OLEH :
KELOMPOK UNGGAS
ANGGOTA- ANGGOTA
AGROTEKNOLOGI - PERTANIAN
Manusia untuk bertahan hidup memerlukan makhluk hidup lain yaitu tumbuhan dan
hewan. Banyak sekali tumbuhan bagi manusia baik sebagai bahan pangan, kesehatan, atau
lainnya. Begitu juga dengan hewan, keduanya memiliki kedudukan yang sama penting untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Keberadaan hewan dibumi banyak memberikan manfaat dan
keuntungan bagi kehidupan manusia. Dibawah ini adalah ulasan mengenai manfaat hewan
bagi manusia. Hewan bermanfaat sebagai sumber bahan makanan, sumber obat-obatan dan
sebagai sumber pupuk bagai tanaman. Keseimbangan dalam mendukung suatu ekosistem
sangatlah penting. Gangguan terhadap salah satu unsure ekosistem dapat mengganggu unsur
ekosistem yang lain. Oleh karena itu penting untuk menjaga dan memahami tentang unsur-
unsur ekosistem agar mampu menjaga dan memeliharanya dengan sebaik-baiknya,
1.2 Tujuan
Kunjungan ini bertujuan mengenal aneka Satwa yang ada di Kebun Binatang Ragunan dalam
aspek asal-usulnya, jenis makanannya dan cara berkembangbiak
1. Mahasiswa mempersiapkan camera untuk merekam atau mempotret aktifitas satwa di Kebun
Binatang Ragunan
2. Mencatat sumber pakan satwa yang diamati, siklus hidupnya dan cara perkembangbiakannya
3. Mencatat manfaat hewan bagi kehidupan manusia
4. Setelah semua satwa yang ditugaskan untuk dicatat lalu dibuatlah laporannya.
BAB 2
LANDASAN TEORI
* 1864 * 1949
Setelah Indonesia Merdeka, pada tahun 1949 namanya di ubah menjadi Kebun
Binatang Cikini. Dengan perkembangan Jakarta, Cikini menjadi tidak cocok lagi untuk
peragaan satwa. Pada tahun 1964. Pada masa Gubernur DCI Jakarta Dr. Soemarno dibentuk
Badan Persiapan Pelaksanaan Pembangunan Kebun Binatang untuk memindahkan dari Jl.
Cikini Raya no 73 Ke Pasar Minggu Jakarta Selatan yang diketuai oleh Drh. T.H.E.W.
Umboh. , Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 ha di Ragunan , Pasar
Minggu. Jaraknya kira-kira 20 Km dari pusat kota. Kepindahan dari Kebun Binatang Cikini
ke Ragunan membawa lebih dari 450 ekor satwa yang merupakan sisa koleksi terakhir dari
Kebun Binatang Cikini.
Kebun Binatang Ragunan dibuka secara resmi pada 22 Juni 1966 oleh Gubernur DKI
( Daerah Khusus Ibukota ) Jakarta Mayor Jenderal Ali Sadikin dengan nama Taman
Margasatwa Ragunan.
Pada tahun 1974 Taman Margasatwa Ragunan dipimpin oleh Benjamin Galstaun
direktur pertama waktu itu.
Pada tahun 1983 berubah namanya menjadi Badan Pengelola Kebun Binatang
Ragunan. Pada tahun 2001 berubah lagi menjadi Kantor Taman Margasatwa Ragunan
Tahun 2009 berubah menjadi UPT ( Unit Pelayanan Teknis ) Taman Margasatwa
Ragunan. Pada tahun 2010 namanya berubah menjadi BLUD ( Badan Layanan Umum
Daerah ) Taman Margasatwa Ragunan. Saat ini luas Taman Margasatwa Ragunan mencapai
147 Hektar dengan koleksi satwa 2101 ekor satwa dari 220 spesies.
Pada Tahun 2015 BLUD Taman Margasatwa Ragunan berubah namanya menjadi
Kantor Pengelola Taman Margasatwa Ragunan sesuai dengan Perda Nomor 12 Tahun 2014
tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Taman Margasatwa Ragunan. Sebuah taman seluas 147 hektar dan berpenghuni lebih
dari 2.009 ekor satwa serta ditumbuhi lebih dari 20.000 pohon membuat suasana
lingkungannya sejuk dan nyaman. Lahannnya tertata dan terbangun serta sebagian lagi masih
dikembangkan menuju suatu kebun binatang yang modern sebagai identitas kota Jakarta.
Berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan berarti memasuki sebuah hutan tropis
mini, di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati yang memiliki nilai konservasi tinggi dan
menyimpan harapan untuk masa depan.
Sebuah kebun binatang modern menampilkan suatu system ekologi yang lengkap
yang bias menjadi satu sumber ilmu pengetahuan yang akan mengawali langkah pelestarian
kehidupan alam liar. Singkatnya, kebuna binatang adalah “Kapal Nuh” kita dalam
menghadapi bencana dan kerusakan alam yang akhir-akhir ini sering terjadi. Bila nanti sudah
tidak ada lagi hutan di bumi ini, paling tidak masih ada contoh-contoh makhluk yang
menakjubkan ini di kebun binatang, entah itu telah berwujud satwa ataupun masih berbentuk
embrio, sel atau DNA.
A. Memanajemen kebun binatang
Penjualan tiket
Informasi :
Rp. 30,000
Kartu Jakcard bisa
dibeli di semua loket
Taman Margasatwa
Ragunan
Topup Saldo minimum
Rp. 10,000 ( Maksimal
Saldo Kartu Rp. Harga Rp. 65,000 dengan Saldo Rp. Rp. 60,000
1,000,000 ) 50,000
Topup bisa dilakukan ( Rincian Harga Kartu Rp. 10,000 dan
di semua Loket Taman saldo di kartu Rp. 50,000 )
Margasatwa Ragunan,
Halte Busway
Kartu Jakcard bisa
digunakan di Taman
Margasatwa Ragunan,
Monumen Nasional,
Museum Kota Tua dan
Transjakarta.
Kebersihan
Proses kebersihan Kebun Binatang Ragunan dilakukan secara berkala tiap hari, dimulai
dari membersihkan jalanan yang dilalui pengunjung hingga kandang tempat satwa
berada selalu diperhatikan kebersihannya agar pengunjung serta satwa merasa nyaman.
Pemberian Makanan
Jadwal makan satwa yang besar
- 2:30 PM – 2:45 PM - 12:00 PM – 12:30 PM
Waktu makan siang Gajah Sumatera Jadwal makan siang Gorilla
- 3:00 PM – 3:15 PM - 3:00 PM – 3:15 PM
Jadwal makan sore Gajah Sumatera Jadwal makan sore Komodo
pemberian makan hewn lain sesuai jadwal yang telah ditentukannya
* Manajemen lain yaitu kebersihan dan makanan bisa dibaca di beberapa halaman berikut
disetiap kelompok
LOKASI GEOGRAFIS
Taman Margasatwa Ragunan di daerah Pasar Minggu, sekitar 20 km dari pusat kota
Jakarta, Ia berada di ketinggian 50 m di atas permukaan laut dengan curah hujan 2300 mm,
suhu 27 ° C dan kelembapan 60 %. Taman Margasatwa Ragunan berdiri di atas tanah latosol
merah seluas 147 hektar.
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara terbesar yang memiliki
keanekaragaman flora dan fauna. Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi
karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi
ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi
Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi
oleh fauna Australia. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang
beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang.
Klasifikasi
Kelas : Unggas (Aves)
Bangsa : Palecaniformes
Suku : Palecanidae
Marga : Peleanus
Jenis : Pelecanus Conspicillatus
Deskripsi
Burung air yang memiliki kantung dibawah paruhnya, panjang tubuh 106 cm dan
lebar bentangan sayap maksimum 1,83 m. Bulunya didominasi warna putih, sayap
berwarna hitam dan kertas paruh merah muda. Burung perenang yang baik, dengan
kaki mereka yang pendek dan kuat serta berselaput.Burung pelican ini berperan
sebagai objek wisata dan sebagai ekosistem sehari-hari.
