdasarkan bentuknya dilapangan,
antara 230 - 320. Berdasarkan hasil
kekar yang dijumpai pada daerah
pengukuran kedudukan batuan dan
penelitian berupa kekar tidak sistematik,
pengamatan langsung dilapangan, maka
yang umumnya menunjukkan
dapat di interpretasi bahwa struktur
kenampakkan yang tidak teratur dan
lipatan yang berkembang pada daerah
memotong kekar yang lainnya. Kekar ini
penelitian berupa lipatan homoklin,
dijumpai pada slate pada stasiun 27 dan
dimana kemiringan lapisan batuannya
pada peridotit pada stasiun 44.
miring dalam satu arah yang relatif sama.
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

Gambar 20. Kenampakan kekar tidak Gambar 22. Kenampakan kekar tidak
sistematik pada peridotit di gunung sistematik pada slate di sungai Rarahua
Tangkenoea

σ1

σ3
σ2
σ1

σ2 σ3

Gambar 23. Hasil analisis kedudukan kekar


Gambar 21. Hasil analisis kedudukan kekar pada slate stasiun 27 melalui proses
pada peridotit stasiun 44 melalui proses stereografis dengan menggunakan program
stereografis dengan menggunakan program ”Dips
”Dips
Dari hasil pengolahan data kekar
Dari hasil pengolahan data kekar
pada slate dengan menggunakan program
pada peridotit dengan menggunakan
Dips memperlihatkan kedudukan umum
program Dips memperlihatkan
kekar N 172oE/ 67o dengan tegasan
kedudukan umum kekar N 159oE/ 34o
utama maksimum (1) 30o / N 39o E ,
dengan tegasan utama maksimum (1) 2o
tegasan utama menengah (2) 53o / N
/ N 95o E , tegasan utama menengah (2)
218o E, dan tegasan utama minimum (3)
17o / N 188o E, dan tegasan utama
5o / N 122oE.
minimum (3) 72o / N 5oE

Struktur Sekar

Berdasarkan hasil analisa terhadap


data lapangan berupa data primer
maupun sekunder serta korelasi terhadap
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

tektonik regional maka sesar yang pergeseran / patahan membentuk Sesar


bekerja pada daerah penelitian berupa Naik Tangkeno.
sesar naik tangkeno dan sesar geser Pada periode kedua terjadi aktivitas
pununu. tektonik yang mengakibatkan adanya
Berdasarkan data dan pola struktur suatu gaya kompresi dengan arah umum
geologi di daerah penelitian, tegasan utama maksimumnya relatif
menunjukkan bahwa mekanisme berarah timur laut - barat daya yang
pembentukan struktur geologi daerah mengakibatkan batuan pada daerah
penelitian yang terjadi tidak terlepas dari penelitian membentuk lipatan. Kemudian
pola pembentukan struktur strain gaya tersebut terus bekerja sehingga
elipsoid sistem Reidel dalam Mc Clay menyebabkan batas elastisitas batuan
(1987). Mekanisme pembentukan terlampaui batuan sehingga membentuk
struktur geologi pada daerah penelitian kekar. Selanjutnya akibat gaya tekanan
didasarkan pada pendekatan sistem pada batuan terus meningkat maka
Reidel tersebut yang merupakan batuan akan mencapai fase deformasi
modifikasi dari Teori Harding (1974). dimana batuan mengalami pergeseranan /
Mekanisme pembentukan struktur patahan membentuk Sesar Geser Pununu,
daerah penelitian dimulai pada kala Post yang arah gayanya mengiri (sinistral)
Kapur Bawah setelah terbentuknya yang mensesearkan satuan peridotit dan
peridotit. Pada tahap pertama terjadi satuan sekis.
aktivitas tektonik yang mengakibatkan Penentuan umur struktur geologi
adanya suatu gaya kompresi dengan arah pada daerah penelitian diatas ditentukan
umum tegasan utama maksimumnya secara relatif melalui pendekatan umur
relatif berarah timur – barat yang satuan batuan yang dilewatinya. Sesar
mengakibatkan batuan pada daerah Naik Tangkeno dan Sesar Geser Pununu
penelitian membentuk lipatan. Kemudian melalui satuan peridotit dan satuan sekis,
gaya tersebut terus bekerja sehingga dengan umur batuan yang termuda yaitu
menyebabkan batas elastisitas batuan satuan sekis yang berumur Kapur Atas –
terlampaui sehingga batuan membentuk Paleosen Bawah, sehingga dapat
kekar. Selanjutnya akibat gaya tekanan diinterpretasikan bahwa umur Sesar Naik
pada batuan terus meningkat maka Tangkeno dan Sesar Geser Pununu
batuan akan mencapai fase deformasi adalah setelah Paleosen Bawah atau Post
dimana rekahan pada batuan mengalami Paleosen Bawah.
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

TEORI REIDEL
DALAM MC CLAY (1987)
MEKANISME PEMBENTUKAN SESAR DAERAH PENELITIAN
TAHAP I TAHAP II sekis, yang memiliki struktur foliasi.
σ 3

