Pintu atas panggul atau (superior strait) di belakang dibatasi oleh promontorium
dan kedua alae os sacrum, disamping oleh linea teminalis dan di depan oleh ramus
os pubis dan simfisis pubis. Bentuk pintu atas panggul yang khas adalah hampir
bulat. Cadwell dan kawan-kawan (1934) secara ongenologik menemukan pintu
atas panggul yang hampir bulat atau “ginekoid” pada 50% wanita kulit putih.
Biasanya diuraikan 4 ukuran pinu atas panggul, yaitu : diameter anteroposterior,
diameter transversa, dan dua diameter obliqua. Diameter anteroposterior yang
secara obstetrik penting adalah jarak terpendek antara promontorium dan simfisis,
dan dinamakan konjugata obstetrika. Konjugata obstetrika panjangnya 10 cm atau
lebih, tetapi pada panggul abnormal dapat lebih pendek.
Pintu bawah panggul tidak merupakan satu bidang, tetapi terdiri atas 2 buah
bidang berbentuk segitiga dengan dasar yang sama, yaitu garis yang
menghubungkan kedua tuber ossis iskhii. Bidang segitiga yang belakang dengan
puncak pada ujung os sacrum dan ligamentum sacrum tuberosum sebagai kedua
Sisi, sedangkan bidang segitiga yang depan merupakan daerah di bawah arcus
pubis. Biasanya digunakan 3 ukuran pintu bawah panggul, yaitu; diameter antero
posterior = diukur dari tepi bawah simfisis pubis sampai ujung sakrum (11,5 cm).
Diameter transversa = ialah jarak antara kedua tuber ossis iskhii kanan dan kiri
(10 cm). Diameter sagitalis posterior diukur dari ujung OS sacrum sampai
pertengahan diameter transversa (7,5 cm).
Panggul tengah setinggi spina iskhiadika (bidang tengah, atau bidang dengan
ukuran panggul tersempit), sangat penting pada persalinan macet, terutama setelah
kepala mengalami penurunan hingga (engagement). Diameter inter spinosum
sepanjang 10 cm atau lebih sedikit, merupakan diameter terkecil dalam panggul.
Diameter anteroposterior yang terkecil, setinggi spina iskhiadika, normal adalah
11,5 cm atau lebih. Diameter sagitalis posterior antara ujung os sakrum sampai
pertengahan diameter interspinosum sekurang-kurangnya adalah 45 cm.
d. Inklinasi panggul
Posisi normal panggul pada wanita yang berdiri tegak, dapat dibayangkan dengan
memegang panggul sedemikian rupa sehingga insisura acetabulum menghadap
langsung ke bawah. Hasil yang sama didapatkan bila spina anterior superior os
ilium dan tuberculum pubicum diletakkan di suatu bidang vertikal.
e. Sendi panggul
Tulang panggul di depan dihubungkan oleh simfisis pubis yang terdiri dari
"fibrokartilago" dan ligamentum pubicum superior dan inferior; yang terakhir
sering disebut sebagai ligamentum arcuatum. Simfisis pubis mempunyai mobilitas
tertentu yang meningkat dengan makin tuanya umur kehamilan, lebih-lebih pada
multipara, gravida. Hal ini didemonstrasikan oleh Budin (1897) yang mengatakan
bahwa bila satu jari dimasukkan dalam vagina pada seorang hamil dan wanita tadi
disuruh berjalan-jalan pada tiap langkah ujung-ujung os pubis dapat dirasakan
bergerak ke atas dan ke bawah. Artikulus antara hukum dan os koksa (sendi sakro
iliaka) juga mempunyai mobilitas tertentu.
Relaksasi dari sendi sendi panggul waktu hamil mungkin disebabkan oleh
pengaruh perubahan hormon.
Karena adanya relaksasi dari sendi-sendi panggul waktu hamil, dahulu diduga
bahwa dengan meletakkan ibu dalam hiperekstensi yang ekstrem (menidurkan)
dapat menambah konjugata obstetrika. Untuk mencapai tujuan ini, ibu
ditempatkan dalam posisi terlentang dengan bokong sedikit melewati tepi tempat
persalinan dengan kedua tungkai digantungkan ke bawah, yang disebut posisi
secara Walcher. Dari hasil pemeriksaan secara rontgenologik , Young (1940)
Brill dan Danielius (1941) mendapatkan bahwa tak ada penambahan ukuran
panggul yang berarti pada posisi menurut Walcher. jadi posisi tersebut, selain tak
berguna juga sangat tidak menyenangkan untuk ibu.