Perilaku :
Burung ini merupakan burung yang hidup berkelompok, jumlah kelompok 50 ekor
sampai ribuan. Mempunyai kebiasaan migrasi dari benua satu ke benua lainnya.
Selain itu juga mempunyai kemampuan renang yang baik. Menangkap ikan dengan
cara menyendokkan paruh bawah pada mangsanya lalu memuntahkan airnya dengan
menahan mangsa tetap di dalam paruh.
Habitat :
Danau, waduk, rawa.
Perkembangbiakan : Berbiak sampai usia 2-3 tahun. Telurnya berwarna putih
berkapur.Masa inkubasinya selama 32-35 hari.
Makanan : Ikan. Amfibi, Krustasea
Klasifikasi
Kelas : Unggas (Aves)
Bangsa : Cikoniformis
Suku : Cikonidae
Marga : Leptoptilos
Jenis : Leptoptilos javanicus
Deskripsi : Bangau besar dengan posisi tegak, memiliki panjang 87-93 cm, beratnya
dari 4-5,71 kg, tinggi sekitar 110-120 cm. Tubuh dan sayap berwarna hitam, perut
berwarna putih.
Habitat : Hutan mangrove, danau, lahan basah/lumpur
Perkembangbiakan
Musim kawin terjadi sekitar februari-mei di India Selatan, dan november- januari di
India Utara.Hewan ini Bertelur sebanyak 3-4 butir.Betina mengerami telur sekitar 28-
30 hari.
Makanan : Burung ini memakan hewan - hewan air kecil seperti ikan, katak, reptil,
dan hewan tak bertulang belakang seperti udang, kerang, dan siput. Hewan ini juga
pernah ditemukan sedang memakan bangkai, meskipun itu sangat jarang terjadi
Peranananya dalam pertanian adalah membantu petani membasmi hama. Seperti
belalang yang memakan daun padi.
Perilaku : Bangau Tongtong juga merupakan jenis burung yang soliter. Jadi, burung
ini lebih suka untuk menyendiri jika dibandingkan berkumpul di dalam kelompok.
Walaupun pada saat musim kawin hewan ini tampak bergerombol membentuk satu
kelompok kecil. Musim kawin pada umumnya akan bersamaan yang ada di awal
musim kering. Sedangkan untuk waktunya bervariasi sesuai dengan daerah yang di
diami oleh bangau ini. Sarangnya dibangun di atas pohon yang dekat dengan daerah
yang basah. Bahan baku sarangnya biasanya terdiri atas ranting – ranting kecil dan
ilalang yang disusun sehingga berbentuk seperti mangkuk yang tebal.
Klasifikasi
Kelas : Unggas (Aves)
Bangsa : Falconiformes
Suku : Falconidae
Marga : Haliaeetus
Jenis : Haliaeetus Leucogaster
Deskripsi
Mempunyai panjang tubuh mencapai 65-85 cm, rentang sayap 170-220 cm dengan
berat tubuh burung jantan 1,8 – 2,9 kg dan betina 2,5 – 3,9 kg. Bagian atas berwarna
abu-abu kebiruan, sedangkan bagian bawah, kepala dan leher berwarna putih.Iris
coklat.Kuku, paruh dan sera berwarna abu-abu.Tungkai tanpa bulu dan kaki berwarna
abu-abu.Saat terbang, ekornya yang pendek tampak berbentuk baji dan sayapnya
terangangkat ke atas membentuk huruf "V".
Perilaku :
Burung ini aktif saat siang hari (diurnal), saat mencari makan lebih sering terlihat
terbang tinggi di daerah pantai.Cakarnya yang kuat memudahkannya untuk
mencengkeram mangsa dan membawanya terbang, meskipun ukurannya cukup besar.