E
XT
EN
SI
O
NF
AU
LT
S

R2
σ
1
Proses tersebut berakhir pada kala
TH
P
RU
ST
FA
UL
TS
R1
R1

P Paleosen Bawah.
TH
RU
ST
FA
U
LT S

R2 FA
U
LT
S

N
O
SI
EN
E XT

σ
1
σ 3 Selanjutnya pada kala Post Paleosen
Gambar 24. Mekanisme pembentukan Bawah terjadi proses struktur dimana
struktur geologi daerah penelitian gaya kompresi bekerja karena pengaruh
berdasarkan sistem Reidel, modifikasi dari
Teori Harding (1974) dalam McClay (1987) aktivitas tektonik menyebabkan
terbentuknya lipatan dan selanjutnya
SEJARAH GEOLOGI mengekarkan peridotit dan slate. Adapun
Sejarah geologi daerah penelitian arah dari gaya kompresi yang bekerja
dimulai pada zaman Kapur Bawah. Pada yaitu dengan arah umum tegasan
kala tersebut terjadi proses pemekaran maksimumnya (σ1) relatif berarah timur
kerak samudera yang menyebabkan – barat yang menyebabkan rekahan
naiknya magma bersifat ultra basa ke batuan yang terbentuk mengalami
permukaan bumi kemudian mengalami pergeseran atau patahan sehingga
kristalisasi membentuk satuan peridotit. menyebabkan terjadinya Sesar Naik
Proses tersebut berakhir pada zaman itu Tangkeno sehingga mensesarkan satuan
juga. peridotit. Akibat gaya kompresi yang
Memasuki zaman Post Kapur Atas, terus bekerja dengan arah umum tegasan
pada zona subduksi terjadi proses maksimumnya (σ1) berarah timur laut -
metamorfisme pada batulempung barat daya terhadap batuan sehingga
karbonatan, dimana peranan tekanan menyebabkan terjadinya Sesar Geser
lebih tinggi dibandingkan suhu sehingga Pununu yang arah gayanya mengiri
membentuk batuan metamorf satuan (sinistral) relatif sehingga mensesarkan
slate, yang memiliki struktur foliasi. satuan peridotit dan satuan sekis.
Proses tersebut berakhir pada zaman itu Selanjutnya proses – proses geologi
juga. muda pada daerah penelitian terjadi
Kemudian pada zaman Kapur Atas, seperti erosi dan pelapukan pada selang
di zona subduksi namun di kedalaman waktu yang relatif lama, hingga memasuki
yang lebih dibandingkan satuan slate Kala Holosen terendapkan material –
terjadi lagi proses metamorfisme pada material yang berukuran lempung hingga
batulempung, dimana peranan tekanan bongkah membentuk satuan aluvial.
lebih tinggi dibandingkan suhu sehingga Proses geologi muda tersebut masih
membentuk batuan metamorf satuan berlangsung hingga sekarang yang
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

membentuk kenampakan pada daerah adalah sungai permanen dan episodik


penelitian seperti sekarang. yang memiliki tipe genetik subsekuen
dan obsekuen dengan pola aliran paralel.
INDIKASI BAHAN GALIAN
Stadia daerah adalah dewasa menjelang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah tua.

No. 23 Tahun 2010, bahan galian pada 2. Startigrafi daerah penelitian tersusun

daerah penelitian terdiri atas bahan galian atas empat (4) satuan batuan, dari yang

laterit dan sirtu (pasir dan batu). tertua ke yang termuda yaitu; satuan

Berdasarkan pengamatan peridotit, satuan slate, satuan sekis dan

dilapangan, bahan galian secara umum satuan aluvial.

sirtu dan laterit telah dimanfaatkan oleh 3. Struktur geologi yang berkembang

penduduk dan pemerintah setempat pada daerah penelitian adalah lipatan

secara optimal dimana pada daerah yang berjenis homoklin dan monoklin,

penelitian telah dilakukan penambangan kekar yang tergolong tidak sistematik,

sirtu dan laterit yang kemudian sesar naik Tangkeno yang memiliki arah

dimanfaatkan dan dikirim ke berbagai tegasan utama relatif berarah timur -

wilayah untuk dijual dimanfaatkan barat dan sesar geser Pununu yang

sebagai bahan bangunan / bahan beton bersifat sinistral dengan arah tegasan

cor berat dan dimanfaatkan sebagai utama maksimum relatif berarah timur

pengerasan jalan dan sebagai bahan dasar laut - barat daya.

