Batu Menangis
Batu Menangis
Indah :" apaaa? Beli dipasar?? Coba deh liat bajunya pasti jelek dan kualitas nya pun ga Bagus".
Ainun :"bersyukur dee disitu juga ada gaun yang bagus-bagus" (sambil nunjuk k toko baju)
Akhirnya si ibu yang lelah dengan ocehan anaknya langsung pergi memilih gaun tang ada di toko baju
tersebut.
Indah :"diam kau udik, ga usah ikut campur. Bilang saja kau iri denganku!"
Tiba-tiba ada seorang pemuda tampan yang baru keluar dari pasar....
Hafidz :"saya haifidz... Dan siapa dua perempuan yang berada dibelakangmu wahai wanita cantik? "
Ibu dan Ainun yang mendengar perkataan Indah dengan pemuda itu menjadi sedih..
Ainun :" astaghfirullah Indah, kami ini kakak dana ibumu, teganya kamu bilang sepeti itu" (dengan wajah
kecewa kecewa dan sedih)
Hafidz :"apa benar ia saudaramu? Lalu kenapa kau tidak mengakuinya? "
Indah :" hahaha bukan mereka itu cuma mengada-ada. Mungkin karena aku mempunyai wajah yang
cantik jadi mereka mengaku-aku saudara".
Hafidz :" oh ya sudah kalau begitu, lain kali semoga kita bisa bertemu lagi"...
Ibubyang sudah memohon akan ucapan anaknya yang keterlaluan sudah tidak sanggup lagi hingga ia
berdoa kepada sang pencipta
Ibu :"ya tuhanku sungguh aku tidak tahan lagi dengan ucapan dan sifat anakku. Maafkan aku yang tidak
bisa mendidik sehingga ia menjadi anak yang durhaka. Hukumlah ia ya tuhaan.... "
Tiba-tiba langit menjadi mendung dan gelap...
Petir mulai menyambar eab hujanpun turun perlahan-lahan, kemudian tubuhnya merubah menjadi batu
perlahan-lahan... Gadis itu menangis dan memohon kepada ibunya
Indah :"ibu tolong aku... Apa yang terjadi denganku.. Maafkan aku ibuu maafkan aku saudarakuu.... Aku
janji aku akan jadi anak yang baik dan patuh kepada ibu... Aku mohon ampuun ibuu.. Tolong akuuu... "
Gadis itu terus menangis dan memohon ampun kepada ibunya. Tapi semuanya sudah terlambat, tubuh
gadis durhaka itu perlahan-lahan menjadi batu. Dan ia hanya bisa menangis menyesali perbuatannya.
Sebelum semuanya menjadi batu, sang ibu masih bisa melihat air matanya yang keluar..
Kakanya yang berada disana juga menyaksikan peristiwa tersebut. Meskipun seluruh tubuhnya sudah
berubah menjadi batu tapi mereka masih bisa melihat ada air mata yang keluar dari batu tersebut
seperti orang yang sedang menangis. Oleh karena itu masyarat menyebutnya dengan batu menangis..