Reproduksi :
Musim kawin terjadi sekitar Januari-Agustus.Kebanyakan bertelur 1-2 butir, dengan
masa pengeraman 40-45 hari.Telur-telur diletakkan di sarang yang sangat besar dan
lebar.Sarang tersebut dibuat di tebing-tebing tinggi atau di ranting ujung pohon.
Makanan :
Hewan ini memakan berbagai jenis ikan laut, rawa atau sungai yang bermuara di
laut.Burung ini juga memakan berbagai jenis burung, reptile, dan mamalia.
Habitat :
Burung ini ditemukan di daerah pesisir, sering terlihat terbang di atas
perairan.Penyebarannya India, Asia Tenggara, Filipina, Indonesia dan tersebar luas di
Australia
Klasifikasi :
Kelas : Unggas (Aves)
Bangsa : Struthioniformes
Suku : Struthionidae
Marga : Struthio
Jenis : Struthio Camelus
Deskripsi :
Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang
diselubungi bulu.paruhnya tidak bergigi dan lancip. Burung ini dicirikan dengan leher
dan kaki yang panjang hingga 250 cm dan dapat berlari hingga kecepatan 70 km per
jam. Burung unta terkenal dengan bersarang secara sosial, di mana beberapa ekor
burung betina akan bertelur dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu
siang dan jantan pada waktu malam. Telur burung unta adalah telur terbesar dari
semua jenis burung dan merupakan satu-satunya burung yang memiliki dua jari kaki.
Perilaku :
Burung yang aktif di siang hari dan merupakan binatang yang memiliki hubungan
social yang tinggi, mereka sering berkelana dalam kelompok.Terkadang ada yang
berkelompok hanya terdiri dari 3 atau 4 ekor.Tetapi kebanyakan mereka berkelana
dalam jumlah yang besar.Berkisar antara 50 ekor atau lebih.
Perkembangbiakan :
Siap bertelur pada usia 3-4 tahun. Bersifat poligami dan musim kawin terjadi pada
saat musim hujan dan bertelur sebanyak 20 butir.
Makanan : Dedaunan, biji-bijian, akar, semak dan buah
Habitat : Savanna dan gurun di Afrika
Peranan dalam pertanian : sebagai sumber makanan dan pupuk
5. Julang Emas (Aceros Undulatus)
WREATED HORNBILL
Reproduksi :
Musim kawin berlangsung pada bulan Juli dan Agustus, sarang dibuat di atas tanah di
tengah-tengah semak belukar atau di atas pohon. Jumlah telur biasanya 3-5 butir, yang
akan dierami selama 28 hari sehingga telur-telur akan menetas pada bulan September
dan Oktober saat musim penghujan tiba.
Pakan :
Jenis-jenis pakan yaitu: biji-bijian, buah-buahan, kecambah, sayur, cacing, insekta,
amphibia dan kadang juga reptilia.
Habitat : Hidup di lahan terbuka, semak belukar dan terdapat pohon-pohon berukuran
tinggi yang lebat, dekat sumber air seperti danau atau sungai. Tersebar di Indonesia.
Perannya dalam pertanian: kotoran yang dihasilkan pada burung merak ini bisa
digunakan sebagai pupuk kompos seperti halnya pada kotoran hewan lain.
Klasifikasi
Kelas : Unggas (Aves)
Bangsa : Galliformes
Suku : Phasianidae
Marga : Symaticus
Jenis : Synaticus reevesii
Deskripsi
Ukuran panjang jantan 210 cm, berat 1,529 g. Jantan berbulu cerah dengan berbulu
putih keemasan dan merah bersisik, kaki abu-abu, iris coklat, dan kulit merah
telanjang di sekitar mata. Kepala berwarna putih dengan pita sempit hitam di
matanya. Jantan memiliki ekor putih keperakkan yang sangat panjang.
Habitat
Hutan primer, hutan sekunder, padang rumput.