dalam pembuatan peralatan yang 4. Bahan galian pada daerah penelitian

berdasar logam. berupa bahan galian laterit dan pasir batu


(sirtu).
KESIMPULAN
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada pada daerah penelitian, Daerah penelitian memiliki potensi

dapat ditarik bererapa kesimpulan yang bahan galian laterit yang cukup memadai

terdiri dari : karena didukung oleh volume cadangan


yang berlimpah, namun hal tersebut tidak
1. Daerah penelitian tersusun oleh tiga
diimbangi dengan pengelolaan yang baik
satuan geomorfologi yaitu satuan
oleh masyarakat setempat. Oleh karena
geomorfologi pedataran fluvial,
itu perlu adanya pengelolaan yang lebih
perbukitan struktural dan pegunungan
baik agar hasil yang diperoleh dapat
struktural. Jenis sungai yang berkembang
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

dijadikan untuk pengembangan daerah Mc Clay, Ken., 1987, The Mapping of


beserta masyarakat didalamnya. Geological Structures.
Departement of Geology Royal
DAFTAR PUSTAKA
Holloway and Bedford New
Asikin, Sukendar., 1979, Dasar - Dasar
College University of London.
Geologi Struktur. Jurusan
Kaharuddin.1997. Buku Praktikum
Teknik Geologi Institut
Petrologi. Himpunan
Teknologi Bandung, Bandung
Mahasiswa Geologi Universitas
Bakosurtanal., 1988. Peta Rupa Bumi
Hasanuddin.Makassar
Lembar Teomokole nomor 2210-
Noor, Djauhari ., 2009, Pengantar
42, Cibinong, Bogor
Geologi. CV Graha ilmu., Bogor
Billings, M.P., 1968. Structural Geology,
Pemerintah Republik Indonesia. 2010.
Second edition. Prentice of
Peraturan Pemerintah Republik
Indian Private Limited, New
Indonesia Nomor 23 Tahun 2010
Delhi
tentang Pelaksanaan Kegiatan
Ikatan Ahli Geologi Indonesia.,
Usaha Pertambangan Mineral
1996,Sandi Stratigrafi
dan Batubara.
Indonesia. Bidang Geologi dan
Pemerintah Republik Indonesia. 2009.
Sumber Daya Mineral. Jakarta,
Undang-Undang Republik
Indonesia
Indonesia Nomor 4 Tahun 2009
Kerr, P.F., Ph.D., 1959,Optical
tentang Pertambangan Mineral
Mineralogy, Third Edition,
dan Batubara.
McGraw-Hill Book Company,
Ragan, D.M., 1968. Structural Geology :
New York, Toronto, London
An Introduction To Geometrical
Le Meitre, R.W. 2002. Ignous Rocks A
Techniques. John Wiley & Sons,
Classification and Glossary
Inc. New York
Term 2nd Edition, Cambridge
Ragan, D.M., 1973. Structure Geology
University Press, New York.
An Introduction to Geometrical
Lobeck. A. K.,1939. Geomorphology, An
Tecniques, Second Edition,
Introduction to the Study of
Departement of Geology
Landscape. McGraw–Hill Bool
Arizona State University
company, Inc. New York and
Simandjuntak, T.O., Surono, dan Sukido,
London
1993, Peta Geologi Lembar
Kolaka, Sulawesi. Departemen
Geologi Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

Pertambangan Dan Energi


Direktorat Jendral Geologi Dan
Sumberdaya mineral, Bandung
Streckensein A, dkk.,2002, Igneous
Rocks Classification and
Glossary of terms.Cambridge
University Press,London
Sukandarrumidi., 1999, Bahan Galian
Industri. Gajah Mada University
Press, Bulaksumur, Yogyakarta
Surono. 2010. Geologi Lengan Tenggara
Sulawesi. Badan Geologi,
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral, Bandung
Surono, et al. (2015). Geologi Sulawesi.
Jakarta : LIPI Press.
Thornbury, W. D., 1969. Principles of
Geomorphology. Second edition.
John Willey & Sons, Inc, New
York, USA
Travis, R.B., 1955, Classification Of
Rocks Vol. 50, No. 1 Colorado
School of Minerals, Goldon
Colorado, USA, 1 – 12p
Van Leewuen et al., 2010.
Tectonostratigrafi evolutions of
Cenozoic marginal basin and
continental margin succession in
the Bone Mountains, Southwest
Sulawesi, Indonesia. Journal of
Asian Earth Sciences
LAMPIRAN
Peta Stasiun Pengamatan
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E


! !
31 32
277 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Ee
30 39o UNIVERSITAS HASANUDDIN
57o 10 57 o
0

L
!
FAKULTAS TEKNIK

!
28
o
33 40

ak
!
41
257 39 !
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

am
!
26o 37
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

pu
! ! 36
290 42o 34o

!
Langkema 34
! 42

la

20
38
o

0
22
!
29
o
31
41o PETA STASIUN PENGAMATAN
38o 35
! 48o
56
21o
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
100 KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
39o

5°18'0"S
100
50 289
400
410

5°18'0"S
!
53

100 0 250 500 1,000


403

!
46
29o
Meter

SKALA 1:25.000

!
43 IK = 25 M

!
47

!
28
23o
32o OLEH
KABAENA BARAT 600

!
! 44
27
ARISANDY
0 D611 12 280
..... 50
(
!

54
....
..... 22

!
57o

!
45
51 13
!
ua

21
MAKASSAR
ah

179 700
ar

2017
900
R

53o
Ee

48
o
30
5°19'0"S

5°19'0"S
178 Keterangan :

!
23 1067

o
20
! 18o G. Tangkenoea
!

49 ! 37 : Stasiun Pengambilan Conto Batuan


18
19
Ee !
!
L 24 : Stasiun Tanpa Pengambilan Conto Batuan

!
am 25
41o 12o eo
!

50 we 24o 14o : Stasiun Conto Batuan Sayatan Petrografi


Batuawu a
52
.....
....
19 !26 100
0
..... : Stasiun Pengamatan Geomorfologi

0 : Stasiun Bahan Galian


20
200 : Peridotit

229 : Peridotit Terserpentinisasi


20 !
!

57 7
0
: Slate
!

58
!

59 55 o

67 o !15 19o
: Sekis
5°20'0"S

5°20'0"S
!6 300 14

!
32o
..... : Marble
!

56

....
.....
u
!

5 13 80
un

! : Aluvial
0
un

!
o 24o 17
P

28
!
12 24o
: Breksi Sesar
Ee

!
!

4 11
o
37
!

55 21o : Foliasi Batuan


19o
42o 40o
!
16
!

63 267
!

3 : Kekar
!

16
o 10
134 26o : Rock Fall
2
!
!
!

!
1
21o
9 61 : Tambang Aktif
o
18
.....
i
om

....

400
19o : Bahan Galian
.....
ped
!

64

!
8 60 : Gully Erosion
am

22o 62
L

: Channel Bar
Ee
5°21'0"S

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E : Point Bar

700 : Kontur
PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
179
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
! : Titik Ketinggian
Keterangan :
4°0'0"S

4°0'0"S
0°0'0"

Kota Kendari
US
UG US : Utara Sebenarnya (Geografi)
* UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka UM

2210 - 44 2210 - 53 a. Kecamatan Kabaena Barat UM : Utara Magnetit : Sungai


06' o
TEDUBARA TG. KARANGAN 1 34'
Daerah Penelitian
5°15'0"S

5°15'0"S

e Hubungan antara Utara sebenarnya, Utara grid


dan Utara magnetit ditunjukkan secara diagram : Jalan
4°30'0"S

4°30'0"S

b. Kecamatan Kabaena Selatan


untuk pusat peta ini.
2°15'0"S

2°15'0"S

c. Kecamatan Kabaena Timur


Bombana a d. Kecamatan Kabaena Tengah : Pemukiman
Muna Barat
2210 - 42
TEOMOKOLE
2210 - 51
DONGKALA
Deklinasi magnetit rata-rata 1o40' tahun 1988
f d e. Kecamatan Kabaena Utara dipusat lembar peta. Deklinasi tersebut tiap tahun
5°30'0"S

5°30'0"S

f. Kecamatan Kabaena berubah 02'.


: Laut
5°0'0"S

5°0'0"S

Muna c TEOMOKOLE
4°30'0"S

4°30'0"S

2210 - 23 Lembar 2210 - 42


Buton Tengah TALAGA BESAR
5°45'0"S

5°45'0"S

Kota Bau-Bau SUMBER PETA


b
5°30'0"S

5°30'0"S

Peta ini merupakan perbesaran Peta Rupa Bumi Indonesia


119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E Lembar Teomokole Skala 1 : 50.000 yang diterbitkan
oleh Bakosurtanal tahun 1988 dan dimodifikasi oleh ARISANDY
Peta Geologi
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

277 39 o KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Ee
57 0 UNIVERSITAS HASANUDDIN
1057

L
28 00 FAKULTAS TEKNIK

ak
2 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

am
257
26 DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

bu
42 34

la
Langkema 290
22 PETA GEOLOGI
31 o
41
38 48
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
56 21 KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

¬
39

400
104 50 410
100 289

5°18'0"S

5°18'0"S
0 250 500 1,000
Meter
C 100
403 SKALA 1:25.000
29 IK = 25 M

OLEH
0 ARISANDY
23 32 50 D611 12 280
KABAENA BARAT 600

MAKASSAR
57 2017
13

ua
ah
179 800

ar
o
53

R
Keterangan : Umur :

Ee
900
30 : Satuan Aluvial Holosen

5°19'0"S

5°19'0"S
178 1067
Ketidakselarasan
18 G. Tangkenoea
100 37 : Satuan Sekis Kapur Atas - Paleosen Bawah
Ee Kontak Metamorfisme
41
L am
eo o : Satuan Slate Post Kapur Atas
12 we 24 14

Batuawu a Kontak Struktur


19
: Satuan Peridotit Kapur
A
: Breksi Sesar
1000
D 21o
: Foliasi Batuan

: Kekar
229 200 200
A
B
: Sayatan Geologi A-B
55 C
D
: Sayatan Geologi C-D
19
5°20'0"S