Perkembangbiakan
Betina bertelur 7-14 telur pada bulan April atau Mei, masa inkubasi 24-25 hari.
Makanan
Biji-bijian, pucuk rumput, pucuk daun, serangga.
Perannya dalam pertanian : kotoran yang dihasilkan pada burung merak ini bisa
digunakan sebagai pupuk kompos seperti halnya pada kotoran hewan lain.
8. Ayam Kalkun, Maleagris gallopavo
Klasifikasi :
Kerajaan :Animalia
Filum :Chordata
Kelas :Unggas(Aves)
Ordo :Galliformes
Famili : Phasianidae
Deskripsi
Memiliki jengger tipis kecil dan lemas berwarna hitam kusam.Terdapat pial yang
berwarna hitam kusam dan berukuran kecil. Ketika mereka berdiri tegak berkesar
sedikit datar, mereka akan terlihat memiliki tambun yang beratnya sekitar 1,5 kg.
Pada bulu ekornya akan menyempit pada ujungnya. Terdapat rongga pada antara
sayap dan badannya.
Perilaku : Ayam kalkun memiliki karakter yang tenang dan tidak banyak tingkah
ketika mereka di lepas, namun mereka akan menjadi liar ketika mereka di kurung,
apalagi di kurung pada tempat yang sempit.
Klasifikasi
Kelas : Unggas (Aves)
Bangsa : Anseriformes
Suku : Anatidae
Marga : Aix
Jenis :Aixgalericulata
Deskripsi : Bebek berukuran sedang yang memiliki panjang 41-49 cm dan bentang
sayap 65-75 cm. Pada jantan paruh berwarna merah dan pola bulan berwarna putih di
matanya, dadanya berwarna ungu dengan dua garis putih di bawahnya. Pada betina
cincin mata berwarna putih.
Perilaku : Belibis Mandarin memiliki karakter yang tenang dan tidak banyak tingkah,
didarat mereka hanya membersihkan diri dan istirahat, sedangkan diair mereka
berenang, makan, dan bermain
Reproduksi : Belibis Mandarin bertelur hingga 9 butir, masa bertelur bulan April-Mei
dan bersarag pada rongga pohon.
Pakan :Biji-bijian, dan berbagai macam serangga keil.
Habitat : Sekitar danau, rawa dan padang rumput
Perannya dalam petanian : kotoran yang dihasilkan pada ayam ini bisa digunakan
sebagai pupuk kompos seperti halnya pada kotoran hewan lain.
Karena ayam termasuk unggas peliharaan populer dan murah, muncul berbagai istilah
teknis akibat kegiatan penangkaran dan peternakan ayam.
Berdasarkan fungsi
Istilah ayam sayur dipakai untuk ayam kampung atau ayam aduan yang selalu kalah, dan
tidak diseleksi khusus sebagai ayam pedaging.
Berdasarkan ras
Di Indonesia dikenal istilah ayam ras dan ayam bukan ras (buras, atau kampung). Dalam
pengertian "ayam ras" menurut istilah itu yang dimaksud sebenarnya adalah ras yang
dikembangkan untuk usaha komersial massal, seperti Leghorn ("lehor"). Ke dalam kelompok
ayam buras terdapat pula ras lokal ayam yang khas namun tidak dikembangkan untuk usaha
komersial massal. Ayam-ayam ras lokal demikian sekarang mulai dikembangkan
(dimurnikan) sebagai ayam sabung, ayam timangan (pet), atau untuk acara ritual. Berikut ini
adalah ras lokal ayam di Nusantara yang telah dikembangkan untuk sifat/penampilan tertentu:
ayam pelung, ras lokal dan unggul dari Priangan (Kabupaten Cianjur) yang memiliki
kokokan yang khas (panjang dan bernada unik), termasuk ayam hias;
ayam kedu (termasuk ayam cemani), ras lokal dan mulia dari daerah Kedu dengan ciri
khas warna hitam legam hingga moncong dan dagingnya, termasuk ayam pedaging dan
ayam hias;
ayam nunukan, ras lokal dan mulia dari Nunukan, Kaltim, dengan bentuk badan tegap
dan ukuran besar, keturunan ayam aduan, termasuk ayam pedaging dan hias;
ayam poland, ras local dan unik dari polandia dengan jambul Eropa yang dikenal karena
lambang bulu yang luar biasa
ayam brahma, ras local dari amerika serikat dengan memiliki ciri khas postur tubuhnya
yang tinggi dan besar, termasuk ayam hias, ayam petelur dan ayam pedaging.