5°20'0"S
67 300
: Sesar Geser

200
32

u
B : Sesar Naik

un
un
24

P
28 24 700
: Kontur

Ee
37
42 40 179
19 ! : Titik Ketinggian
267
: Sungai
16 26
134 : Jalan

21
: Pemukiman
18

i
om
19
: Laut

400
700

ped
am
22

L
Ee
5°21'0"S

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
0°0'0"

4°0'0"S

4°0'0"S

US US : Utara Sebenarnya (Geografi)


Keterangan : * UG
Kota Kendari UM UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka 2210 - 44 2210 - 53 UM : Utara Magnetit
TEDUBARA TG. KARANGAN a. Kecamatan Kabaena Barat 06' o
1 34'
Hubungan antara Utara sebenarnya, Utara grid
5°15'0"S

5°15'0"S
e Daerah Penelitian dan Utara magnetit ditunjukkan secara diagram
4°30'0"S

4°30'0"S

b. Kecamatan Kabaena Selatan untuk pusat peta ini.


2°15'0"S

2°15'0"S

2210 - 42 2210 - 51 c. Kecamatan Kabaena Timur


TEOMOKOLE DONGKALA a Deklinasi magnetit rata-rata 1o40' tahun 1988
Bombana d. Kecamatan Kabaena Tengah
dipusat lembar peta. Deklinasi tersebut tiap tahun
5°30'0"S

5°30'0"S
Muna Barat
f d e. Kecamatan Kabaena Utara berubah 02'.
5°0'0"S

5°0'0"S

f. Kecamatan Kabaena
TEOMOKOLE
c
4°30'0"S

4°30'0"S

Muna 2210 - 23 Lembar 2210 - 42

Buton Tengah TALAGA BESAR


5°45'0"S

5°45'0"S

SUMBER PETA
Kota Bau-Bau
5°30'0"S

5°30'0"S

b
Peta ini merupakan perbesaran Peta Rupa Bumi Indonesia
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E Lembar Teomokole Skala 1 : 50.000 yang diterbitkan
oleh Bakosurtanal tahun 1988 dan dimodifikasi oleh ARISANDY

PENAMPANG SAYATAN GEOLOGI A-B


H:V=1:1

Barat Sesar Geser Pununu Sesar Naik Tangkeno Tenggara

1000 Anak
Sungai Lampedomi
750

500

250

0
A B
PENAMPANG SAYATAN GEOLOGI C-D
H:V=1:1
Anak
Anak
Sungai Lampedomi
Sungai Lameowea
Barat Laut Timur

1000
Sesar Naik Tangkeno
Anak
750
Sungai Lameowea

500

250

0
C D
Peta Geomorfologi
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

277 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Ee
57 o 0 UNIVERSITAS HASANUDDIN
10

L
ak
2 00 FAKULTAS TEKNIK

am
257 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

bu
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

la
Langkema 290
PETA GEOMORFOLOGI
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
56

¬
KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

400
104 50 289 410
100

5°18'0"S

5°18'0"S
0 250 500 1,000
100 Meter
403
SKALA 1:25.000
IK = 25 M

0 OLEH
23o 50 ARISANDY
KABAENA BARAT 600 D611 12 280

13 MAKASSAR

ua
2017

ah
179 800

ar
R
Ee
900 Keterangan :
5°19'0"S

5°19'0"S
178 1067
: Satuan Geomorfologi Pegunungan Struktural
G. Tangkenoea
100
: Satuan Geomorfologi Perbukitan Struktural
Ee
L am
eo : Satuan Geomorfologi Pedataran Fluvial
we
Batuawu a
19 : Rock Fall
A
B
: Gully Erosion
1000
: Channel Bar

: Point Bar
A
229 200 200 B : Sayatan Geomorfologi A-B

700 : Kontur

179
! : Titik Ketinggian
5°20'0"S

5°20'0"S
300

200
: Sungai

u
un
: Jalan
Pun
Ee

: Pemukiman

: Laut
267

16 o

134

18o

i
19
om

400
700
ped
am

22 o
L
Ee
5°21'0"S

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
Keterangan :
0°0'0"

4°0'0"S

4°0'0"S

UG
US : Utara Sebenarnya (Geografi)
Kota Kendari a. Kecamatan Kabaena Barat *
US
UM UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka
2210 - 44 2210 - 53 Daerah Penelitian UM : Utara Magnetit
06' o
TEDUBARA TG. KARANGAN 1 34'
5°15'0"S

5°15'0"S

e b. Kecamatan Kabaena Selatan Hubungan antara Utara sebenarnya, Utara grid


dan Utara magnetit ditunjukkan secara diagram
4°30'0"S

4°30'0"S

c. Kecamatan Kabaena Timur


untuk pusat peta ini.
2°15'0"S

2°15'0"S

d. Kecamatan Kabaena Tengah


2210 - 51 a e. Kecamatan Kabaena Utara
2210 - 42
DONGKALA
Deklinasi magnetit rata-rata 1o40' tahun 1988
Bombana TEOMOKOLE
Muna Barat f d f. Kecamatan Kabaena dipusat lembar peta. Deklinasi tersebut tiap tahun
5°30'0"S

5°30'0"S

berubah 02'.
5°0'0"S

5°0'0"S

c TEOMOKOLE
4°30'0"S

4°30'0"S

Muna 2210 - 23 Lembar 2210 - 42


TALAGA BESAR
Buton Tengah
5°45'0"S

5°45'0"S

Kota Bau-Bau b SUMBER PETA


5°30'0"S

5°30'0"S

Peta ini merupakan perbesaran Peta Rupa Bumi Indonesia


119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E Lembar Teomokole Skala 1 : 50.000 yang diterbitkan
oleh Bakosurtanal tahun 1988 dan dimodifikasi oleh ARISANDY

PENAMPANG SAYATAN GEOMORFOLOGI A-B


H:V=1:1
Barat Timur
Satuan Geomorfologi Satuan Geomorfologi Satuan Geomorfologi
Pedataran fluvial Perbukitan Struktural Pegunungan Struktural
1000 Anak Sungai Lampedomi

750
Anak Sungai Lameowea
Sungai Lameowea
500

250

0
A B
Peta Kerangka Struktur Geologi
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

277 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


39

Ee
UNIVERSITAS HASANUDDIN
57 0
10 0 FAKULTAS TEKNIK

L
20
28 57

ak
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
257

am
26 DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

bu
42 34

la
Langkema 290
22 PETA KERANGKA STRUKTUR GEOLOGI
31 41
38 48
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
56 21 KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

¬
39

400
104 50 289 410
100

5°18'0"S

5°18'0"S
0 250 500 1,000
100 Meter
403 SKALA 1:25.000
29 IK = 25 M

OLEH
ARISANDY
0
23 32 50 D611 12 280
KABAENA BARAT 600

57 MAKASSAR
13 2017

ua
ah
179 800 Keterangan :

ar
53

R
Ee
: Breksi Sesar
900
30
5°19'0"S

5°19'0"S
178 1067 21o
: Foliasi Batuan
18 G. Tangkenoea
100 37 : Kekar
Ee
L am : Sesar Geser
41
eo 14o
12 we 24
a : Sesar Naik
Batuawu 19

700 : Kontur

1000 179
! : Titik Ketinggian

: Sungai

229 200 200 : Jalan

: Pemukiman
55
19 : Laut
5°20'0"S

5°20'0"S
67 300

200
32

u
un
un
24

P
28 Ee 24
37
42 40
19
267

o
16 26
134

21
18

i
om
19

400
700
ped
am
22
L
Ee
5°21'0"S

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
Keterangan :
0°0'0"

4°0'0"S

4°0'0"S

UG US : Utara Sebenarnya (Geografi)


Kota Kendari
*
US
UG : Utara Grid (UTM)
a. Kecamatan Kabaena Barat UM

Kolaka 2210 - 44 2210 - 53


UM : Utara Magnetit
TEDUBARA TG. KARANGAN
Daerah Penelitian 06' o
1 34'
Hubungan antara Utara sebenarnya, Utara grid
5°15'0"S

5°15'0"S

e b. Kecamatan Kabaena Selatan dan Utara magnetit ditunjukkan secara diagram


4°30'0"S

4°30'0"S

c. Kecamatan Kabaena Timur untuk pusat peta ini.


2°15'0"S

2°15'0"S

d. Kecamatan Kabaena Tengah


2210 - 42 2210 - 51
a e. Kecamatan Kabaena Utara Deklinasi magnetit rata-rata 1o40' tahun 1988
Bombana TEOMOKOLE DONGKALA
Muna Barat f d f. Kecamatan Kabaena dipusat lembar peta. Deklinasi tersebut tiap tahun
5°30'0"S

5°30'0"S

berubah 02'.
5°0'0"S

5°0'0"S

c TEOMOKOLE
Lembar 2210 - 42
4°30'0"S

4°30'0"S

Muna 2210 - 23
TALAGA BESAR
Buton Tengah
5°45'0"S

5°45'0"S

SUMBER PETA
Kota Bau-Bau b
5°30'0"S

5°30'0"S

Peta ini merupakan perbesaran Peta Rupa Bumi Indonesia


119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E Lembar Teomokole Skala 1 : 50.000 yang diterbitkan
oleh Bakosurtanal tahun 1988 dan dimodifikasi oleh ARISANDY

TEORI REIDEL MEKANISME PEMBENTUKAN SESAR DAERAH PENELITIAN


DALAM MC CLAY (1987) TAHAP I TAHAP II

σ 3

NF
AU
LTS σ 1
SI O R2
EN
E XT
TH

P
R
U
ST
F
A
U
LT

R1
S

R1

P
TH
RU
ST
FA
U
LT S

R2 FA ULT
S

ON
ENSI
E XT

σ 1
σ 3
Peta Bahan Galian
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

277 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ee
10
0 FAKULTAS TEKNIK

L ak
257
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

am
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

pu
Langkema 290

20
la

0
PETA BAHAN GALIAN
56
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT
100 KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