Terdapat pula beberapa istilah untuk menyebut penampilan fenotipe khas tertentu namun sifat
itu tidak selalu eksklusif milik ras tertentu, seperti
ayam walik (frizzle), ayam dengan bulu yang tidak menutupi badan tetapi tegak berdiri;
ayam bali, ayam dengan leher tidak berbulu dan jambul di kepalanya, sekarang mulai
dibiakmurnikan;
ayam katai (bantam), istilah umum untuk ayam dengan ukuran kecil (proporsi panjang
kaki dengan ukuran badan lebih kecil daripada ayam "normal"), terdapat berbagai ras
lokal dan ras murni seleksi yang masuk kategori ini;
ayam ketawa, ayam (jantan) seleksi dengan suara kokok terputus-putus seperti orang
tertawa, diduga pertama kali sengaja diseleksi di Sulawesi Selatan, tetapi sekarang telah
tersebar di berbagai tempat.
Makanan
- Ayam kapas : biji-bijian, dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil
seperti laba-laba, cacing dan kadal kecil.
- Ayam Poland : kacang – kacangan, beras merah, konsentrat, dan gabah.
- Ayam Brahma : Voer/BR, Dedak., Bekatul, Jagung giling, Beras Merah, Kacang –
kacangan
Perkembangbiakan
- Ayam Poland : Ayam Poland merupakan ayam yang cukup pandai bertelur, ayam ini
bisa menghasilkan telur sebanyak 10-20 butir. Jika Anda ingin memelihara ayam
poland untuk menghasilkan anakan yang banyak, bisa dengan menetaskan telur ayam
poland dengan mesin penetas. Sehingga indukan Ayam Poland bisa dipersiapkan
untuk dikawinkan kembali setelah 1 minggu. Telur ayam bisa menetas dalam kurun
waktu 21 hari
- Ayam Kapas : Telur ayam kapas berwarna krem dan berukuran kecil. Ayam ini
dapat menghasilkan 200 butir telur pertahun.
- Ayam Brahma : Ayam brahma akan memasuki usia perkawinan pada saat usianya
menginjak 8 bulan dan ayam brahma akan bertelur pada usia 8 bulan. Selain itu
kelebihan jenis ayam brahma pada produktifitasnya yang cukup tinggi sehingga
produktifitasnya mampu menghasilkan 15-18 butir telur dalam satu periode tertentu.
Namun tidak menutup kemungkinan jika telur ayam brahma dimasukkan dalam
mesin penetas, produktifitas telur ayam brahma akan lebih tinggi dan mampu
menghasilkan bisa mencapai 40-60 butir telur padasatu kali periode tertentu.
Peranan Ayam dalam pertanian : pemanfaatan pupuk atau kotoran ayam sangat efektif
bagi tanaman.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa begitu banyak satwa-satwa
yang ada di Indonesia tetapi kami hanya dapat meneliti yang ada di Taman Marga
Satwa Ragunan ini. Satwa-satwa disana dikelompokkan dari berbagai jenis. Kami
yang ditugaskan untuk meneliti satwa unggas dapat mengetahui satwa unggas dari
klasifikasi setiap satwanya, deskripsi mengenai satwanya,perilaku, pakan, habitat,
perkembangbiakannya serta dapat mengetahui peranannya dalam pertanian.
B. SARAN
Menurut kami sebaiknya jika datang berkunjung lagi harus berencana membawa
makanan seolah-olah kita berpiknik.