5°18'0"S
100
50 289
400
410

5°18'0"S
100 0 250 500 1,000
403
Meter

SKALA 1:25.000
IK = 25 M

KABAENA BARAT 600 OLEH


ARISANDY
0 D611 12 280
50

13

179
700 MAKASSAR
900 2017
5°19'0"S

5°19'0"S
178 1067 Keterangan :
G. Tangkenoea : Bahan Galian Sirtu (Pasir dan Batu)

: Bahan Galian Laterit

Batuawu 700 : Kontur


19 100
0 179
! : Titik Ketinggian

0 : Sungai
20
: Jalan
200
229 : Pemukiman
20
0
: Laut
5°20'0"S

5°20'0"S
300
u

80
un

0
Pun
Ee

267

134
i
om

400
ped
am
L
Ee
5°21'0"S

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
Keterangan :
4°0'0"S

4°0'0"S

US : Utara Sebenarnya (Geografi)


0°0'0"

US
Kota Kendari UG
* UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka UM

2210 - 44 2210 - 53 a. Kecamatan Kabaena Barat UM : Utara Magnetit


06' o
TEDUBARA TG. KARANGAN 1 34'
Daerah Penelitian Hubungan antara Utara sebenarnya, Utara grid
5°15'0"S

5°15'0"S

e
b. Kecamatan Kabaena Selatan dan Utara magnetit ditunjukkan secara diagram
4°30'0"S

4°30'0"S

untuk pusat peta ini.


2°15'0"S

2°15'0"S

c. Kecamatan Kabaena Timur


Bombana 2210 - 42 2210 - 51 a d. Kecamatan Kabaena Tengah
Muna Barat DONGKALA
Deklinasi magnetit rata-rata 1o40' tahun 1988
TEOMOKOLE e. Kecamatan Kabaena Utara
f d dipusat lembar peta. Deklinasi tersebut tiap tahun
5°30'0"S

5°30'0"S

f. Kecamatan Kabaena berubah 02'.


5°0'0"S

5°0'0"S

Muna c TEOMOKOLE
Lembar 2210 - 42
4°30'0"S

4°30'0"S

2210 - 23
Buton Tengah
TALAGA BESAR
5°45'0"S

5°45'0"S

Kota Bau-Bau
SUMBER PETA
b
5°30'0"S

5°30'0"S

Peta ini merupakan perbesaran Peta Rupa Bumi Indonesia


119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E Lembar Teomokole Skala 1 : 50.000 yang diterbitkan
oleh Bakosurtanal tahun 1988 dan dimodifikasi oleh ARISANDY
Peta Pola Aliran dan Tipe Genetik Sungai
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

277 39 o
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Ee
57 o
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK

L
28o 57o

ak
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

am
257

m
26 o
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

pu
42 o 34o

la
Langkema 290

m
o
22
31o 41o
PETA POLA ALIRAN DAN TIPE GENETIK SUNGAI
38o 48o

56 21o
DAERAH LANGKEMA KECAMATAN KABAENA BARAT

¬
39 o KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

m
104 50 289 410

5°18'0"S

5°18'0"S
0 250 500 1,000
403
Meter
29o
SKALA 1:25.000
IK = 25 M

m
o
24

23o OLEH
32 o

KABAENA BARAT ARISANDY


D611 12 280

o
57
13
ua

MAKASSAR
ah

179 2017
ar

53o
R
Ee

Keterangan :
30 o
5°19'0"S

5°19'0"S
178 1067
: Pola Aliran Sungai Paralel
18o G. Tangkenoea
m 37o

Ee : Sungai Subsekuen

m
L am
41o
eo 14o : Sungai Obsekuen
12 o we 24o

Batuawu a
19
: Sungai

m
: Arah Aliran Sungai
o
21
: Foliasi Batuan

! 179 : Titik Ketinggian


!
229
!

m
o
55
5°20'0"S

19 o

5°20'0"S
m 67 o
m 32o
u
un

o
un

24
P

28o
Ee

24o

m
37 o
40o
42 o
19o

267

16o
26 o
134

21o

18o
i
om

19 o

29o
ped
am

22 o
L
5°21'0"S

Ee

121°51'0"E 121°52'0"E 121°53'0"E 121°54'0"E

PETA TUNJUK LOKASI DAERAH PENELITIAN INDEKS PETA PETA ADMINISTRASI SUDUT INKLINASI
119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E
Keterangan :
4°0'0"S

4°0'0"S
0°0'0"

Kota Kendari
US
UG
US : Utara Sebenarnya (Geografi)
* UG : Utara Grid (UTM)
Kolaka UM

2210 - 44 2210 - 53
a. Kecamatan Kabaena Barat UM : Utara Magnetit
06'
TEDUBARA TG. KARANGAN o
1 34'
Daerah Penelitian
5°15'0"S

5°15'0"S

e Hubungan antara Utara sebenarnya, Utara grid


dan Utara magnetit ditunjukkan secara diagram
4°30'0"S

4°30'0"S

b. Kecamatan Kabaena Selatan


untuk pusat peta ini.
2°15'0"S

2°15'0"S

c. Kecamatan Kabaena Timur


Bombana 2210 - 42 2210 - 51 a d. Kecamatan Kabaena Tengah
Muna Barat TEOMOKOLE DONGKALA Deklinasi magnetit rata-rata 1o40' tahun 1988
f d e. Kecamatan Kabaena Utara dipusat lembar peta. Deklinasi tersebut tiap tahun
5°30'0"S

5°30'0"S

f. Kecamatan Kabaena berubah 02'.


5°0'0"S

5°0'0"S

Muna c TEOMOKOLE
4°30'0"S

4°30'0"S

2210 - 23 Lembar 2210 - 42


Buton Tengah TALAGA BESAR
5°45'0"S

5°45'0"S

Kota Bau-Bau SUMBER PETA


b
5°30'0"S

5°30'0"S

Peta ini merupakan perbesaran Peta Rupa Bumi Indonesia


119°15'0"E 121°30'0"E 123°45'0"E 121°30'0"E 122°0'0"E 122°30'0"E 121°30'0"E 121°45'0"E 122°0'0"E 122°15'0"E Lembar Teomokole Skala 1 : 50.000 yang diterbitkan
oleh Bakosurtanal tahun 1988 dan dimodifikasi oleh ARISANDY
Kolom Stratigrafi
Daerah Langkema Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
KOLOM STRATIGRAFI DAERAH PENELITIAN

SKALA TIDAK SEBENARNYA

UMUR UKURAN BUTIR DAN TEKSTUR SEDIMEN

FORMASI

BATUAN
SATUAN

TEBAL
LINGKUNGAN PENGENDAPAN /

ZAMAN

PA SIR SAN GAT

PA SIR SEDANG

PA SIR S ANG AT
LITOLOGI PEMERIAN

PA SIR K ASA R
MASA

KALA

PAS IR H ALUS
BERAN GKA L

LEM PUN G
K ERA KAL
BO NGK AH

K ASA R

LA NAU
KERIKIL

H ALU S
LINGKUNGAN PEMBENTUKAN

KENOZOIKUM

Alluvium (Qa)

Satuan Aluvial
KWARTER
Satuan Aluvial terdiri dari material lempung dan pasir yang

DARAT
Holosen
berwarna abu-abu kekuningan sampai coklat yang berasal dari

±6m
sekis dan slate, sedangkan material yang berukuran bongkah
berwarna abu - abu kehitaman yang berasal dari peridotit.

Ketidakselarasan
KAPUR ATAS - TERSIER (PALEOGEN)

Satuan Sekis terdiri dari sekis dan marble


MESOZOIKUM - KENOZOIKUM

Kompleks Pompangeo (MTpm)

Sekis : warna hijau tua dalam keadaan segar dan hijau

ZONA SUBDUKSDI
kecokelatan dalam keadaan lapuk, tekstur lepidoblastik, bentuk
mineral euhedral – subhedral, struktur foliasi (schistose ), dan
Paleosen Bawah

komposisi mineral terdiri dari muskovit (Travis, 1955)


Satuan Sekis
Kapur Atas -

± 1.500 m

Marble : warna abu - abu dalam keadaan segar dan kecokelatan


dalam keadaan lapuk, tekstur granoblastik, bentuk mineral
euhedral – subhedral, struktur non foliasi (schistose), dan
komposisi mineral terdiri dari kalsit (Travis,1955)

Kontak Metamorfisme
Satuan Slate terdiri dari slate

Slate : warna abu - abu dalam keadaan segar dan cokelat

ZONA SUBDUKSDI
Formasi Matano (Kml)
POST KAPUR ATAS

kemerahan dalam keadaan lapuk, tekstur lepidoblastik, bentuk


mineral euhedral – subhedral, struktur foliasi (slaty cleavage ),
Post Kapur Atas

Satuan Slate

± 1.212,5 m

dan komposisi mineral terdiri dari kalsit (Travis, 1955)


MESOZOIKUM

Kontak Struktur
Sa tuan P eridot it t erdiri da ri peri dot it da n peridoti t

LEMPENG SAMUDERA
terserpentinisasi
Kompleks Ultramafik (Ku)

Peridotit : warna segar hijau tua dan hijau kehitaman dalam


KAPUR BAWAH

Satuan Peridotit

keadaan lapuk, tekstur kristanilitas holokristalin, granularitas


Kapur Bawah

faneritik, bentuk mineral euhedral – s ubhedral, relas i


equigranular, struktur masif , dan komposisi mineral terdiri dari
????

piroksin dan olivin (Fenton, 1940)

Peridotit terserpentinisasi : warna segar hijau tua, hijau


ke cokela tan dalam keadaan lapuk, tekstur kristanilitas
holokristalin, granularitas faneritik, bentuk mineral subhedral –
anhedral, relasi equigranular, struktur masif , dan komposisi
mineral terdiri dari serpentin, piroksin dan olivin(Fenton, 1940).

Anda mungkin juga menyukai